(Minghui.org) Hidup saya berubah menjadi lebih baik setelah saya mulai berlatih Falun Dafa pada 1995. Pengalaman kultivasi mengajarkan saya kegigihan dalam menghadapi berbagai penderitaan. Saya merasa sangat diberkati dan selamanya berterima kasih kepada Guru Li (pencipta Falun Dafa).
Saya lahir di tahun 1957 dalam keluarga miskin dengan banyak anak. Orang tua saya melihat saya sebagai beban dan menyerahkan saya untuk diadopsi ketika saya berumur empat tahun. Tubuh saya kurus dan lemah, namun keluarga yang mengadopsi saya memaksa saya bekerja dari fajar hingga senja. Mereka tidak pernah senang dengan saya. Saya tidak diberi cukup makanan, dan saya sering dimarahi dan dipukuli.
Saya menjadi sasaran intimidasi yang empuk di sekolah. Ketika saya duduk di kelas empat, ayah kandung saya melaporkan kepada otoritas sekolah bahwa ayah angkat saya berdinas di Angkatan Darat Timur Laut di bawah Pemerintahan Nasional Republik Tiongkok. Karena itu, saya digolongkan sebagai “anti-revolusioner” dan sering dikecam di muka umum. Saya diserang dengan kejam sementara ayah kandung saya menonton, seolah ini semua merupakan hiburan bagi masyarakat.
Revolusi Kebudayaan mencapai puncak keberingasannya ketika saya berusia 12 tahun. Karena saya menulis “umur panjang bagi partai” dengan tulisan tangan yang tidak rapi, seorang teman sekelas melaporkan saya kepada guru. Saya kembali dicap sebagai “anti-revolusioner.” Hari demi hari, saya dipermalukan, dihina, dicaci dan diserang di depan seluruh sekolah. Penderitaan emosional dan mental berdampak buruk pada kesehatan saya. Saya sulit makan atau tidur dan terus-menerus hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan. Saya bertubuh pendek, kurus, dengan punggung bungkuk.
Pernikahan yang Gagal
Ketika saya masih gadis remaja, saya tidak ingin menikah. Muak dan lelah dengan orang tua kandung dan angkat saya yang bertengkar dan berdebat tanpa henti, ditambah dengan rasa rendah diri karena penampilan saya, saya takut akan pernikahan. Namun, sejak saya dilahirkan, saya tidak pernah mempunyai pendapat apa pun terkait kehidupan saya sendiri.
Keluarga saya tidak sabar untuk menikahkan saya. Ketika saya berumur 25 tahun mereka menjodohkan saya dengan seorang pria yang jauh lebih tua dari saya. Saya secara alami menolak. Suatu hari setelah makan siang, ayah kandung datang dan pergi bersama orang tua angkat saya, mengatakan bahwa mereka perlu mengurus sesuatu. Saat itu musim panas, dan saya sendirian di rumah sedang tidur siang ketika lelaki tua itu masuk dan memperkosa saya. Saya sangat marah tetapi dia berjanji untuk menikahi saya dan merawat saya dengan baik. Saya hamil tiga bulan kemudian dan menikah dengan pria itu.
Kami menghadapi banyak tantangan sejak hari pertama pernikahan kami. Segera setelah saya melahirkan putri pertama, suami berselingkuh dan meminta cerai. Karena ingin menjaga keutuhan keluarga dan juga demi putri saya, saya baru menyetujuinya satu dekade kemudian. Ketika perceraian kami usai, saya kelelahan karena drama bertahun-tahun. Kesehatan saya buruk dan menderita banyak masalah kesehatan. Hasil pemeriksaan tahunan menunjukkan bahwa saya mungkin menderita tumor ganas di rahim saya. Saya menyerah dalam keputusasaan.
Kecelakaan Fatal
Saya ditabrak truk di akhir 1994. Kepala saya terluka, sementara lengan, badan, dan kaki saya patah. Saya dibawa ke rumah sakit di mana dokter akan melakukan operasi otak dan mengamputasi anggota tubuh saya. Namun, ketika mereka memeriksa saya keesokan harinya, mereka terkejut karena bekuan darah di otak saya telah hilang, dan sirkulasi di anggota tubuh saya normal. Saya tidak lagi membutuhkan operasi. Saya koma selama seminggu dan dirawat di rumah sakit selama sebulan. Semua orang yang mendengar kecelakaan tersebut menduga saya sudah mati. Tapi, luar biasanya saya selamat!
