Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pencerahan Setelah Cedera

4 Nov. 2024 |   Oleh praktisi muda Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Sebelum saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2017, saya suka membaca novel. Kadang-kadang saya begitu asyik membaca cerita hingga lupa makan atau tidur. Setelah merebaknya COVID-19, saya menyadari bahwa saya perlu memperbaiki kondisi saya dan berkultivasi dengan rajin, jadi saya mulai menyingkirkan keterikatan saya pada hiburan, seperti membaca novel dan menonton TV serta film. Namun, saya tidak sepenuhnya melepaskannya.

Setiap kali saya menemukan novel atau pertunjukan yang tampak menarik, saya tidak dapat menahan diri. Setelah pergelangan kaki saya terkilir pada bulan April, saya akhirnya menyadari bahwa kecanduan saya terhadap hiburan manusia hanyalah salah satu manifestasi dari banyak keterikatan yang masih saya miliki.

Kecanduan Membaca Novel

Sebelum Festival Qingming, yang juga dikenal sebagai Hari Pembersihan Makam, pada awal April 2024, saya mencari informasi di ponsel saya. Aplikasi yang saya gunakan merekomendasikan sebuah novel pendek. Bagian awalnya begitu menarik sehingga saya membaca seluruh buku. Setelah selesai membaca, aplikasi tersebut merekomendasikan cerita lain, yang juga saya baca. Saya terpaku pada ponsel saya selama beberapa hari, membaca buku demi buku, bahkan saat saya makan atau sedang tidur.

Beberapa novel pertama cukup bersih, tetapi cerita yang direkomendasikan aplikasi tersebut kemudian mengandung konten yang tidak sehat, seperti kebencian, nafsu, nama, dan sifat iri hati. Meskipun saya tahu bahwa membacanya tidak baik bagi saya, saya tidak bisa berhenti—saya membaca seolah-olah saya dirasuki oleh sesuatu. Tangan saya terus membalik halaman bahkan ketika saya tidak ingin lagi membaca buku tersebut. Saya juga mengendur dalam belajar Fa dan berlatih gerakan. Suatu kali, saya begitu tertarik dengan buku yang sedang saya baca sehingga tanpa sadar saya meletakkan termos saya di atas ponsel tempat saya menyimpan ajaran Falun Dafa. Terkejut, saya segera memindahkannya, tetapi saya tidak terlalu memikirkannya.

Mencari ke Dalam Setelah Pergelangan Kaki Saya Cedera

Setelah Festival Qingming, saya berdiskusi dengan praktisi lain tentang bagaimana kita dapat membantu menyelamatkan praktisi yang dipenjara. Namun, pikiran saya masih tertuju pada cerita-cerita dalam novel tersebut. Melalui perbincangan dengan praktisi, saya memahami bahwa novel merupakan hiburan bagi orang biasa tetapi tidak bagi praktisi. Guru memberi saya petunjuk untuk tidak membacanya, namun, setelah kembali ke rumah hari itu, saya tidak dapat menahan diri dan membuka aplikasi itu lagi. Namun semakin banyak saya membaca, semakin sedikit keinginan saya untuk membacanya. Di satu sisi, alur cerita dalam semua cerita itu berulang-ulang dan membosankan. Di sisi lain, saya merasa tidak enak karena tidak berkultivasi dengan rajin, oleh karena itu, tidak layak menyandang gelar pengikut Dafa.

Keesokan harinya, seorang praktisi setempat menghadiri sidang pengadilan yang saya hadiri sebagai pengamat. Setelah kembali ke rumah, saya tidak dapat menemukan botol air saya. Saya menyadari hal ini ada hubungannya dengan kegemaran saya membaca novel-novel tersebut, dan saya bertekad untuk berhenti membacanya. Akan tetapi, cerita-cerita itu masih membekas di benak saya dan mengganggu saya.

Hari ketiga, saya sedang menuruni tangga sambil berbelanja termos baru di ponsel. Tepat saat saya hendak menekan tombol pesan, saya tiba-tiba terjatuh dan pergelangan kaki kanan saya terkilir. Reaksi pertama saya adalah, "Ini ganjaran karena membaca novel-novel itu." Saya duduk di lantai dan menenangkan pikiran saya. Saya berdiri menggunakan pegangan tangga, dan perlahan menuruni tangga.

Ketika saya tiba di rumah, kaki kanan saya bengkak dan memar. Ketika saya bangun keesokan harinya, saya tidak bisa berjalan. Orang tua saya mendesak saya untuk memeriksakan luka saya ke dokter, tetapi saya tahu bahwa luka saya adalah akibat dari keterikatan saya pada membaca novel. Saya sangat yakin bahwa meskipun saya salah karena membuang-buang waktu untuk membaca novel, kekuatan jahat tidak berhak menganiaya saya. Jadi, saya mulai lebih banyak belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan mencari ke dalam diri saya untuk menemukan keterikatan saya.

Keterikatan pada Kenyamanan

Keterikatan pertama yang saya temukan adalah keterikatan pada kenyamanan. Pertama kali saya membuka aplikasi untuk membaca novel, pikiran bahwa saya tidak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan membaca cerita pendek sudah tidak murni. Saya menyadari bahwa saya sama sekali tidak boleh mengendurkan kultivasi saya.

