Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Korea Selatan | Terus-menerus Memperbaiki Diri di Jalur Kultivasi

1 Des. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Korea Selatan

(Minghui.org) Salam, Guru! Salam, rekan-rekan praktisi!

Jalur kultivasi saya diatur oleh perhatian Guru yang penuh belas kasih dan cermat. Saya tidak dapat mengungkapkan rasa terima kasih saya atas kebaikan Guru. Melalui konferensi Fa ini, saya ingin menceritakan pengalaman kultivasi saya kepada Guru dan membagikannya kepada rekan-rekan praktisi.

Pengaturan Guru yang Penuh Belas Kasih

Saya telah mengikuti ibu berlatih Dafa sejak saya masih muda. Ibu memperoleh Fa pada tahun 2004 ketika saya masih di tahun awal sekolah menengah pertama. Awalnya, saya mengikuti instruksi ibu, belajar Fa, dan berlatih sedikit demi sedikit. Secara bertahap, pemikiran “Saya ingin berlatih Dafa” berakar di hati saya, dan saya memulai jalur kultivasi di tahun ketiga sekolah menengah pertama.

Selama liburan kuliah tahun 2013, saya menghadiri Konferensi Fa New York untuk pertama kalinya, dan itu meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Saya juga berkesempatan mengunjungi kantor New Tang Dynasty (NTD) TV dan The Epoch Times di New York. Ketika saya masuk, sudah waktunya untuk memancarkan pikiran lurus. Saya melihat rekan-rekan praktisi dengan tenang memancarkan pikiran lurus di koridor panjang, jadi saya diam-diam bergabung. Pemandangan itu sama dengan yang saya impikan suatu waktu. Itu bukan perasaan deja vu, tetapi pemandangan yang saya lihat dalam mimpi saya sekarang sedang berlangsung.

Selama konferensi Fa, beberapa hal yang terjadi terus muncul persis seperti pemandangan yang saya lihat dalam mimpi, seolah-olah apa yang saya alami sebelumnya terjadi lagi. Kenyataan dan mimpi begitu mirip sehingga saya bahkan hampir bertanya-tanya apakah saya berada dalam kenyataan atau dalam mimpi. Setelah itu, saya berbagi perasaan ini dengan ibu, dan saya benar-benar merasakan bahwa setiap langkah yang saya ambil diatur dengan cermat oleh Guru.

Guru memberi tahu kita:

“Yang hadir di sini kebanyakan adalah pengikut Dafa luar daratan, sesungguhnya mereka yang di daratan Tiongkok barulah tubuh utama pengikut Dafa, karena raja-raja dari berbagai masa dan berbagai bangsa dalam sejarah semua telah reinkarnasi ke Tiongkok, dan mereka yang datang dari tingkat tinggi, tingkat lebih tinggi, semua juga telah reinkarnasi ke Tiongkok.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Great New York tahun 2013,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 12)

Karena saya bukan orang Tiongkok, saya dulu berpikir bahwa ini tidak ditujukan kepada saya, tetapi pada saat itu saya merasa bahwa Guru sedang berbicara kepada saya. Tidak hanya itu, saya juga merasa bahwa Guru sedang berbicara kepada semua pengikut di ruang konferensi Fa, dan kepada semua pengikut Dafa di seluruh dunia. Guru tidak mencampakkan satu pun pengikut, dan sangat menyayangi semua pengikut Dafa. Saya merasakan belas kasih Guru yang luar biasa.

Dari puisi yang tergantung di tempat Konferensi Fa,

“Belas kasih mampu mencairkan langit dan bumi untuk mendatangkan musim semi
Pikiran lurus dapat menolong manusia di dunia ini” (“Fa Meluruskan Alam Semesta,” Hong Yin II)

Saya juga merasakan energi belas kasih yang dapat melelehkan baja dan membawa musim semi ke dunia. Seolah-olah Guru mendorong saya untuk berlatih dengan tekun dalam perjalanan kultivasi saya di masa mendatang.