Kecelakaan itu tidak menghancurkan diri saya, tapi keluarga sayalah yang menghancurkannya. Kerabat saya mengetahui bahwa saya mengalami kecelakaan yang hampir fatal, namun tidak seorang pun dari keluarga kandung atau keluarga angkat saya datang menjenguk ketika saya dirawat di rumah sakit. Mereka tidak menganggap saya sepadan dengan waktu mereka. Akan lebih mudah bagi mereka jika saya langsung mati di tempat. Seorang teman sekelas lama adalah satu-satunya orang yang mengunjungi dan merawat saya.
Akibat kecelakaan itu, kepala dan wajah saya cacat. Satu mata dan mulut saya terkulai. Saya perlu menopang diri saya dengan tongkat ketika berjalan. Saya tidak punya rumah untuk dituju ketika keluar dari rumah sakit. Saya meminta kompensasi kepada sopir truk namun keluarga kandung dan keluarga angkat saya mencegahnya untuk membayar saya.
Situasi saya sangat menyedihkan. Saya menderita sakit kronis dan didera banyak penyakit. Satu-satunya harapan saya dalam hidup adalah putri saya—demi dialah saya terus bertahan.
Dikaruniai Kehidupan Baru
Hidup saya berubah sepenuhnya pada musim semi 1995, pada hari Festival Perahu Naga. Seorang teman memberi tahu saya tentang Falun Dafa dan saya pergi ke tempat latihan setempat. Saya sangat beruntung mendapatkan Fa dan memulai perjalanan kultivasi diri. Saya segera mengalami peningkatan luar biasa pada kesehatan dan penampilan saya. Mulut saya tidak lagi miring ke samping, dan mata saya kembali normal. Saya membuang tongkat saat saya kembali dapat berjalan normal. Dipenuhi kebahagiaan, saya berteriak, “Tubuh saya kembali normal. saya terselamatkan. Guru memurnikan tubuh saya.” Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan betapa bahagianya diri saya.
Saya pergi ke rumah orang tua kandung saya, rumah kakak perempuan saya, rumah kakak laki-laki saya, dan keluarga angkat saya dan memberi tahu mereka semua tentang manfaat berlatih Falun Dafa. Mereka gembira dan bahagia untuk saya dan satu demi satu mereka mulai berlatih.
Saya baru menyadari setelahnya, bahwa Guru telah menjaga saya bahkan sebelum saya memperoleh Fa. Tanpa perlindungan Guru, saya akan meninggal dalam kecelakaan di tahun 1994. Saya selamanya berterima kasih kepada Guru. Saya memutuskan untuk berlatih Falun Dafa tak peduli berapa banyak rintangan atau kesengsaraan yang harus saya atasi.
Mengklarifikasi Fakta dan Membuktikan Fa
Saya bergabung dengan ribuan praktisi Falun Dafa di kompleks Zhongnanhai pada 25 April 1999, mengajukan himbauan kepada pemerintah pusat agar membebaskan rekan-rekan praktisi yang ditangkap di Tianjin. Setelah Perdana Menteri bertemu dengan perwakilan praktisi, kami memungut sampah, kertas, dan puntung rokok sebelum meninggalkan Kantor Pengaduan Masyarakat Kota Beijing. Jalan dan trotoar menjadi lebih bersih dibandingkan saat kami datang. Praktisi membuktikan kebenaran Fa dan menunjukkan kebaikan, ketulusan dan perhatian terhadap orang lain.
Beberapa bulan kemudian, Jiang Zemin [mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang kini sudah meninggal] melancarkan kampanye penganiayaan nasional terhadap Falun Dafa (juga disebut Falun Gong). Demi memohon hak saya untuk secara bebas menjalankan keyakinan saya serta untuk mengungkap kebohongan rezim dan propaganda yang memfitnah Falun Dafa, saya pergi ke Beijing tiga kali untuk memohon keadilan kepada pemerintah pusat.
Saya membentangkan spanduk di Lapangan Tiananmen dan meneriakkan “Falun Dafa adalah Fa lurus. Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik. Rehabilitasikan nama baik Guru kami.” Polisi menangkap dan memulangkan saya kembali ke kampung halaman di mana saya kemudian ditahan. Meski disiksa dan diancam di penjara, saya tetap teguh dan tidak pernah menuruti permintaan polisi untuk melepaskan keyakinan saya. Hati saya tenang dan saya tidak takut. Di pusat penahanan, banyak praktisi termasuk saya menjadi sasaran kekerasan dan penganiayaan. Kami melakukan mogok makan untuk memprotes perlakuan buruk tersebut.
