Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Tiongkok | Setelah Tertinggal, Saya Bertekad Mengejar Laju Pelurusan Fa

29 Nov. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di provinsi Hebei, Tiongkok

(Minghui.org) Salam, Guru! Salam, rekan-rekan praktisi!

Saya berusia 25 tahun pada musim gugur tahun 1998, dan saya bekerja di sebuah lokasi konstruksi. Sejak berlatih Falun Dafa, saya telah mengikuti Guru dalam jalur kembali ke jati diri melalui kultivasi.

Sekitar 20 hingga 30 orang tinggal di asrama kami. Salah satu dari mereka adalah seorang tukang kayu yang berlatih Falun Dafa dan dia memiliki beberapa buku Falun Dafa. Asrama kami sangat sederhana. Kami tidak mempunyai TV atau ponsel pintar yang kami miliki saat ini, jadi bahan bacaan apa pun sangat populer selama waktu luang kami, dan setiap orang dengan penuh semangat membaca buku-buku Falun Dafa secara bergiliran.

Saya bertanya kepada tukang kayu, “Buku jenis apa ini?” Dia menjawab, “Falun Dafa.” Saya bingung dan berkata, “Saya belum pernah mendengarnya.” Rekan kerja lainnya menambahkan, “Ini adalah Falun Dafa.”

Saya kemudian mengambil salah satu buku (saya tidak ingat yang mana) dan mulai membaca. Hal itu berdampak besar pada saya. Apa yang Guru ajarkan adalah sesuatu yang belum pernah saya dengar sebelumnya, dan menurut saya itu menarik. Saya selalu penasaran dengan fenomena yang tidak dapat dijelaskan dan misteri kehidupan, alam semesta, dan kosmos yang luas. Saya sangat ingin mengeksplorasi dan memahami topik-topik ini, jadi apa yang tertulis di buku selaras dengan saya.

Yang paling mengejutkan saya saat itu adalah ajaran Guru tentang struktur alam semesta. Saya kagum dengan betapa rumit dan luasnya: lapisan demi lapisan, masing-masing lebih besar dari yang sebelumnya. Hal ini benar-benar menghancurkan pemahaman saya sebelumnya tentang alam semesta.

Pikiran saya terbuka, dan saya mengembangkan minat yang kuat terhadap Dafa. Setiap malam sepulang kerja, saya membaca ajaran Guru, sering kali membaca hingga larut malam.

Menyadari bahwa saya memiliki takdir pertemuan dengan Dafa, tukang kayu tersebut mendapatkan buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun, dari rekan kerja lain dan memberikannya kepada saya.

Saat itu, saya merokok, sebungkus rokok sehari. Suatu hari, saya sedang membaca Zhuan Falun dengan sebatang rokok di mulut. Seorang rekan kerja berkata, “Bagaimana anda bisa merokok sambil membaca buku Falun Dafa?” Saya tidak mengerti apa yang dia maksud. Tukang kayu itu menjelaskan, “Dia belum sampai pada bagian itu.”

Ketika saya mencapai ceramah 7 Zhuan Falun, saya akhirnya mengerti apa yang dimaksud rekan kerja tersebut—yaitu tentang berhenti merokok. Saya ingat dengan jelas bahwa saya memegang setengah batang rokok di tangan saat itu. Sebuah kekuatan yang kuat memaksa saya untuk mematikannya. Saya bahkan membuang sisa setengah bungkusnya. Saya samar-samar memahami sebuah prinsip: memberikan rokok kepada orang lain hanya akan merugikan mereka. Jadi, saya membuang rokoknya.

Setelah menyelesaikan Zhuan Falun, saya memutuskan untuk berkultivasi. Saya menyadari bahwa manusia dapat berkultivasi dan menjadi makhluk tercerahkan. Kesempatan yang luar biasa! Saya bertekad untuk berkultivasi. Melihat saya serius, tukang kayu mengajari saya lima perangkat latihan dan membawa saya ke toko buku untuk mendapatkan seluruh ajaran Guru.

Sejak saat itu, saya memulai perjalanan berlatih Falun Dafa.

