Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Berusia 76 Tahun Dipukuli Parah Saat Menjalani Hukuman Lima Tahun karena Berlatih Falun Gong

15 Okt. 2024 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Seorang wanita berusia 76 tahun di Kota Xintai, Provinsi Shandong, dipukuli dan disiksa secara brutal saat menjalani hukuman lima tahun di Penjara Wanita Provinsi Shandong karena berlatih Falun Gong.

Yin Peiqin, yang juga dikenal sebagai Yin Peikun, sering dipukuli, dicaci maki, dan dilarang menggunakan toilet oleh para narapidana karena menolak melepaskan Falun Gong. Karena ia buta huruf dan tidak bisa menulis, para penjaga menyuruh seorang narapidana menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong dan memerintahkannya untuk menyalinnya dengan tangan. Tidak jelas apakah ia mematuhinya.

Pada tanggal 21 April 2023, enam narapidana menyeret Yin ke sudut toilet, tempat yang tidak terlihat oleh kamera pengawas, dan memukulinya. Narapidana Liu Yuanyuan memukul paha bagian dalam Yin dengan lututnya. Pahanya memar dan dia tidak bisa berjalan selama sehari. Narapidana lainnya, Chen Yan, melemparkan tangan Yin ke dinding, yang langsung terluka dan membengkak. Meskipun para penjaga memberikan perawatan medis kepada Yin, mereka memaksanya untuk menyatakan bahwa kesalahan/perbuatan Yin yang menyebabkan insiden tersebut.

Pelecehan dan Hukuman Penjara

Tidak lama setelah Tahun Baru 2020, staf dari Kejaksaan Kota Xintai datang ke rumah Yin dan memberi tahu bahwa mereka sedang menangani kasusnya. Mereka memerintahkannya untuk menandatangani berkas kasusnya. Dia menolak untuk mematuhi dan mencoba mendesak staf tersebut untuk tidak menganiaya praktisi Falun Gong. Staf tersebut memberinya salinan "Pemberitahuan Hak dan Kewajiban Hukum" dan pergi tanpa memberikan informasi spesifik apa pun tentang kasusnya.

Feng Dayong, kepala Divisi Keamanan Dalam Negeri Kota Xintai, membawa dua petugas ke rumah Yin pada tanggal 31 Maret 2020, mengatakan bahwa kasusnya telah diterima oleh Pengadilan Kota Feicheng dan dia harus menunggu panggilan dari pengadilan.

Pada pagi hari tanggal 27 Agustus 2020, Wang Yujun dan dua petugas lainnya dari Divisi Keamanan Dalam Negeri Kota Xintai memanjat pagar rumah Yin dan secara paksa membawanya ke tempat yang terkait dengan Departemen Kepolisian Kota Xintai untuk pemeriksaan fisik. Satu orang mengambil tabung besar berisi darah darinya. Mereka juga melakukan USG, elektrokardiogram, dan pemindaian CT seluruh tubuh padanya.

Tiga petugas mendatangi rumah Yin lagi pada tanggal 22 Oktober 2020. Mereka berjanji bahwa mereka hanya melihat-lihat dan tidak akan mengambil apa pun. (Sebelum "kunjungan" tersebut, polisi telah menggeledah rumah Yin beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir dan semua barang terkait Falun Gong miliknya telah disita.) Ketika polisi hendak pergi, Yin melihat bahwa pintu halaman belakangnya tidak terkunci, jadi dia menghampirinya untuk menguncinya. Seorang petugas mengikutinya dan memeriksa halaman belakangnya sebelum mereka pergi.

Polisi kemudian menyita semua tabungan Yin dan mengatakan kepadanya bahwa mereka akan mengirimnya ke tempat yang mirip dengan pusat perawatan. Dia baru menyadari bahwa dia telah dijatuhi hukuman lima tahun ketika dia dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Shandong pada tanggal yang tidak diketahui.

Penganiayaan di Masa Lalu Selama Dua Hukuman Kamp Kerja Paksa

Yin menderita stroke dan lumpuh sebagian saat putranya berusia dua tahun. Setelah berlatih Falun Gong pada Februari 1999, kesehatannya segera pulih dan kembali mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Beberapa bulan kemudian, pada bulan Juli 1999, rezim komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Karena Yin tetap teguh pada keyakinannya, ia berulang kali menjadi sasaran dan menjalani dua hukuman kamp kerja paksa selama dua tahun.

