Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kejahatan Xu Wenhai, Wakil Gubernur Provinsi Hubei dan Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Hubei dalam Menganiaya Praktisi Falun Gong

7 Okt. 2024 |   Oleh koresponden Minghui

(Minghui.org) Dalam peringatan 25 tahun penindasan Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dimulai pada Juli 1999, praktisi dari 44 negara menyerahkan daftar baru para pelaku kepada pemerintah masing-masing. Mereka meminta agar pelaku dan keluarga mereka dilarang masuk dan aset luar negeri mereka dibekukan sesuai hukum.

Di antara pelaku yang tercantum dalam daftar tersebut adalah Xu Wenhai, wakil gubernur Provinsi Hubei dan direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Hubei.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap: Xu (nama keluarga) Wenhai (nama depan)
Nama Tionghoa: 徐文海
Jenis Kelamin: Laki-laki
Tanggal/Tahun Lahir: September 1965
Tempat Lahir: Suixi, Provinsi Guangdong, Tiongkok

Jabatan atau Posisi

Juli 2020 – Sekarang: Wakil Gubernur Provinsi Hubei, Sekretaris Komite Partai, dan Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi, Kepala Inspektur, dan Wakil Sekretaris Pertama Komite Urusan Politik dan Hukum Provinsi.

Oktober 2016 – Juni 2020: Wakil Walikota Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, dan Direktur Departemen Kepolisian Kota Shenzhen.

Juni 2014 – Oktober 2016: Wakil Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Guangdong.

Kejahatan Utama

Sejak Juni 2014, Xu Wenhai memegang posisi penting dalam sistem keamanan publik PKT. Dia secara aktif menerapkan kebijakan penganiayaan terhadap Falun Gong, yang menyebabkan banyak penangkapan dan hukuman terhadap para praktisi. Beberapa praktisi disiksa hingga tewas dalam tahanan.

Setelah Xu menjadi wakil gubernur Provinsi Hubei dan direktur Departemen Keamanan Publik Hubei pada Juni 2020, penganiayaan di Provinsi Hubei tetap parah. Dari Juni 2020 hingga Mei 2024, setidaknya sepuluh praktisi, termasuk Liu Jigang (pria), Wei Youxiu (wanita), Qin Hanmei (wanita), Tang Changjun (wanita), Li Juhua (wanita), Chen Wangqiu (wanita), Hu Hanjiao (wanita), Hu Yongxiu (wanita), Zong Ming (wanita), dan Chen Xuzhen (wanita), tewas akibat penyiksaan. Banyak lainnya menjadi cacat atau terluka akibat penyiksaan.

1) Penganiayaan di Provinsi Hubei Antara 2020 dan 2024

Pada paruh kedua tahun 2020, setidaknya tiga praktisi, Liu Jigang (pria), Wei Youxiu (wanita), dan Qin Hanmei (wanita), disiksa hingga tewas. Tujuh praktisi lainnya terluka atau cacat, termasuk Feng Jiwu (pria), Xiong Youyi (pria), Zhou Guoqiang (pria), Zhang Bo (pria), Li Jun (pria), Wang Qiong (pria), dan Wang Xinguo (pria). Dari Juli hingga Desember 2020, 361 praktisi ditangkap dan rumah mereka digeledah.

Pada tahun 2021, tujuh praktisi meninggal akibat penganiayaan; 38 dijatuhi hukuman; 123 ditahan di pusat pencucian otak; 132 ditahan di pusat penahanan; 321 ditangkap; dan 485 dilecehkan.

Pada tahun 2022 dan 2023, setidaknya 19 praktisi tewas akibat penganiayaan; 71 dijatuhi hukuman dan didenda total 236.000 yuan; 392 ditangkap; 120 ditahan di pusat pencucian otak dan lima di rumah sakit jiwa; serta 517 dilecehkan. Sebanyak 49 lainnya mengalami penganiayaan finansial, seperti penangguhan pensiun atau dipecat dari pekerjaan mereka.

Dari Januari hingga Mei 2024, setidaknya dua praktisi, Ouyang Haiwen (pria) dan Chen Xuzhen (wanita), tewas akibat penyiksaan. Pada pukul 7 pagi tanggal 23 April 2024, penangkapan massal terjadi di Distrik Xian’an, Kota Xianning, Provinsi Hubei.