Proses Menemukan Diri Sejati

Saya magang di NTD Television di New York selama lima bulan pada tahun 2015, dan setelah itu, saya bekerja di bagian produksi film untuk cabang Korea. Selama magang di media, saya mengalami ujian dan penderitaan besar dan kecil. Jika menoleh ke belakang, saya merasa seperti sedang menjalani ujian hidup dan mati pada saat itu, tetapi sekarang saya tidak merasakan apa pun. Apa pun rasa sakitnya, semuanya akan berlalu. Melewati ujian besar dan kecil adalah proses melepaskan keterikatan pada diri sendiri, lapis demi lapis.

Keterikatan saya pada diri sendiri terutama terlihat dalam hubungan interpersonal. Ketika saya berkomunikasi dengan orang lain, saya mempertimbangkan banyak hal dari sudut pandang diri saya sendiri, jadi saya sering kali terlalu berhati-hati dan sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang saya.

Saya memperlakukan orang yang baik kepada saya dengan kebaikan. Saya merasa kesal terhadap orang-orang yang tidak baik kepada saya dan meremehkan saya, yang membuat saya merasa malu dan pasif. Terkadang, naluri melindungi diri muncul, dan saya bertindak seolah-olah saya tahu apa yang saya lakukan padahal tidak, yang menghalangi saya untuk melangkah maju.

Saya selalu percaya bahwa lingkungan rumah membentuk kepribadian saya. Saya tumbuh tanpa kasih sayang orang tua. Ayah saya adalah sosok yang mendominasi, jadi jika penampilan, pakaian, tindakan, atau keputusan saya tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan menolaknya atau bahkan marah. Saya merasa ayah menolak saya dan kepribadian saya. Ibu memiliki kesehatan yang buruk sebelum berlatih Falun Dafa dan tidak mampu merawat saya dan saudara laki-laki saya dengan baik.

Setelah mulai berlatih Dafa, saya pernah mengeluh kepada ibu tentang lingkungan di rumah. Ibu berkata, “Sayang sekali, tetapi apa yang bisa dilakukan? Itu semua karena karmamu. Kamu beruntung telah bertemu Dafa dan mampu berkultivasi!” Saya marah, berpikir bahwa ibu harus tetap menoleransi kekurangan saya meskipun saya harus membayar karma.

Kenangan tidak disayangi orang tua selalu menghantui saya. Setelah itu, setiap kali saya membicarakannya dengan ibu, meskipun saya tidak ingin menangis, air mata mengalir tanpa disadari. Saya sendiri merasa aneh karenanya, karena ini bukanlah diri saya yang sebenarnya.

Suatu hari, ketika sedang belajar Fa, sebuah kutipan dari ajaran Guru tiba-tiba mencerahkan saya.

“Cinta ini bagi Dewa adalah sesuatu yang kotor, belas kasih barulah sakral. Karena cinta, manusia terbenam dalam nafsu birahi; karena cinta, manusia terbenam dalam perilaku seksual kacau-balau yang berdosa; karena cinta, manusia dapat melakukan banyak sekali hal-hal buruk, hal yang tidak dapat ditoleransi oleh Dewa. Cinta terdapat satu sisi yang dianggap bagus oleh manusia berupa saling membantu, bersamaan juga terdapat satu sisi negatif yang buruk, sedangkan belas kasih seluruhnya adalah baik.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat Timur)

Ketika saya membaca bagian Fa ini sebelumnya, saya pikir itu merujuk pada cinta antara seorang pria dan seorang wanita. Hebatnya, saat saya membacanya hari itu, saya menyadari bahwa saya tidak perlu memiliki atau menuntut cinta orang tua saya! Perspektif saya langsung berubah, dan saya merasa seperti orang yang berbeda. Saya memahami bahwa Guru membantu para pengikut melenyapkan konsep yang terbentuk pasca lahir.

