Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Praktisi Falun Dafa Muda: Menempuh Jalur Kultivasi Saya dengan Baik

6 Okt. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa muda di Tiongkok

(Minghui.org) Waktu berlalu dengan cepat, dan saya telah menjadi dewasa setelah 16 tahun berkultivasi Falun Dafa. Dengan berkat dari Guru, saya terus melangkah maju ke arah yang benar di jalur kultivasi yang diatur oleh Guru.

Pertemuan Pertama – Seorang Praktisi Muda Mulai Berkultivasi

Menurut kakek-nenek saya, saya diajari untuk duduk dalam posisi lotus penuh saat meditasi dan melafalkan "Falun Dafa baik" di rumah ketika saya masih kecil. Namun, paparan awal saya terhadap Dafa dinetralisir oleh fitnah Partai Komunis Tiongkok (PKT) tentang Dafa. Saya mulai mempercayai kebohongan dan indoktrinasi PKT dan menjadi sangat berprasangka buruk terhadap Dafa. Saya menolak untuk mendengarkan anggota keluarga saya yang berlatih Dafa dan bahkan mulai menghindarinya. Namun, terlepas dari prasangka saya, saya mulai berlatih Dafa secara kebetulan pada musim panas tahun 2007 setelah menyelesaikan sekolah dasar.

Suatu sore, beberapa praktisi sedang belajar Fa di rumah saya, ketika kakek nenek saya meminta saya untuk membaca sebuah petikan dari Zhuan Falun. Dalam keadaan normal, saya akan pergi, membanting pintu dengan marah. Namun pada saat itu, sebuah kekuatan yang tidak dapat dijelaskan menerobos penghalang di sekitar hati saya. Saya duduk dengan tenang dan mulai membaca Fa. Satu paragraf menjadi dua, dua menjadi tiga, dan sebelum saya menyadarinya, saya telah mengikuti seluruh sesi belajar Fa. Prasangka saya terhadap Dafa lenyap hari itu. Saya menyadari ajaran dalam buku itu tidak sesuai dengan informasi salah tentang Dafa yang disebarkan Partai, dan saya ingin menjadi orang baik menurut prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Lebih dari 10 tahun telah berlalu sejak itu, dan mengingat kembali sore itu, saya menyadari Guru adalah orang yang mendorong saya untuk duduk dan membaca Fa, memulai kembali perjalanan kultivasi saya.

Musim panas itu, dengan bantuan dan dorongan dari rekan-rekan praktisi, saya selesai mempelajari Zhuan Falun, menonton video ceramah Guru, dan mempelajari lima perangkat latihan. Ketika semester sekolah baru dimulai pada musim gugur, saya menyelaraskan perilaku saya dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Masyarakat modern mempromosikan banyak tren negatif, yang dapat berdampak buruk pada karakter siswa yang polos. Namun dengan bantuan Dafa, saya mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk dan menahan godaan untuk jatuh ke dalam hal yang buruk. Ketika saya menghadapi masalah, saya mencari ke dalam, mempertimbangkan teman-teman sekelas saya, dan melepaskan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Prinsip-prinsip ini perlahan-lahan menjadi bagian dari karakter saya di bawah pengaruh Dafa.

Segera setelah saya mulai berlatih lagi, saya sedang akan kembali ke rumah setelah sesi belajar Fa bersama, tapi saya jatuh ke tumpukan pasir besar yang ditinggalkan di lokasi konstruksi di dekatnya. Tangan dan lengan saya berdarah, dan sepotong besar daging terkelupas dari telapak tangan saya. Namun saya tetap tidak takut. Keluarga saya juga meyakinkan saya bahwa, sebagai seorang praktisi Dafa, saya akan baik-baik saja. Seperti yang Guru katakan dalam Zhuan Falun,

“Kami mengatakan, baik atau buruk yang akan terjadi berasal dari pikiran sekilas seseorang, beda pikiran sekilas ini juga akan membawa konsekuensi yang berbeda” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya mengunjungi rumah sakit dan meminta agar luka saya dibersihkan dan diperban, lalu pulang.

