(Minghui.org) Saya masih muda, berusia 23 tahun, saat pertama kali diperkenalkan dengan Falun Dafa. Saya memulai perjalanan kultivasi saya yang hampir tiga dekade pada tahun 1995. Saya merasa sangat beruntung dapat berkultivasi dalam Fa yang paling agung di alam semesta, dan juga sangat berterima kasih kepada Guru karena telah menyelamatkan saya. Baik ketika dipenjara karena keyakinan saya, meningkatkan diri, mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa, atau membantu menyelamatkan orang, saya tahu Guru selalu menjaga dan membimbing saya di setiap kesempatan.
Musik Latihan yang Menenangkan Mengantar Saya pada Kultivasi
Saya mengunjungi ibu saya di kampung halaman kami pada musim panas tahun 1995. Saat berjalan ke halaman, saya terkejut melihat ibu saya yang biasanya sakit-sakitan sedang sibuk membersihkan halaman. Sambil tersenyum lebar saat melihat saya, ibu meletakkan sapu untuk membantu saya membawa barang bawaan saya. Ia dengan gembira menceritakan bahwa ia dan ayah saya telah berlatih Falun Dafa. Melalui latihan yang damai namun ampuh ini, kesehatannya pulih dan tidak lagi mengonsumsi obat apa pun.
Saya merasa skeptis, “Benarkah? Semua penyakit ibu benar-benar lenyap? Sepenuhnya? Dan ibu tidak perlu minum obat apa pun lagi?” Ia menjawab dengan antusias, “Ya. Saya tidak minum obat apa pun selama empat bulan terakhir. Falun Dafa adalah Fa Buddha tertinggi. Banyak orang di desa kita berlatih Falun Dafa. Setidaknya ada beberapa ratus praktisi di daerah ini.” Ia menjelaskan bagaimana semua ketidaknyamanan dan rasa sakitnya hilang segera setelah ia berkultivasi, sementara tingkat energinya meningkat. Sekarang dia bisa mengerjakan berbagai tugas, menjaga rumah dan halaman tetap rapi dan bersih.
Orang yang bahagia dan sehat ini sangat berbeda dengan orang yang saya kunjungi sekitar enam bulan sebelumnya. Dia dulunya terbaring di tempat tidur dan depresi, menderita masalah perut dan nyeri leher parah yang disebabkan oleh masalah tulang belakang leher. Sekarang dia penuh senyum dan energik. Seolah-olah dia 20 tahun lebih muda. Setelah menyaksikan perubahan dramatis pada ibu saya, seluruh keluarga kami bersyukur kepada Dafa. Saya memberi tahu ibu saya untuk terus maju dan melakukan apa pun yang diminta Guru.
Bangun keesokan paginya, saya mendengar alunan musik yang indah dan menenangkan di kejauhan—saya pikir saya sedang bermimpi. Namun, itu bukan mimpi, karena saya juga mendengar orang-orang datang dan menyapa ayah saya. Setelah mereka pergi, saya bertanya kepada ayah saya, “Apa yang membawa semua orang kemari hari ini?” Dia tersenyum, “Pekarangan kita begitu luas sehingga praktisi lain yang tinggal di desa datang ke sini untuk melakukan latihan setiap pagi. Kami melakukan latihan pada pukul 5 pagi setiap hari dan belajar Fa pada pukul 7 malam.”
“Jadi, ayah yang memutar musiknya?” Saya berkata kepada ayah saya, “Indah sekali. Saya belum pernah mendengar musik yang begitu menenangkan. Begitu indah.” Dia senang mendengarnya, dan menambahkan, “Saya punya satu set buku Dafa untukmu. Kamu memiliki takdir pertemuan yang luar biasa dengan Dafa. Putri saya benar-benar beruntung.” Saya memintanya untuk memutarkan ceramah Fa untuk saya dan saya mempelajari latihan hari itu. Dengan cara ini, saya mulai berkultivasi Dafa dengan bantuan orang tua saya.
