Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Korea Selatan: Artikel Berbagi Pengalaman Fahui Tiongkok Mendorong Praktisi untuk Gigih Berkultivasi

13 Des. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Korea Selatan

(Minghui.org) Fahui Tiongkok ke-21 di Minghui.org diadakan dari tanggal 7 hingga 19 November 2024. Sebanyak 43 artikel diterbitkan, memberikan kesempatan bagi praktisi Falun Dafa di seluruh dunia untuk belajar dan meningkat. Pikiran lurus dan tindakan praktisi Tiongkok di lingkungan yang sulit, belas kasih dan toleransi yang mereka kultivasikan dalam Dafa, dan upaya mereka untuk membuktikan kebenaran Dafa telah sangat menyentuh praktisi Korea Selatan, memungkinkan mereka untuk menemukan celah kebocoran dan kekurangan mereka serta menjadi lebih gigih.

Konflik Berakar pada Keterikatan Manusia

Lan-ing adalah seorang dosen universitas tetapi saat ini bekerja di industri layanan pelanggan. Artikel “Perjalanan Seorang Guru dalam Mengatasi Kebencian dan Menemukan Kedamaian” benar-benar menyentuh hatinya.

Penulisnya adalah seorang guru sekolah dasar yang tekun dan bertanggung jawab. Karena salah satu orang tua hanya mendengarkan cerita dari sisi anaknya dan tidak berkomunikasi dengan guru, terjadilah kesalahpahaman, dan orang tua tersebut beserta lima orang tua lainnya mengeluh tentangnya. Ini adalah pertama kalinya orang tua siswa mengeluh tentang praktisi ini selama 18 tahun ia mengajar. Meskipun insiden itu kemudian terselesaikan, kebencian benar-benar mengganggunya. Ketidakadilan dan kebencian yang ia rasakan muncul sesekali, dan ia pun memiliki pikiran-pikiran negatif.

Praktisi di desa tersebut mengadakan pertemuan berbagi pengalaman kecil. Seorang praktisi lanjut usia dengan hati-hati mempersiapkan pengalamannya. Selama berbagi pengalaman, praktisi lain beberapa kali terharu hingga meneteskan air mata karena kebaikan hatinya yang murni. Dari sini, penulis menyadari bahwa, setiap kali ia melakukan sesuatu, ia benar-benar harus melakukannya demi kebaikan orang lain dari lubuk hatinya, dan tidak memperhitungkan apakah ia akan mendapat manfaat atau tidak. Hal itu juga membuatnya menyadari bahwa pola pikir manusia yang sombong adalah sumber konflik. Penderitaan yang ia alami adalah akibat dari bersikap tidak baik kepada siswa dan orang tua.

Lan-ing berkata bahwa sebagian besar konflik yang dialaminya disebabkan oleh sikapnya yang mengutamakan diri sendiri daripada orang lain, menganggap dirinya benar dan tidak mempertimbangkan sudut pandang pihak lain. Di tempat kerja atau di rumah, para praktisi memiliki standar moral dan prinsip yang lebih tinggi daripada orang biasa. Namun, mereka terkadang merasa lebih baik daripada orang lain, dan sulit bagi mereka untuk mengakui kesalahan. Lan-ing berkata bahwa standar kultivasi kita adalah Sejati, Baik, Sabar. Kita harus bersikap penuh perhatian, mengutamakan orang lain, dan benar-benar bersikap murni dan baik hati, sehingga kita tidak akan mengembangkan kebencian.

Tidak Ada yang Kita Temui Secara Kebetulan

Yeongbun telah bekerja shift malam di sebuah toko swalayan selama hampir tujuh tahun. Dia berhubungan dengan rata-rata 400 orang setiap hari, termasuk pria, wanita, tua dan muda, dari berbagai profesi dan kebangsaan, terutama orang Tionghoa. Setelah membaca artikel “Memperlakukan Semua Orang dengan Baik,” dia sangat tersentuh. Dalam artikel tersebut, penulis menulis: “Kita semua harus fokus untuk mengultivasi diri sendiri bukannya memandang orang lain dengan mata kritis. Mei memiliki sifat pemarah, tetapi dia baik hati dan selalu suka menolong. Jangan membicarakan kekurangan orang lain di belakang mereka. Kita perlu mengultivasikan tutur kata kita. Kalian tahu, Guru selalu bersama kita, dan dia mengetahui semua yang kita lakukan dan semua yang ada dalam pikiran kita. Kita harus bersikap baik satu sama lain dan fokus pada kelebihan masing-masing.”