Saya beruntung bisa bertemu Guru dalam mimpi. Suatu malam, saya bermimpi terjebak, terjerat ular-ular di tanah. Saya panik memikirkan kesulitan saya ketika Guru muncul, mengenakan jubah Buddha tradisional dan berdiri di atas bunga teratai dengan lingkaran cahaya keemasan di belakangnya. Guru mengulurkan tangannya dan ular-ular itu segera menghilang. Guru juga mengingatkan saya untuk melepaskan keterikatan manusia saya. Saya menyadari bahwa, sebagai seorang kultivator baru, masih banyak keterikatan yang belum saya lepaskan. Ketika menghadapi segala macam godaan dalam masyarakat manusia biasa, saya harus memperhatikan kata-kata dan perbuatan saya serta mematuhi standar Fa.

“Berkultivasi hati,
mematahkan nafsu,
menyingkirkan keterikatan.”
(“Siapa Berani Melepaskan Hati Manusia Biasa”, Hong Yin I)

Saya tinggal di kampus saat SMA. Seiring dengan bertambahnya beban kuliah, saya tidak dapat berpartisipasi dalam kelompok belajar Fa sesering sebelumnya, dan bahkan menemukan waktu untuk belajar Fa sendiri pun menjadi masalah. Di SMA, siswa mengadopsi interaksi sosial yang lebih kompleks dan mengikuti tren terkini. Dengan latar belakang ini, saya perlahan-lahan berhenti belajar Fa dan menghabiskan tahun pertama saya dalam kebimbangan. Ketika saya pindah ke sekolah baru di tahun kedua, saya mendapati diri saya berada dalam lingkungan belajar dan suasana sosial yang lebih santai dan positif. Saya tahu Guru telah menciptakan lingkungan kultivasi ini untuk saya dan bahwa saya harus menghargai kesempatan itu. Setiap kali saya pulang ke rumah pada akhir pekan, saya akan meluangkan waktu untuk menghafal satu atau dua puisi Dafa. Saya juga membawa salinan kecil Hong Yin ke sekolah dan akan menggunakan senter untuk menghafal Fa setiap malam sebelum tidur. Meskipun saya tidak dapat menghadiri kelompok belajar Fa seperti biasa, ajaran Dafa selalu ada di hati saya dan Guru selalu berada di sisi saya. Nilai-nilai saya juga mulai meningkat pesat.

Tahun itu, sebagai hasil sampingan dari tingkat kultivasi saya yang baik, saya melampaui 100 teman sekelas di kelas saya pada setiap ujian. Saya ingat di luar kelas kami sangat berangin selama musim panas yang terik. Kami yang duduk di dekat jendela menderita sakit kepala akibat angin, tetapi mereka yang duduk jauh dari jendela merasa bahwa menutup jendela akan membuat kelas lebih panas. Dengan mempertimbangkan orang lain, saya memilih untuk duduk di dekat jendela dan membiarkan teman-teman sekelas saya duduk di tempat yang lebih baik.

Saya mengenakan topi untuk melindungi kepala saya dari angin, tetapi meskipun demikian, angin tetap tidak tertahankan secara fisik dan mental. Saya hampir tidak dapat memperhatikan kelas sama sekali. Tetapi saya tahu bahwa, sebagai seorang kultivator, saya harus mencari ke dalam tidak peduli masalah apa yang saya hadapi dan mempraktikkan toleransi. Ini berlangsung sampai tiba saatnya ujian tengah semester. Saya mengira nilai saya akan turun, karena saya hampir tidak dapat berkonsentrasi, tetapi hasil saya sangat bagus dan peringkat saya meningkat secara signifikan. Pada saat itu, saya menyadari bahwa jika seorang kultivator melakukan yang terbaik dan menolak untuk menyerah pada gangguan, dia tidak akan kalah. Tak lama kemudian, teman-teman sekelas saya mencapai kesepakatan diam-diam untuk menutup jendela, dan saya pun berhenti menderita sakit kepala akibat angin. Meskipun ujian ini lebih lama dari yang diharapkan, pada akhirnya saya berhasil mengatasinya.

Tantangan dalam Memperoleh Pendidikan Lanjutan

Saya meninggalkan kampung halaman untuk kuliah di kota lain. Karena keterbatasan kondisi hidup, saya tidak dapat berlatih gerakan dan dengan demikian membawa buku elektronik untuk belajar Fa. Saya terus menghadapi kesengsaraan selama tahun-tahun kuliah dan belajar bahwa seorang kultivator seharusnya tidak mendambakan kehidupan yang nyaman. Kemampuan akademis saya tidak pernah kuat, tetapi dengan berkat dari Dafa, saya berhasil memperoleh beasiswa nasional dan bahkan diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan Magister dan kemudian Doktor. Namun, jalan menuju prestasi ini tidaklah mulus.