1.1) Kasus Kematian Terpilih

Kasus 1: Chen Xuzhen (wanita) Dibebaskan dalam Kondisi Kritis, Meninggal Sebulan Kemudian

Chen Xuzhen dari Kota Danjiangkou, Provinsi Hubei, ditangkap pada 2 Maret 2023 saat mempelajari ajaran Falun Gong dengan beberapa orang lainnya. Dia dijatuhi hukuman satu tahun dengan denda 2.000 yuan. Dia menjadi sakit parah di Pusat Penahanan Kota Shiyan dan dibebaskan pada Februari 2024. Dia meninggal sebulan kemudian pada 14 Maret 2024.

Kasus 2: Hu Yongxiu (wanita) Meninggal Enam Hari Setelah Penangkapan Karena Berlatih Falun Gong

Hu Yongxiu, seorang penduduk Kota Wuhan berusia 64 tahun, ditangkap di luar rumah sakit pada 30 Maret 2023 saat berbicara kepada orang-orang tentang penganiayaan Falun Gong. Keluarganya mengonfirmasi pada 5 April bahwa dia meninggal hari itu. Upacara persemayaman di rumahnya diawasi ketat oleh polisi. Karena penyensoran informasi yang ketat, detail tentang kematiannya tidak tersedia.

Kasus 3: Tang Changjun (wanita) Meninggal 66 Hari Setelah Menjalani Hukuman 3,5 Tahun

Tang Changjun, penduduk Kota Wuhan, Provinsi Hubei, ditangkap pada 12 April 2019 karena berbicara tentang Falun Gong di kereta bawah tanah. Pengadilan Distrik Hanyang mengadakan sidang virtual kasusnya pada 10 September 2020 dan menjatuhkan hukuman 3,5 tahun dan denda 2.000 yuan pada 9 November 2020. Saat dia dibebaskan dari Penjara Hankou pada 12 Oktober 2022, dia tidak bisa berjalan, berbicara terbata-bata, dan sangat kurus. Dia meninggal pada 17 Desember di usia 74 tahun.

Kasus 4: Hu Hanjiao (wanita) Meninggal 13 Hari Setelah Masuk Penjara

Hu Hanjiao, seorang warga Kota Hanchuan, Provinsi Hubei, ditangkap pada 15 Maret 2021 setelah dilaporkan karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun pada akhir Juni 2021. Selama tujuh bulan ditahan di Pusat Penahanan Kota Hanchuan, Hu melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan dan dicekok paksa makan. Pada pukul 8 malam tanggal 9 November 2021, 13 hari setelah dia dipindahkan ke Penjara Wanita Provinsi Hubei, seorang penjaga menelepon suami Hu dan mengatakan bahwa dia telah meninggal di rumah sakit karena sakit.

Kasus 5: Zong Ming (wanita) Meninggal Enam Hari Setelah Ditangkap karena Berlatih Falun Gong

Zong Ming ditangkap pada 18 April 2022 selama kampanye "Zero-out," yang menargetkan semua praktisi yang ada dalam daftar hitam pemerintah dengan tujuan memaksa mereka melepaskan Falun Gong. Dia sangat kurus dan kesulitan berbicara ketika dibebaskan setelah delapan bulan ditahan di pusat cuci otak. Dia meninggal pada 1 Januari 2023, enam hari setelah keluar.

Kasus 6: Wei Youxiu (wanita) Meninggal dalam Penahanan Setelah Lebih dari Dua Tahun Ditahan Tanpa Komunikasi

Wei Youxiu ditangkap di Zhongshan Park pada 2 Juni 2018. Rumahnya juga digeledah. Dia ditahan di Pusat Penahanan No. 1 Wuhan selama lebih dari satu tahun. Dilaporkan bahwa penganiayaan membuat tubuhnya sangat kurus hingga seperti kerangka, dan dia harus dibantu untuk berjalan.

Keluarganya menerima pemberitahuan pada 15 Agustus 2020, yang menyatakan bahwa wanita berusia 72 tahun itu meninggal akibat leukemia. Meskipun pihak berwenang menolak memberikan informasi lebih lanjut tentangnya, keluarganya mencurigai bahwa dia disiksa hingga meninggal.

1.2) Kasus-Kasus Hukuman Terpilih

Kasus 1: Dua Orang Dijatuhi Hukuman karena Menyebarkan Materi Informasi Falun Gong

Cheng Lianlian (wanita) dan Zhang Guiying (wanita), penduduk Kabupaten Hongan, Provinsi Hubei, ditangkap pada 21 Agustus 2021 setelah dilaporkan karena membagikan selebaran tentang Falun Gong. Polisi menggeledah rumah kedua wanita tersebut keesokan harinya dan menyita semua buku serta literatur Falun Gong mereka sebagai barang bukti. Cheng kemudian dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, sedangkan Zhang dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.

