Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Dilaporkan pada bulan April dan Mei 2024: 24 Praktisi Falun Gong Meninggal Akibat Penganiayaan

19 Juni 2024 |   Oleh koresponden Minghui

(Minghui.org) Kematian 24 praktisi Falun Gong akibat penganiayaan karena menjalankan keyakinan mereka dilaporkan pada bulan April dan Mei 2024.

Kematian yang baru dikonfirmasi mencakup masing-masing satu kematian pada tahun 2003, 2015, 2019, 2020, dan 2021; empat pada tahun 2023; dan 15 antara bulan Januari dan Mei 2024. Karena sensor informasi yang ketat dari rezim komunis, penganiayaan tidak selalu dapat dilaporkan tepat waktu dan jumlah korban jiwa sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

24 praktisi yang meninggal, 20 di antaranya adalah wanita, berasal dari 13 provinsi dan kota. Provinsi Liaoning mencatat lima kematian, diikuti empat kematian di Hebei, tiga kematian di Heilongjiang, dan masing-masing dua kematian di Beijing dan Hubei. Delapan wilayah lainnya, termasuk Henan, Jiangxi, Mongolia Dalam, Shaanxi, Sichuan, Chongqing, Jiangxi dan Yunnan, masing-masing tercatat satu.

Para praktisi berusia antara 50 dan 91 tahun pada saat mereka meninggal, kecuali satu praktisi yang usianya tidak diketahui. Dua orang berusia 50-an, tujuh orang berusia 60-an, sembilan orang berusia 70-an, empat orang berusia 80-an, dan satu orang berusia 90-an. Mereka berasal dari berbagai kalangan, termasuk pemilik toko serba ada, dokter kandungan, manajer perusahaan real estate, dan beberapa pegawai pemerintah.

Semua praktisi terus-menerus menghadapi pelecehan karena menjunjung tinggi keyakinan mereka sebelum mereka meninggal. Sembilan belas orang telah menjalani hukuman kamp kerja paksa atau hukuman penjara. Dua orang ditahan di pusat pencucian otak. Selama dalam tahanan, mereka mengalami berbagai bentuk penyiksaan, termasuk pemukulan, dicekok paksa makan, dan pemberian obat secara paksa.

Seorang perempuan di Provinsi Hubei mengalami sakit kritis saat menjalani hukuman satu tahun. Dia dibebaskan pada Februari 2024 dan meninggal sebulan kemudian. Wanita lain di Provinsi Hebei menderita gangguan mental dan menjadi tidak berdaya setelah diberi suntikan racun. Suaminya tidak tahan terhadap tekanan penganiayaan dan menceraikannya. Dia meninggal sekitar Oktober 2020 pada usia 50 tahun.

Seorang pria di Provinsi Hubei dipukuli oleh polisi di Beijing ketika dia pergi ke sana untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong. Akibatnya, dia mengalami pendarahan intrakranial. Atas upayanya yang terus menerus untuk meningkatkan kesadaran mengenai penganiayaan, dia dijatuhi hukuman kamp kerja paksa selama dua tahun dan empat tahun penjara. Ketika dia mencapai usia pensiun, pihak berwenang menangguhkan pensiunnya. Dia harus bekerja serabutan untuk menghidupi dirinya sendiri. Tekanan mental dan penganiayaan finansial berdampak buruk pada kesehatannya. Dia meninggal pada April 2024. Dia berusia 70 tahun.

Pria lain di Provinsi Heilongjiang menjadi kurus, tidak dapat berbicara dengan jelas, dan kedua kakinya lumpuh setelah menjalani hukuman 14 tahun penjara. Dia juga memiliki ingatan yang buruk dan menderita penyakit prostat. Di tahun-tahun terakhirnya, dia membutuhkan selang makanan melalui hidung. Pria berusia 66 tahun itu meninggal di pusat lansia pada 27 Januari 2024, dua minggu sebelum Tahun Baru Tiongkok. Kematiannya terjadi enam tahun setelah istrinya meninggal, yang juga menderita kondisi fisik yang parah akibat penganiayaan.

