Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia] Dilahirkan Kembali Setelah Memperoleh Dafa

14 Juni 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998, dan sekarang berusia 73 tahun. Saya lahir pada tahun 1950-an, anak sulung di keluarga. Orang tua lebih menyukai anak laki-laki dari pada anak perempuan, dan memanjakan saudara laki-laki saya. Mereka melampiaskan amarahnya kepada saya setiap kali suasana hati sedang buruk, sering kali memukuli saya dengan tangan, kaki, atau rotan. Saya hanya mendapat sedikit makanan, dan tidak ada kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.

Saya mulai bekerja di pabrik pada usia dua belas tahun. Meskipun tubuh kecil dan lemah, saya memaksakan diri untuk bekerja keras, melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga dan tugas di pabrik dalam upaya untuk menyenangkan orang tua. Namun mereka tetap tidak tergerak dan terus menganiaya saya. Saya serius berpikir untuk bunuh diri.

Tumbuh di lingkungan keluarga toxic, saya mengembangkan banyak kebiasaan buruk, mengutamakan kekayaan materi di atas segalanya dan memperjuangkan hal yang menguntungkan. Saya tidak ingin memberikan sesuatu atau mengalami kerugian apa pun. Saya belajar bagaimana berbohong untuk menyenangkan orang tua. Meskipun sudah berupaya, mereka lebih menyukai adik laki-laki dan adik-adik perempuan saya. Ketika kebencian terhadap orang tua semakin besar, keinginan untuk menikah dini pun semakin besar agar bisa memutuskan semua hubungan dengan mereka. Saya merasa menikah dengan seorang pengemis pun lebih baik daripada tinggal di rumah.

Setelah menikah dengan suami pertama, saya menyadari orangnya malas. Ia tidak mau bekerja, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur dan menolak melakukan apa pun untuk menghidupi keluarga. Setelah melahirkan seorang putri, saya terus melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan bekerja di ladang sambil merawat putri kami. Saya sangat sibuk sehingga hampir tidak punya waktu untuk istirahat. Kami terus-menerus bertengkar dan ribut karena perilaku suami. Saya menjadi depresi dan merasa hidup tidak ada artinya. Pernah mencoba bunuh diri dua kali dengan melompat ke sungai, namun selalu diselamatkan oleh orang yang lewat. Penduduk desa lainnya menghibur saya dan berkata, “Jika kamu mati, bagaimana putrimu bisa bertahan hidup?”

Ketika putri saya berumur sepuluh tahun, ia mengatakan saya harus menceraikan ayahnya dan membiarkan ayahnya hidup sendiri. Meskipun putri menggunakan nama marga ayahnya, saya yang membesarkannya. Mengikuti keinginannya putri, saya menceraikan suami. Untuk memenuhi kehidupan kami berdua, saya melakukan dua pekerjaan, bertani dan bekerja di pabrik kimia terdekat. Saya pernah secara tidak sengaja menjerat jari telunjuk kanan pada benang sutra yang sedang berputar, sehingga menyebabkan kehilangan jari tangan. Meskipun sudah menabung cukup uang untuk membangun dua rumah besar, kecelakaan itu menyebabkan saya menjadi cacat pada usia tiga puluh lima tahun.

Saya kemudian menikah dengan pria yang jujur dan pekerja keras. Suami baru beternak babi, bertani, dan melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri tanpa mengeluh. Namun saat kehidupan mulai membaik, kemalangan melanda. Karena kecacatan saya, otoritas pemerintah mengatur agar saya bekerja di pabrik yang memproduksi formaldehida, di mana saya menderita alergi formaldehida kronis. Ketika kekebalan tubuh menurun, banyak penyakit mulai muncul di tubuh. Yang lebih parah lagi, saya menderita pendarahan hebat saat melahirkan putri bungsu karena usia yang sudah tua. Kemajuan apa pun yang diperoleh dalam kehidupan menjadi tidak berarti karena kesehatan yang buruk. Meski telah menghabiskan seluruh tabungan kami untuk perawatan medis, kondisi saya tidak membaik.

Melihat kondisi saya, tetangga menyarankan untuk berlatih Falun Dafa. Ia menjelaskan bahwa kesehatannya juga buruk, tetapi sembuh setelah melakukan latihan. Saya segera memutuskan ingin belajar berlatih.