Yin ditangkap pada bulan Januari 2005 oleh direktur Su dari Divisi Keamanan Dalam Negeri Kota Xintai. Buku-buku Falun Gong, perekam audio, dan kaset ceramah Falun Gong miliknya disita. Ia ditahan di Penjara Beishi selama dua minggu dan diperas sebesar 300 yuan. Ia dijatuhi hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Wanita Pertama Provinsi Shandong pada bulan Maret 2005.

Karena Yin berusaha menghentikan para penjaga kamp kerja paksa agar tidak mencemarkan nama baik Falun Gong, mereka menjambak rambutnya, menarik kepalanya ke belakang, dan meremas rahangnya. Beberapa helai rambutnya dicabut dan giginya juga rusak.

Jika para penjaga melihatnya melakukan latihan Falun Gong, mereka akan melakban kepala, mulut, tangan, dan lengannya. Mereka juga memaksanya untuk berdiri tegak selama berjam-jam dan melakban kakinya saat ia bergerak. Kadang-kadang ia dipaksa berdiri selama berhari-hari, sehingga kaki dan telapak kakinya bengkak parah. Pada suatu waktu, para penjaga menggantungnya dengan pergelangan tangan semalaman dan kemudian memborgolnya ke pipa pemanas.

Karena Yin menolak mengenakan seragam narapidana, para penjaga memerintahkan narapidana untuk menanggalkan pakaian atasnya dan membiarkannya telanjang dalam waktu lama. Mereka kemudian merekam videonya dan menuduhnya mengalami gangguan mental karena berlatih Falun Gong.

Hanya dua hari setelah Tahun Baru Tiongkok 2006, Yin dibawa ke sel isolasi – sebuah ruangan kecil yang gelap. Dia menghabiskan setengah tahun di ruangan gelap itu, di mana dia dipaksa berdiri atau duduk di bangku kecil tanpa bergerak selama berjam-jam. Para penjaga melarangnya tidur dan tidak mengizinkannya menggunakan kamar kecil. Dia sering dipaksa buang air di celana. Di tengah teriknya musim panas, di ruangan tanpa AC, setidaknya ada tiga kali dia tidak diizinkan mandi selama sembilan hari berturut-turut.

Selain penyiksaan fisik, para penjaga juga membuatnya kelaparan dengan hanya memberinya makan dua kali setiap hari, dengan setiap makanan hanya berisi roti kukus kecil dan satu acar. Tubuhnya hanya tinggal kulit dan tulang saat dibebaskan.

Pada tanggal 1 September 2007, hanya beberapa bulan setelah Yin dibebaskan, dia ditangkap lagi, rumahnya digeledah, dan dijatuhi hukuman dua tahun lagi di Kamp Kerja Paksa Wanita Pertama Provinsi Shandong.

Penderitaan Keluarga Yin

Selama penganiayaan, keluarga Yin juga terdampak. Suami dan putranya menderita gangguan mental akibat penangkapan, penahanan, dan pelecehan yang berulang kali dialaminya. Ketika dia ditahan di kamp kerja paksa, putranya berkeliaran tanpa rumah. Suaminya tidak mampu mengurus dirinya sendiri dan dia bergantung pada pesangon pensiun dini sebesar 180 yuan dan subsidi pendapatan rendah sebesar 300 yuan setiap bulan untuk bertahan hidup.

Ketika Yin dibebaskan pada awal tahun 2007 setelah menjalani masa hukuman kamp kerja paksa pertama, suami dan putranya sama-sama berambut sangat panjang; halaman mereka penuh dengan rumput liar dan pohon-pohon kecil, menyisakan jalan setapak sempit menuju pintu depan dengan rangka yang rusak; sampah berserakan di mana-mana di dalam kamar; dan sebagian besar makanan dimakan oleh tikus dan serangga. Suaminya berkata kepadanya sambil menangis, "Saya tidak menyangka anda akan pulang dalam keadaan hidup."