Di bawah ini adalah kasus kematian tertentu yang dilaporkan pada bulan April dan Mei 2024. Daftar 24 kasus tersebut dapat diunduh di sini (PDF).

Kematian Tak Lama setelah Dibebaskan

Wanita Hubei Dibebaskan dalam Kondisi Kritis, Meninggal Sebulan Kemudian

Chen Xuzhen (wanita) dari Kota Danjiangkou, Provinsi Hubei, meninggal pada 14 Maret 2024, satu bulan setelah dia dibebaskan dalam kondisi kritis setelah menjalani hukuman satu tahun dalam tahanan.

Chen ditangkap pada 2 Maret 2023, saat belajar ajaran Falun Gong bersama beberapa orang lainnya. Dia dijatuhi hukuman satu tahun dan denda 2.000 yuan. Dia jatuh sakit kritis dan dibebaskan dari pusat penahanan pada bulan Februari 2024. Dia meninggal sebulan kemudian.

Kematian Chen mengakhiri penganiayaan selama bertahun-tahun karena menjunjung tinggi keyakinannya pada Falun Gong. Dia sebelumnya ditangkap beberapa kali dan terus-menerus menghadapi pelecehan.

Setelah penangkapannya pada awal tahun 2000 karena melakukan latihan Falun Gong di stasiun kereta api, suaminya berjuang untuk merawat putra mereka (seorang siswa sekolah menengah atas) dan putri mereka yang duduk di bangku kelas tiga. Chen tidak memiliki pekerjaan penuh waktu dan suaminya diberhentikan. Pasangan itu mengelola tambang batu bara kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup. Komite jalan setempat mengancam akan menutup usaha mereka jika suami Chen gagal menghentikannya untuk pergi mengajukan permohonan bagi Falun Gong lagi.

Setelah Chen dibebaskan, polisi terus mengganggunya dan menggeledah rumahnya dari waktu ke waktu. Mereka juga mengatur agar orang-orang memantau keluarganya setiap hari. Anak-anaknya ketakutan dan kesulitan untuk fokus pada tugas sekolah mereka.

Kematian setelah Hukuman Penjara yang Lama

Penganiayaan Terhadap Falun Gong Membuat Kehidupan Pasangan Suami Istri Terpisah Enam Tahun, Suami Pernah Ditembak Polisi dan Dipenjara Selama 14 Tahun

Seorang pria berusia 66 tahun di Kota Mishan, Provinsi Heilongjiang, meninggal di pusat lansia pada 27 Januari 2024, dua minggu sebelum Tahun Baru Tiongkok. Kematian Jiang Honglu terjadi enam tahun setelah istrinya, Yuan Shuzhi, meninggal dunia pada 4 April 2018, pada usia 60 tahun.

Jiang, yang pernah bekerja di Administrasi Jalan Raya Kota Mishan, dijatuhi hukuman satu tahun tiga bulan kerja paksa pada bulan Desember 1999. Ketika dia berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong pada tahun 2002, seorang petugas mengejarnya, menembak kakinya, dan menendang kepalanya. Ia kemudian dijatuhi hukuman 14 tahun dan menjadi lumpuh pada kedua kakinya akibat disiksa di penjara. Dia tidak dapat berbicara dengan jelas, memiliki ingatan yang buruk, dan menderita penyakit prostat. Di tahun-tahun terakhirnya, dia membutuhkan selang makanan melalui hidung.

Istrinya, Yuan, juga berulang kali ditangkap dan disiksa. Tekanan mental akibat penganiayaan berdampak buruk pada kesehatannya. Dia menderita diabetes dan mengalami pembengkakan parah di kakinya, yang akhirnya mengakibatkan kedua kakinya diamputasi. Kondisinya terus memburuk setelah operasi, dan dia meninggal pada 4 April 2018, tak lama setelah dia berusia 60 tahun.