Dilahirkan Kembali Setelah Memperoleh Dafa

Saya menemukan tempat latihan besar pada bulan September 1998 di mana bisa mempelajari latihan tersebut. Saya juga bergabung dengan kelompok belajar Fa yang membaca ajaran di malam hari. Karena tidak punya buku, saya hanya bisa mendengarkan praktisi membaca Zhuan Falun. Meskipun tidak dapat memahami teksnya dengan baik, saya yakin bahwa Falun Dafa adalah baik. Akhirnya setelah mendapatkan buku Zhuan Falun, pada hari ketiga membaca Fa, saya merasakan sesuatu berputar di dalam telinga. Ketika memberi tahu rekan-rekan praktisi, mereka berkata, “Apa yang kamu rasakan adalah putaran Falun. Guru sedang memperhatikan kamu.” Pada hari kelima, mulai batuk dengan mengeluarkan substansi hitam. Saya tidak takut karena mengetahui Guru sedang memurnikan tubuh saya.

Karena tidak dapat mengenali banyak kata, saya membaca dengan sangat lambat sehingga tidak dapat menyelesaikan satu ceramah pun dalam sehari. Namun Guru terus memberi semangat. Suatu hari saat setengah tertidur, bisa merasakan sensasi melayang di udara, namun ketika sadar, saya masih terbaring di tempat tidur. Perasaan ini berulang berkali-kali setelahnya. Kesehatan juga mulai berubah menjadi lebih baik. Kulit saya menjadi warna kemerahan, dan berat badan bertambah. Setelah tiga bulan semua penyakit hilang, dan tubuh terasa ringan dan bebas.

Bertekad untuk menyebarkan berita tentang latihan yang luar biasa ini, saya berpartisipasi dalam kegiatan penyebaran Fa setiap hari Minggu, termasuk latihan untuk 10.000 orang di Lapangan Rakyat, berharap lebih banyak orang akan terinspirasi untuk mempelajari latihan ini dan kemudian kehidupan mereka dapat ditingkatkan oleh Falun Dafa.

Pandangan saya tentang kehidupan berubah menjadi lebih baik. Perlahan-lahan bisa melepaskan kebencian terhadap orang tua, dan mulai memperlakukan adik laki-laki dan adik perempuan dengan lebih baik. Ini memulihkan hubungan keluarga kami. Saya kembali bekerja di pabrik, dan membantu di ladang setelah pulang bekerja. Kesembuhan penyakit saya memungkinkan suami untuk mengambil pekerjaan di luar. Seluruh keluarga mendukung keputusan saya untuk berlatih Falun Dafa, dan ini adalah pertama kalinya dalam kehidupan saya menikmati kedamaian dan kebahagiaan.

Namun kehidupan damai tidak bertahan lama. Kurang dari setahun setelah mulai berlatih, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin mulai menganiaya praktisi Falun Dafa. Suatu hari setelah permohonan damai Beijing pada tanggal 25 April 1999, kami sedang berlatih bersama di luar ketika seseorang diam-diam mengambil foto kami. Pada tanggal 20 Juli, kami diperingatkan untuk tidak berlatih di depan umum atau akan ditangkap. Saya menolak untuk mendengarkan, dan mengklarifikasi fakta kepada penduduk desa lainnya. “Jangan percaya propaganda yang ditayangkan di TV. Falun Dafa baik. Penyakit saya hilang setelah mulai berlatih.” Kemudian ketika materi klarifikasi fakta tersedia, saya sering membantu mendistribusikannya bersama rekan-rekan praktisi.

Saya menasihati suami pada tahun 2004, “Jika kamu tidak berlatih Falun Dafa sekarang, kamu akan menyesalinya.” Saat itu keadaan kami sudah lebih baik, dan ia bahkan punya waktu luang untuk bermain mahjong. Ia mengatakan kepada sesama pemain mahjong, “Saya mempunyai lebih banyak waktu luang sejak istri mulai berkultivasi.” Sebaliknya, teman-teman mahjongnya melapor saya bahwa ia kalah berapa banyak uang pada minggu itu dan mengatakan bahwa ia sekarang hanya datang main mahjong jika mempunyai uang. Saya kemudian memancarkan pikiran, berharap ia kalah sehingga ia tidak akan pernah bermain lagi. Setelah itu, suami berhenti bermain mahjong dan mulai berlatih Dafa bersama saya.

