(Minghui.org) Salam, Guru yang terhormat! Salam, rekan-rekan praktisi!
Saya mulai berlatih Falun Dafa hampir delapan bulan yang lalu. Saya mempelajari latihan spiritual ini dari suami saya, yang telah berlatih selama 10 tahun. Saya memperoleh manfaat dari latihan ini pada peningkatkan Xinxing, memperdalam pemahaman saya tentang tujuan menjadi manusia dan saya ingin berbagi pengalaman saya.
Sebelum mulai berlatih Falun Dafa, saya mengikuti suatu agama, dan mengunjungi kuil hampir setiap hari—ada banyak kuil di kota tempat tinggal saya di India. Saya selalu berdoa untuk kehidupan yang lebih baik atau memohon bantuan untuk memecahkan masalah. Saya tidak pernah berdoa untuk berkultivasi ke tingkat yang lebih tinggi karena agama tersebut tidak mengajarkan orang bagaimana cara berkultivasi.
Orang tua saya mengajarkan saya pentingnya menjadi orang baik dan cara menjalani kehidupan manusia biasa. Satu-satunya masalah yang saya hadapi adalah masalah yang biasa dihadapi remaja atau dewasa muda. Saya selalu merasa ada yang mengawasi saat saya menghadapi masalah yang sulit saya tangani. Setiap kali saya berada dalam situasi berbahaya, selalu ada yang membantu saya.
Setelah menikah dan pindah ke AS bersama suami, saya terus mengikuti ajaran agama itu. Ada beberapa kuil di tempat tinggal kami, jadi saya harus berkendara selama satu atau dua jam untuk mengunjungi kuil demi kuil. Hal ini membuat saya sulit untuk mengunjungi kuil setiap hari atau bahkan pada hari Jumat, kami hanya berkunjung ketika kami punya waktu. Kami berdoa untuk hal-hal yang kami inginkan dalam hidup. Selama salah satu kunjungan, saya dan suami memiliki pengalaman yang sangat membuka mata kami tentang para pendeta yang melakukan ritual pemujaan kepada dewa-dewi yang berlainan di kuil. Mereka saling bertikai, dan setelah itu kami selalu merasakan energi yang tidak murni bertahan di kuil-kuil.
Dalam Ceramah 1 Zhuan Falun, Guru berkata, “Pada masa akhir Dharma, biksu dalam biara sekalipun juga sangat sukar menyelamatkan diri, apalagi menyelamatkan orang lain.”
Pengalaman ini berdampak besar pada keyakinan kami terhadap agama tersebut, dan kami pun sering mempertanyakan keyakinan kami terhadap agama tersebut. Kami pun perlahan-lahan berhenti mengikutinya dan mulai mencari jawaban tentang tujuan hidup, tujuan menjadi manusia, dan alasan keberadaan kami di dunia ini.
Melihat ke belakang, saya yakin Guru sedang membuka jalan bagi kami untuk memperoleh Fa. Ketika kami berhenti mengikuti agama itu, konsep-konsep dari agama itu dibersihkan dari pikiran kami, yang membuat kami siap untuk mengabdikan diri kepada Dafa.
Guru berkata,
“Saya juga tidak meminta anda harus belajar Falun Dafa ajaran saya ini, yang saya katakan adalah sebuah prinsip. Jika anda ingin Xiulian, anda harus berspesialisasi tunggal, bila tidak demikian, anda sama sekali tidak akan dapat Xiulian. Tentu saja sekiranya anda tidak ingin Xiulian, kami juga tidak menghiraukan anda, karena Fa hanya diajarkan kepada orang yang sungguh-sungguh Xiulian, oleh karena itu harus berspesialisasi tunggal, bahkan niat pikiran dari metode Gong lain juga tidak boleh dicampur masuk.”(Ceramah 3, Zhuan Falun)
Ini adalah berkah dari Guru, karena kami mampu berlatih Falun Dafa tanpa terganggu pikiran dari agama yang dulu kami anut.
Memperoleh Fa
Selama waktu itu, kolega suami saya berbagi informasi tentang Dafa, dan dia dapat terhubung dengan seorang praktisi lama yang mengajarinya latihan dan memberikan penjelasan rinci tentang latihan Falun Dafa. Setelah berlatih selama satu tahun, suami menjelaskan kepada saya apa itu Falun Dafa, mendorong saya untuk membaca Zhuan Falun dan berlatih. Saya membaca Fa dan melakukan latihan bersamanya kapan pun saya memiliki waktu. Anak-anak saya berusia dua dan enam tahun saat itu, saya tidak memprioritaskan kultivasi daripada pekerjaan dan keluarga. Saya membaca Fa dan melakukan latihan selama sekitar enam bulan, tetapi saya tidak berlatih dengan tekun.