Putra pasangan tersebut, berusia sekitar 39 tahun, mengalami trauma akibat penganiayaan orang tuanya selama bertahun-tahun. Dia menjadi tertutup dan menolak bersosialisasi. Dia tinggal di kamarnya hampir sepanjang waktu.

Ditembak di Kaki, Divonis 14 Tahun

Jiang sedang keluar untuk berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong pada 12 Februari 2002, ketika petugas Meng menembak kakinya. Peluru itu mematahkan bagian bawah kaki kiri. Setelah dia terjatuh, petugas Meng dan Du menendang kepalanya. Dia pingsan dan matanya menonjol.

Khawatir Jiang akan meninggal karena pendarahan hebat, polisi membawanya ke rumah sakit. Mereka memborgolnya ke tempat tidur dan meminta dokter mengembalikan bola matanya ke tempatnya. Dia tidak diberi perawatan lain, dan keluarganya tidak diizinkan menemuinya.

Polisi menutupi kepalanya dengan selimut, dan dia berbaring di atas kasur, dan membawanya (dengan kasur tersebut) ke pusat penahanan. Saat mereka keluar dari gerbang rumah sakit, seseorang bertanya, “Apa yang terjadi padanya?” Seorang petugas berkata, “Dia masuk angin.”

Petugas Meng dan Du menginterogasi Jiang beberapa kali di pusat penahanan. Mereka mencambuknya dengan ikat pinggang kulit dan mencekoknya dengan minyak wasabi melalui selang nasogastrik. Butuh waktu sembilan bulan bagi Jiang untuk pulih dan mampu mengurus dirinya sendiri.

Pengadilan Mishan mengadili Jiang pada 23 Oktober 2002, dan menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara.

Disiksa Sampai di Ambang Kematian

Para penjaga di Penjara Mudanjiang menahan Jiang di sel isolasi selama dua minggu karena dia menolak melepaskan Falun Gong. Ketika dia dikeluarkan, dia kesulitan menjaga keseimbangannya.

Pada 6 Juni 2008, Jiang kehilangan kemampuan berbicara karena penganiayaan. Dalam kampanye penganiayaan baru pada bulan Oktober 2009, ketika penjara memerintahkan setiap bangsal untuk “mengubah” setidaknya 75% praktisi Falun Gong yang dipenjara, para narapidana melarang Jiang tidur, namun dia tetap menolak untuk menyerah.

Jiang mengajukan permohonan pembebasan bersyarat medis pada 1 Mei 2010, dan dibebaskan pada 10 Agustus 2010.

Seorang pejabat biro kehakiman setempat menghubungi Jiang pada bulan September 2013 dan memerintahkan dia untuk menjalani pemeriksaan fisik. Mereka mengancam akan membawanya kembali ke penjara jika dia tidak mendapatkan pemeriksaan fisik setelah tiga kali pemberitahuan.

Jiang ditangkap lagi pada 23 September 2015, dan dibawa kembali ke Penjara Mudanjiang pada 13 Oktober. Dia dibebaskan pada 11 Februari 2016, setelah selesai menjalani hukumannya. Dia kurus, kedua kakinya lumpuh, dan tidak mampu berbicara dengan jelas. Dia juga memiliki ingatan yang buruk, dan menderita penyakit prostat.

Beberapa minggu sebelum Kongres ke-20 Partai Komunis Tiongkok diadakan antara 16 dan 22 Oktober 2022, pihak berwenang berusaha melecehkan dia dan istrinya, tanpa mengetahui bahwa istrinya telah meninggal dunia pada tahun 2018.

Jiang mengandalkan selang makanan di tahun-tahun terakhirnya. Dia tidak pernah pulih dan meninggal pada Januari 2024.

Setelah 13 Tahun Lebih Di Penjara, Pria Beijing Meninggal 4 Bulan Setelah Menyelesaikan Hukuman Penjara Ketiga Karena Berlatih Falun Gon

Pang You (pria), seorang warga Beijing, tidak dapat dikenali ketika dia dibebaskan pada 26 November 2023, setelah menjalani hukuman satu tahun tiga bulan karena berlatih Falun Gong. Dia menderita kehilangan protein serum dari saluran pencernaannya dan keringat berlebih. Dia sangat lemah dan kesulitan berjalan.

