Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Obsesi dengan Aplikasi Ponsel Pintar Berujung pada Pelajaran yang Menyakitkan

1 Okt. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya terkejut ketika mendengar bahwa Dongmei berada di ICU karena pendarahan otak.

Kami berdua berlatih Falun Dafa, dan saya mengenalnya selama bertahun-tahun. Dongmei menderita beberapa masalah kesehatan yang tidak dapat disembuhkan, tetapi setelah dia mulai berlatih Falun Dafa, semua masalah itu hilang. Dia mampu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan membantu di ladang selama musim pertanian yang sibuk. Dia juga merawat ibu mertuanya yang berusia 90-an. Suami dan putranya merasa bahagia dan senang.

Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Falun Dafa pada Juli 1999, Dongmei diganggu, diinterogasi, dan ditahan karena menjunjung tinggi keyakinannya. Dia selalu menghadapi pihak berwenang tanpa rasa takut, dan tidak pernah goyah dalam keyakinannya.

Ketika saya mendengar dia dirawat di ICU, pikiran pertama saya adalah bahwa kekuatan lama sedang menganiaya dia dengan memanfaatkan celah dalam kultivasinya. Celah macam apa, saya tidak tahu, tetapi baru-baru ini saya merasakan sesuatu yang tidak biasa tentang dia.

Saya tinggal di dekat Dongmei. Setelah saya ditahan sewenang-wenang karena menolak melepaskan Falun Dafa, dia sering datang untuk berbagi pengalamannya dengan saya. Namun, kunjungannya menjadi lebih jarang dan jarak antarkunjungan menjadi lebih panjang. Setelah saya menonton film Once We Were Divine, saya sangat tersentuh sehingga saya memintanya untuk menontonnya bersama saya. Namun, dia tidak menanggapi hingga awal tahun baru.

Saya bingung dengan tanggapannya—sangat berbeda dari yang saya harapkan. Ketika saya bertanya kepadanya tentang penundaan itu, dia berkata bahwa dia sedang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Saya tahu itu hanya alasan, tetapi saya tidak mendesaknya. Meskipun demikian, saya mulai mengkhawatirkannya.

Ketika saya mendengar dia keluar dari rumah sakit enam minggu kemudian, saya mengunjunginya. Putranya harus membantunya duduk, menyeka tangan dan wajahnya dengan handuk, dan memberinya sarapan. Dia mengatakan dia dipindahkan dari rumah sakit kota ke rumah sakit provinsi dan harus menjalani perawatan darurat selama lebih dari 40 hari. Dia tidak dapat mengurus dirinya sendiri.

Dia tampak pucat, tidak dapat berbicara dengan jelas, dan tampak tertekan. Putranya bersikap dingin dan kasar kepada saya. Meskipun dia menyaksikan bagaimana Dongmei mendapatkan kembali kesehatannya dengan berlatih Falun Dafa, dia menentangnya berlatih setelah penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Saya memahami ketakutannya terhadap PKT dan saya berbicara dengan hati-hati.

Kecanduan Aplikasi Ponsel

Ketika putranya keluar, Dongmei menceritakan kejadiannya secara singkat. Dia berkata, "Saya salah. Selama lebih dari setahun, saya kecanduan Aplikasi Kwai di ponsel pintar saya. Saya jadi terobsesi dengan belanja daring, terus-menerus mencari barang yang lebih murah. Saya tidak belajar Fa, melakukan latihan, atau memancarkan pikiran lurus.

“Suatu hari ketika saya sedang memotong kubis, saya menjatuhkan satu kubis dan membungkuk untuk mengambilnya. Saya kehilangan rasa di sisi kiri tubuh dan saya pingsan. Untungnya, suami pulang dan memanggil ambulans. Saya dilarikan ke rumah sakit tepat pada waktunya. Dua puluh lima hari kemudian saya dipindahkan ke rumah sakit provinsi selama dua minggu. Saya tahu bahwa kondisi saya mencerminkan kultivasi saya, tetapi saya tidak tahu harus berbuat apa.”

Saya bertanya, “Apakah anda tidak mendapatkan pencerahan dari Guru selama ini?” Dia berkata, “Bagaimana mungkin saya tidak mendapatkan pencerahan! Setiap kali saya melihat ponsel saya dalam waktu lama, jantung saya berdetak sangat cepat sehingga rasanya seperti akan melompat keluar dari dada. Saya menyadari bahwa saya salah dan meletakkan ponsel saya. Setelah beberapa saat, gejalanya berkurang. Namun kemudian suara pembawa berita Kwai bergema di benak saya, dan saya teringat pada iklan produk yang lebih murah. Saya tidak dapat menahan diri untuk tidak mengangkat ponsel saya lagi. Saya merasa seperti pecandu narkoba.”