Meluruskan Diri Sendiri dalam Fa melalui Cobaan Berat
Partai Komunis Tiongkok (PKT) melarang Falun Dafa pada Juli 1999 dan melancarkan penganiayaan berskala nasional terhadap latihan tersebut. Orang tua saya dan semua orang di keluarga tahu bahwa Dafa adalah baik dan Guru adalah pencipta sejati yang berada di sini untuk menyelamatkan makhluk hidup. Orang tua saya berulang kali ditangkap setelah menolak melepaskan keyakinan mereka. Polisi secara rutin datang mengetuk pintu di tengah malam, dan mengganggu, mendenda, serta menahan mereka. Pejabat Komisi Urusan Politik dan Hukum meminta orang tua saya melapor ke kantor polisi dua kali sehari. Pihak berwenang mengenakan denda besar untuk mencegah mereka pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi kepada pemerintah pusat.
Saat tinggal bersama orang tua saya selama kehamilan pertama saya, saya menyaksikan secara langsung betapa kejam dan kerasnya otoritas setempat terhadap praktisi Dafa. Saya hidup dalam ketakutan dan kecemasan terus-menerus, tidak tahu apa yang akan terjadi pada orang tua saya. Kelelahan mental dan emosional membebani saya. Beberapa hari setelah melahirkan, bayi saya meninggal.
Saya masih relatif baru dalam kultivasi Dafa dan tidak cukup sering belajar Fa untuk mempertahankan pikiran lurus yang kuat. Trauma yang menyakitkan karena kehilangan seorang anak dan kekhawatiran yang terus-menerus membebani dada saya seperti batu. Tubuh saya bereaksi negatif dan saya menderita wasir parah. Setiap kali saya buang air besar, saya merasakan banyak nyeri sepanjang hari, yang membuat saya terjaga di malam hari. Saya menjadi gugup dan cemas bahkan sebelum saya harus buang air besar. Berat badan saya turun 20 pon dalam waktu kurang dari sebulan. Saya memberi tahu orang tua saya, "Guru akan melindungi kalian berdua selama kalian berkultivasi dengan tekun. Namun, saya memiliki terlalu banyak karma. Saya rasa saya tidak dapat melanjutkan kultivasi."
Melihat betapa hancurnya saya, suatu hari ayah saya mendudukkan saya dan berkata, "Ibumu dan saya tahu betapa beratnya penderitaan yang telah kamu lalui—rasa sakitnya pasti tak tertahankan. Kamu akhirnya hamil setelah bertahun-tahun berusaha dan sekarang kamu kehilangan bayi itu. Kami tidak ingin mengatakan atau melakukan apa pun untuk memperburuk keadaan. Tetapi pikirkanlah ini—seluruh keluarga kita berkultivasi dalam Dafa. Kamu selalu dapat mengandalkan prinsip Fa untuk mendapatkan bimbingan.”
Ayah saya mengutip kata-kata Guru,
“jika demikian, didalam perjalanan Xiulian ini, tidak ada kejadian yang kebetulan.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Selandia Baru)
Ia melanjutkan, “Kesedihan yang terus-menerus ini—bukankah ini kesengsaraan yang disebabkan oleh sentimentalitas kamu? Banyak praktisi menderita penyakit terminal, tetapi mereka telah mengatasi kesengsaraan itu dengan perlindungan Guru. Mengapa? Karena mereka berkultivasi dengan teguh dan tekun. Lihatlah ibu kamu. Sejak ia berkultivasi Dafa, ia sembuh dari semua penyakitnya. Sekarang, lihatlah diri kamu sendiri, kamu telah terbaring di tempat tidur selama lebih dari sebulan dan semakin memburuk setiap hari. Kamu telah minum banyak obat tetapi tidak ada yang membantu. Lihatlah betapa kurusnya kamu sekarang. Bahkan jika kamu menjalani operasi pengangkatan wasir, tidak ada jaminan bahwa itu akan berhasil dan kamu masih harus menderita. Bagaimana jika operasi pun tidak membantu? Lalu bagaimana?”