Almarhum Pang You bersama istri dan putranya

Pihak berwenang setempat terus mengawasi Pang, mantan direktur kantor perencanaan kota dan manajer perusahaan real estate, bahkan setelah dia kembali ke rumah. Polisi mengganggunya dari waktu ke waktu dan mengatur orang-orang untuk mengawasinya secara ketat selama “Dua Sesi” selama seminggu pada bulan Maret 2024.

“Dua Sesi” adalah pertemuan tahunan Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC) dan Kongres Rakyat Nasional (NPC). Tahun ini CPPCC dimulai pada 4 Maret 2024, dan NPC satu hari kemudian. Keduanya berakhir pada 11 Maret. Rezim komunis dikenal karena mengintensifkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong pada tanggal-tanggal sensitif, seperti “dua sesi.”

Kondisi Pang dengan cepat memburuk dan dia meninggal pada l 9 April 2024. Dia berusia 61 tahun. Kematiannya mengakhiri penderitaan puluhan tahun di tangan rezim komunis.

Pang pertama kali dijatuhi hukuman delapan tahun penjara setelah penangkapannya pada 27 September 2000. Kurang dari satu tahun setelah dibebaskan pada tahun 2008, ia ditangkap lagi pada 3 Agustus tahun itu dan dijatuhi hukuman empat tahun. Hukuman penjara ketiganya dimulai sejak penangkapannya pada 2 Mei 2022. Meskipun ia dibebaskan dengan jaminan keesokan harinya, ia ditahan kembali pada 28 Juli 2022. Kesehatannya menurun selama penahanan dan ia dikirim ke Rumah Sakit Polisi Beijing dua bulan kemudian. Dia menghadiri sidang virtual di kamar rumah sakitnya pada 3 Juli 2023 dan dijatuhi hukuman satu tahun tiga bulan tak lama setelahnya.

Kesehatan Pang terus menurun selama penahanannya. Dia menderita gagal jantung dan ginjal, serta pembengkakan serius di bawah tulang pinggul. Pada satu saat, seluruh tubuhnya bengkak di bawah dada. Dia juga menderita komplikasi diabetes, dengan dua lubang di kakinya mengeluarkan nanah. Dia kesulitan berdiri. Dia didorong keluar ketika pengacaranya pergi menemuinya. Terlepas dari kondisinya, pihak berwenang menolak membebaskannya dengan pembebasan bersyarat.

Gangguan Mental Akibat Penganiayaan

Wanita Hebei Menderita Penurunan Kesehatan dan Gangguan Mental setelah Menjalani Masa Penjara Kedua, Meninggal di Usia 78 Kurang dari Empat Tahun Kemudian

Seorang wanita berusia 78 tahun di Kota Tangshan, Provinsi Hebei, meninggal pada 10 April 2024, kurang dari empat tahun setelah dia menyelesaikan hukuman penjara keduanya karena keyakinannya pada Falun Gong.

Zhang Yueqin dan suaminya di masa mudanya

Zhang Yueqin dan suaminya He Yixing, juga seorang praktisi Falun Gong, keduanya ditangkap pada 19 April 2017, dan dijatuhi hukuman 3,5 tahun pada 21 November tahun itu. Setelah permohonan banding mereka ditolak, Zhang dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Hebei di ibu kota Shijiazhuang pada awal April 2018; He dimasukkan ke Penjara Jidong di Kota Tangshan beberapa hari kemudian. Pihak berwenang menangguhkan lebih dari 100.000 yuan uang pensiun Zhang selama masa hukumannya.