Saya tidak mencari ke dalam diri untuk mengenali gangguan yang saya alami selama belajar Fa dan tidak melenyapkan karma pikiran. Saya akhirnya berhenti membaca Fa, dan kembali ke jadwal lama untuk mengurus keluarga dan fokus pada pekerjaan saya. Suami terus berlatih, dan saya mendukungnya semampu saya untuk membantunya berkultivasi.
Melanjutkan Berlatih Falun Dafa
Suami bercerita tentang pengalamannya dan mendorong saya untuk kembali berlatih. Meskipun saya sudah berhenti membaca buku utama Zhuan Falun, saya tetap percaya pada prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan mengikutinya semampu saya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Saya sangat menghormati Guru.
Akhir tahun lalu, saya menonton film, "Once We Were Divine" bersama keluarga, dan pesan-pesan yang disampaikan dalam film tersebut membangkitkan sisi saya yang mengetahui. Saya menyadari bahwa saya perlu tekun mengikuti latihan ini dan memenuhi sumpah saya kepada Guru. Dalam film tersebut, salah satu tokoh utama tidak mengatasi gangguan yang menghalanginya menerima Fa, dan pada akhirnya, ia menghancurkan dirinya sendiri dan dunianya karena ia tidak berkultivasi. Hal ini sangat menyentuh saya, dan saya memahami bahwa saya hidup dalam ilusi dan tidak dapat memahami tujuan dan makna Fa yang lebih dalam di permukaan. Sejak saat itu, saya belajar Fa setiap hari dan juga berusaha melakukan latihan. Ada perbedaan besar dalam pemahaman saya terhadap Fa dan belajar Fa harian saya dibandingkan dengan sebelumnya. Saya dapat memahami bagaimana Fa membimbing saya dalam menjalani hidup dan membantu saya untuk terus meningkatkan Xinxing.
Keharmonisan dalam Kehidupan Kami
Falun Dafa telah membawa keharmonisan dalam hidup kami. Kami berdua memiliki pekerjaan penuh waktu, dan merupakan tantangan untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan sehari-hari, yang sering kali menimbulkan konflik satu sama lain dalam mengelola tanggung jawab rumah tangga dan membesarkan anak-anak kami. Berkat Falun Dafa, kami menjadi lebih berbelas kasih satu sama lain dan sekarang dapat berbagi tanggung jawab tanpa banyak konflik. Bahkan jika terjadi konflik, konflik tersebut dapat diselesaikan dengan cepat, karena kami mendiskusikannya berdasarkan prinsip-prinsip Fa dan melepaskan ego masing-masing.
Kami juga membahas manfaat latihan ini dengan anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti prinsip Sejati, Baik, Sabar. Kami membahas media sosial dan pengaruh jahat lainnya yang dialami anak-anak serta membantu mereka untuk memahami dan menjauhi kecanduan akan dunia digital. Kami belajar Fa setiap hari, belajar dari kekurangan, kami terus meningkatkan Xinxing. Kami berusaha untuk menjadi orang baik sepanjang waktu.
Dampak Latihan Spiritual di Tempat Kerja
Saya bekerja di perusahaan Fortune 100, dan tanggung jawab pekerjaan saya sering kali mencakup jam kerja yang panjang. Lingkungannya penuh tekanan, dan saya harus berhadapan dengan rekan kerja yang sangat sensitif dan cenderung menciptakan konflik. Dengan tekun berlatih Dafa tahun ini, saya mampu menerapkan ajaran Dafa dalam pekerjaan sehari-hari dan mengelola stres. Ajaran Dafa juga membantu saya mencari ke dalam dan mengenali keterikatan yang terkait dengan pekerjaan: nama dan kepentingan pribadi. Dalam rapat ketika terjadi konflik, saya tidak lagi menyalahkan orang lain; sebaliknya, saya melihat ke dalam untuk melihat apa yang telah saya lakukan sehingga menimbulkan konflik.