Setelah saya dibebaskan, saya menghadapi banyak kesulitan dalam hidup sebagai orang tua tunggal. Tapi tidak ada yang bisa mengubah pikiran saya tentang Falun Dafa. Saya mengklarifikasi fakta setiap ada kesempatan—saya berbicara secara langsung dengan orang-orang, membagikan brosur dan buklet klarifikasi tentang Dafa, serta memasang spanduk dan poster klarifikasi fakta. Saya tahu saya di sini untuk membantu Guru meluruskan Fa.
Saya lebih sering bepergian sejak tahun 2005 ke berbagai tempat di mana saya mengklarifikasi fakta, terutama ke daerah di mana penganiayaan merajalela. Di komunitas tempat saya tinggal, mayoritas warganya bekerja di bidang penegakan hukum. Setiap kali saya bertemu petugas polisi, saya memberi tahu mereka tentang Dafa dan bagaimana Dafa difitnah oleh PKT. Saya memberi tahu mereka bahwa Guru adalah belas kasih dan prinsip-prinsip Falun Dafa bersifat universal. Ini adalah Fa dengan kebajikan yang tak terbatas. dan Dafa diajarkan di sini untuk benar-benar menyelamatkan orang.
Saya tidak dapat menghitung berapa kali saya telah dilaporkan ke polisi, ditangkap, dan ditahan. Namun, saya selalu mengingat Fa di hati saya dan mempertahankan pikiran lurus yang kuat. Dengan bantuan dan perlindungan Guru, saya tidak pernah menghadapi bahaya apa pun. Polisi setempat semuanya mengenal saya dan menutup mata ketika saya mengklarifikasi fakta. Banyak petugas polisi bahkan mundur dari PKT dan organisasi pemudanya—mereka telah memilih masa depan yang cerah bagi diri mereka sendiri.
Pernikahan Putri Saya
Putri saya juga mendapat manfaat dari kultivasi Dafa saya. Dia selalu menjadi anak yang perhatian dan baik hati serta unggul secara akademis. Meskipun dibesarkan oleh orang tua tunggal dan memiliki sedikit materi dibandingkan teman-temannya, putri saya dapat menyesuaikan diri dengan baik dan tumbuh menjadi seorang wanita muda yang cantik dan cerdas. Setelah kuliah, dia melanjutkan studi pascasarjana dan mendapatkan pekerjaan yang didambakannya. Dia benar-benar diberkati oleh Dafa.
Ketika dia cukup umur untuk menikah, seorang teman memperkenalkannya kepada seorang pria muda. Dia berasal dari keluarga berada—ayahnya adalah sekretaris Partai di sebuah perusahaan yang disokong oleh pemerintah kota dan ibunya bekerja di sebuah perusahaan milik negara. Pemuda itu sendiri adalah sekretaris seorang pejabat kota terkemuka. Teman-teman keluarga tersebut sebagian besar adalah aparat penegak hukum atau pegawai instansi pemerintah. Karena memiliki koneksi yang baik dan status sosial ekonomi yang tinggi, keluarganya jelas tidak menganggap putri saya sebagai pasangan yang ideal untuk putra tunggal mereka.
Pertama kali saya bertemu calon besan saya, paman pemuda itu sedang sakit gigi dan sangat kesakitan. Saya memberi tahu dia tentang Dafa dan kekuatan Dafa yang luar biasa. Saya menyarankan dia mundur dari PKT dan dengan tulus melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Sebelum saya bisa menyelesaikannya, dia melompat dan membentak saya dengan marah. Saya diberitahu bahwa dia adalah seorang petugas polisi. Seperti kebanyakan orang di bidang penegakan hukum, dia telah dicuci otak oleh propaganda dan kebohongan PKT, serta berprasangka buruk terhadap Dafa.
Pertemuan pertama kedua keluarga berubah menjadi sebuah kegagalan. Semua kerabat pemuda tersebut menegur dan menghina saya karena keyakinan saya dan menentang pernikahan tersebut, terutama ibunya. Keluarganya tidak ingin terlibat karena saya telah masuk dalam daftar hitam pemerintah setempat selama lebih dari satu dekade. Pernikahan itu dibatalkan.