Pada tahun akademik terakhir mereka, mahasiswa sarjana harus menyelesaikan magang dan mempersiapkan diri untuk ujian masuk sekolah pascasarjana. Intensitas pekerjaan bervariasi di berbagai lokasi magang. Semakin ringan beban kerja magang, semakin banyak waktu yang dimiliki mahasiswa untuk belajar untuk ujian masuk sekolah pascasarjana.

Dua unit kerja, A dan B, ideal karena letaknya paling dekat dengan kampus dan mudah dijangkau. Namun, karena keterbatasan tempat di kedua unit ini, banyak mahasiswa yang terpaksa menggunakan koneksi untuk masuk. Beberapa mahasiswa bahkan mencoba menyuap sopir dekan untuk mendapatkan tempat magang yang bagus. Tekanan dari teman sebaya dan beban ujian masuk pascasarjana yang berat membuat saya sempat cemas. Namun, belajar Fa secara terus-menerus perlahan-lahan membuat saya tenang. Karena semuanya sudah diatur oleh Guru, saya tidak akan kehilangan apa yang seharusnya menjadi milik saya dan tidak boleh mencoba mengambil keuntungan dari orang lain. Saya pun mengajukan lamaran magang dengan tenang.

Ketika hasil pengumuman, saya ditugaskan ke unit A untuk magang. Banyak dari mereka yang mengandalkan suap dan koneksi telah melamar ke unit B. Beberapa orang dalam kelompok ini mendapati diri mereka ditugaskan ke tempat magang yang lebih jauh. Lebih sedikit mahasiswa dalam kelompok saya yang melamar ke unit A, karena khawatir terlalu banyak yang mendaftar yang berarti penugasan ke lokasi yang kurang ideal. Saya menyelesaikan magang dan diterima di sekolah pascasarjana. Peristiwa ini mengajarkan saya bahwa mengikuti tuntutan Fa adalah satu-satunya cara untuk memastikan saya tidak menyimpang dari jalur kultivasi. Jika saya merendahkan diri ke tingkat orang biasa dan mengandalkan suap, saya mungkin akan dipindahkan ke unit kerja yang lebih buruk, seperti beberapa teman sekelas saya, dan gagal mendapatkan tempat untuk melanjutkan studi.

Saya memutuskan untuk melanjutkan studi doktoral saya setelah memperoleh gelar Magister. Namun, rintangan kali ini lebih sulit. Saya memiliki lebih sedikit waktu untuk belajar Fa, dan tekanan gabungan ini menyebabkan gelombang kebingungan dan kecemasan. Selama periode itu, saya benar-benar merasakan bahwa,

“Tiap rintangan harus diterobos,
Di mana-mana semua ada iblis.”
(“Derita Pikiran dan Hatinya”, Hong Yin I)

Dalam proses menghubungi para penasihat dan mendaftar ke berbagai sekolah, saya bertemu dengan para profesor yang kemudian saya ketahui memiliki masalah etika yang serius. Saya berasumsi bahwa, berdasarkan nilai-nilai saya dan setelah memperoleh persetujuan dari penasihat tempat saya melamar kerja, diterima akan mudah. Namun, selama wawancara, penguji tidak mengajukan pertanyaan profesional apa pun dan mengakhiri wawancara dengan tergesa-gesa. Saya terkejut ketika saya gagal diterima tetapi kemudian menyadari bahwa ini bukanlah jalan yang telah diatur oleh Guru untuk saya.

Ketika saya mencoba mencari mentor lain, banyak penasihat memberi tahu saya bahwa siswa mereka sendiri ingin melanjutkan studi tetapi tidak ada lowongan yang tersisa. Kegagalan saya yang terus-menerus membuat saya merasa bingung dan cemas. Saya tidak dapat menerima keputusan untuk menghentikan studi saya. Selama waktu itu, saya sering membicarakan banyak hal dengan anggota keluarga saya yang berlatih Dafa. Dengan dorongan mereka, saya secara bertahap melepaskan keterikatan saya untuk mengejar studi lebih lanjut. Kultivasi saya diatur oleh Guru, dan saya hanya perlu melakukannya dengan baik dan berjalan di jalan yang benar. Di mana pun saya berakhir, saya akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki takdir pertemuan dengan saya dan menyelamatkan orang-orang yang seharusnya saya selamatkan. Saya telah menunggu jutaan tahun, bukan untuk memenuhi kebutuhan saya akan ketenaran atau kekayaan, tetapi untuk memenuhi janji takdir pertemuan saya.

