Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Bagaimana Saya Dilindungi Saat Membuat Terobosan dalam Kultivasi

12 Maret 2024

(Minghui.org) Ketika seorang yang baik hati menghampiri saya pada bulan Juli 1996 dan mengatakan bahwa Falun Dafa mengajarkan orang untuk mengikuti Sejati-Baik-Sabar, saya menangis. Saya ingin melihat apa yang terjadi dan menghadiri pemutaran video sembilan hari untuk menonton ceramah Guru Li Hongzhi (pencipta Dafa). Guru segera mulai memurnikan tubuh saya.

Pada saat itu, saya sedang sakit parah karena migrain, penyakit hati, penyakit perut, radang sendi, masalah jantung, dan nyeri sendi. Tinggi saya 5 kaki 7 inci (sekitar 170 cm), tetapi berat badan saya hanya 101 lbs (sekitar 45 kg).

Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya menyadari betapa rileksnya perasaan saya saat bebas dari penyakit. Saya tidak merasa lelah ketika melakukan pekerjaan kasar, dan berat badan saya naik hingga 165 pon (Sekitar 74 kg). Melihat perubahan pada diri saya, ibu dan anak perempuan saya juga mulai berlatih Dafa.

Lingkungan Rumah Saya Berubah

Sebelum saya berkultivasi Dafa, saya tidak akur dengan mertua saya. Ketika ayah mertua saya pensiun, dia tidak meminta suami saya untuk mengambil alih jabatannya, melainkan putra bungsunya. Ibu mertua saya juga memberikan rumah dan tanahnya kepada saudara ipar saya. Jadi saya dan suami harus pindah dan tinggal di apartemen.

Seperti yang Guru Li katakan, “Ada banyak orang yang hidup demi satu kehormatan…” (Ceramah 9, Zhuan Falun), saya hidup untuk membuktikan pendapat saya dan melakukan segala upaya untuk menghasilkan uang. Namun saat berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kesehatan saya menurun dan saya menjadi sangat sakit.

Saya ingin mengikuti apa yang Guru ajarkan dan meningkatkan hubungan saya dengan mertua. Selama liburan, saya mengundang mereka ke rumah saya untuk makan malam. Saya juga merayakan ulang tahun mereka bersama-sama.

Saya berkecimpung dalam bisnis toko makanan. Jadi dari waktu ke waktu, saya mengundang mereka makan, dan mereka sangat senang. Dengan segala upaya yang saya lakukan, hubungan kami berubah menjadi lebih baik. Ketika ibu mertua saya menyadari bahwa saya melepaskan kebencian saya padanya dan melihat kesehatan saya membaik, dia berseru, “Dafa ini sungguh luar biasa!” Kakak ipar saya juga berkata, “Kami ingin mendengarkan ajaran Dafa.”

Mereka kemudian memutuskan untuk menghadiri pemutaran video sembilan hari tersebut. Dari sana, mereka mulai mempelajari latihan. Herpes zoster ibu mertua saya telah sembuh, dan emosinya juga membaik. Keluarga kami hidup harmonis, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Saya mengelola bisnis saya dengan mengikuti Sejati-Baik-Sabar, dan klien saya senang berbisnis dengan saya. Saya pernah melakukan pengiriman ke sebuah restoran, dan pelanggan membayar lebih dari 300 yuan kepada saya. Saya mengembalikan semuanya padanya. Dia berkata dengan gembira, “Jika kita semua berlatih Falun Dafa, maka masyarakat akan menjadi jauh lebih baik. Kita bisa menjalani hidup kita dengan perasaan aman. Mulai sekarang, saya hanya ingin membeli dari anda, karena produk anda berkualitas baik dan harga terjangkau!”

Berjalan di Jalur Kultivasi dengan Teguh

Sejak tanggal 20 Juli 1999, ketika mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin mulai menganiaya Dafa, banyak keluarga yang terpecah belah. Lingkungan kultivasi praktisi juga dirusak. Karena hati nurani dan rasa keadilan, saya ingin membela reputasi Dafa dengan mengklarifikasi fakta kepada orang-orang dan mengungkap kebohongan PKT. Di tengah penganiayaan, saya memulai jalur pembuktian kebenaran Dafa tanpa ragu-ragu dan terus melakukannya hingga hari ini.