Butuh beberapa waktu bagi pasangan muda itu dan banyak kali bolak-balik untuk akhirnya memutuskan bahwa mereka ingin tetap bersama. Keluarga pemuda tersebut dengan enggan menyetujuinya tetapi dengan satu syarat—putri saya harus memutuskan semua hubungan dengan saya dan keluarga pemuda tersebut tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan saya.
Putri saya merasa terpukul. Saat saya bertanya, dia menceritakan kepada saya tuntutan yang tidak masuk akal dari calon mertuanya. Saya mengatakan kepadanya, “Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa. Semua yang saya lakukan adalah untuk kepentingan orang lain. Jika kamu benar-benar ingin bersama pemuda ini, kalian berdua harus menikah. Mengenai memiliki hubungan atau ikatan dengan saya atau tidak, itu tidak masalah bagi saya.” Pasangan muda itu pun menikah. Saya tidak mencampuri kehidupan mereka dan tidak mengunjungi keluarga menantu saya.
Ketika saya akhirnya diizinkan untuk menghubungi putri saya, menantu laki-laki saya bersikap tidak hormat dan memusuhi saya seolah-olah saya adalah musuh terburuknya. Namun dia juga meminta saya membantu mereka membayar beberapa barang yang mahal. Putri saya merasa malu dan kesal dengan tuntutan suaminya yang tidak masuk akal, namun saya mengatakan kepadanya, “Semuanya akan baik-baik saja. Semua akan membaik." Saya berpegang pada kriteria Fa dan terlepas dari betapa buruknya perlakuan menantu laki-laki saya, saya menganggap semua yang dia lakukan adalah untuk membantu saya meningkat, jadi itu adalah hal yang baik.
Tinggal Bersama Besan Saya untuk Menjaga Cucu
Putri saya melahirkan bayi laki-laki beberapa tahun kemudian. Ayah mertua putri saya saat itu terbaring di tempat tidur karena diabetes parah dan mengalami stroke baru-baru ini. Ibu mertua putri saya sibuk merawat suaminya dan ibunya yang sudah lanjut usia. Pasangan muda itu membutuhkan seseorang untuk mengasuh anak mereka saat mereka sedang bekerja. Setelah membicarakannya, mereka memutuskan bahwa sayalah orang yang akan merawat bayi tersebut dan membantu pekerjaan rumah tangga. Saya menyetujuinya karena saya melihat ini sebagai kesempatan baik untuk mengklarifikasi fakta.
Saya pindah tinggal bersama besan saya. Selain merawat cucu saya, saya memasak, membersihkan, dan mencuci. Saya sibuk dari pagi hingga malam tetapi saya tidak mengeluh. Ketika cuaca bagus, saya mengajak bayi saya jalan-jalan keluar dan berbicara dengan orang-orang tentang Dafa. Ketika bayi itu tertidur di malam hari, saya membagikan brosur klarifikasi fakta dan memasang poster Dafa di lingkungan sekitar. Ketika saya mendapat sedikit waktu luang di akhir pekan, saya berbicara dengan orang-orang tentang Dafa dan membantu mereka mundur dari PKT. Saya juga bergabung dengan praktisi setempat dalam membuktikan Fa.
Meskipun saya mencurahkan waktu dan tenaga pada keluarga itu, ibu mertua putri saya meremehkan dan bersikap dingin pada saya. Pada waktu makan, dia tidak mengizinkan saya makan daging atau sayuran musiman. Dia mengeluh tentang tingginya biaya hidup dan betapa mahalnya harga daging dan sayuran segar. Saya menjaga pikiran lurus dan tidak membiarkan sikapnya memengaruhi hati saya. Saya tidak terlalu peduli dengan apa yang saya makan—sebagian besar waktu saya makan acar sayuran atau saus sambal dengan nasi. Itu bukan masalah besar.
Ketika dia menyukai pakaian atau aksesori yang saya miliki, saya memberikannya tanpa ragu-ragu. Saat liburan dan Tahun Baru Imlek, putri saya secara rutin menerima produk segar atau makanan lezat sebagai hadiah dari tempat kerjanya. Saya selalu meminta putri saya untuk memberikannya kepada ibu mertuanya. Semakin buruk ibu mertua memperlakukan saya, semakin baik saya memperlakukannya karena saya seorang praktisi.