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya memahami makna di balik banyak hal yang terjadi di masa lalu. Guru telah melindungi saya selama ini, jadi rencana bunuh diri selalu gagal tidak peduli seberapa besar tekad saya. Penderitaan sejak kecil adalah karena saya telah berhutang banyak pada anggota keluarga dari kehidupan sebelumnya. Melunasi hutang tetap diperlukan sesuai dengan prinsip Fa. Setelah memahami prinsip-prinsip ini, saya mulai melepaskan keluh kesah yang saya simpan terhadap anggota keluarga, termasuk orang tua, adik laki-laki dan adik perempuan, mantan mertua, adik laki-laki, dan istrinya.

Saya juga melepaskan keinginan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Mantan suami mempunyai dua adik laki-laki. Yang tertua pergi bekerja di Jiangxi dan menetap bersama keluarga barunya di sana. Adiknya tetap tinggal di rumah. Ketika mantan ayah mertua meninggal, sayalah yang membayar biaya pemakamannya. Ketika rumah mereka terkena dampak akibat pembebasan dan penggursuran tanah secara besar-besaran, anggota komite desa mengirimkan surat kepada saya, memberitahukan bahwa saya akan mendapat bagian dari kompensasi penggusuran. Di tempat pertemuan, saya bertemu dengan adik ipar bungsu yang mengatakan, “Kamu tidak akan mendapat pembagian.” Saya menjawab, “Tidak? Kalau begitu saya akan pulang.” Belakangan, menantu laki-laki tertua dan suami saya kembali membawa sekantong uang. Mereka mengatakan bahwa mereka telah meminta jatah uang kompensasi tersebut kepada keluarga mantan suami saya. Menantu laki-laki yang tertua menjelaskan, “Kamu telah memberikan kontribusi yang lebih besar kepada keluarga ini dibandingkan mereka.” Ketika memberi tahu mereka bahwa saya tidak menginginkannya, suami saya menyimpan uang itu.

Beberapa waktu kemudian, kakak ipar tertua dari keluarga mantan suami, datang dari Jiangxi untuk mengunjungi putra dan keponakannya. Seorang paman dari keluarga mantan suami telah meninggal dunia, sehingga mendorong mereka untuk berkunjung ke rumah saya. Saya menyambut mereka di rumah dan menyajikan pangsit yang kebetulan saya buat hari itu.

Ketika putri sulung dan menantu laki-laki datang berkunjung, mereka menasihati saya untuk mengabaikan mereka dan membiarkan keluarga adik ipar bungsu saya yang menjamu mereka. “Mereka mengambil semua manfaatnya dan tidak meninggalkan apa pun untuk kamu.” Saya menjawab, “Sebagai seorang kultivator, saya harus mendengarkan Guru dan menjadi orang baik.” Adik ipar bungsu tiba saat itu, dan saya juga mengundangnya makan pangsit bersama.

Setelah makan, kami berangkat ke pusat desa. Saat melihat saya, kader desa berkata, “Ini tidak berhubungan dengan kamu. Pulanglah.” Namun, saya terus berkeliaran. Setelah kekayaan almarhum dibagi, saya mengambil 54.700 yuan yang terakhir kali diperoleh dari keluarga mantan suami, menambahkan 300 yuan, dan memberikan total 60.000 yuan kepada kakak ipar tertua. Kejadian ini menyebabkan kegemparan di seluruh desa, banyak orang memuji perbuatan baik saya. Saya memberi tahu mereka, “Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa, dan harus mempertimbangkan orang lain sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Dengan meninggalnya paman mereka, pendapatan keluarga mereka terpuruk. Adik ipar bungsu saya akan kesulitan menghidupi keluarga.”

Kakak ipar tertua, putra dan keponakannya tinggal di rumah saya selama tiga hari. Saya memberi tahu mereka fakta kebenaran mengenai penganiayaan Falun Dafa, dan membantu keponakan kakak ipar mundur dari PKT. Keponakan ini seorang mahasiswa, telah bertengkar dengan keluarga mantan suami ketika ia pertama kali tiba, karena menurutnya keluarga mantan suami keterlaluan. Saya menasihatinya untuk tidak bertengkar dengan mereka, dan sebelum mereka pergi, saya memberi mereka 4.000 yuan. Keponakan kakak ipar tertua terharu. “Falun Dafa luar biasa. Praktisinya sungguh baik. Sejujurnya saya percaya bahwa “Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar Baik.” Saya memberi mereka amulet Falun Dafa dan beberapa materi klarifikasi fakta, yang mereka terima dengan senang hati.