Yeongbun berkata, “Tetapi setelah saya membaca artikel ini, saya merasa malu. Saya kurang baik dan tidak memiliki belas kasih. Saya tidak hanya tidak mengultivasi pembicaraan saya, tetapi saya juga pemarah dan telah membicarakan serta mengeluhkan orang lain di belakang mereka. Kekuatan lama memanfaatkan kesempatan ini, menyebabkan kesenjangan dan memengaruhi seluruh tubuh praktisi. Ini membuat saya menyadari bahwa sangat penting bagi praktisi untuk mengultivasi kemampuan berbicara mereka. Kultivasi bukanlah tentang berkultivasi ketika saya belajar Fa atau berkultivasi ketika saya mengklarifikasi fakta. Dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hal kecil pun merupakan kultivasi.”

Jadilah Praktisi Sejati dan Ikuti Fa

Geumseong bertugas memasak di sekolah, dan dia sangat terkesan dengan sebuah bagian dalam artikel “Mengukur Hal-hal Berdasarkan Prinsip Fa dan Mencari ke Dalam.”

Penulisnya menulis: “Suatu hari mantan teman sekelas kami datang untuk bermain Mahyong. Suami saya bermain sementara saya memasak di dapur. Saya menyiapkan seluruh hidangan di meja sendirian. Ketika makan siang sudah siap dan memintanya untuk meletakkan mangkuk dan sumpit di atas meja, dia menampar saya di depan semua orang. Saya tidak mengatakan apa-apa, tetapi saya menjadi emosional. Teman-teman kami memarahinya karena perilakunya yang kasar.

“Saya mengingat ajaran Guru dan menjadi tenang. Saya tidak berbicara dengan baik kepada suami ketika saya meminta bantuannya. Hati saya tidak seimbang, yang tidak sejalan dengan prinsip Fa. Itu salah saya. Dia menampar saya. Itu adalah peringatan bagi saya. Saya harus berperilaku ketat sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya harus berterima kasih kepadanya.”

Geumseong berkata bahwa berbagi cerita ini bagaikan pukulan di kepala dan masih segar dalam ingatannya. Jika melihat dirinya sendiri, ketika menghadapi situasi seperti ini, akan sulit untuk menjadi seperti penulis dan tidak membalas atau memarahi orang lain. Sebaliknya, kita berdebat dan merasa kesal. Geumseong berkata bahwa dia melihat kesenjangan antara dirinya dan penulis, dan dia belum mampu memiliki toleransi sebesar itu. Dia berkata bahwa, mulai sekarang, dia akan bekerja keras untuk mempelajari Fa dengan baik, mencari ke dalam, dan menggunakan Fa untuk menangani semua jenis konflik seperti yang dilakukan penulis.

Guru Mengetahui Segalanya

Sae-byul telah bekerja di berbagai profesi. Setelah membaca artikel “My Missed Path Was Paved Anew by Master,” dia berkata: “Guru mengetahui segalanya, dan Dafa dapat melakukan segalanya. Selama anda menetapkan fondasi anda dengan benar, tidak mencari ketenaran dan keuntungan pribadi, serta bekerja untuk membuktikan kebenaran Dafa dengan lebih baik, Guru akan menemukan cara untuk memberi anda lampu hijau. Peningkatan kita mencerminkan pengaturan Guru yang cermat dalam setiap aspek.”

Setelah membaca “Perjalanan Kultivasi Kami Saat Menyelamatkan Praktisi yang Ditahan,” Sae-byul juga sangat terkesan. Ia berkata, “Saya sangat mengagumi keberanian dan pikiran lurus para praktisi tersebut. Pergi ke pusat penahanan untuk menyelamatkan rekan-rekan praktisi dan mengklarifikasi fakta bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh orang biasa. Hal itu membutuhkan keyakinan yang tak tergoyahkan kepada Guru dan misi kita serta kemampuan untuk melenyapkan segala hal di dunia untuk melakukannya.”