Setelah jeda, ia bertanya, “Bagaimana dengan kembali berkultivasi Dafa? Keputusan kamu untuk berbalik adalah langkah pertama untuk akhirnya naik ke pantai dari lautan penderitaan yang tak berujung. Kamu hanya perlu mengatasi kesengsaraan ini dan segalanya akan mulai membaik.”
Saya tidak mengatakan apa pun, tetapi saya tahu ayah saya benar. Kesembuhan ajaib ibu saya dari berbagai penyakit yang pernah dideritanya adalah nyata. Banyak praktisi yang kami kenal juga mengalami hal yang sama. Melalui latihan Dafa yang tekun, kesehatan mereka membaik dan penyakit mereka pun hilang. Apalah arti ambeien jika dibandingkan dengan apa yang pernah dideritanya? Tidak ada apa-apanya.
Kehilangan seorang anak telah menyebabkan begitu banyak penderitaan mental bagi saya, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan saya. Semua penderitaan itu mungkin sebenarnya disebabkan oleh besarnya karma yang saya miliki. Saya menyadari bahwa saya harus melepaskan sentimentalitas manusia dan berhenti berkutat pada kehilangan saya. Selain menyebabkan rasa sakit yang tak berujung, hal itu tidak membantu apa pun. Apakah saya mengalami rasa sakit atau tidak, saya memutuskan untuk tidak lagi terikat padanya. Saya akan menaruh keyakinan saya pada Guru dan Fa, berkultivasi dengan tekun, dan menyerahkan segalanya kepada Guru.
Ayah saya bertanya, "Bagaimana kalau saya mengambilkan buku Dafa untuk kamu baca sekarang?" Saya mengangguk. Ia berkata, "Satu hal yang harus kamu ingat, adalah jangan terikat pada kesembuhan penyakit kamu." Saya berkata kepadanya, "Ayah, saya tahu prinsip Fa. Saya tidak mengejar apa pun dan saya akan melepaskan semuanya. Hidup atau mati, semuanya akan berada di tangan Guru."
Hanya satu jam kemudian, sebuah keajaiban terjadi. Saya merasakan keinginan untuk menggunakan kamar mandi dan mulai merasa cemas. Ibu saya tersenyum, "Pergi saja. Jangan terlalu khawatir.” Saat berikutnya, saya menangis karena tidak percaya—masalah menyakitkan yang telah menyiksa saya siang dan malam selama lebih dari sebulan telah lenyap sepenuhnya.
Setiap kali pengalaman masa lalu ini muncul dalam percakapan kami, setiap orang dalam keluarga diingatkan sekali lagi tentang betapa Guru penuh belas kasih. Guru tidak menyerah pada saya, bahkan ketika saya mengendur dalam kultivasi. Saya memutuskan untuk menyimpan kata-kata Guru di hati dan berkultivasi dengan teguh. Saya sangat bersyukur bahwa Guru mengatur semua ini untuk mengembalikan saya ke jalur yang benar. Saya teringat akan sumpah suci yang saya buat untuk membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup. Saya mengerti bahwa saya harus mengultivasi diri dengan baik agar saya dapat kembali ke rumah sejati saya di surga.
Melalui kesengsaraan ini, Xinxing dan kualitas pencerahan saya meningkat. Saya lebih bertekad dari sebelumnya untuk berkultivasi Dafa. Guru membantu saya melenyapkan sebagian besar karma, yang melibatkan masalah hidup dan mati. Saya sangat berterima kasih kepada Guru kita yang agung dan penuh belas kasih.