Sebelum saya dapat berbagi pemahaman saya berdasarkan Fa dengannya, suaminya kembali. Meskipun dia, seperti putranya, tidak mendukungnya berlatih Falun Dafa karena takut pada PKT, dia tetap menghormati saya dan sering mengatakan bahwa saya adalah orang baik. Karena dia memahami Falun Dafa, saya memutuskan untuk berbagi pengalaman saya seperti sebuah cerita.

“Suatu hari ketika saya ditahan, saya tiba-tiba mengalami serangan jantung parah disertai berbagai komplikasi, yang menyebabkan syok. Saya dibawa ke rumah sakit dan dirawat di ICU selama enam hari. Meskipun sudah berusaha, tidak ada perbaikan, dan dokter mengeluarkan dua pemberitahuan kondisi kritis kepada keluarga saya.

"Melihat bahwa nyawa dalam bahaya besar, pusat penahanan, yang ingin menghindari tanggung jawab, dengan tergesa-gesa mengatur pembebasan saya dengan jaminan saat saya masih di rumah sakit. Mereka segera menyerahkan saya, yang sakit parah, kepada keluarga saya.

“Sebagai praktisi Falun Dafa, saya percaya bahwa saya tidak benar-benar sakit. Di rumah, saya belajar Fa dan melakukan latihan dengan tekun. Tanpa bantuan medis apa pun, gejalanya berkurang dari hari ke hari dan menghilang dalam sepuluh hari.”

Sebelum saya sempat menyelesaikannya, putranya dengan tidak sabar menyela saya. Saya merasa bahwa lingkungan rumahnya saat ini mungkin tidak mendukung pemulihannya dan mengusulkan agar dia mempertimbangkan untuk tinggal bersama ibunya, yang juga telah berlatih Falun Dafa sebelum tahun 1999. Ibunya, meskipun berusia 90-an, masih sehat dan bersedia merawat putrinya. Dikelilingi oleh rekan-rekan praktisi, pikiran lurus Dongmei mungkin akan diperkuat, membantunya melewati masa sulit ini.

Situasi Berubah

Dongmei setuju dan pergi untuk tinggal bersama ibunya. Namun, keadaan tidak berjalan sesuai harapan. Setiap kali saya mengunjunginya, baik putranya maupun saudara laki-lakinya selalu ada di sana. Saya tidak sempat berbicara dengannya sendirian hingga kunjungan keempat, berkat bantuan Guru dan kerja sama ibunya. Kami membaca artikel Guru baru-baru ini. Dongmei menyadari keseriusan kultivasi dan melihat masalah kultivasinya. Dia menyadari kekuatan lama memanfaatkan celah kebocorannya untuk menganiaya.

Saya berbagi wawasan pribadi saya: “Siksaan itu diatur oleh kekuatan lama yang memanfaatkan celah kebocoran untuk menyerang tubuh fisik praktisi. Kita harus menyangkal pengaturan mereka dan memandang ini sebagai ilusi. Bagaimana? Guru memberi tahu kita bahwa kita dapat menerobosnya dengan belajar Fa, mencari ke dalam, menggali keterikatan yang terpendam dalam, dan melenyapkannya. Ketika kita memperbaiki diri, kita dapat mengubah hal-hal buruk menjadi baik, menghancurkan pengaturan kekuatan lama, dan menguatkan keajaiban dan supernatural dari Dafa

“Apa pun yang kita alami dalam kultivasi adalah baik, terlepas dari apakah itu tampak baik atau buruk. Misalnya, jika kita disesatkan oleh obsesi kita dan, katakanlah, kecanduan aplikasi ponsel pintar, kita harus menganggapnya sebagai panggilan untuk sadar dan menghentikan perilaku itu sepenuhnya. Begitu kita melakukannya, kita dapat kembali ke jalan yang benar. Ketika fisik anda tidak dalam kondisi yang baik, itu dapat menjadi kesempatan untuk melepaskan kebiasaan terus-menerus mengurus keluarga dan segala hal lainnya sepanjang waktu dan sebagai gantinya menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar Fa, melakukan latihan, memancarkan pikiran lurus, dan menyelamatkan lebih banyak orang.”

Saya menyemangati Dongmei agar tidak menyerah. Saya katakan kepadanya bahwa saya ingin dia menuliskan apa yang dialaminya dan mengirimkannya ke Minghui untuk mengingatkan lebih banyak rekan praktisi agar menghindari kesalahan serupa. Dia setuju.

Sebagai penutup, saya ingin berbagi ajaran Guru dari Sadarlah:

“Jalan dengan ribuan bahkan puluhan ribu kesulitan telah dilalui semua, jangan sampai jatuh tersandung di saat terakhir ini. Walaupun masih ada sebagian orang sesekali melakukan hal-hal bodoh, akan tetapi gelar pengikut Dafa semua Dewa pun mengaguminya.”