Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Saya Belajar Berkultivasi dengan Sungguh-sungguh Setelah Mulai Menghafal Zhuan Falun

13 Okt. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1996. Saya memutuskan untuk menghafal ajaran Fa setelah saya melihat praktisi lain melakukan hal ini. Namun, saya menyerah setelah menghafal bagian pertama Ceramah 1 dari Zhuan Falun, “Benar-benar Membawa Anda Menuju Tingkat Tinggi.” Saya hanya menghafal 7 halaman, dan merasa terlalu lambat, jadi saya kembali membaca Fa saja.

Setelah penganiayaan dimulai pada bulan Juli 1999, saya mencoba menghafal Fa sebanyak 6 kali. Saya berulang kali menyerah setelah menghafal kurang dari 25 halaman. Saya pernah berhasil menghafal lebih dari 30 halaman sebelum akhirnya menyerah. Saya tidak pernah berhasil menghafal Zhuan Falun dari awal sampai akhir.

Saya berusia 73 tahun pada tahun 2021. Kali ini, saya bertekad untuk menyelesaikan menghafal seluruh buku. Sebelumnya, saya menyalin seluruh buku dengan tangan, menulis setiap huruf dengan teliti, sebanyak dua kali pada tahun 2018 dan 2019. Kemajuan saya dalam kultivasi terlihat jelas. Dulu, saya melakukan segala sesuatunya dengan tergesa-gesa. Namun, dengan menyalin Fa dengan tangan, saya terbebas dari ketidaksabaran. Saya merasa jika saya menghafal seluruh buku, kemajuan saya akan lebih besar lagi.

Maka, pada tahun 2021, saya mulai menghafal Fa lagi. Kali ini lebih sulit. Bukan saja saya lambat, tetapi juga butuh waktu lebih lama. Namun, saya tidak menyerah. Sebelumnya saya berhenti karena saya merasa menghafal terlalu lambat, tetapi saat itu saya masih muda dan memiliki daya ingat yang lebih baik. Sayangnya, saya tidak menghargai masa-masa itu. Itu salah saya, jadi saya memutuskan untuk mencoba lagi ketika saya sudah lebih tua dan saya harus menanggung kesulitannya. Saya tahu satu-satunya cara untuk berhasil adalah dengan mengertakkan gigi dan terus maju.

Kali ini, saya menggunakan seluruh waktu luang saya untuk menghafal Fa. Saya membaca setiap kalimat berulang-ulang, meluangkan waktu untuk memahami maknanya sebelum mencoba menghafalnya. Setelah menghafal satu paragraf, saya beralih ke paragraf berikutnya. Jadi, saya butuh waktu 5 bulan untuk menghafal Zhuan Falun.

Pertama kali saya berhasil menghafal buku tersebut, saya dengan senang hati memberi tahu anggota keluarga saya yang juga seorang praktisi tentang kabar baik tersebut. Saya kemudian melanjutkan menghafal buku tersebut lagi. Waktu yang saya butuhkan untuk menghafal selanjutnya lebih singkat. Pada saat saya menghafal Fa untuk keenam kalinya, saya menemukan bahwa saya tidak dapat menghafal ceramah-ceramah dalam buku tersebut secara berurutan. Bagaimana saya dapat memastikan bahwa setiap kata terpatri dalam pikiran saya, sehingga saya dapat menghafal Fa dari bagian mana pun dari buku tersebut? Satu-satunya cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menghafal ceramah demi ceramah, bukan paragraf demi paragraf, seperti yang selama ini saya lakukan. Saya menghabiskan waktu enam bulan untuk menghafal Ceramah 1 di luar kepala sampai saya dapat menghafalnya sebelum melanjutkan ke Ceramah 2. Saat menghafal Ceramah 2, saya menghafal Ceramah 1 sekali sebelum beralih ke Ceramah 2. Saya membutuhkan waktu enam bulan lagi untuk menghafal Ceramah 2. Demikian pula, sebelum menghafal Ceramah 3, saya terlebih dahulu menghafal Ceramah 1 dan 2 untuk memastikan bahwa saya tidak melupakannya. Sekarang saya sedang menghafal Ceramah 4.

Saya memperoleh banyak hal dari menghafal Fa. Sekarang saya tahu cara berkultivasi dengan teguh. Saya menggunakan prinsip Fa untuk mengukur perkataan dan tindakan saya. Praktisi lain dan anak-anak saya mengatakan bahwa saya telah meningkat pesat.

Saya ingin memberikan beberapa contoh bagaimana saya mampu mengingat ajaran Fa dan mengikutinya sebagaimana mestinya.

Kultivasi Saya Meningkat

Dua belas praktisi mengerjakan proyek klarifikasi fakta dari pukul 7 pagi hingga 4 sore. Koordinator meminta saya untuk membuka pintu sebelum pukul 7 pagi dan membeli makan siang untuk tim. Saya bergegas keluar keesokan paginya setelah memancarkan pikiran lurus. Saya membeli makan siang dan kemudian bergegas kembali untuk membuka pintu pada waktu yang disepakati. Saya melihat jam tangan saya, pukul 7 kurang 5 menit. Syukurlah, saya tepat waktu. Saat itu, saya sudah berkeringat. Praktisi mulai berdatangan dan kami mulai mengerjakan proyek tersebut. Kami terus bekerja hingga lewat pukul 4 sore.

