(Minghui.org) Orang tua saya mulai berlatih Falun Dafa ketika saya berusia lima tahun, dan saya melafalkan “Lunyu” dari Zhuan Falun dan puisi Hong Yin bersama ibu saya. Meskipun saya masih sangat kecil dan tidak memahami kultivasi, prinsip Sejati, Baik, dan Sabar telah mengakar kuat di hati saya.
Lebih dari 20 tahun telah berlalu, dan saya sekarang adalah seorang praktisi Dafa sejati yang rasional dan berwawasan luas, tidak peduli terhadap kerugian dan keuntungan pribadi, dan selalu mempertimbangkan orang lain. Berkat bimbingan Sejati, Baik, Sabar serta perlindungan belas kasih Guru, saya mampu melewati berbagai kesulitan dan memulai jalan untuk kembali ke jati diri sejati saya dan masa depan cerah.
Keindahan Dafa Berakar Dalam di Hati Saya
Kakek saya mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit Alzheimer pada tahun 1996. Ia menjadi pelupa dan bingung dalam berbagai hal. Misalnya saat dia bermain mahyong, dia tidak tahu apa yang dia lakukan. Sebagai seorang dokter, ia tahu bahwa obat tidak dapat menyembuhkan penyakitnya. Karena qigong menjadi sangat populer di Tiongkok pada saat itu, ia mulai mempelajari berbagai jenis qigong di taman, berharap dapat menyembuhkan penyakitnya, namun tidak satupun yang memberikan perubahan berarti.
Namun, setelah dia mulai berlatih Falun Dafa (juga disebut Falun Gong), sebuah keajaiban terjadi. Segera, penyakit Alzheimernya hilang, dan keluarga kami menyaksikan perubahan ajaibnya. Satu demi satu, semua orang di keluarga kami mulai berlatih Falun Dafa juga.
Ibu saya dulunya pemarah, dan nenek saya dikenal sebagai orang yang “sulit untuk disenangkan.” Dia sangat teliti dalam hal-hal tertentu. Dia selalu mengeluh: “Kamu menggunakan terlalu banyak minyak saat memasak.” “Kamu tidak boleh menggunakan terlalu banyak air saat mencuci,” dll. Dia mengawasi segala sesuatu di rumah, dan hubungan antara ibu dan nenek saya (ibu mertuanya) sangat tegang.
Ibu saya banyak berubah setelah dia mulai berlatih Falun Dafa. Dia selalu berpegang pada standar Sejati, Baik, dan Sabar, baik kepada semua orang, dan menunjukkan rasa bakti kepada orang tuanya. Hubungannya dengan nenek saya, khususnya, menjadi harmonis dan mereka saling menghormati.
Ketika nenek sakit dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri, ibu membantunya menggunakan toilet, memandikan, mencuci pakaian, dan memasak makanan lezat untuknya. Dia melakukan segalanya dari hatinya tanpa keluhan. Di bawah perawatannya yang sangat baik selama enam bulan, nenek saya akhirnya sembuh. Sejak saat itu, dia membanggakannya kepada semua orang, “Saya lebih menyayangi Menantu perempuan saya daripada putri saya sendiri.”
Setiap pagi, seluruh keluarga kami berlatih di tempat latihan, dan ketika kami kembali, kami belajar Fa bersama dan berbagi pengalaman kultivasi Xinxing kami. Masing-masing dari kami berubah menjadi lebih baik, dan seluruh keluarga saya menikmati kebahagiaan dan keharmonisan yang diberikan oleh Dafa.
Melihat ke belakang, itu benar-benar saat yang paling menyenangkan di masa kecil saya. Ibu saya sering belajar Fa bersama saya dan membantu saya memahami bahwa kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam perilaku kita. Meskipun saya tidak memahami banyak tentang kultivasi, benih Sejati, Baik, dan Sabar telah mengakar kuat di hati saya, dan saya belajar menjadi orang yang baik hati dan jujur.