Belasan dari kami pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah pada tanggal 23 Juli 1999. Ketika kami akan tiba, petugas polisi naik kereta untuk memeriksa praktisi. Seorang petugas polisi bersenjata bertanya, “Siapa yang berlatih Falun Dafa? Beri tahu kami; jika tidak, kami akan menembak untuk membunuh anda.” Saya kemudian berpikir, “Apa yang kalian katakan tidak masuk hitungan.” Segera, petugas polisi itu turun dari kereta.

Ketika kami tiba di Lapangan Tiananmen, kami berjalan-jalan, namun tidak tahu ke mana harus pergi untuk mengajukan permohonan. Kami bermalam di pinggir jalan. Keesokan harinya, kami pergi ke Gedung Kongres Rakyat. Setelah mendengar bahwa kami berlatih Falun Dafa, petugas polisi menangkap kami, memasukkan kami ke dalam kendaraan mereka, dan membawa kami ke Stadion Fengtai.

Saya kemudian mengklarifikasi fakta kepada petugas. Saya berbicara tentang fakta bahwa Dafa mengajarkan orang untuk mengikuti Sejati-Baik-Sabar, tentang efek luar biasa Dafa dalam menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan, serta transformasi positif yang saya alami dari kultivasi. Setelah petugas mengetahui fakta sebenarnya, salah satu dari mereka berkata, “Silakan lakukan di rumah.” Mereka kemudian membebaskan kami.

Pada hari ketiga, kami pergi ke Lapangan Tiananmen lagi. Suami saya, yang datang mencari saya, menemukan saya di sana. Dia dengan paksa membawa saya ke kereta menuju pulang. Saat duduk di kereta dan melihat ke arah Beijing, saya tidak dapat menahan air mata. Saya berpikir, “Guru, sebelum Fa diluruskan, saya akan kembali!”

Setelah saya kembali ke rumah, petugas polisi menipu saya agar dimasukkan ke pusat penahanan, di mana saya ditahan selama tiga bulan. Setelah itu, mereka memindahkan saya ke pusat penahanan kota. Ketika seorang reporter datang untuk mewawancarai saya dengan tujuan membuat video yang memfitnah Dafa, saya menolak dan berkata, “Berlatih Dafa telah membuat saya sehat. Dengan mengikuti Sejati-Baik-Sabar, seseorang menjalani kehidupan yang baik. Betapa menakjubkannya latihan ini!” Seorang petugas bertanya kepada saya, “Bisakah anda mengatakan sesuatu tentang Guru anda?” Saya menjawab, “Guru saya? Sulit untuk menggambarkan rasa terima kasih saya dengan bahasa biasa.” Setelah mendengar ini, mereka semua pergi.

Saya kemudian berpikir dalam hati: “Kendati kepala telah terlepas badan tetap duduk bermeditasi.” (“Penyingkapan Besar,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Saya mulai melakukan meditasi duduk dan, dalam waktu kurang dari 10 menit, seorang petugas polisi datang dan menyuruh saya berkemas dan pulang. Mereka kemudian membawa saya ke pusat pencucian otak.

Di pusat pencucian otak, mereka mencoba memaksa kami melepaskan kultivasi. Kami hanya diberi sedikit makanan, dan kami baru boleh mulai makan di saat makanan itu sudah dipenuhi lalat. Setiap hari, kami mengalami berbagai macam penyiksaan, seperti dipaksa lari, dijemur di bawah terik matahari dalam waktu lama, dipaksa jongkok dalam waktu lama sebagai hukuman, dan berjalan menyusuri tembok dengan kaki terbelenggu rantai.

Akibatnya, kulit di tumit saya sobek dan lecet. Saat saya ingin menggunakan kamar kecil, saya tidak diperbolehkan. Saya berpikir: “Ketika saya hidup, saya hidup demi Dafa. Ketika saya mati, saya mati demi Dafa. Saya tidak akan melepaskan kultivasi saya!” Dengan pemikiran ini, keesokan harinya, mereka melepaskan saya.

Saya diidentifikasi sebagai praktisi kunci dalam penganiayaan. Kapan pun ada perintah dari atas, saya akan ditangkap dan ditahan di pusat penahanan. Saya baru saja membaca artikel Guru “Penyingkapan Besar” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I, dan melakukan latihan. Kemudian, ketika praktisi lain yang juga ditahan di sana dipindahkan ke kamp kerja paksa untuk ditahan lebih lanjut, saya dibebaskan dan pulang ke rumah.