Ketika diumumkan bahwa rumah masa kecil saya juga akan dibongkar, kedua adik perempuan saya mengumumkan niat mereka untuk membagi hasil rumah orang tua secara merata di antara kami empat saudara kandung. Namun, adik perempuan bungsu  telah memperoleh kepemilikan atas rumah terpisah milik ayah saya, jadi adik laki-laki  dan istrinya tidak senang dengan usulan ini.

Kedua adik perempuan mengunjungi saya dengan harapan saya dapat menyampaikan masalah ini kepada orang tua. Suami adik bungsu saya berkata, “Akan sia-sia jika tidak memanfaatkan kesempatan ini. Kita bisa memutuskan semua hubungan dan menjalani hidup kita masing-masing secara terpisah setelahnya.” Sebagai tanggapan, saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak menginginkan apa pun dari proses ini, karena setelah belajar Falun Dafa, saya memahami prinsip tanpa kehilangan tidak akan memperoleh. Setelah mendengar kata-kataku, kedua saudara perempuan tidak lagi berpikir untuk meminta bagian.

Orang tua meninggal satu per satu. Meskipun orang tua memiliki kekayaan dalam bentuk rekening bank, perhiasan, dan barang berharga lainnya, saya menjelaskan kepada saudara-saudara, “Saya tidak menginginkan apa pun. Kalian dapat membaginya di antara kalian.” Adik laki-laki saya dan istrinya merasa puas setelah mendapat rumah orang tua. Kedua adik perempuan dengan senang hati membagi tabungan dan barang-barang berharga milik orang tua.

Sebelum meninggal, ayah saya bertanya, “Apakah kamu benar-benar tidak menginginkan apa pun?” Saya menjawab, “Saya sungguh tidak menginginkan apa pun karena telah memperoleh Fa dan menikmati kesehatan yang baik. Kini, setelah kedua putriku berkecukupan dan hidup mandiri, saya tidak kekurangan apa pun, punya cukup uang untuk bertahan hidup. Dan akan puas melihat adik-adik bahagia.” Orang-orang di desa juga mengatakan, “Karena putri tertua memberikan teladan yang baik, masalah warisan keluarga dapat diselesaikan dengan damai.” Jika bukan karena Falun Dafa, saya tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.

Menjelaskan Fakta Kebenaran untuk Menyelamatkan Orang Meskipun Ada Penganiayaan

Saya bekerja sama dengan rekan-rekan praktisi untuk mendistribusikan materi klarifikasi fakta setelah PKT mulai menganiaya Falun Dafa. Putri bungsu dan suaminya terkadang menemani kami dan membantu membagikan brosur. Kami keluar setiap hari untuk mengklarifikasi fakta, mengendarai mobil ke desa-desa terdekat dan bertemu berbagai macam orang dalam prosesnya. Beberapa orang mengundang saya ke rumah mereka setelah mendengar fakta kebenaran, sementara yang lain berulang kali mengungkapkan rasa terima kasih. Yang lain menolak untuk mendengarkan. Ada yang memaki-maki atau mengancam akan memukuli saya. Ada juga yang melaporkan aktivitas kami ke polisi.

Saya pernah pergi bersama seorang praktisi ke pasar petani untuk mengklarifikasi fakta. Saya berbicara dengan orang yang lewat, sementara praktisi lain memancarkan pikiran lurus. Setelah berjalan sejauh 200 meter, kami berhasil membujuk delapan orang untuk mundur dari keanggotaan PKT.

Pada saat ini, kekuatan lama mengambil keuntungan dari perasaan bahagia manusia, dan menyebabkan kami mengalami kesengsaraan. Dua pemuda yang menjual selimut di pinggir jalan melaporkan kami ke polisi setelah kami mendekati mereka dan mengklarifikasi fakta. Mereka diam-diam menelepon polisi setelah kami pergi, jadi kami tetap tidak mengetahui tindakan mereka. Beberapa saat kemudian, praktisi lainnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Setelah membujuk delapan orang lagi untuk mundur, saya memutuskan untuk pulang.

Seorang pria muda datang dan berkata, “Tante, mohon izin mewawancaraimu.” Ketika saya menjawab, “Wawancaralah orang lain yang berpendidikan tinggi”, ia bersikeras, “Saya hanya ingin mewawancarai kamu.” Sambil menghalangi jalanku, ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon. Mobil polisi dan banyak asisten polisi segera datang. Saya tahu ada yang tidak beres dan diam-diam memohon kepada Guru untuk meminta penyelamatan.