Guru Membantu Saya Melewati Kesulitan
Pada bulan Juli 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Falun Dafa, dan kehidupan kami yang bahagia dan saling mengisi tiba-tiba berakhir. Menghadapi fitnahan terhadap Dafa dan kenyataan bahwa orang-orang tertipu dan diracuni oleh kebohongan dan rumor. Keluarga saya, seperti banyak praktisi lainnya, mengesampingkan keselamatan mereka dan melangkah maju untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang tentang Falun Dafa.
Ketika saya berada di tahun kedua sekolah menengah pertama, ibu saya dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa. Ayah saya ditipu untuk pergi ke kantor polisi setempat dan dia ditahan selama lebih dari dua bulan, kakek (saat itu berusia 70-an) dan saya ditinggal sendirian.
Saya tidak tahu banyak tentang kultivasi, dan tanpa ibu yang merawat saya, saya tertarik pada berbagai godaan di masyarakat dan perlahan-lahan menjauh dari Dafa. Namun, dalam hati saya selalu tahu bahwa Dafa adalah baik.
Saya masih ingat pertama kali saya pergi menemui ibu di penjara. Saya banyak menangis. Meskipun saya berharap dia akan segera pulang, saya tahu saya harus mendorong dia untuk tetap kuat dan berpikiran lurus. Jadi saya mengatakan kepadanya, “Bu, ibu tidak boleh “berubah” (berhenti berlatih Falun Dafa), dan ibu harus berusaha untuk keluar dengan memegang pikiran lurus yang kuat.” Ibu, yang juga menangis, berkata, “Ya, ibu akan melakukannya.” Saya tidak pernah menyangka bahwa enam setengah tahun kemudian saya akan bertemu dengannya lagi.
Saat di penjara, ibu saya disiksa dengan kejam karena berpegang teguh pada keyakinannya. Penjaga penjara menginstruksikan teman satu selnya untuk mengawasi ibu dan melarang dia tidur setiap malam. Dia dipaksa berdiri telanjang di musim dingin sampai kakinya berubah warna menjadi ungu tua. Pelaku juga menyiramnya dengan air dingin dan memukul matanya dengan botol plastik soda berisi air hingga matanya bengkak parah. Dua gigi depannya rontok akibat pemukulan berulang kali. Selama tiga tahun, ibu saya dikurung di sel isolasi, tidak berhubungan dengan orang lain, dan dipaksa melakukan kerja paksa selama dua belas jam sehari.
Ketika dia berada di ambang kematian akibat penganiayaan kejam, penjara memberikan pembebasan bersyarat medis karena takut dia akan meninggal di penjara. Setelah dia kembali ke rumah, kondisinya sedikit membaik dengan melakukan latihan dan membaca Fa.
Namun, penyakitnya kambuh lagi karena pelecehan dan ancaman terus-menerus dari polisi setempat. Akhirnya, ibu meninggal. Saya sangat merindukannya, terutama di malam hari saat sendirian. Hati saya dipenuhi rasa sakit dan kesengsaraan.
Tidak lama setelah ibu meninggal, ayah juga ditangkap karena memegang teguh keyakinannya. Saya merasa sangat sedih, marah dan menantang polisi yang datang untuk menggeledah rumah kami: “Orang tua saya percaya pada Sejati, Baik, dan Sabar. Apa salahnya menjadi orang baik? Mengapa anda terus menganiaya kami?”
Polisi mencoba memanfaatkan usia muda saya dan mengarang beberapa bukti yang memberatkan ayah. Mereka menginterogasi dan mengancam akan membuat masalah di perusahaan tempat saya magang. Saya mengatakan kepada mereka, “Anda ingin membunuh saya. Ibu saya meninggal akibat dianiaya anda, dan anda telah menangkap ayah saya. Saya sendirian sekarang, dan tidak masalah apakah saya hidup atau mati.”