Setelah menghilangkan keterikatan ini, pikiran saya terasa lebih ringan, dan saya berhenti mengkhawatirkan masalah ini. Saya mengisi formulir pendaftaran yang diperlukan dan bersiap untuk mengikuti ujian, bertekad untuk mematuhi persyaratan Fa dan menerima apa pun hasilnya.

Kesempatan datang ketika anda tidak menyangkanya, dan saya diterima untuk bekerja di bawah bimbingan guru favorit saya di sebuah universitas! Ketika pemberitahuan penerimaan saya untuk studi doktoral tiba, saya tidak merasa gembira, juga tidak bersukacita atas keberuntungan saya. Sebaliknya, saya merasakan kedamaian, mengetahui bahwa ini adalah hasil dari mengikuti persyaratan Fa, dan bahwa saya telah meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Melihat ke belakang, mungkin kesengsaraan ini diatur oleh Guru sebagai ujian agar saya dapat meningkatkan diri.

Kekuatan Luar Biasa Dafa

Pada tahun 2023, saya menyadari bahwa banyak orang yang terjangkit COVID-19 bekerja di lantai saya. Suatu pagi ketika saya melewati sebuah kantor, saya mendengar orang di dalam sedang batuk. Setelah itu, meskipun tenggorokan saya terasa sedikit sakit, pikiran pertama saya adalah menyangkal penyakit apa pun dengan pikiran lurus yang kuat. Virus COVID-19 ada di sini untuk melenyapkan anggota Partai dan tidak akan memengaruhi praktisi Dafa. Kemudian, ketika saya sedang makan permen, saya mulai tersedak, yang membuat saya batuk dan bahkan muntah. Saya menyadari Guru sedang menyesuaikan tubuh saya, dan penyesuaian di dimensi lain ini adalah penyebab gejala-gejala ini. Saya memanfaatkan waktu istirahat makan siang saya untuk melakukan latihan pertama dan memancarkan pikiran lurus kapan pun saya punya waktu. Saya merasa jauh lebih baik sore itu dan pulih sepenuhnya keesokan harinya.

Saya sedang mengendarai sepeda melewati pintu masuk tempat parkir musim panas lalu ketika sebuah mobil tiba-tiba keluar dari tempat parkir dan menabrak saya, menjatuhkan saya dan sepeda saya. Seperti yang Guru katakan dalam Zhuan Falun,

“Acap kali kita tidak merasa takut saat mengalami peristiwa semacam ini.” (Ceramah 3, Zhuan Falun)

Sesaat setelah kejadian itu, saya tetap tidak takut. Saya khawatir sepeda saya menggores mobil, dan saya harus membayar untuk mengecatnya ulang. Pengemudi mobil itu keluar dari mobil dan berjalan tertatih-tatih ke arah saya, sambil bertanya dengan panik apakah saya terluka. Ia menjelaskan bahwa ia menderita asam urat di kakinya dan tidak mengerem. Saya tidak memarahinya, membersihkan debu dari tubuh saya, dan meyakinkannya bahwa saya baik-baik saja. Saya bertanya kepadanya tentang mobilnya, tetapi pengemudi yang malu itu meyakinkan saya bahwa, selama saya baik-baik saja, kondisi mobilnya tidak penting. Saya tidak ingin membuat masalah bagi pengemudi itu dan mendesaknya untuk pergi. Saya baru kemudian menyadari bahwa saya seharusnya mengambil kesempatan itu untuk mengklarifikasi fakta kepadanya.

Saya sepenuhnya menyadari banyaknya kekurangan dan keterikatan saya, seperti rasa iri hati, tidak bersikap serius, nafsu berahi, dan frustrasi. Selain itu, saya masih kurang dalam hal mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan makhluk hidup. Saya berharap dapat bertukar pengalaman dengan rekan-rekan praktisi, terutama praktisi muda yang masih sekolah, sehingga kita dapat belajar dan membuat kemajuan bersama. Saya juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyemangati diri sendiri dan praktisi lain agar bisa menjadi lebih baik.