Ketika belasan polisi memaksa saya masuk ke dalam mobil, pikiran pertama saya adalah tidak boleh mengkhianati rekan praktisi. Di pusat interogasi, mereka menyuruh saya duduk di kursi interogasi yang diperuntukkan bagi penjahat. Saya mengatakan kepada mereka, “Saya bukan penjahat, jadi tidak akan duduk di sana.” Setelah beberapa saat, petugas dari Kantor 610 datang dan bertanya, “Siapa nama kamu?” Saya tetap diam. Mereka kemudian bertanya, “Siapa nama temanmu?” Ketika menolak mengatakan sepatah kata pun, mereka berkata, “Meskipun kamu tidak menjawab, kami punya cara untuk menemukannya.” Kedua penjual selimut itu diam-diam telah mengambil foto kami, sehingga pihak berwenang akhirnya dapat melacak praktisi lainnya.

Saat ini, saya memberi tahu mereka, “Falun Dafa mengajarkan orang untuk menjadi baik. Tidak ada salahnya mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya dulu memiliki kesehatan yang buruk tetapi sembuh setelah berlatih Falun Dafa.” Polisi menolak untuk mendengarkan dan ingin menggeledah rumah secara ilegal. Pertama-tama mereka mengunjungi pusat desa, dan menurut anggota komite desa, saya adalah orang paling terhormat di desa tersebut. Mereka kemudian menelepon putri sulung saya dan meminta ia menyerahkan kunci rumah agar mereka dapat menggeledah. Namun putri sulung menolak bekerja sama dengan mereka, dan berkata, “Saya tidak memiliki kunci rumah ibu.” Akhirnya, petugas memasuki rumah saya dengan menaiki tangga tinggi menuju lantai dua. Setelah membuka pintu utama, mereka masuk dan menggeledah rumah secara ilegal.

Seorang petugas dari Kantor 610 berkata, “Nyonya tua, kamu telah membina hubungan yang sangat baik dengan orang-orang di sekitar. Semua orang memuji karaktermu dan meminta kami melepaskanmu.” Saya menjawab, “Saya ingin berterima kasih kepada mereka! Saya dulunya adalah orang yang berkemauan keras, yang akan memarahi orang lain karena hal sekecil apa pun. Sejak mulai berlatih Falun Dafa, saya mengikuti ajaran Guru dan menjadi orang yang lebih baik. Sekarang saya memikirkan orang lain dan berusaha menjadi orang baik sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.” Petugas itu terdiam setelah mendengar ini.

Polisi mencoba mengambil foto dan sidik jari malam itu. Saya menolak bekerja sama, jadi beberapa polisi memegang saya, salah satu dari mereka menendang punggung dan kiri kanan tubuh saya. Sakitnya sangat parah hingga saya berteriak, “Polisi memukuli saya!” Salah satu dari mereka berteriak, “Kami tidak memukulmu, kami menendangmu.” Saya berteriak, “Apa bedanya?!” Pada saat ini, saya melihat polisi menyeret rekan praktisi yang menemani saya ke kantor. Mereka kemudian membawa kami ke pusat penahanan pada tengah malam.

Kami diperintahkan keluar dari mobil begitu sampai di pusat penahanan. Kami berteriak dengan keras, “Falun Dafa Baik! Sejati-Baik-Sabar Baik!” Polisi di pusat penahanan segera berteriak menjawab, “Falun Dafa Baik! Sejati-Baik-Sabar Baik!” Bingung, saya bertanya kepada salah satu dari mereka, “Anda tahu “Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar Baik,” namun masih menangkap kami?” Ia menjawab, “Bukan kami yang menangkap kalian. Petugas lain yang mengirim kalian ke sini.”

Di dalam pusat penahanan, saya dipisahkan dari rekan praktisi dan dibawa ke sel penjara yang berisi banyak narapidana. Seorang teman satu sel bertanya, “Kenapa kamu ditahan?” Saya menjawab, “Saya dianiaya karena berlatih Falun Dafa.”