Melihat taktik mereka tidak menggerakkan saya, polisi pun menyerah. Namun, mereka mengatur sekelompok berandalan untuk mengawasi rumah saya dengan harapan mereka dapat menangkap lebih banyak praktisi Dafa. Saya berpikir, “Saya harus menemukan cara untuk memperingatkan praktisi lain agar mereka tidak dirugikan.”
Saya keluar dengan alasan membeli bahan makanan. Ketika saya mencoba memikirkan cara untuk menghubungi praktisi lain, saya bertemu dengan keluarga praktisi dan memberi tahu mereka apa yang terjadi.
Saya merasa sangat berterima kasih kepada Guru karena telah mengatur pertemuan kami, karena ini akan mencegah lebih banyak kerugian. Belakangan, para berandalan di rumah saya menerima panggilan telepon dari praktisi luar negeri, yang mengatakan: “Menyerang rumah warga adalah pelanggaran hukum. Perilaku anda saat ini adalah ilegal dan anda akan dimintai pertanggungjawaban.” Telepon itu membuat mereka takut, dan mereka segera pergi setelahnya.
Kakek dan saya adalah satu-satunya yang tinggal di rumah saat itu. Karena ancaman dan pelecehan terus-menerus, kakek saya mengalami kembali gejala penyakit Alzheimer dan mengompol. Ketika dia keluar rumah, dia tidak dapat menemukan jalan pulang. Saya mengambil cuti beberapa saat untuk merawat kakek. Paman saya (saudara laki-laki ibu) juga datang menemui kami sepulang kerja setiap hari. Kemudian, dia mempekerjakan seorang pengasuh laki-laki untuk menjaga Kakek.
Tidak lama kemudian, paman saya juga ditangkap karena berlatih Falun Dafa dan dijatuhi hukuman penjara. Satu-satunya kerabat yang dapat membantu saya dan kakek dibawa pergi.
Suatu malam, saya mengalami mimpi buruk di mana pengasuh laki-laki mempunyai niat jahat terhadap saya. Dia masuk ke kamar dan mengangkat selimut saya—saya terbangun dengan keringat dingin.
Saya tidak berani pulang ke rumah setelah bekerja keesokan harinya dan menginap bersama bibi pada malam itu. Ketika saya pulang ke rumah keesokan paginya, seorang tetangga yang baik hati sedang menunggu saya di tengah angin dingin. Dia berkata, “Jangan pulang. Pengasuh laki-laki itu akan menyerang anda.”
Saya terkejut dan bertanya bagaimana dia mengetahui hal ini. Dia mengatakan kepada saya bahwa pria tersebut sebenarnya adalah seorang pemerkosa yang telah menjalani hukuman enam tahun penjara. Saat ngobrol dengan tetangga, dia membual tentang berapa kali dia akan menyerang saya. Tetangga tersebut mencoba menakut-nakutinya dengan mengatakan bahwa ada kamera pengintai di kamar saya dan dia tidak boleh melakukan hal bodoh. Hari itu, pengasuh memberi tahu tetangga saya bahwa kunci pintu kamar saya rusak, sehingga dia bisa dengan mudah masuk kapan pun dia mau. Tetangga saya menjadi sangat khawatir dan memutuskan untuk menunggu dan memperingatkan saya.
Saya sangat takut ketika mendengar ini, dan pada saat yang sama, saya merasa bersyukur mengetahui bahwa Guru mengawasi dan melindungi saya. Pengasuh laki-laki dipecat, dan kakek serta saya mulai hidup bersama lagi. Saya merawatnya dengan baik, memberinya makan, dan mengganti serta mencuci pakaian dan selimutnya.
Saya masih takut tidur sendirian di malam hari meskipun lampu tetap menyala. Ketika saya merasa sangat takut, saya melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati, Baik, dan Sabar baik.” Ketika saya melakukan itu, saya merasa lebih tenang dan tertidur.