Saya bekerja dari rumah hampir sepanjang waktu. Setelah makan siang, saya seharusnya belajar Fa atau kembali bekerja, tetapi sebaliknya, saya malah berbaring di kursi dan membuka sekantong makanan ringan. Pada saat itu, sebuah pikiran tiba-tiba muncul di benak saya, "Betapa nyamannya." Saya menyadari bahwa pikiran ini bukan milik saya. Itulah pertama kalinya saya menyadari dengan jelas keterikatan saya pada kenyamanan. Keterikatan itu begitu tersembunyi sehingga saya tidak melihatnya. Kekuatan lama membuat saya merasa nyaman untuk menghancurkan saya. Ketika saya benar-benar menyadari bahwa keterikatan pada kenyamanan itu bukan diri saya, saya akhirnya mampu bangun tengah malam dan menyelesaikan lima perangkat latihan. Sebelum ini terjadi, saya tidak mampu membuat terobosan ini.

Pembengkakan di kaki saya mereda setelah beberapa hari, tetapi memarnya bertambah besar, dan area di sekitar pergelangan kaki saya masih terasa sakit. Saya terus belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan mencari ke dalam diri.

Keterikatan pada Sifat Iri Hati

Selanjutnya, saya menemukan keterikatan pada iri hati. Saya mencari nafkah sebagai fotografer. Setelah pergelangan kaki saya terkilir, saya harus menolak banyak pelanggan atau merekomendasikan mereka kepada rekan kerja saya, jadi saya kehilangan banyak pendapatan. Keterikatan saya pada sifat iri hati dan kesombongan pun muncul. Pelanggan saya sering berkomentar bahwa sangat disayangkan saya harus merekomendasikan mereka kepada rekan kerja saya karena mereka mengatakan bahwa mereka lebih menyukai saya. Pikiran saya pun menjadi tidak tenang, karena saya percaya bahwa jika kaki saya tidak cedera, saya akan mempertahankan pelanggan-pelanggan ini dan menghasilkan lebih banyak uang.

Mitra saya biasanya tidak memiliki banyak pelanggan seperti saya, tetapi sekarang, dia mendapatkan sebagian besar klien saya. Dari pada senang untuknya, saya malah iri hati. Akar permasalahannya adalah situasi ini menyentuh nafsu keinginan saya, dan keterikatan saya pada nama dan keuntungan memicu iri hati.

Seminggu kemudian, pembengkakan di kaki saya berkurang secara signifikan, dan memarnya pun mereda, tetapi saya masih pincang. Saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan entitas negatif yang mengganggu tubuh saya dan mengganggu kemampuan saya untuk melakukan tiga hal dengan baik.

Saya menabung supaya bisa membeli kamera dan komputer baru. Sekarang karena saya tidak bisa bekerja, saya menunda rencana itu. Dari pada khawatir tidak bisa mengerjakan proyek Dafa dan membuktikan kebenaran Fa, saya malah khawatir tidak bisa menghasilkan uang untuk membeli kamera dan komputer baru. Jelas, saya belum menyingkirkan keterikatan saya pada nama dan keuntungan.

Keterikatan pada Nafsu

Saya juga menemukan keterikatan saya pada nafsu. Sebelum saya mulai berlatih Falun Dafa, saya sangat suka menonton kartun, acara TV, dan film, serta membaca novel yang mengandung konten yang tidak murni. Oleh karena itu, setelah memperoleh Fa pada tahun 2017, saya sangat menekankan pada upaya melenyapkan nafsu, dan nafsu tersebut berangsur-angsur berkurang. Saya juga berhasil melewati ujian nafsu dalam mimpi saya.

Akan tetapi, akhir-akhir ini saya mengalami beberapa mimpi yang mengandung ujian yang berhubungan dengan nafsu birahi. Karena saya masih sendiri, ujian tersebut tidak terlalu langsung dan tampak seperti novel yang saya baca atau acara yang saya tonton. Dulu, ketika adegan seperti ini muncul dalam mimpi, saya selalu berpikir, "Saya seorang kultivator Dafa dan saya tidak akan menontonnya," lalu adegan tersebut menghilang. Namun dalam mimpi-mimpi baru-baru ini, saya melewatkan bagian yang kotor dan terus menonton apa yang terjadi setelahnya, sama seperti ketika saya membaca novel atau menonton pertunjukan. Karena saya menghindari adegan yang tidak murni, saya tidak memperhatikan alasan saya mengalami mimpi-mimpi ini.

Baru-baru ini, seorang praktisi menulis, “Nafsu adalah makhluk hidup yang mandiri.” Pernyataan ini menyentuh saya dan membuat saya melihat bahwa keinginan untuk merasa nyaman juga merupakan makhluk hidup yang mandiri, seperti halnya nafsu. Saya bertanya pada diri sendiri, “Mengapa saya tidak melepaskan keinginan untuk membaca novel? Saya bahkan membacanya dalam mimpi. Bukankah karena makhluk nafsu ini ingin melihat hal-hal ini?”

Ketika kesadaran utama saya lemah, makhluk itu mengendalikan saya. Ketika saya merasa bergairah membaca bagian-bagian yang memikat itu, sebenarnya keterikatan pada nafsu birahilah yang merasa bergairah, bukan saya.

Saya telah berusaha untuk mengekang keterikatan saya, tetapi saya belum benar-benar menyingkirkannya dari akarnya. Saya gagal menyadari bahwa keterikatan ini bukanlah saya, jadi saya tidak menyangkalnya secara mendasar, yang menyebabkan berbagai masalah pada tubuh saya.

Tidak ada yang sepele dalam kultivasi. Kita harus menanggapi setiap keterikatan dengan serius. Ketika kita memperbaiki diri, segala sesuatu di sekitar kita akan berubah. Saya sangat berterima kasih kepada Guru karena telah melindungi saya. Saya akan berkultivasi lebih rajin lagi untuk memenuhi standar yang Guru minta dari praktisi Falun Dafa dan layak mendapatkan penyelamatan belas kasih-Guru.

Mohon tunjukkan hal-hal yang tidak sesuai dengan Fa.