Perubahan Fisik dan Mental yang Menakjubkan

Beberapa hari setelah selesai membaca Zhuan Falun untuk pertama kalinya, Guru memberkati saya. Suatu malam, saat berada di antara terjaga dan tidur, tiba-tiba saya merasa tidak bisa bergerak. Rasanya seperti arus listrik yang kuat mengalir ke seluruh tubuh dari kepala sampai kaki, dan kemudian dari kaki kembali ke atas kepala—hal ini berulang beberapa kali. Kekuatan arus ini membuat seluruh tubuh saya bergetar. Saat itu, saya sedang berbaring miring, dan kepala saya menggeleng. Saya tidak merasa takut; sebaliknya, saya merasa bahwa Dafa sungguh ajaib dan mendalam! Pengalaman ini memperkuat tekad saya untuk berlatih.

Saat berlatih perangkat kelima, saya merasakan panas naik dari telapak tangan, berpindah antar tangan. Kadang-kadang, di malam hari, saat tidur, saya dapat dengan jelas merasakan Guru sedang menyelaraskan tubuh saya.

Saya merasa ringan dan tenteram, baik secara fisik maupun mental, dan saya tidak lagi merasa lelah saat bekerja. Suatu hari, saya merasa seperti melayang menaiki tangga. Setelah mulai berkultivasi, saya mengalami banyak hal ajaib. Saya menyadari bahwa ini adalah dorongan Guru, yang menunjukkan kepada saya kekuatan luar biasa dari Dafa, yang semakin memperkuat keyakinan saya dalam berkultivasi dan meletakkan dasar yang kuat untuk latihan saya di masa depan.

Saat merasakan keajaiban Dafa di tubuh saya, hati saya juga mengalami perubahan yang luar biasa. Pandangan saya tentang kehidupan dan dunia berubah secara mendasar.

Saya bekerja sebagai tukang batu, dan dua orang biasanya membangun tembok bersama. Satu sisi dinding seringkali lebih mudah untuk dikerjakan, sehingga kedua pekerja lebih suka mengerjakan sisi tersebut. Setelah menyelesaikan sebuah tembok, mereka akan berjuang untuk bagian yang lebih mudah dari tembok berikutnya. Sebelum saya mulai berlatih Falun Dafa, saya juga seperti ini.

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya memutuskan untuk mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan secara ketat mengukur diri saya berdasarkan standar-standar ini. Saya mengambil inisiatif untuk membuat segalanya lebih mudah bagi orang lain. Saya tidak lagi berkompetisi atau berjuang untuk hal-hal seperti orang lain. Meskipun saya melakukan pekerjaan yang lebih sulit, saya bahagia karena saya memahami ajaran Dafa dan mengetahui bahwa menanggung kesulitan adalah hal yang baik—ini membantu saya melenyapkan karma.

Ketika tiba waktunya makan, semua orang ingin pergi duluan, dan orang-orang selalu memotong antrean. Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya berhenti memotong antrean dan tidak mengeluh ketika orang lain menyalip di depan saya. Saya merasa tenang dan damai.

Tekad

Pada musim semi tahun 1999, saya sedang bekerja di sebuah lokasi konstruksi. Karena tempat tersebut ditutup dan kami tidak memiliki TV atau telepon saat itu, saya tidak tahu tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Baru pada akhir tahun, ketika pekerjaan selesai, saya naik bus jarak jauh untuk pulang. Setelah saya duduk, tiba-tiba seorang tentara yang memakai helm dan memegang senapan naik. Dengan ekspresi serius, dia dengan tegas bertanya, “Siapa yang berlatih Falun Dafa? Buka tas anda!” Semua orang diam-diam membuka tas mereka.

Dia mulai memeriksa dari barisan belakang, bergerak maju satu per satu. Saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya mempunyai buku Zhuan Falun di tas. Menariknya, dia tidak memeriksa tas saya dan hanya lewat saja. Belakangan, saya menyadari Guru dengan belas kasih melindungi saya, seorang praktisi baru.

Ketika saya sampai di rumah dan melihat laporan TV yang memfitnah Falun Dafa dan Guru tanpa henti, saya memahami apa yang terjadi. Partai Komunis melarang orang berlatih Falun Dafa! Setiap kali saya menyalakan TV, TV dipenuhi kebohongan dan fitnah terhadap Dafa dan Guru. Saya melihat laporannya, dan meskipun saya tidak bisa membedakan mana yang benar atau salah, saya yakin akan satu hal: Dari pengalaman pribadi saya, Guru adalah lurus, dan Falun Dafa adalah lurus! Saat itu, saya paham bahwa apa yang diberitakan di TV adalah ujian bagi saya. Tekad saya untuk berlatih Dafa tidak goyah!