Saat menjalani hukuman, Zhang dianiaya hingga dia mengalami gangguan mental dan kesehatannya menurun. Dia dibebaskan pada bulan Oktober 2020. Ketika dia menceritakan apa yang dia alami kepada keluarganya, kakinya gemetar tak terkendali dan dia kesulitan mengatur bicaranya. Dia memberi tahu keluarganya bahwa penjaga memasukkan obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya ke dalam makanannya. Dalam beberapa tahun berikutnya, dia berjuang dengan kesehatan mentalnya yang menurun. Dia juga mengalami kesulitan makan dan sering muntah, serta buang air besar yang mengakibatkan penurunan berat badan secara signifikan. Dia meninggal pada 10 April 2024.

Sebelum hukuman penjara terakhirnya, Zhang, seorang pensiunan dari Pabrik Daging Kota Tangshan, berulang kali ditangkap dan ditahan. Dia sebelumnya dijatuhi hukuman lima tahun pada bulan Januari 2009 dan disiksa secara brutal di penjara.

Disuntik Obat Beracun dan Diceraikan Suaminya, Wanita Hebei Meninggal di Usia 50 Tahun

Zhang Xue dari Kota Tangshan, Provinsi Hebei, mengalami gangguan mental akibat penyiksaan dan pemberian obat-obatan secara paksa setelah penangkapannya pada bulan Maret 2014. Dia juga mengompol dan mengigau. Kesehatannya terus menurun selama bertahun-tahun. Dia meninggal pada Oktober 2020. Dia baru berusia 50 tahun.

Setelah rezim komunis mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, Zhang berulang kali ditangkap dan ditahan. Anak kecilnya menangisinya setiap kali dia ditangkap. Karena tidak tahan dengan tekanan, suaminya menceraikannya.

Penangkapan terakhir Zhang adalah pada 3 Februari 2014. Ketika dia dibebaskan seminggu kemudian pada 10 Februari, ada beberapa luka di dahinya akibat sengatan listrik, matanya merah dan bengkak, bibirnya bengkak, dan ada memar besar di rahangnya. Dia kacau dan matanya sayu. Dia selalu menutupi wajahnya ketika seseorang mencoba berbicara dengannya dan berkata, “Polisi jangan memukuli saya.”

Suatu saat ketika pikiran Zhang sudah jernih, dia memberi tahu kakak perempuannya bahwa, saat mereka membawanya pulang, polisi mencoba membuatnya melompat dari jembatan, namun dia menolak melakukannya. Dia juga mengungkapkan bahwa polisi menahannya di tanah dan memberinya suntikan obat beracun.

Karena penyiksaan dan obat-obatan, Zhang menjadi mengompol dan terus mengigau. Dia meninggal di tempat penampungan tunawisma sekitar Oktober 2020.

Penganiayaan Finansial dan Pelecehan Berulang Kali

Mantan Pekerja Pabrik Pakaian Militer Meninggal dalam Kemiskinan

Ouyang Haiwen dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, meninggal dunia pada 19 April 2024, setelah menderita penyiksaan selama bertahun-tahun di penjara dan kehancuran finansial. Dia berusia 70 tahun.

Almarhum Ouyang Haiwen

Ouyang dulu bekerja di pabrik pakaian militer di Wuhan. Ketika dia menolak melepaskan Falun Gong setelah penganiayaan dimulai, dia dipecat.

Ouyang pergi ke Beijing pada 30 Juni 2000 untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong. Polisi mengenakan sarung tinju dan meninju kepalanya. Dia menderita pendarahan intrakranial dan pingsan. Dia tetap koma selama seminggu dan dokter mengeluarkan dua pemberitahuan kondisi kritis. Karena tidak ingin memikul tanggung jawab atas kondisinya, polisi di Beijing memerintahkan istrinya dan rekan-rekan mereka di Wuhan untuk menjemputnya dan mengantarnya kembali ke Wuhan dengan tangan diborgol. Dia kembali berlatih Falun Gong setelah kembali ke rumah dan segera pulih.

Ouyang ditangkap beberapa kali lagi antara tahun 2001 dan 2004. Dia dijatuhi dua kali hukuman satu tahun di Kamp Kerja Paksa Hewan dan ditahan di pusat pencucian otak.