Melihat ke Dalam untuk Memperbaiki Diri
Ketika ibu saya dipenjara karena keyakinannya, istri saudara laki-laki saya melahirkan seorang bayi laki-laki. Saya tinggal bersama pasangan itu untuk sementara waktu guna membantu mengurus bayi itu. Beberapa hari setelah saya tiba di rumah saudara laki-laki saya, seorang teman menelepon dan mengatakan bahwa ayahnya didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium lanjut. Teman saya dan ibunya sama-sama praktisi, tetapi bukan ayahnya. Dia bertanya apakah saya dapat mengunjunginya dan mungkin membantu meyakinkan ayahnya untuk berkultivasi Dafa.
Saya tahu hanya Dafa yang dapat menyelamatkan hidupnya. Jika ayah teman saya menerima prinsip-prinsip Dafa, dia dapat memperoleh banyak manfaat. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan mengunjunginya akhir pekan itu ketika saudara laki-laki saya ada waktu untuk membantu istrinya mengurus bayi itu.
Saya memancarkan pikiran lurus sebelumnya untuk melenyapkan gangguan dan meminta Guru untuk menguatkan saya. Teman saya dan ibunya juga memancarkan pikiran lurus. Kami berbincang lama dengan ayah teman saya dan dia menerima prinsip-prinsip Dafa. Saya memberinya DVD ajaran Fa Guru dan menyuruhnya menonton satu ceramah sehari.
Teman saya memberi kabar sebulan kemudian dan mengatakan ayahnya sudah jauh lebih baik. Nafsu makannya membaik. Setelah kemoterapi, rambutnya masih lebat, yang mengejutkan para dokter dan pasien lainnya. Hanya kami yang tahu apa yang terjadi—Guru membantunya melenyapkan banyak karma.
Namun, teman saya segera menelepon lagi dengan kabar buruk. Ayahnya berhenti belajar Fa setelah bibinya berkunjung baru-baru ini. Bibinya berlatih Tao kecil. Dia membujuk pria itu untuk berlutut dan bersujud kepada suatu entitas yang tidak dikenal, dengan mengatakan bahwa itu akan membantu menyingkirkan penyakitnya. Dan ayahnya benar-benar mempercayainya. Tidak peduli bagaimana teman saya dan ibunya mencoba meyakinkannya, dia tidak lagi belajar Fa. Saya sangat sedih mendengar berita itu dan memutuskan untuk mengunjunginya lagi akhir pekan itu. Masa hukuman ibu saya berakhir dan dia baru saja dibebaskan minggu itu. Dia menawarkan diri untuk pergi bersama saya.
Ketika saya bangun keesokan paginya dan mencoba untuk duduk untuk memancarkan pikiran lurus, saya merasakan sesak di dada dan tidak bisa bernapas. Ibu saya berada di ruangan yang sama, duduk dalam posisi lotus penuh memancarkan pikiran lurus dengan mata tertutup. Saya tidak ingin mengganggunya meskipun dada saya terasa sesak dan sangat tidak nyaman. Saya pikir mungkin itu akan membaik setelah saya menggunakan kamar mandi.
Duduk di toilet, segala macam pikiran muncul. Saya pikir mungkin itu karena faktor genetik, karena ayah saya punya masalah jantung. Lalu saya langsung mengoreksi diri: "Saya seorang kultivator Falun Dafa. Saya mengalami sesuatu yang berbeda dari apa yang ayah saya alami." Pikiran lain muncul, "Akhir-akhir ini berat badan saya naik drastis. Mungkin itu yang menyebabkan ketidaknyamanan ini. Akhir-akhir ini saya suka makan makanan yang tidak sehat, tinggi gula dan lemak, dan berat badan saya naik drastis. Sudah waktunya untuk diet." Pikiran-pikiran ini memenuhi pikiran saya.
Saat itu, teman saya menelepon. Dia terdengar putus asa dan mengatakan bahwa ayahnya tidak ingin lagi berhubungan dengan Dafa. Apa yang menyebabkan perubahan hatinya? Saya bertanya-tanya apakah dia tidak lagi percaya pada Dafa mungkin merupakan cerminan dari kegagalan saya sendiri untuk menaruh keyakinan penuh pada Dafa, karena bukan kebetulan hal ini diketahui oleh saya. Saya harus mencari ke dalam dan memeriksa diri sendiri.