Ibu mertua putri saya segera memberitahukan saya kepada putranya ketika dia mendengar saya berbicara dengan orang-orang tentang Dafa. Dia juga menghasut putranya untuk memukuli saya atas setiap kesalahan kecil yang saya buat. Suatu kali, ketika sedang menjemur cucian di balkon, saya berbicara dengan tetangga tentang Dafa. Menantu laki-laki saya mencengkeram dan menampar saya begitu keras hingga hidung saya berdarah. Jika dia mengetahui saya sedang berbicara dengan orang-orang tentang Dafa, dia menendang dan memukuli saya. Lengan saya terkilir satu kali dan sampai hari ini, saya tidak dapat mengangkat lengan itu. Suatu kali, dia menendang saya begitu keras hingga saya terjatuh dan kaki saya patah. Saya tidak memendam kebencian dan mempertahankan Xinxing saya. Saya menjaga sikap positif dan selalu bahagia terlepas dari betapa buruknya saya diperlakukan.
Besan Saya Berangsur-angsur Sadar
Menantu laki-laki saya mengalami kecelakaan dan mobilnya hancur. Dilihat dari kerusakannya, orang mengira dia tewas seketika. Namun ia hanya mengalami patah tulang pada salah satu kakinya dan tidak ada luka berat. Saya tahu Guru telah menjaga dan menyelamatkannya. Ketika dia dalam masa pemulihan di rumah, saya merawatnya dengan cermat dan mengklarifikasi fakta setiap ada kesempatan. Lambat laun, sikapnya berubah—dia tidak lagi memusuhi saya, tapi dia masih tidak pernah tersenyum kepada saya.
Saya tidak menyimpan dendam atas hal-hal yang terjadi di masa lalu, saya juga tidak menyimpan dendam terhadap besan saya. Saya tahu mereka adalah makhluk yang memiliki takdir pertemuan dan harus saya selamatkan. Saya barangkali pernah memperlakukan mereka dengan sangat buruk di kehidupan saya sebelumnya, jadi saya mengerti bahwa saya sedang membayar karma di kehidupan ini. Saya memperlakukan mereka dengan kebaikan dan toleransi serta mencari ke dalam setiap kali konflik muncul. Meski mereka membuat hidup saya sengsara melalui beragam cara, hati saya tetap tenang. Praktisi berada di dunia ini untuk menyelamatkan makhluk hidup.
Besan saya butuh waktu lama untuk akhirnya sadar. Mereka mengamati bagaimana saya selalu baik dan perhatian, tak peduli betapa buruknya mereka memperlakukan diri saya. Manusia biasa pasti sudah lama pergi. Namun saya adalah seorang praktisi Dafa, saya tidak pergi atau menyerah. Saya membantu keluarga itu dan mengurus semua orang seperti biasa.
Seluruh keluarga pergi jalan-jalan suatu kali. Saat melewati jembatan, saya mengambil pensil dan menulis di pegangan, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Besan saya saling memandang tetapi tidak mengatakan apa pun. Mereka tidak senang tetapi memutuskan untuk membiarkannya. Tidak ada upaya yang mereka lakukan selama bertahun-tahun yang dapat menghentikan saya mengklarifikasi fakta dan mereka akhirnya menerima kenyataan tersebut. Guru pasti memperhatikan apakah hati saya tergerak. Dengan pikiran lurus yang kuat dan gigih maju, saya lulus ujian, oleh karena itu besan saya tidak diperbolehkan mengganggu lagi.
Suatu hari ibu mertua putri saya bertanya kepada saya, “Semua orang menertawakan dan meremehkan praktisi Falun Dafa. Tidakkah anda merasa malu bukan merasa sangat bahagia?” Saya mengatakan kepadanya, “Falun Dafa adalah Fa yang agung dengan keagungan De. Seseorang sangat beruntung memperoleh Fa dalam hidupnya. Saya merasa sangat tersanjung dan sangat beruntung bisa berlatih Falun Dafa. Apa artinya penghinaan dan cemoohan manusia biasa serta penindasan yang dilakukan oleh PKT? Mereka bukanlah apa-apa. Saya tidak membiarkan hal-hal ini memengaruhi saya.” Dia terdiam cukup lama.