Ibu saya, saya sendiri, dan praktisi lain pergi ke Beijing. Kali ini, agar tidak ketahuan, kami mengambil jalan memutar. Kami bertemu dengan seorang praktisi yang datang dari pedesaan Provinsi Jilin. Dia mengatakan dia harus menjual sapinya sendiri karena dia kekurangan uang untuk membayar ongkos ke Beijing untuk membuktikan kebenaran Fa. Ketika kami duduk di Lapangan Tiananmen untuk melakukan latihan, beberapa petugas polisi datang untuk menangkap kami. Kami menolak untuk pergi bersama mereka. Saya berkata, “Saya tidak bersalah!”

Mereka kemudian membawa kami ke kantor polisi. Saat pemeriksaan kesehatan, begitu ibu saya masuk ke ruang pemeriksaan, dia merasakan detak jantungnya semakin cepat. Saat mereka memeriksa detak jantungnya, detak jantungnya lebih dari 200 bpm. Tapi begitu dia keluar dari ruangan itu, semuanya kembali normal. Karena dia menolak menyebutkan dari mana asalnya, petugas polisi membawanya ke stasiun kereta. Setelah mereka memberinya tiket, mereka mendorongnya ke dalam kereta dan pergi.

Saya ditangkap dan ditahan di Pusat Penahanan Changping di Beijing, di mana saya melakukan mogok makan selama lebih dari 20 hari. Para penjaga mengikat kaki saya dan kemudian mencekok saya makan. Mereka memasukkan selang ke hidung saya hingga ke paru-paru saya. Saya sangat kesakitan sehingga saya tidak dapat berbicara. Saya akhirnya memuntahkan semua yang mereka paksakan ke saya. Ketika mereka melihat itu, mereka tahu bahwa selang itu telah masuk ke paru-paru saya. Setelah itu, mereka masih mencekok saya dengan air asin.

Saya berpikir: Saya akan menyerahkan segalanya kepada Guru. Saya memejamkan mata dan tetap diam. Sementara itu, mulut dan hidung saya terus mengeluarkan darah. Setelah melihat ini, penjaga membawa saya ke stasiun kereta api. Mereka bertanya dari mana asal saya, tapi saya tidak menjawab apa pun. Seorang penjaga laki-laki pergi membelikan tiket untuk saya, sementara seorang penjaga wanita membantu saya berjalan menuju peron. Setelah mereka mendapatkan tiket untuk saya, mereka mendorong saya ke dalam kereta.

Pada bulan September 2000, belasan praktisi lokal kami ditangkap dan ditahan di pusat pencucian otak kota untuk dicuci otak secara paksa. Kami menjadi sasaran penyiksaan dan penipuan yang kejam. Pada akhirnya, sayalah satu-satunya yang menolak untuk diubah. Suami dan anak saya datang memohon agar saya berhenti berlatih. Saya berkata, “Saya menderita berbagai macam penyakit sebelumnya. Melalui berlatih Dafa, saya sembuh. Ketika orang lain mencemarkannya, haruskah saya ikut serta?” Mendengar hal itu, ketua tim Divisi Keamanan Domestik mengirim saya ke kamp kerja paksa.

Di kamp kerja paksa, saya kembali melakukan mogok makan. Para penjaga mencekok paksa makan dan menginjak perut saya; mereka mencubit hidung saya saat mencekok paksa makan. Saya menjadi inkontinensia. Mereka menggunakan segala cara untuk menyiksa saya tanpa henti, seperti memukuli, menggantung, memborgol, dan menendang saya. Mereka juga menghukum saya dengan memaksa saya berdiri dalam waktu lama. Akibatnya, saya berada di ambang kematian.

Namun jika saya tidak “berubah,” mereka tidak akan berhenti menyiksa saya. Begitu saya berdiri, saya pingsan. Ketika dokter penjara datang untuk memeriksa, detak jantung saya mencapai 120 bpm. Jadi mereka berhenti menyiksa saya. Keesokan harinya, mereka mengirim saya ke kamp kerja paksa lainnya. Mereka berhenti menyiksa saya, namun memberi saya perpanjangan masa hukuman enam bulan. Setelah dua setengah tahun di kamp kerja paksa, saya akhirnya kembali ke rumah.