Kasus 2: Dua Lansia Dijatuhi Hukuman Penjara yang Berat

Pada awal 2023, Yi Jiahai (pria) dan Yan Yingzhong (pria), keduanya penduduk Kota Macheng, Provinsi Hubei yang berusia 70-an, dijatuhi hukuman penjara. Mereka ditangkap pada 6 November 2021 dan dibawa ke Pusat Penahanan Pertama Kota Macheng. Yi dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, sementara Yan dijatuhi hukuman delapan tahun. Kedua pria tersebut dipindahkan ke Grup Penjara Shayang pada 14 Juni 2023.

1.3) Kasus Penangkapan Terpilih

Kasus 1: Tujuh Warga Ditangkap Saat Belajar Ajaran Falun Gong Bersama

Tujuh warga Wuhan, termasuk Zhou Yuying (wanita), 83 tahun, Liang (wanita), 76 tahun, Liu Yunli (wanita), 71 tahun, Xu Nanshan (pria), 70 tahun, Tang Lihua (wanita), 66 tahun, Yu Shifang (wanita), 57 tahun, dan Tong Li (wanita), sekitar 43 tahun, sedang mempelajari ajaran Falun Gong di rumah Zhou pada 11 Maret 2021, ketika seorang petugas polisi tiba-tiba masuk setelah memotong jeruji jendela keamanan milik Zhou.

Petugas tersebut membuka pintu dan membiarkan petugas lain masuk. Polisi menangkap semua praktisi yang hadir dan membawa mereka ke kantor polisi. Para praktisi diinterogasi dan diambil foto, sampel darah, sidik jari, serta jejak kaki mereka. Zhou dan Liu dibawa ke Pusat Cuci Otak Distrik Wuchang.

Kasus 2: Zhou Hongliang (pria) Dipukuli Saat Penangkapan

Zhou Hongliang, yang bekerja serabutan di sebuah mal lokal, ditangkap di tempat kerjanya sekitar pukul 4 sore pada 10 Maret 2023. Lima petugas dari Kantor Polisi Xicheng, hanya satu di antaranya yang berseragam, membawanya pulang. Setelah menggeledah rumahnya, mereka memerintahkan Zhou untuk ikut dengan mereka. Dia menolak dan mengatakan bahwa dia perlu merawat ibunya yang berusia 80 tahun dan tidak berdaya. Empat petugas kemudian mencambuknya dengan sabuk mereka.

Zhou lari keluar dari gedung apartemennya, tetapi petugas segera menangkapnya dan terus memukulinya. Mereka tidak berhenti bahkan ketika tetangganya mengecam polisi karena memukuli orang sebaik itu.

Polisi kemudian membawa Zhou kembali ke rumahnya, melakukan penggeledahan putaran kedua, dan membawanya ke Pusat Penahanan Pertama Kota Suizhou.

1.4) Pusat Cuci Otak yang Terkenal di Provinsi Hubei

Sejak penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999, pihak berwenang di Hubei dengan ketat mengikuti rezim dalam menindas para praktisi. Mereka memiliki pengalaman khusus dalam mengadakan sesi cuci otak terhadap para praktisi.

Pada tahun 2021, terdapat sebanyak 27 pusat cuci otak di Provinsi Hubei, termasuk 15 di ibu kota Wuhan. Setidaknya 123 praktisi Falun Gong ditahan di pusat cuci otak tersebut dan dipaksa mempelajari materi propaganda yang mencemarkan nama baik Falun Gong.

Untuk melaksanakan kampanye "zero-out" Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang bertujuan memaksa setiap praktisi Falun Gong dalam daftar hitam pemerintah untuk meninggalkan keyakinan mereka, pihak berwenang di Wuhan mengerahkan polisi di berbagai distrik untuk menangkap para praktisi dan menempatkan mereka di pusat cuci otak. Komite Urusan Politik dan Hukum (PLAC) kota serta Kantor 610 kemudian menandatangani kontrak dengan “kolaborator” (mantan praktisi yang telah berhenti berlatih) untuk bekerja bagi PKT dalam penganiayaan ini. Kota tersebut membayar kolaborator ini dengan sangat besar untuk menyiksa dan "mengubah" para praktisi di pusat cuci otak. Pihak berwenang juga merekrut seorang pensiunan polisi yang memiliki catatan menyiksa para praktisi untuk bekerja di pusat cuci otak di berbagai distrik. Setidaknya sepuluh pusat cuci otak baru didirikan di Wuhan selama periode tersebut.

