Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Belajar Bersikap Toleran dan Berbelas Kasih Selama Promosi Shen Yun

3 Nov. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di AS

(Minghui.org) Saya cukup cemas dengan penjualan tiket Shen Yun di daerah kami. Sebagian besar kota di Amerika Utara dan Eropa memiliki tiket pertunjukan yang terjual habis, tetapi kota saya masih jauh tertinggal. Dari pengamatan saya, penjualan tiket yang buruk terkait erat dengan kondisi kultivasi praktisi setempat secara keseluruhan. Jika kita semua bekerja sama dan meningkat sebagai satu tubuh, hasilnya pasti akan mencerminkan usaha kita.

Guru berkata, “...di antara semua proyek penyelamatan manusia, kekuatan penyelamatan dari Shen Yun adalah yang terkuat.”  ("Ceramah Fa di Washington DC Tahun 2018," Ceramah Fa di Berbagai Tempat 15). Jadi kita harus melakukan yang terbaik untuk pertunjukan Shen Yun.

Saya mendapat kehormatan bertemu Guru selama acara promosi Shen Yun pertama saya, yang menjadi pengingat berkesinambungan bagi saya untuk melakukan yang terbaik dalam mempromosikan Shen Yun.

Tahun ini, penjualan tiket di kota kami membaik dan saya merasa lega. Namun, jumlah penonton pertunjukan Shen Yun di sebuah kota di Vermont tidaklah baik. Kemudian, saya menonton wawancara dengan seorang penonton yang menonton Shen Yun di Florida. Ia mengatakan bahwa ia mendengar tentang Shen Yun sekitar sepuluh tahun yang lalu tetapi tidak dapat menemukan pertunjukan yang diadakan di Vermont ketika ia tinggal di sana. Ia pindah ke Florida tahun lalu dan akhirnya terpenuhi keinginannya. Hal ini mengejutkan saya karena Shen Yun telah tampil di Vermont selama beberapa tahun terakhir. Jelas bahwa promosi Shen Yun di Vermont tidak memadai. Kemudian saya mendengar bahwa satu pertunjukan telah dibatalkan di kota lain di dekatnya, yang menambah kekhawatiran saya.

Hasil dari kedua kota ini menyoroti kekurangan yang jelas dalam promosi Shen Yun kami, yang menurut saya dapat dicegah. Saya merasa tidak berdaya, karena saya tidak memiliki pemahaman yang komprehensif tentang situasi keseluruhan dan tidak memiliki cara untuk mencari tahu lebih banyak. Saya hanya dapat mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya telah melakukan yang terbaik, tetapi tidak dapat memberikan bantuan apa pun membuat saya merasa tertekan dan saya juga merasa kesal terhadap koordinator utama.

Saya menyadari bahwa kultivasi saya telah menemui hambatan, dan saya perlu mengatasinya. Saya melihat ke dalam diri saya dan menemukan beberapa keterikatan: keinginan untuk membenarkan diri sendiri, perasaan sentimental terhadap praktisi, kebencian, melihat ke luar, dan kesombongan. Namun, kekecewaan dari penjualan tiket Shen Yun yang buruk sangat membebani saya, membuat saya sulit melepaskan keterikatan saya atau menemukan solusi.

Berkultivasi Melalui Berbagi Pengalaman dengan Praktisi Setempat

Kebetulan, praktisi lain memberi tahu saya bahwa kelompok kecil mereka akan mengadakan sesi berbagi pengalaman, yang saya lihat sebagai kesempatan yang diatur oleh Guru untuk membantu saya melepaskan simpul-simpul di hati saya. Jadi, saya dengan bersemangat bergabung dengan mereka.

Semua orang yang berbagi pengalaman selama konferensi itu sangat menyentuh. Pada akhirnya, saya berbicara tentang kebingungan saya, dan praktisi lain memberikan pemahaman dari sudut pandang Fa, menunjukkan beberapa masalah saya: kecemasan untuk menyelesaikan sesuatu; kurangnya belas kasih terhadap praktisi lain; dan kecenderungan untuk mengeluh atau merasa jijik terhadap kekurangan orang lain. Setiap praktisi adalah murid Guru, di bawah bimbingan dan pengaturan dari Guru. Kita harus menghargai dan memperlakukan satu sama lain dengan belas kasih yang tulus. Berbagi kesabaran dari para praktisi ini membuka hati saya, dan saya segera menyadari di mana letak permasalahan saya.