Suatu hari, seorang rekan praktisi yang telah bersikap jahat kepada saya muncul dalam mimpi, memeluk saya dan menangis, sambil berkata, “Bukan berarti saya ingin melakukannya seperti itu.” Setelah bangun, saya mengerti bahwa rekan praktisi memperlakukan saya seperti itu karena karma saya, dan saya juga menemukan bahwa saya telah memperlakukan orang lain dengan buruk.

Karena saya tidak berkultivasi dengan cukup baik, saya tidak memperoleh pencerahan dengan cepat, yang menyebabkan rekan praktisi itu memainkan peran itu untuk waktu yang lama. Ketika orang tua dan orang lain memperlakukan saya dengan buruk, saya harus berkultivasi sambil membayar utang karma saya, untuk memenuhi persyaratan Fa.

Guru mengajarkan kita:

“Sesungguhnya selain dari tulus murni yang merupakan bawaan sejak lahir manusia, maka segala konsep adalah terbentuk sesudah lahir, bukanlah diri sendiri.” (“Eksis Untuk Siapa?” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)

Guru telah membuat saya menyadari bahwa semua konsep yang tidak sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar bukanlah bagian sejati dari diri saya. Setelah mempelajari Fa tersebut, Guru secara berturut-turut menunjukkan kepada saya Fa yang berkaitan dengan konsep “yang diperoleh” dan “pasca-lahir”. Pikiran saya pun menjadi lebih luas, dan saya dapat dengan jelas membedakan bahwa semua konsep tentang “diri” bukanlah “saya” yang sebenarnya.

Sejak saat itu, saya tidak terlalu peduli pada diri sendiri ketika berhadapan dengan orang lain. Jika saya memiliki lebih sedikit pikiran tentang diri sendiri, mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Segala sesuatunya juga menjadi mudah dan saya termotivasi ketika bekerja di media. Terima kasih, Guru yang penuh belas kasih, karena telah membawa saya keluar dari konsep ini.

Pengingat Serius dalam Mimpi

Musim panas ini, media Korea Selatan terpukul keras oleh masalah keuangan yang tiba-tiba, yang menyebabkan perubahan besar dalam kebijakan bisnis perusahaan.

Selain itu, manajer media meninggalkan media karena keadaan mereka, dan sistem manajemen juga berubah. Untuk mengatasi tantangan mendadak ini, perusahaan mencopot kepala departemen kami dan mengangkat yang baru.

Hal ini membuat saya kesal untuk sementara waktu, dan hati saya tidak tenang. Saya kehilangan kepercayaan pada media. Saya memahami bahwa sebuah perusahaan menjalankan proyek media dan dapat mengganti personel. Namun, dalam proses ini, pembuat keputusan hanya melihatnya sebagai rintangan yang harus diatasi oleh individu yang telah diturunkan jabatannya dari posisi manajemen tanpa mempertimbangkan perasaan orang tersebut. Saya merasa bahwa perusahaan tidak menghargai bakat, dan kekecewaan pun muncul, yang mendorong saya untuk bersikap negatif terhadap proyek tersebut.

Namun, saya sadar bahwa sikap yang tidak kooperatif akan melemahkan koordinasi secara keseluruhan dan memberi kekuatan lama alasan untuk mengeksploitasi celah, jadi saya telah menyangkal ini dan mencari ke dalam.

Saya juga menemukan keinginan untuk melindungi diri sendiri: rasa takut diatur oleh seorang supervisor yang mungkin tidak memahami atau menghargai saya. Supervisor sebelumnya bekerja dengan saya untuk waktu yang lama dan memahami saya dengan baik, tetapi saya tidak berpikir yang baru akan melakukannya. Saya menemukan keinginan saya untuk dipahami, diakui, dan dihargai oleh orang lain, yang terkait dengan pengejaran nama, kekayaan, dan kasih sayang.