Kami kemudian mengerjakan proyek lain. Sekali lagi, saya diminta untuk membuka pintu dan membeli makan siang. Saya bergegas membeli makan siang dan kembali tepat waktu untuk membuka pintu. Praktisi datang tepat waktu dan segera mulai bekerja. Koordinator datang kemudian, setelah pukul 10 pagi. Ketika seorang praktisi bertanya apakah dia memiliki sesuatu untuk dihadiri yang membuatnya datang terlambat, dia berkata tidak. Kami menyelesaikan tugas sebelum pukul 4 sore hari itu. Dalam perjalanan pulang, saya mulai mengeluh dalam hati: “Anda koordinator, mengapa anda tidak bisa datang lebih awal untuk membuka pintu? Membuat saya terburu-buru. Anda baru berusia 50-an, sedangkan usia saya sudah 70 tahun lebih. Bukankah anda sedang memanfaatkan saya?”

Ketika saya tiba di rumah, saya tiba-tiba menyadari: “Pikiran saya salah. Ini adalah pekerjaan untuk dua orang tetapi saya diminta untuk melakukannya sendiri. Guru menggunakan koordinator untuk memberi saya kesempatan meningkatkan Xinxing saya! Saya sebelumnya kesal dengan koordinator. Bukankah ini sifat iri hati?” Saya segera mengambil Zhuan Falun dan membaca bagian: “Sifat Iri Hati.”

Setelah selesai membaca, saya menemukan hal-hal yang membuat saya iri: “Saya iri karena anak koordinator berprestasi dalam pelajarannya, saya memandang rendah dia karena sering melakukan latihan dengan tidak benar.” Saya menemukan banyak keterikatan dan setelah melepaskannya, saya tidak lagi kesal. Sebelumnya saya akan marah selama beberapa hari dan mengeluh kepada orang lain. Melalui menghafal Fa, saya segera menyadari bahwa saya salah. Saya berpikir: “Betapa hebatnya menghafal Fa!”

Di waktu yang lain, suatu pagi, saya duduk di ruang tamu sambil mendengarkan radio, sementara suami saya sedang memasak. Saya menaikkan volumenya sehingga dia dapat mendengar apa yang saya dengarkan. Dia berlari keluar dari dapur dan berteriak: “Kecilkan volumenya!” Saya mengabaikannya. Dia berkata: “Jika tidak, saya akan menghancurkan radio ini!” Saya berkata tanpa berpikir: “Jangan berani-beraninya!” Dia mengambil radio dan melemparkannya ke lantai. Dengan geram, saya mulai menegurnya. Dia kembali ke dapur tanpa mengatakan apa pun. Ketika saya berteriak kepadanya, sebuah suara muncul di benak saya: “Anda gagal ujian lagi.” Saya tercengang: “Itu Guru yang memberi saya petunjuk, saya salah lagi.”

Saya kemudian mengingat Fa. Ini adalah kesempatan bagi saya untuk memperbaiki karakter saya. Jika saya benar-benar ingin berlatih kultivasi, saya harus meminta maaf kepada suami saya. Dulu saya orang yang keras kepala dan memarahi suami serta anak-anak saya setiap kali mereka melakukan sesuatu yang tidak saya sukai. Suami saya berkata saya menegurnya seperti seorang guru. Saya tidak pernah meminta maaf kepadanya sebelumnya.

Kali ini, saya tidak boleh mengecewakan Guru. Saya harus berterima kasih kepada suami saya atas kesempatan untuk menghilangkan sifat pemarah saya. Saya pergi ke dapur dan berkata, “Saya salah. Saya seharusnya tidak berbicara seperti itu kepadamu. Guru mengingatkan saya untuk berperilaku seperti seorang praktisi Dafa. Mohon maafkan saya!” Tanpa diduga, suami saya berkata, “Saya juga salah. Makanan sudah siap, mari kita makan.” Saya terkejut. Sebelumnya memang badai, tetapi sekarang semuanya tenang. Kami makan dengan gembira.

Sejak saat itu, kami tidak pernah bertengkar lagi. Enam bulan kemudian, ketika putri saya melihat ayahnya berbicara kepada saya dengan marah, tetapi saya menjawabnya dengan senyuman di wajah. Dia menatap ayahnya lalu menatap saya dan tertawa: “Ibu, Ibu benar-benar telah berubah!” Saya berkata, “Menghafal Fa memang telah membantu saya berubah. Mengapa kamu tidak mulai menghafal Fa juga?” Dia berkata, “Baiklah!”

Kesimpulan

Melalui menghafal Fa, saya menyadari bahwa seseorang harus mampu mencapai beberapa tujuan untuk dapat maju dalam kultivasi:

1. Percayalah pada Guru dan Fa seratus persen. Apa pun yang Guru atau Fa katakan, lakukan saja. Saya telah menyia-nyiakan lebih dari dua dekade. Ketika saya melihat ke belakang, saya benar-benar menyesal tidak menyadarinya lebih awal.

2. Anda harus belajar Fa dengan baik dan memahami prinsip di balik setiap kalimat. Dengan begitu, anda akan dapat menggunakan Fa untuk mengukur berbagai hal dan berjalan dengan mantap di jalur kultivasi.

3. Gunakan semua waktu yang anda miliki untuk melakukan tiga hal. Waktu untuk menyelamatkan orang semakin sedikit. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Sebaliknya, kita harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar Fa. Hanya dengan belajar Fa dengan baik, kita dapat membantu Guru menyelamatkan orang dengan baik.

Saya tahu saya masih jauh tertinggal dalam memenuhi tuntutan Guru dan Dafa. Namun, saya bertekad untuk terus maju dengan tekun!