Meskipun saya baru berlatih selama satu tahun dan pemahaman saya terhadap Fa (ajaran) masih dangkal, saya merasakan keindahan dan kekuatan ajaib dari Falun Dafa, dan itu tertanam dalam di hati saya. Tidak peduli apa yang dikatakan di TV, itu tidak dapat menggoyahkan tekad saya untuk terus berkultivasi. Ketika saya melihat lebih banyak program fitnah, saya langsung mematikan TV dan tidak menonton. Saya terus belajar Fa dan melakukan latihan di rumah, tidak terpengaruh oleh gangguan luar.

Saat itu, saya merasa tekad untuk berkultivasi Dafa sudah tepat. Baru kemudian saya menyadari bahwa saya berada dalam kondisi kultivasi pribadi.

Misi Penting Kami

Setelah penganiayaan dimulai, saya bekerja di lokasi konstruksi selama tiga sampai empat tahun, pergi ke sana setiap awal tahun dan pulang ke rumah pada akhir tahun. Selama enam hingga tujuh bulan di tempat itu, saya tidak bisa belajar Fa atau melakukan latihan, dan saya merasa tertekan. Saya kemudian pindah ke kota tempat saya tinggal sekarang, menyewa tempat, dan hidup saya menjadi agak stabil. Saya bisa belajar Fa dan berlatih di rumah setiap hari.

Ketika mempunyai waktu luang, saya sering berpikir untuk mencari rekan praktisi. Saya bertanya-tanya apa yang mereka lakukan dan berapa banyak orang yang masih berkultivasi. Saya merasa bingung—tetapi di kota asing ini, di mana saya bisa menemukan rekan praktisi?

Saya ingat Guru menyebutkan pengikut Dafa menciptakan lingkungan mereka sendiri dan berlatih di taman dapat membantu orang memperoleh Fa. Sekitar tahun 2008, saya memutuskan untuk mencari beberapa rekan praktisi dengan melakukan latihan di luar ruangan.

Suatu pagi, saya pergi ke komunitas kecil setelah menyekolahkan anak saya ke prasekolah. Ada sebuah taman kecil di depan, dan hanya ada beberapa orang di sana. Saya mulai melakukan latihan di bawah pohon, berharap diperhatikan oleh rekan-rekan praktisi dan menemukan seseorang. Saya pergi ke sana selama dua hari, tetapi tidak ada yang memperhatikan saya, dan saya tidak melihat satupun rekan praktisi. Saya pikir mungkin tempat ini terlalu kecil, jadi saya memutuskan untuk mencoba taman yang lebih besar.

Saya menemukan alun-alun yang lebih besar tempat banyak orang berolahraga. Saya pergi ke sana selama dua hari tetapi masih belum bertemu satu pun rekan praktisi. Saya merasa putus asa dan tidak berdaya.

Saya merasa seperti perahu tanpa layar, terombang-ambing tanpa tujuan di lautan tak berujung, kesepian dan tak berdaya. Beberapa tahun berlalu, dan pada tahun 2010, saya tidak tahan lagi. Saya bertanya kepada seorang rekan kerja di lokasi pembangunan, “Apakah anda mengenal seseorang di desa anda yang berlatih Falun Dafa?” Seorang rekan kerja, yang seumuran dengan saya, berkata, “Paman saya berlatih.”

Saya sangat gembira dan langsung menanyakan alamat pamannya. Saya tahu ini adalah pengaturan Guru.

Suatu hari saat hujan, ketika tidak ada pekerjaan di lokasi, saya pergi mencari paman rekan kerja, yang jaraknya sekitar 40 hingga 50 kilometer. Dengan bantuan Guru, saya menemukan jalan menuju rumahnya. Setelah memperkenalkan diri, lelaki lanjut usia itu sama sekali tidak terkejut dan berbicara hangat kepada saya. Dia menjelaskan beberapa hal tentang “kekuatan lama,” yang saya tidak mengerti pada saat itu. Saya tidak tahu apa itu “kekuatan lama” atau apa yang mereka lakukan, dan penjelasannya tidak masuk akal bagi saya.

Dia bertanya, “Apakah anda mempunyai artikel baru?” Saya terkejut, “Artikel baru? Guru punya artikel baru?” Dia mengeluarkan setumpuk buku kecil dan dua buku tebal berisi ajaran baru. Ketika saya melihat betapa banyak ajaran Guru yang dia miliki, saya berpikir, “Ada banyak hal di sini yang tidak saya ketahui.” Saya berkata, “Tolong jangan jelaskan lagi. Saya tidak mengerti. Saya akan pulang dan membaca ini.”

Ketika kembali ke rumah, saya mengambil cuti dua hari dan membaca buku-buku itu dengan penuh semangat, membaca hingga malam hari, namun saya tidak merasa lelah. Terjadi pemadaman listrik selama dua hari itu, jadi saya membeli beberapa lilin. Saat listrik padam, saya menyalakan lilin dan melanjutkan membaca. Saya sangat tersentuh ketika membaca, dan air mata sering kali memenuhi mata saya. Saya tiba-tiba menyadari bahwa pengikut Dafa mempunyai misi yang begitu besar dan penting!

Selama bertahun-tahun, saya adalah orang luar, dan tidak tahu apa-apa! Saya belum melakukan apa pun! Saya tidak bisa menerima kenyataan ini! Meskipun hati saya selalu teguh pada Dafa, dan propaganda PKT tidak pernah menghentikan saya. Saya menyia-nyiakan waktu bertahun-tahun. Saya belum melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang praktisi.

Saat itu, saya tidak bisa mengungkapkan emosi saya. Itu terlalu rumit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Kadang-kadang saya diam-diam menitikkan air mata, merasa sangat malu. Saya merasa telah gagal memenuhi penyelamatan belas kasih Guru. Ada juga rasa duka dalam diri saya. Itu bukan karena saya takut akan penganiayaan. Itu karena saya tidak membela Dafa. Ini adalah masalah yang sangat penting—mengapa saya tidak mengetahuinya?

Saya ingat Guru pernah menyebutkan bahwa penganiayaan kekuatan lama tidak adil terhadap praktisi baru. Saya benar-benar merasakan ketidakadilan di hati saya! Saya memahami bahwa kekuatan lama ingin menghancurkan praktisi seperti saya, yang baru saja memperoleh Fa.

Tahun-tahun berlalu, dan setiap kali memikirkan kembali pengalaman ini, hati saya masih dipenuhi kesedihan. Terutama ketika praktisi lain bercerita kepada saya tentang keberanian mereka pergi ke Lapangan Tiananmen untuk membuktikan Fa, tanpa rasa takut mempertaruhkan hidup mereka, saya mengagumi mereka tetapi saya juga merasa sangat malu. Pengalaman ini tidak membuat saya putus asa. Sebaliknya, hal ini menjadi kekuatan pendorong bagi kemajuan saya yang berkelanjutan.

Mengganti Waktu yang Hilang

Setelah membaca ajaran Guru, saya memahami bahwa seorang praktisi harus mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan makhluk hidup. Saya memutuskan untuk menebus tahun-tahun yang hilang. Saya bertekad untuk menyelamatkan orang, jadi saya secara teratur pergi ke rumah praktisi lanjut usia itu untuk mendapatkan materi klarifikasi fakta untuk dibagikan

Dia tinggal lebih dari 40 mil jauhnya, dan materinya terbatas. Praktisi di sana tidak dapat memenuhi kebutuhan saya. Kadang-kadang, saya melakukan perjalanan jauh ke sana, hanya untuk pulang dengan tangan kosong. Melihat betapa bersemangatnya saya untuk menyelamatkan orang, praktisi lanjut usia tersebut memberi tahu saya tentang tempat pembuatan materi milik praktisi lain. Meskipun mereka mempunyai lebih banyak materi, itu masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya memutuskan untuk mencetak materinya sendiri.