Saya punya mimpi lain selama ini: Saya bersama keluarga, menunggu untuk menaiki kereta mini di taman hiburan. Rel kereta membentang ke langit tanpa akhir. Adik laki-laki saya telah membeli tiketnya, dan ketika saya melihat tiket itu untuk dua orang, meskipun kami berempat di keluarga saya, saya memarahinya karena membeli tiket hanya untuk dua orang. Ketika saya melihat bahwa dia tidak mau menukar tiket, saya mulai mengeluh tentangnya.

Kemudian, saya berlari ke sana kemari, dan ketika saya menengok ke belakang, saya melihat bahwa tiket itu untuk lima orang dan seluruh keluarga dapat menaikinya. Saya melihat ke belakang lagi, dan di belakang saya ada antrean panjang, dan saya adalah alasan antrean itu tidak bergerak.

Mimpi ini adalah peringatan dari Guru kepada saya: Pikiran negatif dan egois akan mengganggu penyelamatan makhluk hidup. Saya menyadari kesalahan saya dan menerima peringatan serius bahwa emosi egois akan berdampak negatif pada penyelamatan orang.

Berani Melangkah Maju untuk Menyelamatkan Makhluk Hidup

Keesokan harinya, saya melihat sebuah artikel di situs web Shen Yun, “Tokoh-tokoh Sejarah Paralel Bagian 3: Mulan dan Joan of Arc.” Artikel tersebut berbunyi: “Mulan bergabung dengan tentara untuk memenuhi tugasnya sebagai orang tua, sementara Joan of Arc bergabung dengan tentara karena pengabdian spiritual, mendasarkan keyakinannya kepada Dewa yang kokoh seperti batu karang, dan mengabdikan dirinya sepenuh hati untuk misi yang dipercayakan kepadanya.”

Membaca hal ini, saya penasaran dengan Joan of Arc, jadi saya mencari tahu tentang kehidupannya. Ia tumbuh dengan keyakinan yang kuat, dan pada usia tiga belas tahun, ia mendengar Dewa menghendakinya untuk “menyelamatkan Prancis” dan bertekad untuk mengikuti panggilan Dewa.

Joan of Arc adalah seorang warga sipil yang buta huruf, jadi ketika ia bangkit untuk menyelamatkan negaranya, semua orang meragukannya. Namun, Joan of Arc percaya bahwa misi dewa yang diembannya murni. Keyakinannya yang tak tergoyahkan dan sikapnya yang teguh membuat orang-orang berubah dari tidak mempercayainya menjadi menaruh kepercayaan padanya.

Selain itu, Joan of Arc tidak terluka saat di medan perang bahkan setelah kepalanya ditembak, dan lehernya tertusuk panah, tetapi dia bangkit dan menaklukkan kastil keesokan harinya, yang meyakinkan para prajurit bahwa Dewa melindungi Joan of Arc.

Semua tindakan Joan of Arc sama sekali tidak mementingkan diri sendiri. Ketika saya melihat anekdot tentang upayanya yang berani dan keyakinannya yang teguh, saya segera menemukan bahwa banyak aspek dari proses kultivasi saya yang membuktikan diri sendiri, bukan membuktikan Fa.

Saya bertekad untuk menghargai lingkungan di jalur kultivasi dalam proyek media yang telah diatur Guru untuk saya, mencari ke dalam apa pun yang terjadi, dan mengikuti jalan yang telah diatur Guru.

Guru, saya akan berjuang tanpa pamrih untuk memenuhi misi saya menyelamatkan makhluk hidup dan bekerja keras untuk membalas belas kasih yang telah Guru berikan kepada saya sebagai seorang pengikut!

Ini adalah pemahaman di tingkat saya; mohon tunjukkan apa pun yang tidak sejalan dengan Fa.

Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan-rekan praktisi!

(Dipilih dari Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Korea Selatan 2024)