Dengan bantuan rekan-rekan praktisi, saya menyewa pengacara untuk ayah dan meminta pengacara tersebut untuk membawa semua artikel baru Guru kepadanya. Saya menyertakan catatan yang memberitahunya untuk tetap teguh dan tidak “berubah.” Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan merawat kakek dengan baik dan dia tidak perlu khawatir tentang apa pun di rumah.
Meskipun saya tidak belajar Fa pada waktu itu, saya selalu dengan tegas mendukung keluarga saya dalam berkultivasi dan tidak pernah menyalahkan mereka atas kesulitan dan pelecehan yang kami derita. Saya tahu bahwa Dafa adalah baik dan orang tua saya tidak melakukan kesalahan apa pun dengan berpegang teguh pada keyakinan mereka pada Sejati, Baik, Sabar dan menjadi orang baik.
Saya senang bisa membedakan yang benar dari yang salah dan yang baik dari yang jahat sejak masa kanak-kanak dan saya tidak pernah mencoba mengganggu keyakinan lurus orang tua saya karena keinginan egois akibat penganiayaan.
Dengan bantuan seorang rekan praktisi, saya ikut serta dalam menuntut Jiang Zemin. Saya menulis surat yang menyentuh hati kepada hakim ketua, di mana saya berkata: “Segera setelah ibu saya meninggal akibat penganiayaan, ayah saya ditangkap, meninggalkan kakek saya yang berusia 80 tahun tanpa pengawasan di rumah.”
Ayah saya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan dikirim ke kota lain untuk menjalani hukumannya. Saya pergi menemuinya setiap bulan dan melakukan banyak perjalanan pada tahun-tahun itu.
Saat itu cuaca sangat dingin di akhir musim gugur tahun 2014. Suatu hari, saya menyadari bahwa tagihan pemanas telah jatuh tempo. Saya mencari ke mana-mana di rumah tetapi tidak dapat menemukan kartu isi ulang. Saya tidak bertanya kepada kakek saya tentang kartu itu karena dia sering kali kebingungan, dan saya pikir dia tidak mungkin tahu di mana kartu itu berada.
Saat saya sangat putus asa dan merasa sangat cemas dan tidak berdaya, kakek tiba-tiba menjadi berpikiran jernih. Dia bertanya apakah saya sedang mencari kartu isi ulang dan menunjukkan di mana letaknya. Jadi, saya berhasil membayar tagihan pemanas sebelum batas waktu. Air mata mengalir di mata saya, dan sekali lagi, saya merasakan perlindungan belas kasih Guru. Saya tahu dia selalu berada di sisi kami untuk membantu kami melewati masa-masa sulit.
Suatu hari di tahun 2015, setelah berulang kali menderita trauma mental dan fisik, kakek meninggal dunia. Saya satu-satunya anggota keluarga di sana, dan dia tidak pernah melihat ayah atau paman saya kembali ke rumah. Kakek meninggal dengan damai, dan dia tidak perlu lagi khawatir atau menanggung penganiayaan lagi.
Selama masa-masa menyakitkan dan sulit itu, saya sering berpikir bahwa gadis-gadis lain menikmati permen, bunga, dan kebahagiaan di masa muda mereka, namun tahun-tahun terbaik saya dihabiskan dalam kepedihan karena berpisah dengan orang yang saya cintai.
Jika saya tidak memiliki Dafa di hati, saya tidak akan pernah bisa melewati masa-masa sulit itu. Saya selalu menyimpan ajaran Guru di hati saya. Betapa pun sulitnya hidup ini, saya tidak akan pernah melakukan apa pun yang membuat saya merasa bersalah, dan saya akan menjalani kehidupan yang bersih dengan hati nurani.
Saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan praktisi yang membantu saya dan keluarga saya selama masa-masa sulit. Mereka memberi kami banyak bantuan tanpa pamrih, baik secara materi maupun spiritual. Ada yang sering datang menemui saya, ada yang menawarkan untuk membayar biaya hidup, ada yang membantu saya membeli kebutuhan sehari-hari, ada yang membantu saya menyewa pengacara untuk ayah, dan ada pula yang membantu merawat kakek. Saya masih belum tahu nama mereka, dan saya belum pernah bertemu dengan beberapa orang yang membantu saya pada masa itu.
Mengambil Jalur Kultivasi
Setelah mengalami penderitaan keluarga, perubahan hidup, dan hubungan kompleks antara orang-orang di masyarakat, untuk waktu yang lama, saya percaya bahwa hanya dengan membuat nama saya terkenal dan menjadi lebih kuat, saya dapat mengangkat kepala di antara kerabat dan teman-teman dan dihormati. Jadi, saya mengabdikan diri pada pekerjaan saya dan berusaha sangat keras, berharap mencapai sesuatu yang dapat mengesankan orang lain.
Berkat kemampuan saya yang luar biasa di tempat kerja, saya dengan cepat dipromosikan ke posisi kepemimpinan dan pencapaian kinerja saya berlipat ganda dalam setahun. Saya tidak ingin bekerja untuk orang lain lagi, jadi saya memulai perusahaan saya sendiri, yang sangat menguntungkan. Saya benar-benar terobsesi dengan ketenaran dan keuntungan, semakin menyimpang dari Dafa.
Namun, kejadian tak terduga terjadi dalam hidup, sebagai manusia bisa saja mengalami kemalangan kapan saja. Tepat ketika bisnis saya sedang berkembang, sebuah bencana tak terduga melanda. Seorang penjahat melaporkan saya, dan masalah yang tampaknya sepele dianggap sebagai kasus besar karena polisi setempat ingin mengambil keuntungan darinya.
Mereka berencana untuk menghukum saya dan kemudian menjatuhkan hukuman penjara. Seorang teman saya meminta kerabatnya di departemen kepolisian untuk membantu menyelesaikan masalah ini, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa dan berkata, “Jika seseorang mengambil selembar kertas dari tanah dan menaruhnya di tangan anda, mengklaim itu adalah bukti suatu kejahatan, maka hal itu menjadi bukti adanya suatu kejahatan.”
Mendengar ini, saya melihat dengan lebih jelas sifat jahat PKT. Saya tidak bisa menerima apa yang mereka lakukan terhadap saya. Saya berpikir: “Meskipun saya menjauh dari Dafa selama bertahun-tahun, saya masih menjaga prinsip sebagai manusia yang baik, dan saya tidak akan pernah melakukan sesuatu yang ilegal. Saya tidak pernah mencuri apa pun atau merampok siapa pun, dan saya bekerja keras selama bertahun-tahun. Bagaimana bisa berakhir seperti ini? Jika saya benar-benar dipenjara, bagaimana saya bisa menghadapi ayah dan semua kerabat serta teman saya?” Saya merasakan sakit yang luar biasa dan sangat takut.
Saat itu, saya memikirkan Guru Li dan berkata, “Guru, jika Guru membantu saya menyelesaikan masalah ini, saya akan mulai berkultivasi Dafa dengan teguh. Jika kesengsaraan ini disebabkan oleh karma yang saya miliki, maka saya akan menanggung akibatnya secara terbuka dan bermartabat.”
Meskipun beberapa pemikiran saya tidak murni saat membuat permohonan, saya masih merasakan belas kasih Guru yang sangat besar. Seperti yang Guru katakan dalam Zhuan Falun:
“Begitu sifat kebuddhaan muncul, akan menggetarkan sepuluh penjuru dunia. Siapa saja yang melihat selalu ingin membantunya tanpa syarat.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)
Mungkin Guru melihat bahwa saya masih memiliki hati untuk kembali berkultivasi di dunia yang kacau ini dan beliau dengan belas kasih membantu saya keluar dari masalah yang saya alami. Situasi secara ajaib berubah menjadi lebih baik. Karena campur tangan polisi dari tempat lain, polisi setempat harus membatalkan rencana mereka untuk menghancurkan saya, dan pada akhirnya saya tidak celaka.