Namun, itu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin saya tidak memiliki keyakinan penuh pada Dafa? Saya memiliki keyakinan penuh dan keyakinan 100% pada Guru dan Fa. Sambil membantu saudara laki-laki dan istrinya mengurus bayi yang baru lahir dan berbagai pekerjaan rumah tangga, saya masih menyempatkan waktu untuk membantu praktisi setempat mendirikan tempat produksi materi klarifikasi fakta, membeli printer dan perlengkapan lainnya, serta membantu mereka mencetak brosur dan buklet Dafa. Saya belajar Fa dan melakukan latihan setiap hari. Bagaimana mungkin saya tidak memiliki keyakinan penuh pada Guru dan Fa? Ini bukanlah masalah kecil.
Saat saya menggali lebih dalam untuk menemukan di mana letak kekurangan saya, saya tiba-tiba teringat sebuah kejadian kecil dari malam sebelumnya. Itu terjadi sebelum tidur dan saya mengobrol santai dengan ibu sambil menggendong bayi. Tiba-tiba saya merasakan aliran hangat mengalir di baju saya. Saya melihat ke bawah dan benar saja, bayi itu mengencingi saya. Saya mengucapkan kata-kata makian sebelum mendongak dan mendapati saudari ipar saya berdiri tepat di depan saya, tersenyum. Dia mengambil bayi itu dari saya tanpa mengatakan apa pun dan kembali ke kamarnya. Saudari ipar saya tidak berlatih Dafa tetapi dia orang yang sangat baik.
Saya merasa malu, "Saya sudah berkultivasi begitu lama. Bagaimana mungkin saya masih bisa mengumpat?" Saya disibukkan dengan apa yang terjadi dan betapa buruknya penampilan saya di depan saudari ipar saya yang bukan praktisi. Begitu saya berbaring untuk tidur, tempat tidur lama itu mulai mengeluarkan suara. Tempat tidurnya kecil dan selimutnya kasar saat disentuh dan gatal. Saya mulai kesal karena harus membantu begitu banyak pekerjaan di rumah saudara laki-laki saya, mulai dari memasak hingga membersihkan, hingga mencuci popok kain yang tak terhitung jumlahnya setiap hari. Saya kelelahan dan merasa marah.
Saya mengeluh kepada ibu saya, "Lihat saja selimut ini? Kainnya sangat gatal dan membuat saya gatal di sekujur tubuh. Tempat tidurnya sangat kecil dan tidak nyaman. Tempat tidur saya di rumah berukuran besar dan semua perlengkapannya terbuat dari bahan alami, lembut dan nyaman. Lihat saja apa yang mereka berikan untuk saya tidur. Apa ini? Saya akan pulang hari Sabtu untuk tidur di tempat tidur saya sendiri agar saya bisa beristirahat.” Ibu mencoba menghibur saya, “Kamu tidak akan tinggal lama di sini. Bertahanlah.” Saya berbaring lagi, masih bergumam mengeluh.
Saat itu, saya tiba-tiba menyadari bahwa saya belum sepenuhnya memiliki keyakinan pada Guru dan Dafa. Semua yang saya alami, setiap langkah yang saya ambil di dunia manusia ini, telah diatur dengan saksama oleh Guru karena saya adalah seorang kultivator, termasuk kunjungan singkat ini bersama keluarga saudara laki-laki saya. Semua yang menyertainya—sprei yang kasar, popok kotor yang tak terhitung jumlahnya, pekerjaan bersih-bersih dan memasak—semuanya seharusnya terjadi persis seperti ini untuk membantu saya meningkat. Sungguh menyedihkan bahwa saya tidak menyadarinya sampai sekarang! Bukannya mempertahankan standar Fa yang tinggi, saya dipenuhi dengan kepahitan dan bahkan mengeluh kepada ibu saya tentang hal itu.