Sikap Besan Saya Berubah
Ayah mertua putri saya meninggal enam bulan kemudian dan ibunya sangat terpukul. Dia mengalami depresi dan menangis setiap hari. Rasa sakit dan kesepian karena kehilangan memengaruhi dirinya. Dia tidak lagi bersikap angkuh dan dingin, namun tampak kecil dan tak berdaya. Saya menghiburnya, dan merawatnya. Saya menjelaskan bagaimana takdir pertemuan bekerja antara orang-orang seperti yang dijelaskan Guru dalam Fa. Dia tampaknya dapat menerima. Saya membelikan buah-buahan favoritnya dan membuatkan makanan favoritnya. Saya mendekorasi kamarnya dengan bunga untuk menghiburnya. Dia perlahan bangkit kembali dan mulai tersenyum lagi.
Menantu laki-laki saya adalah sekretaris pejabat kota terkemuka. Suatu hari dia pulang ke rumah dengan wajah sedih, dan berkata, “Saya tidak ingin hidup lagi.” Putri saya terkejut mendengarnya, “Mengapa? Mengapa tidak?" Dia keliru menaruh dokumen yang sangat penting dan itu bisa menyebabkan kerugian uang besar bagi pemerintah kota. Dia telah mencari dokumen itu selama berhari-hari, namun tidak dapat menemukannya. Dia memberi tahu putri saya bahwa dia akan melompat dari gedung bertingkat jika dokumennya tidak ketemu. Putri saya amat cemas.
Saya tidak tahu apa-apa tentang kejadian ini sampai seminggu kemudian. Suatu hari putri saya pulang ke rumah setelah bekerja dan berkata, “Bu, ayo kita bawa bayi ini ke tempat kerja suami saya setelah makan malam. Ibu membantu menjaga bayinya dan saya akan membantunya mencari sesuatu.” Saya mengangguk, “Tentu.” Pasangan itu tidak memberi tahu saya apa yang mereka cari. Saya diminta tinggal bersama bayi itu di kamar sebelah, sementara mereka menyisir kantornya.
Berjam-jam berlalu dan hampir tengah malam. Bayinya mulai rewel dan tidak mau tidur. Saya menggendong bayi itu dan membuka pintu hingga terjadi kekacauan total—pasangan itu telah menjungkir-balikkan tempat itu dan kotak serta kertas berserakan di mana-mana.
Saya berkata, “Bayinya tidak bisa tidur dan rewel selama berjam-jam sekarang. Mari kita pulang." Putri saya berkata, “Tetapi kami belum menemukannya.” Saya bertanya apa yang mereka cari. “Dokumen yang sangat penting hilang,” kata putri saya. “Kami sudah mencari kemana-mana tetapi tidak dapat menemukannya. Bosnya membutuhkannya besok. Jika kita tidak dapat menemukannya, dia (menunjuk ke suaminya) akan melompat dari gedung.” Saya meletakkan bayi itu, “Sebaiknya kita memohon bantuan Guru.” Saya duduk bersila ganda, memasuki kondisi hening, dan meminta bantuan Guru.
Saya berdiri setelah beberapa saat dan menunjuk ke salah satu kotak, “Ada di dalam sana.” Mereka tidak memercayai saya, “Kami telah memeriksa kotak itu berkali-kali. Itu tidak ada di sana." Saya amat yakin dan menunjuk ke kotak itu lagi, “Ada di dalam kotak ini. Silakan periksa lagi.” Dengan ragu-ragu, menantu laki-laki saya membuka kotak itu dan mulai memeriksanya lagi. Beberapa detik kemudian, dia dengan bersemangat mengangkat setumpuk kertas, “Ada di sini. Ada di sini.” Mereka sangat bahagia. Menantu laki-laki saya menganggapnya luar biasa, “Aneh sekali. Saya melihat ke dalam kotak itu berkali-kali. Bagaimana saya bisa melewatkannya?” Saya mengatakan kepadanya, “Guru membantumu menemukannya.” Pasangan ini bersujud kepada Guru sebanyak tiga kali untuk menunjukkan rasa hormat mereka. Guru menyelamatkan menantu laki-laki saya.
Mereka Diselamatkan
Saat turun ke bawah sambil menggendong cucu saya di bulan Juli 2022, saya terpeleset dan jatuh. Saya memeluk erat anak laki-laki itu saat saya terbentur, jadi dia baik-baik saja. Sebaliknya, tempurung lutut kanan saya patah. Saya tidak bisa berdiri atau berjalan dan kaki saya segera bengkak.