Suami saya, yang berselingkuh dengan wanita lain, meminta cerai kepada saya. Pengadilan kemudian memerintahkan perceraian. Apartemen saya, tanah, dan segala isinya dihibahkan kepada suami saya. Saya tidak memperebutkannya dan pergi untuk tinggal bersama ibu saya.

Menerobos Kesengsaraan untuk Mengungkap Kejahatan dan Menyadarkan Makhluk Hidup

Setelah saya kembali ke rumah, ibu saya berkata, “Mari tingkatkan kondisi kultivasimu, belajar Fa, dan lakukan latihan. Setelah itu, kita akan keluar untuk menyelamatkan makhluk hidup.”

Saya dan ibu menggunakan kendaraan roda tiga untuk mengambil banyak materi klarifikasi fakta untuk didistribusikan. Pada siang hari, kami membawa tas besar berisi materi, membawa makanan dan air, serta berjalan ke desa-desa terdekat untuk mendistribusikan materi. Kami kemudian menunggu di atas bukit. Setelah gelap, kami masuk ke dalam desa dan membagikan materi sepanjang malam.

Kami tidak pulang sampai subuh. Saya terlalu banyak berjalan hingga kuku jari kaki saya memar di bawahnya. Namun ibu saya berkata, “Saya tidak lelah sama sekali. Seolah-olah kaki saya tidak menyentuh tanah.” Saya dan ibu mengelilingi semua desa di lingkungan kami dengan materi klarifikasi fakta.

Kakak ipar saya yang mengetahui kebenaran berkata, “Kamu bekerja terlalu keras. Bu, jangan pergi. Biarkan saya mengantar adik naik sepeda motor.” Dia akhirnya setuju untuk mengantar saya dan sekantong besar materi dengan sepeda motornya. Ketika kami sampai di satu desa, saya turun. Setelah saya selesai membagikannya, dia membawa saya ke desa berikutnya. Begitulah cara saya berhasil membagikan materi di semua desa di wilayah kami sekali lagi.

Ibu saya kemudian ditangkap oleh polisi ketika dia keluar untuk membagikan materi. Dia dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

Setelah dia dibebaskan, untuk menghindari gangguan dan penganiayaan lebih lanjut, kami pergi ke kota dan menyewa sebuah tempat. Karena kami tidak mempunyai penghasilan, kami menjalani kehidupan yang sangat hemat. Kadang-kadang, saya bahkan pergi ke supermarket untuk mengambil sisa sayur. Daun yang masih muda untuk ibu saya, sedangkan yang sudah tua untuk saya.

Saya juga mengklarifikasi fakta di kota ini, terutama melalui pembagian materi klarifikasi fakta. Saya membagikan materi ke seluruh area sendirian. Saya sekarang hampir membagikan materi ke seluruh kota untuk kedua kalinya.

Karena Memperlakukan Dafa dengan Baik, Orang-Orang Diberkati

Keluarga kakak ipar saya mendapat keberuntungan

Karena kakak ipar membantu saya dan ibu membagikan materi klarifikasi fakta, dia mendapat keberuntungan. Ia pernah ditabrak mobil saat mengendarai sepeda motor. Akibatnya, sepeda motornya rusak. Ia mengatakan, seolah ada sesuatu yang mengendong tubuhnya, lalu perlahan ia mendarat di tepi jalan. Pengemudi lainnya ketakutan. Namun kakak ipar saya berkata kepada sopir itu, “Tidak apa-apa, saya tidak akan memeras anda.” Setelah dia pulang, dia memberi tahu kami, “Guru Li-lah yang menyelamatkan saya. Begitulah cara saya bisa mendarat di tepi jalan, dengan aman. Dafa sungguh luar biasa! Terima kasih, Guru Li!” Kemudian dia menghampiri potret Guru dan membungkuk hormat.

Putri saudara perempuan saya menderita sakit kepala. Dia sangat kesakitan hingga dia menangis dengan keras. Dia juga menelepon ibunya. Saya berkata, “Foto Guru ada di sana. Kamu tidak meminta bantuan Guru, tetapi bertanya kepada ibumu. Apa gunanya itu?” Dia tidak mau mendengarkan saya, tetapi tetap menelepon ibunya. Ketika dia tidak tahan lagi, dia berlutut di depan foto Guru dan berkata dengan lantang, “Guru!” Lalu dia membungkuk dua kali. Bahkan sebelum dia bangun sakit kepalanya sudah hilang. Dia tersenyum dan berkata, “Rasa sakit saya berhenti! Sakit saya berhenti!”