Li Yuzhen (wanita), seorang warga berusia 72 tahun dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, ditangkap di rumahnya pada 6 Juni 2021. Dia dibawa ke Pusat Cuci Otak Wangjiahe dan ditahan di sebuah ruangan gelap di lantai dua. Para penjaga memaksanya menonton video yang memfitnah Falun Gong dan memerintahkannya menulis pernyataan untuk meninggalkan Falun Gong. Dia menolak untuk mematuhi dan melakukan mogok makan sebagai bentuk protes. Para penjaga bergiliran mengawasinya dan tidak membiarkannya tidur selama empat hari. Dia juga dipaksa berdiri pada waktu-waktu tertentu. Pada hari kelima, para penjaga mencekok paksa makan. Dia merasakan kesakitan yang luar biasa, matanya terbalik, dan dia hampir meninggal.

Pada tahun 2022, setidaknya 60 praktisi ditahan di sembilan pusat cuci otak di Wuhan, termasuk Pusat Cuci Otak Etouwan di Distrik Qiaokou dan Pusat Cuci Otak Baishazhou di Distrik Wuchang.

Hu Yanhua (wanita), seorang warga berusia 57 tahun dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, ditangkap pada 31 Mei 2023, tepat di luar gedung apartemennya saat dia pulang kerja. Polisi menggeledah rumahnya keesokan harinya dan membawanya ke Penjara Kedua Kota Wuhan selama sepuluh hari. Dia tidak dibebaskan pada 11 Juni, saat masa penahanannya berakhir, melainkan dibawa ke Rumah Sakit Youfu (sebuah rumah sakit jiwa di sebelah timur Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan), di mana dia ditahan selama hampir dua bulan. Polisi membongkar pintunya dan menggeledah rumahnya pada 8 Agustus. Beberapa jam kemudian, mereka menjemputnya dari rumah sakit jiwa dan membawanya ke Pusat Cuci Otak Distrik Jianghan.

Kong Jiuhong (wanita) ditangkap pada 24 Oktober 2023 dan dibawa ke pusat cuci otak. Dia melakukan mogok makan sebagai bentuk protes terhadap penganiayaan. Meskipun kondisinya serius, polisi menolak untuk membebaskannya dan malah memindahkannya ke Pusat Penahanan Yunmeng. Dia dibawa ke Rumah Sakit Rehabilitasi Hanchuan pada 12 November. Pengadilan Kota Anlu menjatuhinya hukuman tujuh tahun pada Mei 2024.

2) Kejahatan yang Dilakukan sebagai Wakil Walikota dan Direktur Departemen Kepolisian Kota Shenzhen (Oktober 2016 – Juni 2020)

Selama masa jabatannya sebagai wakil walikota Shenzhen dan direktur Departemen Kepolisian Kota Shenzhen, penganiayaan terhadap Falun Gong tetap berlanjut tanpa henti. Pada tahun 2017, 25 praktisi ditangkap, dan enam lainnya diteror. Pada tahun 2018 dan 2019, masing-masing 11 dan 15 praktisi ditangkap, dengan banyak lainnya juga diteror selama periode ini.

Luo Zhiyin (pria), seorang warga Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, yang berusia 20-an, ditangkap pada 26 September 2019 setelah polisi mencurigainya memasang materi informasi tentang Falun Gong. Mereka menggeledah rumahnya dan menginterogasinya di kantor polisi setempat. Mereka memukulinya di kepala dan merobek pakaiannya. Salah satu petugas menekan kepala Luo di antara kakinya untuk melecehkan dia. Petugas lain mengancam akan mencabut organnya jika dia menolak menjawab pertanyaan mereka.

Kejaksaan Distrik Nanshan menuntut Luo pada 14 April. Pengadilan Distrik Nanshan menggelar sidang kasusnya pada 29 Oktober 2021 dan kemudian menjatuhkan hukuman tiga tahun.

Liang Zhanhong (wanita), seorang warga berusia 75 tahun dari Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, ditangkap di rumahnya pada 10 April 2020, setelah seorang petugas keamanan di lingkungan tempat tinggalnya melaporkannya karena berbicara tentang Falun Gong. Dia ditahan di Pusat Penahanan Nanshan dan dijatuhi hukuman tiga tahun pada tahun 2021.

Selama beberapa tahun terakhir, polisi dan anggota komite perumahan telah beberapa kali menerornya, menyebabkan keluarganya mengalami kesulitan besar. Penangkapan terbarunya membuat suaminya yang tidak berdaya berada dalam keadaan sulit, tidak dapat menemukan perawatan.