(Minghui.org) Seorang warga AS berusia 53 tahun menceritakan penderitaan keluarganya di tangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) selama acara nyala lilin yang diadakan di depan Konsulat Tiongkok di Manhattan, New York, pada 21 April 2024. Chen Jingyu, suaminya, dan saudara perempuannya semuanya menjadi sasaran karena berlatih Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah dianiaya oleh PKT sejak Juli 1999.
Saat Chen dan suaminya berhasil melarikan diri ke AS, saudara perempuannya terus mengalami penganiayaan. Dia mengetahui dari seorang temannya pada bulan April 2024 bahwa saudara perempuannya ditangkap lagi satu bulan yang lalu dan keluarganya belum menerima kabar terbaru dari pihak berwenang. Chen menyerukan pembebasan saudara perempuannya serta banyak praktisi Falun Gong lainnya yang masih ditahan di Tiongkok karena berlatih keyakinan mereka.
Chen juga mengatakan bahwa orang tuanya yang sudah lanjut usia, keduanya berusia 80-an tahun, kini dibiarkan tanpa perawatan karena saudara perempuannya berada dalam tahanan. Dia juga sangat mengkhawatirkan keselamatan saudara perempuannya. Dia berkata, “Saya ditahan secara ilegal oleh PKT, jadi saya tahu bahwa penderitaan mental dan fisik yang disebabkan oleh hal ini sulit dapat diungkapkan dengan kata-kata.”
Di bawah ini adalah informasi tentang saudara perempuan Chen, Chen Jinghui.
Chen Jinghui Ditangkap Beberapa Kali, Terakhir pada bulan Maret 2024
Chen Jinghui
Chen Jinghui, berusia 55 tahun, lulus dari Northeast Normal University dan merupakan akuntan publik bersertifikat. Dia berlatih Falun Gong sekitar tahun 2011 dan fibroid rahimnya segera lenyap. Dulunya adalah orang yang keras kepala dan cepat marah, dia menjadi lebih tenang dan penuh perhatian. Mengingat pengalaman positifnya dengan Falun Gong, dia merasa terdorong untuk memberi tahu orang-orang bahwa latihan ini tidak seperti yang digambarkan dalam propaganda PKT. Dia kemudian menjadi target.
Chen ditangkap pada 14 November 2015, setelah dilaporkan karena menyebarkan materi informasi Falun Gong di sebuah pusat perbelanjaan. Dia ditahan di Penjara Kota Changchun (terletak di Desa Weizigou, Distrik kota Kuancheng) selama 15 hari.
Untuk menghindari gangguan polisi, Chen menyewa sebuah tempat meskipun dia memiliki rumah sendiri. Ketika dia kembali ke tempat sewanya pada sore hari 28 Februari 2017, pemilik rumah dan empat petugas (dua orang berpakaian preman dan dua orang berseragam polisi SWAT) sudah menunggunya. Salah satu petugas berpakaian preman mengatakan dia bermarga Li. Dia dan petugas lainnya kemudian menggeledah tempat itu dan membuat kekacauan besar.
Sekitar satu jam kemudian, tiga petugas lagi (dua orang berpakaian preman) datang bersama teman serumah Chen, yang juga seorang praktisi Falun Gong. Baru saat itulah dia menyadari bahwa teman serumahnya telah ditangkap. Salah satu petugas berpakaian preman mengatakan dia adalah kapten Cui Guonian dari Divisi Keamanan Domestik Distrik Kuancheng. Mereka membawa Chen ke kantor polisi dan melepaskannya sekitar tengah malam.
Kantor polisi setempat dan kantor komunitas mematikan pasokan listrik ke rumah Chen sekitar jam 8 malam pada 17 September 2021. Penyewanya keluar untuk memeriksa apa yang terjadi dan lima orang segera menerobos masuk. Mereka menanyai penyewa tersebut dan bertanya apakah dia mengetahui keberadaan Chen. Polisi kemudian juga memanggil putranya untuk melecehkannya.
Beberapa petugas dari Kantor Polisi Jalan Guangfu mengetuk pintu rumah Chen sekitar jam 11 malam pada pertengahan Maret 2023. Hanya orang tuanya yang ada di dalam. Pasangan lansia tersebut tidak membuka pintu dan polisi kembali beberapa kali untuk mengetuk pintu. Mereka kemudian memasang kamera pengintai di lorong gedung apartemen. Orang tua Chen harus pindah untuk menghindari pelecehan.
Chen ditangkap lagi pada pertengahan Maret 2024 dan ditahan di Pusat Penahanan Kota Changchun. Pihak berwenang menyembunyikan keluarganya kecuali satu panggilan telepon kepada putranya yang memberitahukannya untuk menunggu “hasil.” Penelepon tersebut menolak mengungkapkan identitasnya, lembaga polisi mana yang menangkap ibunya, atau siapa yang bertanggung jawab atas kasus tersebut.
Putra Chen, yang tinggal di luar kota, kembali ke Changchun satu bulan kemudian untuk menanyakan status kasus ibunya. Dia mengetahui dari pusat penahanan bahwa ibunya ditangkap oleh petugas Kantor Polisi Jalan Changjiu di luar rumah kakek nenek dari pihak ibu. Polisi selanjutnya menggerebek rumah kakek neneknya dan menyita komputer dan ponsel ibunya di sana.
Laporan Terkait:
New York, AS: Nyala Lilin Dekat Konsulat Tiongkok pada Peringatan 25 Tahun Permohonan Damai 25 April