(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Korea Selatan diadakan pada tanggal 10 November 2024, di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia KT di Daejeon. Sepuluh praktisi dari seluruh Korea Selatan berbicara tentang bagaimana mereka memperoleh manfaat dari latihan ini secara fisik dan spiritual.
Dengan menerapkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari, tempat kerja, dan dalam proyek, mereka dapat melihat ke dalam, meningkatkan Xinxing, dan membantu menyelamatkan orang.
Para peserta mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh pengalaman kultivasi ini untuk merenungkan jalan mereka sendiri dan berusaha untuk meningkat.
Para praktisi berbicara tentang pengalaman mereka dalam konferensi tersebut.
Meningkatkan Karakter di Tempat Kerja
Kim, yang mulai berlatih bersama ibunya, membahas bagaimana ia menangani berbagai situasi sebagai praktisi di tempat kerjanya. Meskipun ia bekerja keras untuk memproduksi video berdasarkan berbagai macam permintaan, kliennya sering kali merasa tidak puas.
Dari tugas-tugas kecil hingga proyek-proyek besar, ia menghadapi kritik dan ejekan, yang membuatnya takut kehilangan muka. Melalui mempelajari ajaran Dafa, ia menyadari sebagai seorang praktisi, ia harus fokus pada sisi positif orang lain. Daripada terpengaruh oleh perasaan-perasaan negatifnya, ia harus berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Seiring berjalannya waktu, Kim menyadari pentingnya ketulusan saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan kebaikan dan pikiran yang tenang, ia perlu membuat keputusan yang cepat. Ia juga belajar untuk mengingatkan orang lain ketika dibutuhkan alih-alih khawatir akan dianggap mengganggu.
Kim berkata bahwa ia mulai berlatih bersama ibunya. Meskipun ia tahu bahwa kembali ke asal melalui latihan kultivasi adalah tujuannya, ia tidak benar-benar merasakan hal ini. Ia menjadi bingung dan tertekan. Ia beristirahat selama satu bulan dan membaca Fa (ajaran) serta melakukan latihan. Menyadari pentingnya meningkatkan Xinxing (watak, kualitas moral)-nya, ia merasa latihan kultivasi benar-benar berbeda dari apa yang ia pikirkan sebelumnya.
Ia berterima kasih kepada Guru Li, pendiri Falun Dafa, karena memberinya kesempatan ini meskipun ia melakukan kesalahan. Ia berharap dapat melakukan yang lebih baik dengan meningkatkan kultivasinya dan memperkuat pikiran lurusnya.
Memperkenalkan Dafa di Kampus Selama 20 Tahun
Choi dari Gimhae di Gyeongnam baru saja pensiun setelah mengajar selama lebih dari 30 tahun. Ia bekerja di banyak sekolah dan terkadang menjadi wakil kepala sekolah atau kepala sekolah. Di mana pun ia berada, ia selalu memperkenalkan Falun Dafa kepada guru dan siswa. Dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, ia mampu menangani konflik antara siswa dan guru serta kepala sekolah.
Sebagian besar siswa menyukai Falun Dafa dan mereka senang mempelajari latihan tersebut. Begitu musik dimulai, mereka melakukannya tanpa diingatkan. Ketika siswa tidak mendengarkan, Kim mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia adalah seorang praktisi dan ia mampu memperlakukan mereka dengan kesabaran dan kebaikan. Berkat usahanya, banyak siswa dan guru yang dulunya dingin atau tidak sopan kini berpikiran terbuka dan bersikap positif.
Sebagai seorang guru, Kim selalu memenuhi tugasnya dan peduli terhadap siswa. Setelah mulai berlatih, ia mencari kesempatan untuk memperkenalkan Falun Dafa dan membina hubungan yang baik. Selama upacara pensiunnya, ia menerima medali dengan kata-kata favoritnya, "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik." Ketika pembawa acara membacakan kata-kata ini dengan lantang di hadapan semua kepala sekolah Gimhae, Kim sangat berterima kasih kepada Guru Li atas semua berkahnya.
Memahami Hubungan Karma
Jeong adalah seorang guru taman kanak-kanak di Gimhae dan mulai berlatih pada bulan Juni 2021. Ia dulunya menderita astigmatisme parah, sindrom mata kering, dan glaukoma. Bersamaan dengan kekurangan vitamin D, kelelahan kronis, dan bahu beku, ia selalu merasakan sakit dan bergantung pada obat setiap hari. Karena nyeri punggung bawah, ia tidak dapat membungkuk dan menggunakan sabuk penyangga.
Setelah mulai berlatih Falun Dafa, penglihatannya membaik secara drastis. Glaukomanya hilang, dan mata kering maupun astigmatisme tidak menjadi masalah lagi. Karena tidak memerlukan sabuk penyangga punggung bawah, tubuhnya menjadi ringan dan ia dapat melangkah dua langkah sekaligus saat menaiki tangga.
Ia menghadiri kelas Falun Dafa Sembilan Hari dan menonton video ceramah yang diberikan oleh Guru Li. Jeong setuju dengan semua yang dikatakan Guru. Setelah mendengar bahwa sumber kehidupan dan berbagai keterikatan dihasilkan oleh pikiran kita, ia memahami bahwa semua rasa sakit disebabkan oleh utang karma yang kita kumpulkan di masa lalu. Sebagai seorang ibu tunggal, ia membesarkan dua orang anak sendirian dan khawatir tentang putranya yang cacat mental. Sekarang ia memahami bahwa ada hubungan karma di balik semua ini dan ia merasa lega.
