(Minghui.org)
Nama: Ma Qingxian
Nama Tionghoa: 马清贤
Jenis kelamin: perempuan
Usia: 60
Kota: Jinan
Provinsi: Shandong
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Kematian: Desember 2021
Tanggal Penangkapan Terakhir: pada awal tahun 2000-an
Tempat Penahanan Terkini: Pusat Penahanan Distrik Laiwu
Nama: Qi Qingxin
Nama Tionghoa: 齐庆信
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 60
Kota: Jinan
Provinsi: Shandong
Pekerjaan: pekerja tambang batubara
Tanggal Kematian: awal Februari 2022
Tanggal Penangkapan Terakhir: 2002
Tempat Penahanan Terkini: kamp kerja paksa setempat
Sepasang suami istri di Kota Jinan, Provinsi Shandong meninggal dalam waktu kurang dari 100 hari setelah menderita penganiayaan selama bertahun-tahun karena mempertahankan keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan kultivasi untuk watak dan raga berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Ma Qingxian, 60 tahun, meninggal pada Desember 2021. Suaminya, Qi Qingxin, meninggal pada awal Februari 2022. Dia juga berusia 60 tahun. Pasangan ini menikah selama sekitar 40 tahun, namun mereka hidup terpisah dalam 20 tahun terakhir kehidupan mereka karena Ma terpaksa bersembunyi pada tahun 2002 untuk menghindari penangkapan karena keyakinannya.
Ma Dua Kali Ditangkap Sebelum Tahun 2002
Ma berlatih Falun Gong pada tahun 1996 dan segera sembuh dari penyakitnya. Suaminya juga ikut berlatih dengannya. Setelah rezim komunis memulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada Juli 1999, pasangan ini berulang kali menjadi sasaran penganiayaan.
Ma dua kali pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong sebelum tahun 2002 dan dua kali ditangkap. Dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Laiwu setelah dia diantar kembali ke Provinsi Shandong.
Setelah penahanannya yang kedua, Ma menceritakan kembali penganiayaan cekok makan-paksa secara brutal yang dialaminya di dalam tahanan. Dia mengatakan pelakunya memegang ketel besar berisi pasta jagung rebus dan menuangkan pasta tersebut ke dalam mulut dan lubang hidungnya. Dia mengoleskan pasta jagung ke seluruh wajah, leher, dada, punggung, dan rambutnya. Dia hampir mati lemas. Praktisi lain, Shang Qingling [pria], juga dicekok makan di pusat penahanan yang sama. Para penjaga bahkan mencekoknya dengan kotoran sekaligus. Dia menderita luka paru-paru parah dan meninggal pada tanggal 31 Januari 2001.
Suami Istri Ditangkap pada Tahun 2002 – Istri Bersembunyi dan Suami Dihukum 2 Tahun Kerja Paksa
Ma dan suaminya ditangkap pada tahun 2002 dan dibawa ke kompleks Pemerintah Kota Huangzhuang. Qi dipecat oleh atasannya, Panxi Coalmine (terletak di Distrik Gangcheng, Kota Jinan).
Polisi mengancam akan memberikan kerja paksa kepada pasangan tersebut, namun mereka berhasil melarikan diri dari kompleks pemerintah dan bersembunyi di dekat Kota Xintai. Qi ditangkap lagi tidak lama setelah itu saat membagikan materi informasi Falun Gong. Dia kemudian dijatuhi hukuman dua tahun kerja paksa. Ma menghabiskan 20 tahun berikutnya dalam pelarian untuk menghindari penganiayaan.
Pihak Berwenang Gagal Menangkap Qi
Setelah Qi dibebaskan pada tahun 2004, polisi terus mengganggunya dan memburu istrinya.
Sekitar tahun 2016, tujuh orang dari Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Xintai, pemerintah Kota Huangzhuang, dan pemerintah Desa Qijialing muncul di rumah Qi dan memerintahkan dia untuk menyerahkan istrinya, yang telah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang. [Pasangan itu tinggal di Desa Qijialing, Kota Huangzhuang, Distrik Gangcheng, Kota Jinan].
Petugas dari Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Xintai mengatakan bahwa mereka mengetahui keberadaan Ma tetapi entah bagaimana tidak dapat menangkapnya. Setiap kali mereka mengejarnya ke suatu lokasi, dia selalu pergi sebelum mereka tiba. Mereka akhirnya menangkap lima atau enam praktisi lainnya, yang di bawah tekanan mengakui bahwa Ma telah memberi mereka materi informasi Falun Gong untuk dibagikan.
Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Xintai kemudian meminta bantuan kepada pemerintah Kota Huangzhuang dan pemerintah Desa Qijialing, itulah sebabnya mereka semua muncul hari itu. Qi mengkritik mereka karena mengganggunya dan memburu istrinya. Mereka pergi dan kemudian pergi ke Kota Xintai untuk mencari Ma, yang kembali berhasil melarikan diri.
Gangguan Penganiayaan Tanpa Akhir
Setiap kali ada tanggal yang sensitif secara politik, pihak berwenang datang untuk mengganggu Qi. Mereka memerintahkan dia untuk melepaskan keyakinannya dan menuduh istrinya meninggalkan dia karena dia berlatih Falun Gong. Qi membantah mereka dengan mengatakan bahwa penganiayaanlah yang memaksa istrinya tinggal jauh dari rumah.
Meskipun Tambang Batubara Panxi telah lama memecat Qi, pendaftaran rumah tangganya masih ada pada mereka di Distrik Gangcheng. Ma, sebaliknya, masih memiliki registrasi rumah tangga di kampung halamannya di Kota Huangzhuang. Lebih dari sekali pihak berwenang di Gangcheng dan Huangzhuang meminta pasangan tersebut untuk memindahkan pendaftaran rumah tangga mereka ke distrik lain. Di bawah kebijakan penganiayaan rezim komunis, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk memantau praktisi Falun Gong di wilayah hukum mereka sehingga Gangcheng dan Huangzhuang berusaha untuk saling menyerahkan tugas tersebut. Qi selalu menolak permintaan mereka.
Kematian Ma dalam Pengungsi yang Disusul Meninggalnya Suami
Ma menjalani kehidupan pengungsi yang sangat sulit. Tempat penampungan yang dia tinggali di daerah asing tidak memiliki pemanas di musim dingin dan dia harus terus minum air panas agar tetap hangat. Akibatnya, ia mengalami gejala sering buang air kecil. Untuk menghindari penangkapan, dia juga harus tetap waspada selama 24 jam. Lebih dari sekali dia memutuskan untuk meninggalkan tempat tinggal sementara pada larut malam karena dia mempunyai firasat bahwa polisi akan mendatanginya. Polisi memang tiba beberapa jam setelah dia pergi.
Qi mengkhawatirkan Ma dan kesehatannya juga menurun. Dalam dua tahun terakhir hidupnya, ia mengalami pembengkakan di seluruh tubuh dan ada darah di urinnya. Kematian istrinya pada Desember 2021 kembali memberikan pukulan telak dan dia meninggal dalam waktu kurang dari 100 hari.
Laporan Terkait: