(Minghui.org) Pada tanggal 14 dan 20 April 2024, untuk memperingati 25 tahun “Himbauan Damai dan Rasional 25 April” yang dilakukan oleh praktisi Falun Gong di Beijing, para praktisi Falun Gong mengadakan aksi damai di berbagai kota di Indonesia, menyerukan pemerintah komunis Tiongkok agar segera menghentikan penganiayaan brutal mereka terhadap Falun Gong (Falun Dafa).
Kejadian 25 tahun silam di Beijing tersebut, diikuti secara spontan oleh lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong, yang memohon pemerintah pusat agar membebaskan sekitar 45 praktisi Falun Gong yang secara semena-mena ditangkap oleh Kepolisian Tianjin sehari sebelumnya; disamping memohon bagi lingkungan berlatih Falun Gong yang bebas tekanan dan hak menerbitkan buku-buku Falun Gong secara sah.
Himbauan Damai pada 25 April 1999 tersebut kemudian malah diputarbalikkan oleh rezim Partai Komunis Tiongkok (PKT), sebagai pengepungan komplek pemerintahan pusat (Zhongnanhai) dan digunakan oleh Jiang Zemin, presiden Tiongkok dan sekjen PKT saat itu sebagai alasan pembenaran untuk menganiaya Falun Gong. Jiang dan kaki tangannya resmi melancarkan penganiayaan besar-besaran terhadap Falun Gong pada 20 Juli 1999.
Aksi damai memperingati “Himbauan Damai 25 April” di seberang Kedubes Tiongkok di Jakarta (20/4)
Peringatan “25 April 1999” di seberang Konsulat Tiongkok di Surabaya (20/4)
Himpunan Falun Dafa Indonesia Menyerukan Penghentian Penganiayaan
Primantara membacakan pernyataan pers Himpunan Falun Dafa Indonesia di seberang Kedubes Tiongkok di Jakarta (20/4)
Praktisi Primantara membacakan pernyataan pers dari Himpunan Falun Dafa Indonesia: “Praktisi Falun Gong di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia, telah menyerahkan daftar nama para pejabat Partai Komunis Tiongkok, yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan terhadap Falun Gong kepada pemerintah masing-masing. Berbagai negara telah menerapkan sanksi seperti penolakan visa, pembekuan aset pribadi bagi para pelaku kejahatan kemanusiaan ini termasuk anggota keluarga mereka.”
“HAM adalah Hak Universal yang Harus Dihormati oleh Semua Negara”
Fadjar dari LSM Ghure menyampaikan dukungan organisasinya bagi hak bebas berlatih Falun Gong di Tiongkok (20/4)
Fadjar, koordinator LSM Global Human Rights Efforts yang berpusat di Jakarta, menyampaikan, “Peringatan ini adalah panggilan bagi kita semua, masyarakat internasional untuk bersatu dalam menentang kebrutalan rezim komunis Tiongkok yang ditujukan pada pengikut Falun Gong di Tiongkok. Hak asasi manusia adalah hak universal yang harus dihormati oleh semua negara.”
Dia melanjutkan, “Hanya dengan mendukung kebebasan berkeyakinan, Tiongkok dapat menjadi masyarakat yang lebih adil dan makmur bagi semua warganya.”
Saat diwawancara oleh media, Fadjar antara lain menegaskan dukungan organisasinya bagi hak bebas berlatih Falun Gong di Tiongkok, “Latihan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan mental ini sudah diterima dengan baik oleh masyarakat internasional termasuk di Indonesia. Pemerintah komunis Tiongkok harus memulihkan hak bebas berlatih Falun Gong bagi warganya sendiri.”
Nilai-Nilai Universal Sejati, Baik dan Sabar Harus Didukung
Miko, wartawan media online menyampaikan pandangan pribadinya, “Nilai-nilai sejati, baik dan sabar seharusnya didukung bukan ditindas.
”Miko, seorang wartawan dari media online yang meliput kegiatan sore itu di Jakarta, menyampaikan pandangan pribadinya, “Saya terkesan dengan kedamaian kegiatan sore ini. Ini sangat berbeda dari aksi protes pada umumnya. Bagi saya, sulit diterima bahwa sebuah pemerintahan malah menindas rakyatnya yang ingin menerapkan nilai-nilai sejati, baik dan sabar. Nilai-nilai sedemikian bagus seharusnya didukung sepenuhnya, bukan difitnah apalagi ditindas.”
Risma menyatakan, “Sekarang ini sangatlah penting untuk menyuarakan kebaikan.”
Setelah mendapat penjelasan dari praktisi, Risma, yang tengah melintas di sekitar lokasi kegiatan, menyampaikan pendapatnya, “Saya pikir sekarang ini sangatlah penting untuk menyuarakan kebaikan. Kejahatan kemanusiaan di manapun adalah ancaman bagi perdamaian dunia. Saya bersimpati pada orang-orang ini (sambil menunjuk ke arah praktisi Falun Gong).”
Seorang turis asal Kanada yang tengah melintas - bertanya ke seorang praktisi, “Apakah itu Kedutaan Tiongkok (sambil menunjuk ke bangunan di seberang jalan)? Kalian menentang Tiongkok?” Praktisi menjelaskan, “Praktisi memprotes secara damai kejahatan kemanusiaan Partai Komunis Tiongkok. PKT tidaklah sama dengan Tiongkok.” Dia kemudian mengacungkan jempolnya.
Praktisi mengklarifikasi fakta ke orang-orang yang melintasi lokasi
Seorang pria setengah baya yang tengah menikmati kopi bersama keluarganya di sekitar lokasi, keluar menghampiri praktisi dan bertanya, “Ada apa ini?” Setelah praktisi menjelaskan kejahatan yang dilakukan rezim komunis terhadap praktisi Falun Dafa di daratan, dia mengangguk setuju bahwa rezim komunis Tiongkok memang kejam.
Selama kegiatan sore itu, banyak pejalan kaki ataupun pengendara mobil maupun motor berhenti sejenak untuk membaca spanduk-spanduk yang dibentang oleh para praktisi, mengambil foto atau menerima materi klarifikasi.
Praktisi mengusung foto rekan-rekan praktisi Tiongkok yang meninggal akibat penganiayaan
Kegiatan sore itu baik di Jakarta maupun di Surabaya ditutup dengan mengusung foto praktisi yang menjadi korban penganiayaan atau nyala lilin untuk mengenang ribuan praktisi Falun Gong di Tiongkok daratan, yang telah meninggal akibat penganiayaan rezim PKT. Hingga April 2024, situs web Minghui telah memverifikasi 5057 kasus kematian praktisi akibat penganiayaan dan penyiksaan. Karena blokade ketat atas arus informasi dan internet di Tiongkok, angka korban sebenarnya diyakini jauh lebih besar.
Peringatan “Himbauan Damai 25 April” di Bali: Setiap Orang Perlu Menjadi Sejati, Baik, dan Sabar
Praktisi Falun Gong menjelaskan fakta-fakta penganiayaan kepada orang yang melintasi lokasi kegiatan
Sementara itu, pada Minggu, 14 April, praktisi di Denpasar, Bali mengadakan latihan bersama dan menjelaskan fakta penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong yang sudah berlangsung selama seperempat abad kepada para pengunjung taman.
Laura, pengunjung asal Inggris senang dapat berlatih Falun Dafa untuk pertama kalinya di Denpasar, Bali (14/4)
Laura, seorang pengunjung asal Inggris, merasa gembira bertemu Falun Dafa dan menyampaikan kesannya setelah mencoba perangkat latihan, “Latihan ini luar biasa, saya pertama kali mencobanya. Sangat bagus entah bagaimana latihan ini seperti tengah membersihkan tubuh saya.”
Dia lanjut berkomentar, “Prinsip sejati, baik, sabar menyentuh hati saya, saya pikir penting bagi setiap orang untuk menjadi sejati, baik, sabar.”
Setelah mendengar tentang fakta penganiayaan PKT terhadap Falun Gong, yang telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun, Laura berkata dengan serius, “Penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa harus diakhiri, ini (Falun Dafa) adalah filosofi yang damai. Penganiayaan terhadap orang-orang yang berlatih sejati baik sabar tidak baik, harus segera dihentikan. Saya mengetahui bagaimana PKT mempertahankan kekuasaannya dengan kekejaman dan memblokade informasi yang benar.”