Melepaskan Kebencian
Lee tinggal di Bucheon dan mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1996. Ia menikah dengan seorang pria yang memiliki enam saudara kandung. Tinggal di rumah tangga dengan 11 anggota keluarga, ia harus mengurus lahan pertanian dan ternak sambil menjalankan usaha kecil. Ia kelelahan, menderita berbagai macam penyakit, dan sering pingsan. Lebih parahnya lagi, ibu mertuanya menyuruh suaminya untuk menceraikannya. Karena putus asa, ia berulang kali mencoba mengakhiri hidupnya.
Sambil berjuang dalam kesengsaraan, Lee memperoleh buku Zhuan Falun, ajaran utama Falun Dafa. Lee tidak hanya pulih dari penyakitnya, tetapi juga melepaskan kebencian terhadap ibu mertuanya, dan ia dapat memahami tantangan yang dihadapi keluarganya. Ajaran mendalam dalam buku tersebut meluluhkan perasaan negatifnya, dan ia mampu memperlakukan setiap orang dengan belas kasih dan pengampunan.
Setelah tiba di Korea Selatan, Lee bergabung dengan Tian Guo Marching Band. Ia belum pernah memainkan alat musik dan merasa kesulitan untuk mengeluarkan suara. Bagi seseorang yang telah bekerja di pertanian selama beberapa dekade, belajar memainkan musik dengan sebuah band hampir mustahil. Namun, ia tidak menyerah dan berlatih beberapa jam sehari meskipun bibirnya melepuh. Saat ia terus membuat kemajuan dan mampu memainkan musik, "Falun Dafa baik," ia sangat bahagia karena ia dapat memenuhi misinya dengan cara ini.
Mengikuti Prinsip Moral
Kang dari Tongyeong di Gyeongnam menjelaskan apa arti prinsip Sejati-Baik-Sabar baginya. Sebagai seorang pemadam kebakaran, ia selalu berada di bawah tekanan. Ia beralih ke alkohol untuk menghilangkan stres dan menderita berbagai penyakit.
Tak lama setelah ia mulai berlatih Falun Dafa, Kang berhenti minum alkohol dan kesehatannya pulih kembali. Ia mampu mengurus keluarganya dengan baik dan sifat pemarahnya pun hilang. Hal ini membawa kedamaian dan keharmonisan bagi keluarganya. Ia bersikap sopan di tempat kerja dan bahkan dalam keadaan darurat ia mampu mengutamakan orang lain.
Kemudian Kang bergabung dengan platform media sosial tanpa kekerasan, seks, kejahatan, atau narkoba. Ia juga memulai saluran pribadi dan berbagi topik yang terkait dengan profesinya sebagai pemadam kebakaran. Ia juga bercerita tentang Falun Dafa di tempat wisata di Pulau Jeju, Taman Sammu, dan Seongsan Ilchulbong. “Di mana pun saya berada, saya selalu mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar,” tambahnya.
Tidak Lagi Egois
Park mulai berlatih Falun Dafa sejak kecil bersama ibunya. Ia menyadari bahwa Guru telah mengatur banyak kesempatan baginya untuk melenyapkan keegoisan melalui berbagai rintangan. Dengan melenyapkan konsep manusiawinya, ia memiliki pemahaman baru tentang banyak hal. Misalnya, ia menyadari bahwa setiap konflik yang ia hadapi terkait dengan keegoisannya.
Dulu, Park menyimpan dendam terhadap orang-orang yang memperlakukannya dengan buruk atau mengabaikannya. Demi melindungi diri sendiri, ia tidak mau membantu mereka saat mengerjakan proyek di kantor atau ia bekerja dengan lambat. Ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia adalah seorang praktisi, dan ia mampu melenyapkan ego dan keegoisannya. Interaksinya dengan orang lain menjadi alami dan santai. Ia juga menjadi lebih tenang dan lebih aktif di tempat kerja.
Membuat Pilihan yang Tepat
Didorong oleh ibunya, Lee mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2009. Meskipun ia membaca Zhuan Falun, ia hanya merasa buku itu mengajarkan orang untuk menjadi baik. Ketika ia berpartisipasi dalam berbagai acara untuk memberi tahu orang lain tentang Dafa, ia hanya merasa bahwa ia telah melakukan perbuatan baik.
Banyak hal berubah ketika ia memilih jalur kariernya. Dia diterima di sekolah pascasarjana dengan beasiswa, tetapi mengetahui bahwa media kekurangan staf dan dia dapat bekerja di sana penuh waktu. Menghadapi dilema ini, dia membaca Zhuan Falun dan melihat bagian tentang prinsip kehilangan dan memperoleh. Dia tahu bahwa praktisi tidak memiliki tujuan yang sama dengan orang biasa, jadi dia memutuskan untuk bergabung dengan media.
Di tempat kerja, Lee secara bertahap mulai memahami bahwa bekerja keras berbeda dengan mengultivasi dirinya sendiri dengan teguh. Ini karena dia perlu meningkatkan Xinxing-nya dan memperhatikan ajaran Dafa serta melakukan latihan. Tanpa mereka, pekerjaan hanyalah pekerjaan dan efek klarifikasi fakta terbatas. Selain itu, Lee telah menghadapi beberapa tantangan di tempat kerja. Melalui mereka, dia menyadari bahwa dia harus melepaskan egonya dan bekerja dengan orang lain sebagai satu tubuh untuk melakukan segala sesuatunya dengan baik.