Keponakan saya juga percaya pada Dafa. Dia merapikan rumahnya sendiri untuk beberapa praktisi yang harus meninggalkan rumah mereka untuk menghindari penganiayaan, dan dia mengizinkan mereka tinggal di sana. Dia juga menyediakan makanan untuk mereka. Dia bekerja di bisnis renovasi rumah. Setelah praktisi pindah, dia menerima berkah. Dia mulai menghasilkan 200.000 yuan sebulan, dan memulai bisnisnya sendiri. Dia sekarang memiliki aset senilai beberapa puluh juta yuan. Dengan itu, dia sering membantu praktisi secara finansial.

Keluarga pemilik rumah menerima nasib baik

Saya dan ibu bersama-sama menyewa tempat. Saat melihat halaman pemilik rumah kotor, saya membeli sapu besar. Saya membersihkan halaman di depan rumah dan di dalam serta di luar halaman dan menggantungkan sapu di sana untuk digunakan di kemudian hari. Pemilik rumah melihatnya dan berkata dengan gembira, “Saya belum pernah melihat orang sebaik anda!”

Dia suatu kali keluar untuk melakukan pekerjaan. Saya tinggal di rumah untuk membuat mie. Ketika dia kembali, saya mengatakan kepadanya, “Saya baru saja membuat mie ini. Tidak perlu memasak makanan lagi, makan saja ini.” Dia berkata, “Ya Tuhan, anda memperlakukan saya lebih baik daripada saudara perempuan saya sendiri!” Matanya berkaca-kaca. Ketika saya mengklarifikasi fakta kepada pemilik rumah, dia mengakuinya dengan sepenuh hati. Keluarganya yang terdiri dari tiga orang semuanya memutuskan mundur dari PKT.

Polisi mengetahui tempat ini pada tahun 2011. Saya tidak ada di rumah saat itu. Pemilik rumah ingin menelepon saya untuk memberi tahu saya agar tidak pulang ke rumah, tetapi dia tidak mengetahui nomor telepon saya. Dia sangat khawatir. Dia kemudian mengatakan kepada petugas polisi, “Izinkan saya memberi tahu anda, wanita tua itu mempunyai masalah jantung. Jika anda menakutinya sampai mati di rumah saya, saya akan mempermasalahkan ini dengan anda!”

Mereka tidak berani masuk ke dalam. Setelah mereka pergi, saya kembali. Pemilik rumah berkata, “Jika saya mengetahui nomor telepon anda, saya akan bersembunyi di kamar kecil dan menelepon anda.” Ibu saya kemudian menyimpan buku-buku Dafa dan foto Guru ke dalam tas. Setelah polisi pergi, ibu saya memberikan tas itu kepada pemilik rumah untuk disimpan di tempat rahasia. Pemilik rumah berkata, “Tinggalkan saja di kamar saya.”

Pemilik rumah itu adalah orang miskin, dan kedua putranya belum menikah. Setelah dia melindungi kami, keduanya menikah. Salah satu dari mereka menikah dengan keluarga yang memiliki aset puluhan juta yuan. Keluarga mereka membiayai pernikahannya, jadi pemilik tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Pemilik rumah sangat senang; setiap hari dia melafalkan, “Falun Dafa baik!” dan “Sejati-Baik-Sabar baik!” Saudara laki-laki pemilik rumah juga mendengarkan klarifikasi fakta saya. Seluruh keluarganya memutuskan untuk mundur dari PKT. Tepat sebelum saya pindah, saya membantu memasang parabola agar pemilik rumah dapat menerima program NTDTV.

Kesimpulan

Selama 27 tahun terakhir, saya telah melalui banyak cobaan dan kesengsaraan besar. Dipandu oleh prinsip-prinsip Fa Guru yang mendalam dan perlindungan belas kasih-Nya, saya berhasil menerobosnya. Guru telah bekerja tanpa kenal lelah untuk murid-muridnya; Anugrah penyelamatan Sang Buddha sungguh luar biasa! Saya tidak punya kata-kata untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya. Saya ingin mengikuti apa yang Guru katakan, melakukan apa yang seharusnya saya lakukan dengan baik, dan pulang ke rumah bersama Guru!