Saya mempelajari mesin apa yang digunakan praktisi lain dan pergi ke pasar elektronik untuk membelinya. Meskipun tidak ada yang mengajari saya, saya mengamati bagaimana praktisi lain mencetak materi dan mempunyai kesan samar tentang bagaimana melakukannya. Saya menghabiskan dua atau tiga hari untuk memikirkannya, dan dengan bantuan Guru, saya berhasil mencetak! Saya sangat senang. Sekarang, saya bisa mencetak materi apa pun yang saya perlukan, sebanyak yang saya mau. Saya sangat gembira dan bersyukur atas berkah Guru!

Sejak saat itu, setiap kali punya waktu luang, saya membagikan materi klarifikasi fakta dalam jumlah besar. Karena saya bekerja di lokasi konstruksi, saya mengetahui dengan baik situasi di sana dan kondisi kehidupan para pekerja. Saya memahami pikiran dan kebiasaan mereka.

Dengan mengenakan pakaian kerja dan helm pengaman, saya pergi ke asrama di lokasi konstruksi dan membagikan materi. Itu sangat wajar bagi saya. Para pekerja melihat saya sebagai salah satu dari mereka karena saya memahami apa yang mereka bicarakan, dan saya dapat berbicara dengan mereka dengan mudah. Hal ini menciptakan kesempatan besar bagi saya untuk menyelamatkan mereka, dan mereka sangat bersedia membaca materi yang saya berikan. Suatu kali, saya masuk ke asrama dan melihat buku Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis di atas meja. Halaman-halamannya sudah usang, menunjukkan banyak orang yang membacanya.

Suatu siang hari, saya mengendarai sepeda motor menuju asrama konstruksi, dan saat itu jam makan siang. Pintunya terbuka, dan sekitar seratus orang mengantri untuk mendapatkan makanan. Tanpa turun dari sepeda, saya langsung melaju ke halaman. Saya membuka keranjang di sepeda motor saya dan berkata, “Saya di sini untuk memberi anda buku-buku bagus secara gratis!” Saya mengambil buku Sembilan Komentar dan menyerahkannya kepada orang di depan saya. Melihat gratis, yang lain langsung berkerumun sambil mengambil buku dari keranjang—setiap orang mengambil satu. Dalam waktu singkat, banyak salinan dari Sembilan Komentar telah diambil.

Saya melihat tidak ada cukup buku, jadi saya segera kembali ke rumah praktisi lanjut usia dan mengambil dua puluh buku lagi. Ketika saya kembali, kerumunan sudah bubar, jadi saya pergi ke asrama dan membagikan buku satu per satu. Ketika saya mengetuk salah satu pintu, seorang pria berusia lima puluhan berteriak keras, “Buku apa yang anda berikan ini?!” Dia mengutuk dengan keras. Saya tetap tenang dan hanya berkata, “Maaf mengganggu anda,” lalu menutup pintu. Saya kemudian melanjutkan ke kamar sebelah. Dengan perlindungan Guru, saya selesai membagikan semua buku yang tersisa.

Kesimpulan

Sejak tanggal 20 Juli 1999, ketika Jiang Zemin, mantan ketua PKT, mulai menganiaya Falun Dafa hingga tahun 2011, saya berada dalam kondisi xiulian pribadi—saya tertinggal selama sebelas tahun. Saat itu, karena pemahaman saya hanya sebatas “teguh, tak tergoyahkan, dan bertahan”, saya percaya bahwa semua yang diberitakan media adalah ujian bagi saya. Jadi, saya tetap berada pada tingkat dasar xiulian pribadi.

Selain itu, saya memperoleh Fa pada musim gugur tahun 1998. Setelah penganiayaan dimulai pada 1999, saya tidak memiliki kontak dengan praktisi lain. Saya tidak berpartisipasi dalam kelompok belajar Fa. Tidak ada praktisi lain di desa saya, dan saya tidak dapat menemukan praktisi tukang kayu tersebut. Sepertinya keadaan eksternal ini mengisolasi saya dari praktisi lain.

Setelah itu, saya mencari ke dalam. Saya menemukan bahwa saya terlalu percaya diri dan sombong, berpikir bahwa selama saya memiliki Zhuan Falun, itu sudah cukup, dan itu akan memungkinkan saya mencapai tujuan akhir dan pulang ke rumah bersama Guru. Mungkin kekuatan lama memanfaatkan ego saya yang kuat.

Untungnya, Guru tidak mencampakkan saya. Saya sangat berterima kasih atas belas kasih dan penyelamatan Guru!

Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan-rekan praktisi!