Keesokan harinya, seorang penjaga pusat penahanan memanggil dan bertanya, “Mengapa kamu berlatih Falun Dafa?” Saya menceritakan kisah hidup saya dan berkata, “Saya telah menjalani kehidupan yang sangat sulit sejak kecil. Banyak penyakit sembuh setelah mulai berlatih. Falun Dafa juga mengajari pentingnya menjadi orang baik.” Ketika penjaga itu mengatakan, “Tekanan darahmu sangat tinggi. Kamu perlu minum obat.” Saya menjawab, “Selama 20 tahun berlatih Dafa, saya tetap sehat tanpa meminum satu pil pun. Kondisi ini disebabkan oleh Kantor 610 dan polisi.” Ketika penjaga memaksa saya meminum obat, saya berkata, “Saya akan berlatih Falun Dafa.” Ia kemudian bertanya, “Jam berapa kamu akan berlatih?” Ketika menjawab, “Akan berlatih besok pagi”, ia menunjukkan pemahamannya. Ketika menyarankannya mundur dari PKT untuk memastikan keselamatannya, ia setuju.

Saya kembali ke sel yang ditunjuk dan mengklarifikasi fakta kepada teman satu sel. Sembilan teman satu sel semua langsung mundur dari PKT. Saya diinstruksikan untuk tidur di lantai dekat toilet pada malam pertama. Keesokan harinya, seorang teman satu sel dipindahkan dan saya diberi tempat tidur di ranjang susun. Pada hari ketiga, orang lain dipindahkan ke sel kami, dan saya dengan sukarela kembali ke tempat awal di dekat toilet. Ketika seorang teman satu sel menyarankan untuk membiarkan orang baru itu tidur di dekat toilet, saya menjawab, “Tidak, saya tidak boleh egois, dan harus bertindak sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.” Teman satu selnya terkesan, dan berkata, “Praktisi adalah orang yang benar-benar baik.”

Saya bangun pagi-pagi keesokan harinya untuk berlatih. Teman satu sel juga bangun untuk menonton dan kemudian memberitahuku bahwa beberapa penjaga juga mampir untuk mengamati saya. Mereka terkesan melihat saya tidak bergerak, dan ada yang mengatakan mereka bisa melihat asap mengepul dari atas kepala saya. Dengan perlindungan belas kasih Guru, saya kembali ke rumah dengan selamat sepuluh hari kemudian.

Khawatir akan keselamatan saya, putri sulung awalnya tidak mendukung upaya saya untuk mengklarifikasi fakta di depan umum dan menyelamatkan makhluk hidup. Ia menderita banyak penyakit dan kesehatannya selalu buruk. Setelah ia menolak memenuhi permintaan polisi untuk mendapatkan kunci rumah saya, kesehatannya meningkat drastis, dan lebih dari belasan bunga Udumbara bermekaran di mobilnya. Ketika ia menunjukkannya kepada saya, saya mengatakan kepadanya, “Kamu telah melakukan hal yang benar, jadi Guru memberkatimu.”

Setelah melihat karakter dan kesehatan saya meningkat menjadi lebih baik, putri bungsu menjadi sangat percaya pada kebaikan Falun Dafa. Ia pergi bersama saya berkali-kali untuk membagikan materi klarifikasi fakta. Ia juga membakar dupa untuk Guru setiap kali pulang ke rumah, dan sering membelikan persembahan bunga untuk Guru. Menantu laki-laki saya pernah tertabrak mobil namun berhasil keluar dari kecelakaan dalam keadaan baik hanya dengan luka ringan. Orang yang lewat terkejut. Saya mengatakan kepadanya, “Guru melindungi kamu. Karena kamu memahami fakta kebenaran dan mendukung ayah kamu dan saya dalam berkultivasi, Guru akan melindungi kamu.”

Selama hampir 26 tahun berkultivasi, saya telah melalui banyak ujian yang memilukan hati. Selama perjalanan untuk melepaskan diri dari keinginan mendapat keuntungan materi, saya mulai merasa marah, kemudian menanggung kehilangan dengan air mata, sebelum akhirnya mencapai keadaan tenang yang saya alami saat ini. Belajar Fa dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan praktisi semakin membantu mengidentifikasi perilaku yang tidak sejalan dengan persyaratan Fa. Fa Guru membuka pikiran saya dan menunjukkan jalan menuju pencerahan. Saya berterima kasih kepada Guru atas penyelamatannya yang berbelas kasih!

(Artikel terpilih dalam perayaan Hari Falun Dafa Sedunia di Minghui.org)