Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Setelah Dipenjara Karena Keyakinannya 10 Tahun Yang Lalu, Wanita Zhejiang Dibius dan Dipukuli Selama Penahanannya Baru-baru Ini di Lokasi Rahasia

17 Okt. 2024 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Zhejiang, Tiongkok

(Minghui.org) Seorang wanita dari Kota Wenling, Provinsi Zhejiang, ditahan selama satu bulan pada awal tahun 2024 karena berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999.

Wang Lijun, sekitar 54 tahun, dibius dan dipukuli selama penahanannya. Dia merasa seperti sedang sekarat pada satu kesempatan. Beberapa bulan setelah dia dibebaskan pada tanggal 22 Maret 2024, dia masih merasa pusing dan merasa kesulitan menjaga keseimbangan saat berjalan. Giginya sekarang sangat goyang sehingga dia bahkan tidak dapat menggigit sebuah apel. Dia juga tidak dapat tinggal sendirian di rumah karena serangan panik dan dia tinggal bersama seorang kerabatnya selama lebih dari empat bulan. Matanya masih sakit dan berair, dan penglihatannya buram.

Ini bukan pertama kalinya Wang menjadi target karena keyakinannya. Dia pergi ke Beijing mengajukan banding untuk Falun Gong pada akhir tahun 1999 dan ditangkap. Setelah beberapa bulan penahanan kriminal, dia dijatuhi hukuman satu tahun enam bulan kerja paksa di Kamp Kerja paksa Moganshan pada bulan Juli 2000.

Wang kembali ke Beijing tahun 2001 mengajukan banding untuk Falun Gong dan ditangkap serta dijatuhi hukuman tiga tahun kerja paksa.

Setelah penangkapan lainnya di tahun 2007, Wang dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara di Penjara Wanita Provinsi Zhejiang. Dia dibebaskan pada tanggal 11 Maret 2014.

Rincian Lengkap Penganiayaan Terakhir

Sekelompok petugas dari Divisi Keamanan Kota Wenling dan Kantor Polisi Kota Taiping mematikan pasokan air Wang sekitar pukul 10 pagi tanggal 23 Februari 2024. Mereka menangkapnya ketika dia melangkah keluar untuk melihat apa yang salah. Setelah menggerebek rumahnya dan tidak menemukan materi yang berkaitan dengan Falun Gong, mereka menelepon atasan mereka dan memberitahu, “Tidak ada apapun di rumahnya, bahkan di komputernya juga.”

Atasan mereka memberitahu polisi untuk membawanya ke kantor polisi. Seorang dokter pria datang sekitar pukul 3 sore untuk mengukur tekanan darah dan memeriksa matanya. Dia bertanya bagaimana perasaan Wang tentang kesehatannya. Dia tidak menjawab.

Dua petugas dan dua pekerja komunitas datang pukul 7 malam dan membawa Wang ke dalam mobil. Dia memperhatikan bahwa mereka sedang menuju Distrik Huangyan, Kota Taizhou, yang membawahi Wenling, kota dimana dia menetap. Dia membagikan lokasi GPS kepada keluarga di ponselnya.

Mereka tiba di tujuan setelah berkendara lebih dari satu jam. Polisi meletakkan tudung hitam diatas kepala Wang dan membawanya ke sebuah lokasi rahasia. Mereka menyita telepon dan membawanya ke sebuah ruang kecil tanpa jendela. Dindingnya dilapisi bantalan spons tebal. Ada toilet di salah satu sudut dan kasur di lantai.

Saat Wang melihat sekeliling ruangan, sekelompok orang bergegas masuk. Salah satu dari mereka mengangkat teleponnya dan bertanya, “Dengan siapa anda membagikan lokasi GPS anda?” Ternyata orang yang dicintainya baru saja merespon lokasinya.

Polisi kemudian membawa Wang kembali ke kantor polisi sekitar pukul 1:30 pagi tapi mengantarnya ke lokasi rahasia yang sama pada pukul 7 malam (tanggal 24 Februari). Mereka menutup kepalanya lagi sebelum membawanya ke ruangan isolasi yang sama.

Penjaga yang mengawasi membawakannya secangkir air. Karena hanya makan sedikit sejak penangkapannya, Wang segera meminum semua airnya. Dalam waktu singkat perutnya mulai sakit. Rasa sakitnya begitu hebat sehingga dia berguling-guling di kasur. Dia mengatakan belum pernah merasakan sakit seperti ini seumur hidupnya dan bertanya-tanya apakah dia akan meninggal di hari itu. Sekitar 30 menit kemudian, ketidaknyamanan menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang merayapi seluruh tubuhnya dengan benda-benda yang dimuntahkan dari perut hingga lidahnya. Dia melawan rasa sakit selama sekitar empat jam hingga tertidur.

Pagi hari berikutnya dia ditawarkan bubur nasi. Dia memakannya dan tidak merasakan apapun. Penjaga memberinya air dengan makan siang. Dia memutuskan untuk tidak meminum air di lokasi rahasia, tapi makan siangnya begitu asin sehingga dia meneguk airnya dua kali lagi.

Wang segera merasa ada yang tidak beres lagi. Membandingkan malam sebelumnya, gejala yang sama tidak terlalu parah karena dia tidak meminum seluruh cangkirnya. Dia yakin air yang diberikan kepadanya telah dicampur obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya. Dia tidak meminum air yang dibawakan pada saat makan malam.

Pada hari ke-tiga, mata Wang mulai sakit dan meneteskan air mata. Ada juga lendir yang berlebihan. Dia kesulitan melihat. Punggungnya juga sakit. Selama beberapa hari dia merasa lelah. Dia tidak meminum air. Dia memperhatikan airnya terkadang berbau asam dan terkadang terlihat hijau.

Orang-orang yang dicintainya menuntut pembebasannya dan kepala dari Kantor Polisi Kota Taiping berjanji untuk membebaskannya dalam sepuluh hari setelah “memberinya pendidikan yang baik.” Dia tidak dibebaskan setelah waktu yang dijanjikan habis. Keluarganya berkendara ke lokasi GPS yang dibagikannya kepada mereka. Namun, mereka tidak dapat menemukannya karena gedung tersebut terletak di puncak gunung dan lokasi GPS hanyalah perkiraan lokasi. Keluarganya kemudian pergi ke pusat penahanan setempat. Staff memberitahu dia tidak berada di sana. Mereka kembali ke kepala polisi dan kepala polisi mengatakan dia tidak dapat mengungkapkan lokasi rahasianya. Dia mengakui bahwa atasan memerintahkan mereka untuk menahan Wang.

Wang memegang teguh keyakinannya dan dipukuli secara brutal selama tiga minggu. Penjaga mengancamnya dan mengatakan mereka tidak akan menghadapi konsekuensi apapun meskipun mereka memukulinya hingga meninggal. Mereka juga memerintahkannya untuk makan ketika dia kehilangan nafsu makan setelah minum air tersebut. Agar mereka tidak terlalu sering memukulinya, dia makan tapi perutnya sakit. Dia juga melaporkan mendengar teriakan dari kamar sebelah, dimana praktisi lain ditahan dan dipukuli. Tangisan berhenti setelah beberapa waktu tetapi Wang tidak mengetahui kemana praktisi lain dibawa.

Polisi akhirnya membebaskan Wang pukul 8 malam tanggal 22 Maret 2024. Mereka menutupi kepalanya dengan tudung hitam dan membawanya ke kompleks apartemennya..