Guru berkata pada kita,

“Pengikut Dafa dalam menghadapi Xiulian duniawi di tengah manusia biasa, kalian telah mempunyai sebuah pemahaman yang jelas di atas prinsip Fa, yaitu tidak terikat pada perolehan dan kehilangan di tengah manusia biasa, termasuk kalian di dalam hal membuktikan kebenaran Fa, juga seharusnya tidak beranggapan "saya harus mengeluarkan pendapat, saya harus berbuat demikian," anda baru dapat membangun keagungan De di dalam alam semesta, bukan begitu. Anda mempunyai sebuah cara yang baik, muncul dalam pikiran, anda adalah bertanggung jawab demi Fa, diterima atau tidak pendapat anda, digunakan atau tidak cara anda, ini tidaklah penting. Jika hasil yang dicapai oleh cara orang lain adalah sama, anda tidak terikat pada pendapat diri sendiri, sebaliknya, anda telah menyetujui orang lain, walau anda telah mengemukakan cara anda atau belum, Dewa semua akan dapat melihatnya: coba lihatlah, dia tidak mempunyai hati yang terikat, dia mampu begitu lapang dada dan toleransi. Apa yang dipandang oleh Dewa? Bukankah hal-hal ini? Di saat anda menitikberatkan diri sendiri, anda niscaya sedang bersikukuh dalam suatu masalah, Dewa di atas langit merasa tidak tahan melihatnya. Walaupun anda berulang kali mengatakan demi kebaikan Dafa, cara saya bagus, dapat mencapai suatu tujuan, mungkin memang demikian, namun kita juga jangan terlalu berketerikatan seperti manusia biasa. Jika benar-benar dapat berlaku sedemikian rupa, para Dewa semua akan mengatakan orang ini sungguh luar biasa. Dewa bukan melihat cara anda telah membawa hasil, kemudian memberikan peningkatan bagi anda, yang dilihat adalah anda telah meningkatkan pemahaman dalam hal tersebut baru menaikkan tingkatan anda. Ini adalah prinsip Fa yang lurus. Jika dikatakan saya mempunyai sejumlah jasa lalu saya akan dapat memperoleh sesuatu, benar, bagi manusia biasa memang demikian, bagi prinsip hukum alam semesta, dalam suatu hal khusus, dalam suatu kondisi yang spesifik mungkin juga melihat aspek ini, tetapi peningkatan yang sesungguhnya adalah melepas, bukan memperoleh.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Philadelphia, Amerika Serikat Tahun 2002,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 2)

Ketika merenungkan dengan serius kondisi kultivasi saya berdasarkan ajaran Guru, saya menyadari bahwa saya tumbuh dengan pola pikir yang kaku, di mana segala sesuatunya hitam atau putih dalam pikiran saya. Saya tidak akan mengubah pendirian saya, dan saya juga tidak akan melakukan kesalahan apa pun, bahkan dengan kerugian pribadi yang besar. Meskipun saya telah menjadi lebih moderat selama bertahun-tahun, saya belum sepenuhnya berubah. Pola pikir yang keras kepala ini mencegah saya untuk dengan mudah memaafkan orang lain atas kesalahan mereka dan membuat saya berpikiran sempit. Ketika segala sesuatunya tampak selaras dengan keyakinan saya, saya akan berpegang teguh pada hal itu. Jika saya percaya orang lain salah, saya akan membentuk opini tetap tentang mereka dan memandang mereka melalui sudut pandang itu, sehingga sulit bagi saya untuk memaafkan kesalahan mereka. Saya memutuskan sudah waktunya untuk berubah.

Kesempatan yang Hilang Bersama Rekan Kerja

Salah seorang mantan rekan kerja saya, yang telah bekerja bersama saya selama bertahun-tahun, memiliki banyak kebiasaan buruk. Suatu kali, ia mendatangi meja saya, menggeledah tas saya, dan membolak-balik buku catatan saya—sesuatu yang kebetulan saya saksikan. Saya bercanda mengingatkannya untuk tidak melakukan itu dan melupakan masalah itu. Akan tetapi, meskipun saya terus bersikap sopan kepadanya, dalam hati saya memendam perasaan negatif terhadapnya dan meremehkan kekurangan wataknya. Ia sering membuat saya kesulitan.

Dua minggu sebelum saya meninggalkan perusahaan, saya tiba-tiba menyadari kesalahan saya. Ia hanyalah korban pengaruh masyarakat, dan saya tidak menunjukkan belas kasihan kepadanya. Sebaliknya, saya tidak menyukainya dan gagal membagikan kebenaran tentang Dafa, yang sungguh tidak baik. Sebagai makhluk yang membutuhkan penyelamatan, sisi dirinya yang sadar pasti merasa putus asa; tidak heran ia terus menyebabkan masalah untuk saya.

Setelah saya menyadari kesalahan saya, sikapnya terhadap saya berubah drastis. Ia mulai menyapa saya dengan senyum lebar dan sikap yang hangat. Sayangnya, saya tidak memiliki kesempatan untuk berbagi kebenaran tentang Dafa dengannya sebelum saya pergi, sehingga membuat saya merasa sangat menyesal.

Berbagi Mengungkap Keterikatan

Baru-baru ini, saya mengalami konflik dengan seorang praktisi yang jauh lebih tua dari saya. Ia peduli dengan saya dan berbagi pemahamannya tentang belajar Fa, berharap saya akan belajar darinya dan meningkat dengan cepat. Akan tetapi, saya percaya bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri dan bahwa saya tidak boleh sekadar mengikuti orang lain, tetapi mencerahkan diri sendiri menurut prinsip Fa. Saya menolak untuk menerima ide-idenya meskipun ia bersikeras dan menekan saya.

Saya biasanya menghormatinya dalam hal-hal lain karena usianya, tetapi masalah ini terasa berbeda—ini adalah masalah prinsip. Saya ingin ia memahami sudut pandang saya, dan saya berdebat dengannya berkali-kali. Kami berdua merasa pendapat orang lain salah, dan tidak seorang pun dari kami bersedia untuk mengalah.

Kemudian saya menyadari keterikatan saya dan mulai memperlakukannya dengan lebih tenang. Setiap kali saya merasa ingin membenarkan pendapat saya lagi, saya menahan diri dan tidak menuduhnya dengan sinis, meskipun saya masih yakin ia salah. Pada gilirannya, ia juga mulai berubah, sebuah proses yang membutuhkan waktu. Saya belajar untuk lebih toleran terhadap orang lain.