Mereka yang mengetahui “kasus” tersebut tidak dapat mempercayai apa yang terjadi. Namun dalam hati saya tahu betul bahwa Guru kita yang belas kasihlah yang melindungi saya dan membantu saya keluar dari bahaya. Sesuai janji saya, saya mulai berlatih Falun Dafa.
Karena PKT menghancurkan keluarga saya, saya selalu merasa sangat kesepian dan rindu menemukan pasangan yang dapat saya percaya dan bisa diandalkan dalam hidup saya. Saya berkencan dengan tiga pria sebelum saya menemukan pria yang akan saya nikahi. Saat saya bertemu pacar pertama, ibu sudah meninggal dunia, dan ayah dipenjara. Ketika orang tua pacar saya mengetahui apa yang terjadi pada keluarga saya, mereka tidak menyetujui hubungan kami, jadi kami putus.
Ketika saya terjerat dalam tuntutan hukum, pacar kedua saya banyak membantu saya, dan saya merasa telah menemukan seseorang yang dapat saya andalkan. Ketika saya memutuskan untuk mulai berkultivasi Dafa, dia tidak mengerti mengapa saya melakukan hal itu, namun dia juga tidak menentangnya. Namun, dia tidak setuju saya keluar untuk berbicara dengan orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan.
“PKT menggunakan seluruh mesin propaganda untuk menyebarkan rumor yang memfitnah Dafa dan menutup semua saluran untuk mengatasi keluhan kami,” saya menjelaskan kepadanya, “Mereka menggunakan semua media untuk menipu orang-orang dengan kebohongan, terutama rekayasa bakar diri. di Lapangan Tiananmen. Kami semua mendapat manfaat dari berlatih Falun Dafa; bagaimana kami bisa berdiam diri menghadapi ketidakadilan seperti itu? Jika orang-orang membenci Falun Dafa karena kebohongan tersebut menipu mereka dan berpihak pada kejahatan, kehidupan mereka akan berada dalam bahaya besar. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang sering terjadi merupakan peringatan bagi dunia. Saya percaya pada Sejati, Baik, dan Sabar. Bagaimana saya bisa mengabaikan bahaya yang dihadapi orang-orang hanya untuk melindungi diri saya sendiri? Saya harus keluar untuk mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan orang-orang.” Setelah saya jelaskan, pacar saya menerima apa yang saya lakukan.
Dia berkata, “Sangat jarang menemukan gadis murni sepertimu di masyarakat saat ini.” Dia juga menghargai kejujuran dan integritas saya. Namun, karena perbedaan pandangan dunia dan moralitas, kesenjangan di antara kami menjadi lebih besar, dan semakin sulit bagi kami untuk menemukan titik temu dalam banyak permasalahan. Kami akhirnya berpisah terutama karena saya tidak mau melakukan hubungan seks pranikah, yang bertentangan dengan standar moral Falun Dafa. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk berpisah.
Pacar ketiga saya tewas dalam kecelakaan mobil karena mengemudi dalam keadaan mabuk setelah pesta, hanya dua minggu setelah kami saling mengenal. Saya benar-benar terguncang dengan apa yang terjadi karena saya berencana pergi ke pesta bersamanya tetapi berubah pikiran di menit-menit terakhir karena saya merasa terlalu lelah ketika pulang kerja. Saya tahu dalam hati bahwa Guru melindungi saya sekali lagi.
Kejadian ini menyadarkan saya bahwa hal-hal di dunia sekuler adalah tidak kekal, dan tidak ada sesuatu pun yang selamanya indah sesuai harapan orang. Sangat berharga untuk bereinkarnasi sebagai manusia, dan tujuan sebenarnya dari kita menjadi manusia di masa hidup ini adalah agar kita mengambil jalur kultivasi Fa yang lurus dan kembali ke jati diri kita yang sejati dan rumah kita yang sebenarnya, di mana kita dapat menemukan keindahan abadi dan kebahagiaan. Sejak itu, saya telah berjalan di jalur kultivasi Dafa dengan lebih tekun.