Tidak ada masalah kecil dalam kultivasi, dan saya membuat kesalahan yang sangat besar. "Saya salah, Guru," kata saya, "Saya salah. Saya tidak akan mengeluh lagi. Ini untuk saya agar dapat meningkat." Saat saya meminta maaf kepada Guru, keajaiban terjadi. Sesuatu dikeluarkan dari dada saya dan beban yang selama ini berada di dada saya terangkat. Saya merasa lebih baik hanya dalam hitungan detik. Itu adalah belas kasih Guru yang agung.
Lolos dari Bahaya Berkat Guru yang Menjaga Saya
Suami saya dan saya pindah kembali ke kampung halamannya di Tiongkok utara pada tahun 2009. Dengan kepindahan ini, banyak hal berubah dalam hidup kami. Saya menutup usaha kecil yang telah saya jalankan selama bertahun-tahun dan tiba-tiba mendapati diri saya memiliki banyak waktu luang. Selain memasak tiga kali sehari untuk keluarga saya, saya menggunakan waktu saya untuk menulis surat klarifikasi fakta dan mengirimkannya ke berbagai lembaga dan pejabat pemerintah.
Suami saya, yang juga seorang praktisi, dan saya segera bergabung dengan praktisi setempat dan berkontribusi pada upaya mereka untuk membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup.
Dengan memanfaatkan keahlian saya, saya mendirikan tempat produksi materi klarifikasi fakta di rumah kami untuk memasok praktisi setempat. Saya membeli peralatan dan perlengkapan pencetakan untuk mencetak buklet dan brosur Dafa, dan mesin pengukir laser untuk membuat amulet Dafa. Setiap kali praktisi setempat meminta bantuan, kami menggunakan mobil kami untuk mengangkut praktisi dan mengirimkan materi. Saya juga membantu praktisi di daerah lain mendirikan tempat produksi materi dan mengirimkan perlengkapan ke desa-desa terpencil. Kami tidak keberatan menghabiskan banyak uang untuk mobil kami, atau membayar bahan dan peralatan dari kantong kami sendiri, selama itu diperlukan untuk klarifikasi fakta. Saya dan suami saya mendukung upaya praktisi setempat tanpa berpikir dua kali tentang kerugian dan keuntungan kami sendiri.
Seorang kerabat kami ditangkap pada musim semi 2022 dan saya terkena dampaknya. Polisi datang di tengah malam dan menangkap saya. Mereka membawa saya ke kota lain dan menempatkan saya di hotel untuk dikarantina. Saya diborgol ke cincin logam yang dipasang di lantai segera setelah kami tiba.
Ruangan itu dilengkapi dengan berbagai macam alat penyiksaan. Ada kursi besi, cincin logam yang dipasang di lantai, dan borgol. Satu-satunya yang hilang adalah kamera pengintai. Saat saya memohon bantuan Guru, saya merasa sangat menyesal karena tidak berkultivasi dengan tekun. Saya mengecewakan Guru dan penangkapan itu menyebabkan lebih banyak masalah dan penderitaan bagi Guru. Saya meminta maaf kepada Guru. Menghitung semua konsep manusia yang belum saya lepaskan, saya memutuskan untuk mengubah cara hidup saya. Saya meminta Guru untuk memperkuat pikiran lurus saya karena saya tidak akan pernah menyerah pada tuntutan kejahatan untuk melepaskan keyakinan saya pada Dafa.
Saya mengklarifikasi fakta kepada siapa pun yang masuk ke ruangan dan terus berbicara tentang Dafa sampai keesokan harinya. Petugas yang mengawasi saya tertidur. Saya memancarkan pikiran lurus dan melepaskan borgol. Dengan sepatu di tangan saya, saya berjingkat keluar ruangan tanpa alas kaki. Ketika saya memutar kenop pintu, kunci rantai mengeluarkan suara. Saya berkata kepada kunci rantai, "Anda tidak boleh mengeluarkan suara apa pun. Anda harus berasimilasi dengan Fa dan melindungi seorang praktisi Dafa. Anda akan menerima berkah.” Kunci rantai itu tidak lagi bergerincing.