Putri dan menantu saya baru saja pulang kerja dan memapah saya ke atas. Saya cacat sementara dan bahkan tidak bisa mengurus diri sendiri. Saya pikir besan saya akan mengusir saya karena saya tidak lagi berguna, tetapi yang mengejutkan, menantu laki-laki saya dan ibunya tetap berada di sisi saya dan merawat saya. Mereka mengurus semuanya dan bahkan membantu saya menggunakan kamar mandi. Benar-benar tidak terduga dan saya tersentuh. Saya tahu kekuatan Dafa yang mengubah mereka sepenuhnya.
Praktisi setempat mendengar tentang kejadian itu dan datang berkunjung. Mereka bergantian merawat saya. Kami belajar Fa, melakukan latihan, dan memancarkan pikiran lurus. Semuanya berperilaku sopan, lembut, dan ramah terhadap besan saya. Selain membantu saya, mereka juga mengurus tugas-tugas yang seharusnya saya lakukan. Mereka benar-benar mengubah kesan ibu mertua putri saya terhadap Dafa dan praktisi Dafa.
Ibu mertua putri saya melihat betapa besarnya rasa hormat praktisi terhadap saya. Dia terkejut karena ada orang yang memperlakukan saya, besannya ini yang bodoh dan berasal dari kampung – dengan sikap yang hormat. Saya mungkin terlihat bodoh di mata manusia biasa karena saya memandang hambar keuntungan pribadi. Saya juga tidak peduli seberapa baik atau buruknya saya diperlakukan.
Ibu mertua putri saya benar-benar tersentuh dan terkesan oleh sikap rekan-rekan praktisi. Dia mengatakan kepada saya lebih dari sekali, “Semua orang di grup anda sangat baik, anggun, dan sopan. Mereka berpakaian rapi dan tampak berpendidikan tinggi. Namun, mereka tidak keberatan mengotori tangan dan bekerja keras untuk menjaga anda dan segala sesuatu di sekitar rumah.” Dia duduk bersama kami dan mendengarkan praktisi berbagi pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip Fa dan pengalaman kultivasi. Suatu hari dia berkata ingin belajar Falun Dafa juga.
Dia akhirnya melepaskan semua prasangkanya dan dengan tulus memberi tahu praktisi ketika mereka datang, “Saya sangat ingin memiliki buku Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa.” Tidak lama kemudian, seorang praktisi membawakannya buku tersebut. Sejak itu, ibu mertua putri saya beberapa kali ikut serta dalam latihan bersama dan kegiatan Dafa lainnya bersama saya. Saya berterima kasih kepada Guru karena telah menyelamatkannya.
Perubahan pada menantu saya bahkan lebih dramatis lagi. Dia tidak pernah mengizinkan saya menggantung foto Guru di rumah. Karena tidak punya pilihan, saya meminta seorang praktisi untuk menjaganya tetap aman bagi saya. Sekarang tidak hanya foto Guru yang digantung di dinding, menantu laki-laki saya juga menaruh buah-buahan segar di depan foto Guru setiap hari. Dia mendengarkan dengan tenang ketika saya mengklarifikasi fakta kepadanya dan dia setuju untuk mundur dari PKT dan organisasi pemudanya.
Datang Demi Dafa
Saya datang demi Dafa dan lahir karena Dafa. Dafa menyelamatkan saya dan memberi saya kehidupan dan harapan baru. Melihat kembali perjalanan kultivasi saya selama 28 tahun terakhir, saya telah menghadapi banyak bahaya, cobaan, dan kesengsaraan besar. Namun, dengan mengikuti bimbingan dan pengaturan Guru, saya telah mengatasi setiap rintangan. Saya meningkatkan diri saya dalam prosesnya dan merasakan kebanggaan dan kegembiraan yang luar biasa.
Guru mempunyai harapan yang tinggi terhadap setiap praktisi dan saya tidak akan mengecewakan Guru. Saya akan berkultivasi seperti awal mula memperoleh Fa dan memenuhi sumpah sakral saya. Guru memberikan kita perpanjangan waktu dengan menanggung penderitaan yang luar biasa. Saya akan memenuhi misi prasejarah saya dan bersama rekan-rekan praktisi, kita akan pulang bersama Guru.