Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Nagoya, Jepang: Latihan Bersama dan Pawai Mengungkap Penganiayaan di Tiongkok

26 Sep. 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Jepang

(Minghui.org) Praktisi di Aichi Prefektur berkumpul di ibu kota Nagoya pada tanggal 17 September untuk latihan bersama di Taman Sakae, diikuti dengan pawai di distrik Sakae. Saat itu adalah hari yang hangat dan suhu 33 derajat Celsius (91 derajat Fahrenheit) memecahkan rekor selama 60 tahun. Banyak orang tertarik dengan latihan damai yang dilakukan praktisi dan mengetahui tentang penindasan yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Praktisi melakukan latihan Falun Dafa di Taman Sakae di Nagoya pada tanggal 17 September 2023.

Seorang petugas polisi yang sebelumnya berbicara dengan praktisi dan mengetahui tentang penganiayaan membawa botol besar berisi teh dingin dan minuman lainnya ke tempat latihan. Ia mengatakan hari panas dan mengingatkan praktisi agar tidak terkena sengatan panas.

Dengan penduduk 2,3 juta jiwa, Nagoya merupakan salah satu kota terbesar di Jepang. Pawai dimulai di Taman Sakae dan melewati Jalan Otsu-dori, distrik perbelanjaan Osu, dan Taman Hisaya-odori. Banyak penduduk setempat dan wisatawan berhenti untuk menonton dan mengatakan mereka terkesan. Mereka berterima kasih kepada praktisi atas informasinya dan menyemangati praktisi untuk terus berupaya.

Praktisi Falun Dafa melakukan pawai di Nagoya untuk memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan di Tiongkok.

Menghentikan Penganiayaan

Miyahara datang ke Nagoya untuk menonton pertandingan bisbol dan bertemu praktisi di Taman Sakae. Ia mengatakan penganiayaan itu tidak benar dan pengambilan organ paksa yang dilakukan oleh PKT harus diakhiri.

Hayato, yang bekerja di Nagoya, mengatakan ia sedih mendengar praktisi Falun Dafa dianiaya karena keyakinannya. Ia mendorong untuk tidak menyerah dan teruskan mohon hak untuk berlatih.

Nakajima berterima kasih kepada praktisi karena memberi tahu Falun Dafa.

Nanguchi dan istrinya Kyoko.

Nanguchi dan istrinya Kyoko datang ke Nagoya untuk makan. Kyoko mengatakan semua orang datang ke dunia ini dengan suatu tujuan. Dia mengatakan para praktisi harus mempertahankan kebebasan untuk menjalankan keyakinannya.

Uno (kiri) menandatangani petisi untuk mendukung praktisi.

Uno datang ke Nagoya untuk berbelanja dan berterima kasih kepada praktisi karena telah hadir di sana dan memberi tahu masyarakat tentang Falun Dafa. Ia juga menandatangani petisi untuk menghentikan kekejaman di Tiongkok.

Orang-orang Mengecam PKT karena Menganiaya Falun Dafa

Simon Harveston (kanan) mempelajari informasi tentang Falun Dafa.

Simon Harveston dari Australia mengunjungi Nagoya dan berbicara dengan praktisi. Ia terkejut mendengar betapa kejamnya praktisi dianiaya karena melakukan meditasi. Ia mengatakan ia tidak melihat harapan bagi PKT.

Traco Fin Aung (kanan) dan temannya berasal dari Myanmar.

Traco Fin Aung dari Myanmar berterima kasih kepada praktisi dan ia mengatakan Falun Dafa dan prinsip Sejati-Baik-Sabar penting bagi dunia ini.

Hasrfi menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Hasrfi dari Indonesia mengatakan ia sangat menyukai pawai praktisi. Ia juga menandatangani petisi dan berharap penganiayaan di Tiongkok segera berakhir.

Seorang pria dari Selandia Baru (kanan) tertarik mengetahui Falun Dafa.

Seorang pengendara sepeda dari Selandia Baru menerima brosur dalam bahasa Inggris dari seorang praktisi dan mulai membacanya. Terkesan dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar dan manfaat kesehatan dari latihan ini, ia berkata akan mempelajari Falun Dafa.

Sebuah hidup baru

Hoang Thi Hien (kiri) dan Tran Qwynhanh (kanan)

Hoang Thi Hien dari Vietnam mengatakan dia mulai berlatih Falun Dafa satu tahun yang lalu ketika temannya menyarankan dia agar mencoba. Dia berkata bahwa berlatih Falun Dafa meningkatkan kesehatannya dan menjadikannya orang yang lebih baik. Dia berkata: “Ketika Xinxing saya meningkat, pandangan saya terhadap hidup menjadi positif sehingga tekanan saya berkurang. Falun Dafa sungguh bagus.”

Tran Qwynhanh mengatakan dia mulai berlatih pada tahun 2010 setelah kakak laki-lakinya memberi tahu dia tentang Falun Dafa. Dia berkata: “Peningkatan pikiran dan tubuh saya sangat besar. Saya berharap semua orang dapat berlatih Falun Dafa dan mendapatkan manfaat seperti saya.”

Praktisi Vietnam lainnya, Nguyen Thithro, mengatakan dia lima tahun lalu didiagnosis menderita penyakit ginjal dan harus pergi ke rumah sakit setiap bulan. Dokter mengatakan bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan. Seorang praktisi memberi tahu dia tentang Falun Dafa dua setengah tahun lalu, dan dia mulai berlatih. Dia berkata: “Penyakit ginjal saya dan penyakit lainnya teratasi dalam waktu enam minggu setelah saya mulai berlatih. Saya tidak perlu lagi pergi ke rumah sakit. Falun Dafa memberi saya kehidupan baru.”