Saya mendorong pintu hingga terbuka dan meninggalkan ruangan. Saat saya berjalan menuju lobi, saya melihat seorang polisi sekitar enam meter dari saya, sedang melihat ponselnya. Saya memancarkan pikiran lurus agar dia tidak mengalihkan pandangan dari ponselnya, dan bergegas menyeberangi lobi. Begitu saya keluar dari hotel, saya memilih gang kecil yang mengarah ke ladang tanaman. Dengan bantuan Guru, saya menemukan jaket. Kamera pengintai di hotel mungkin telah merekam saya meninggalkan hotel. Agar tidak dikenali berdasarkan apa yang saya kenakan, saya mengenakan jaket yang saya temukan dan terus berjalan, menghindari kamera pengintai yang terlihat di sepanjang jalan.
Saya tiba di sebuah sungai, tetapi tidak ada jembatan yang terlihat. Sedikit ke hilir, saya menemukan lempengan beton sempit di atas sungai yang mungkin merupakan sisa dari proyek konstruksi sebelumnya. Lempengan beton itu hampir tidak cukup lebar untuk meletakkan kaki saya berdampingan. Saya berjalan hati-hati menyeberangi sungai tanpa apa pun untuk dipegang, berdoa kepada Guru sepanjang waktu. Sebuah potongan vertikal setinggi orang berdiri tepat di tengah lempengan beton. Saya berpegangan padanya, dan dengan hati-hati meletakkan satu kaki di sekelilingnya ke sisi lain, lalu sisi lainnya. Dengan perlindungan Guru, saya dengan selamat mencapai sisi lain. Saya menjadi takut setelahnya, "Itu benar-benar berbahaya. Bagaimana jika saya jatuh ke sungai?" Airnya sangat dalam dan arusnya begitu deras—bisa saja itu berakhir buruk. Ditambah lagi, kedua sisi tepi sungai curam dan licin. Saya tidak akan bisa memanjat keluar dari parit bahkan jika saya berhasil selamat dari jatuh ke air.
Setelah menyeberangi sungai, saya melewati kebun buah persik dan menemukan diri saya di pintu masuk sebuah desa. Sepasang suami istri tua yang baik hati memberi saya air, roti kukus, dan masker wajah. Saya tidak berani masuk ke desa karena kamera pengawas ada di mana-mana. Sebaliknya, saya berbalik dan masuk ke hutan. Setelah dua jam berjalan melalui hutan, saya mendengar sirene mobil polisi di kejauhan. Saya menguatkan pikiran lurus saya dan terus berjalan.
Sebelumnya cuaca cerah dengan langit biru cerah, dan sekarang tiba-tiba awan gelap berkumpul dan angin bertiup kencang. Hujan mulai turun semakin deras. Saya terus berjalan, secara strategis memilih rute agar tetap kering di bawah pohon-pohon besar, dan akhirnya sampai di tempat yang aman.
Para praktisi setempat kemudian memberi tahu saya betapa tipisnya saya untuk melarikan diri dan badai datang di saat yang tepat untuk menyelamatkan saya. Jika bukan karena badai itu yang membuat pencarian di hutan menjadi sulit, polisi pasti sudah menemukan saya hari itu. Pihak berwenang sangat marah dan mencari saya ke seluruh penjuru, termasuk di rumah banyak praktisi. Mereka mengirim lebih banyak petugas keesokan harinya untuk mencari saya dan sirene terdengar di mana-mana.
Masih banyak pengalaman yang ingin saya bagikan, tetapi saya ingin artikel ini tidak terlalu panjang. Saya mengucapkan terima kasih kepada Guru kita yang penuh kasih atas bantuan-Nya.