Guru berkata,
“Kita selaku praktisi Gong, tiba-tiba dapat dilanda konflik. Jadi harus bagaimana? Jika anda biasanya selalu mempertahankan sebuah hati yang belas kasih, suatu sikap mental yang tenang dan damai, maka ketika berjumpa masalah akan dapat diatasi dengan baik, karena ia masih menyisakan kesempatan untuk meredam terpaan. Jika anda selalu dalam belas kasih, memperlakukan orang dengan Shan, selalu memikirkan orang lain sebelum melakukan sesuatu, setiap kali berjumpa masalah yang pertama-tama dipikirkan ialah, apakah hal ini bagi orang lain terasa berat atau tidak, apakah dapat mencederai orang lain, dengan demikian tidak akan timbul masalah. Oleh karena itu dalam berlatih Gong anda harus mengikuti kriteria yang tinggi, kriteria yang lebih tinggi lagi untuk mematut diri.”(Ceramah 4, Zhuan Falun)
Saya menempatkan diri di posisi orang lain, mencoba memahami alasan konflik dan mencoba berbelas kasih. Karena saya masih dalam tahap kultivasi, saya tidak selalu berhasil bersikap tenang dan berbelas kasih dan sering kali gagal. Namun, Fashen Guru selalu membimbing saya untuk mengikuti prinsip ini.
Baru-baru ini, seorang kolega dari kota lain datang ke kantor saya. Dia tinggal dalam waktu yang singkat, saya menanyakan apakah kami bisa makan malam di luar. Saya belum pernah makan malam tanpa rencana dengan kolega sebelumnya. Setelah memastikan waktunya, saya menyadari bahwa saya harus menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi fakta kepadanya.
Saya menghabiskan waktu satu jam untuk memberikan informasi terperinci tentang Dafa, menjelaskan penganiayaan, dan berbagi pengalaman saya tentang manfaat Dafa. Yang mengejutkan, dia sangat tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang latihan ini dan berterima kasih kepada saya karena telah berbagi informasi. Pengalaman ini mencerminkan pentingnya menyebarkan Fa di setiap kesempatan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Saya juga mengalami kesengsaraan yang menguji keyakinan saya kepada Guru. Saya telah lulus dalam beberapa ujian tetapi gagal dalam ujian lainnya. Ketika saya mulai memancarkan pikiran lurus, karma pikiran bahwa Falun Dafa itu buruk mengganggu, dan saya tidak dapat berkonsentrasi. Saya mulai melenyapkan karma pikiran tersebut dan akhirnya ia tidak eksis lagi. Saya berterima kasih kepada Guru karena telah membantu saya melenyapkannya.
Saya juga mengalami kesengsaraan fisik pada mata kanan, yang menjadi merah dan sangat menyakitkan. Saya tidak dapat melihat apa pun yang terang dan saya mengalami kesulitan mengemudi. Mata saya terus-menerus berair, saya tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Itu adalah ujian serius bagi keyakinan saya pada Dafa. Gejalanya semakin parah seiring berjalannya waktu. Meskipun saya merasakan tekanan mental yang luar biasa, saya tidak menyerah untuk belajar Fa setiap hari, saya menjadi lebih kuat secara mental, bertahan, dan mengatasi kesengsaraan tersebut. Akhirnya, saya mengabaikannya dan menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Setelah beberapa minggu, semua gejala yang saya alami hilang. Saya berterima kasih kepada Guru atas belas kasih Guru.
Ada banyak keterikatan yang perlu saya hilangkan, misalnya keterikatan pada nama, uang, kepentingan pribadi, sifat iri hati, dan masih banyak lagi. Saya mencoba menghilangkan keterikatan menonton video di iPad; keterikatan itu membuat saya membuang banyak waktu. Setelah menyelesaikan pekerjaan, saya ingin bersantai, jadi saya mulai menonton video dan menjadi kecanduan. Agar dapat meningkat, daripada menonton video, saya mulai mendengarkan podcast Minghui. Baru-baru ini, saya mendengarkan podcast tentang bagaimana seorang praktisi membantu ibunya menghilangkan kecanduan menonton video. Saya sangat tersentuh oleh cara Guru membimbing saya dalam menghilangkan keterikatan ini.
Sejak kembali memulai berlatih, saya telah mengklarifikasi fakta kepada orang-orang, dan merasa tersentuh oleh komentar-komentar yang saya terima dari mereka. Mayoritas mengatakan bahwa mereka tengah mencari informasi serupa dan dengan tulus berterima kasih kepada saya karena telah membagikan informasi secara detail.
Saya tahu saya perlu berkultivasi dengan tekun dan mengikuti jalur yang diatur Guru dalam berkultivasi ke tingkat yang lebih tinggi. Saya merasa sangat beruntung telah memperoleh Fa. Saya mengucapkan terima kasih kepada Guru atas belas kasih Guru dan tidak mencampakkan saya selama bertahun-tahun ini. Terima kasih, Guru, untuk semuanya!
(Disampaikan pada Konferensi Fa Philadelphia 2024)