Menemukan Suami yang Sepikiran
Secara kebetulan atau takdir, saya bertemu dengan pacar keempat saya, yang sekarang menjadi suami saya dan seorang rekan praktisi Dafa. Kami berdua merasa meskipun kami belum lama bersama, kami telah menjadi keluarga selama puluhan tahun; seperti yang Guru katakan dalam sebuah puisi,
Jalan Ketuhanan Pahit Getir
Takdir pertemuan sejak lampau beribu kehidupan
Dafa menggandengnya dengan seutas benang
Dalam penderitaan menempa tubuh menjadi seperti emas
Mengapa masih melangkah perlahan dan santai
(“Jalan Ketuhanan Pahit Getir, “Hong Yin II)
Suami saya memiliki karakter yang sangat baik. Beliau baik hati dan jujur serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral tradisional. Setelah berlatih Falun Dafa, dia menjadi lebih ketat terhadap dirinya sendiri. Dia sangat toleran dan perhatian terhadap saya, dan kami saling melengkapi dalam segala hal. Kami telah rukun sejak menikah, dan kami berdua memiliki pemahaman tak terkatakan akan satu sama lain. Kami mengikuti Sejati, Baik, Sabar dan memperlakukan satu sama lain dengan hormat. Kami sering mengingatkan satu sama lain untuk rajin berkultivasi.
Perasaan di antara kami kuat dan indah, karena kami berdua menunjukkan perhatian tanpa syarat satu sama lain, tanpa keinginan egois manusia biasa. Di mata orang-orang sekitar, saya dan suami ibarat pasangan di dongeng. Ibu mertua berkata, “Saya merasa sangat bahagia dan lega melihat kalian berdua seperti ini.”
Saya sangat berterima kasih atas pengaturan yang Guru buat untuk saya. Dia mengatur ulang jalan hidup saya ketika dia melihat bahwa saya benar-benar ingin berlatih kultivasi, sehingga memungkinkan saya bertemu pasangan saya di masa hidup ini sehingga kami dapat berkultivasi bersama dan saling membantu sepanjang jalan.
Saya dan suami mulai berkultivasi Dafa dengan sungguh-sungguh pada tahun 2021. Meskipun belum lama, kami selalu mengingat misi kami dan memanfaatkan waktu berharga kami untuk mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan orang. Kami bekerja sebagai tim dan mendistribusikan materi klarifikasi fakta kepada rumah tangga di setiap komunitas perumahan di wilayah sekitar. Kami menaiki tangga di gedung 20-30 lantai sepanjang malam tanpa merasa lelah.
Suatu kali, kami dilaporkan oleh seseorang yang tertipu oleh kebohongan PKT dan ditangkap oleh polisi. Kami tetap memiliki pikiran lurus yang kuat dan tidak pernah menyerah kepada kejahatan. Saat di penjara, kami berbicara tentang Falun Dafa dengan banyak orang, dan pada akhirnya, kami keluar dari penjara dengan cara yang bermartabat.
Penahanan yang melanggar hukum semakin memperkuat keinginan saya untuk berlatih Falun Dafa dan memperkuat pandangan saya bahwa keyakinan lurus tidak dapat dihancurkan oleh penganiayaan atau paksaan.
Keluarga saya telah melalui segala macam pasang surut, dan orang tua saya serta banyak praktisi Dafa menderita penganiayaan kejam. Bahkan banyak yang kehilangan nyawa. Namun, kami tidak menyesal, dan keyakinan kami terhadap Dafa semakin kokoh dan tak tergoyahkan.
(Artikel terpilih untuk merayakan Hari Falun Dafa Sedunia di Minghui.org)