Penangkapan berikutnya terhadap Ouyang adalah pada 10 Januari 2011, karena memasang pesan tentang penganiayaan di tempat umum. Dia disiksa di pusat penahanan setempat dan ditolak kunjungan keluarganya. Pengadilan setempat mengadilinya secara diam-diam pada 31 Mei 2011. Dia muncul di pengadilan dengan tangki oksigen dan infus. Dia bersaksi untuk pembelaannya dan menegaskan bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun dengan berlatih Falun Gong atau memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan. Hakim menjatuhkan hukuman empat tahun penjara padanya pada pertengahan Juni tahun itu.

Setelah dia dipindahkan ke Penjara Fanjiatai pada awal tahun 2012, para penjaga dan narapidana memukulinya, memaksanya berdiri berjam-jam tanpa bergerak, dan melarang dia membeli kebutuhan sehari-hari karena dia menolak melepaskan Falun Gong. Dia dibebaskan pada 11 Januari 2015.

Mulai bulan September 2020, biro jaminan sosial menangguhkan pembayaran jaminan sosial bulanannya sebesar 2.800 yuan dan memerintahkan dia untuk membayar 130.000 yuan lagi sebelum mengembalikan pembayaran tersebut. Untuk menghidupi dirinya sendiri, ia harus melakukan pekerjaan serabutan meskipun kesehatannya buruk. Ia mengalami pendarahan internal dan meninggal dunia di panti jompo pada 19 April 2024.

Wanita Liaoning Meninggal Setelah Menjalani Hukuman 3,5 Tahun Penjara dan Mengalami Pelecehan Tanpa Henti Setelahnya

Seorang warga Kota Dalian, Provinsi Liaoning, terus menerus menghadapi pelecehan setelah dia hampir tidak bisa menjalani hukuman 3,5 tahun karena keyakinannya pada Falun Gong. Kesehatannya terus memburuk selama bertahun-tahun. Dia meninggal pada 8 Mei 2024. Dia berusia 62 tahun.

Setelah Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, Zhou Huimin, pemilik toko keramik, berulang kali ditangkap dan diganggu karena menjunjung keyakinannya. Di bawah ini adalah catatan penganiayaan yang dideritanya selama bertahun-tahun.

Penahanan pada tahun 2008

Karena berbicara dengan orang-orang tentang penganiayaan Falun Gong, Zhou ditangkap di tokonya pada 23 September 2008. Putrinya dan seorang rekan penjualan juga ditangkap. Dia ditahan di Pusat Penahanan Yaojia untuk jangka waktu yang tidak diketahui.

Penahanan pada tahun 2011

Zhou sedang mengunjungi temannya pada 19 Juli 2011, ketika tujuh petugas berpakaian preman menerobos masuk. Tanpa menunjukkan kartu identitas mereka, mereka memerintahkan Zhou untuk menunjukkan kartu identitasnya. Dia menolak untuk mematuhinya. Polisi menggeledah rumah temannya dan kemudian memborgol dan menyeret Zhou ke mobil mereka.

Ketika Zhou bertanya mengapa dia ditangkap, salah satu petugas menunjukkan kartu identitasnya di depannya tetapi tetap menyembunyikan namanya. “Jika anda petugas polisi, mengapa anda tidak mengenakan seragam dan memberi tahu saya nama anda? Apa yang anda sembunyikan?" Mereka menjawab bahwa tidak apa-apa bagi mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Di kantor polisi, Zhou menolak keluar dari mobil dan berteriak, “Falun Dafa baik!” Polisi mencengkeram lehernya, menutup mulutnya, dan menyeretnya ke atas.

Dia mengatakan kepada petugas yang datang untuk menginterogasinya bagaimana kesehatan dan karakternya meningkat setelah berlatih Falun Gong. Petugas lain mengambil foto pencipta Falun Gong dan memerintahkan dia untuk menginjaknya. Dia dengan tegas menolak. Dia juga menolak bekerja sama ketika mereka mencoba mengambil foto dan mengambil sidik jarinya. Mereka menjambak rambutnya dan meremas jari-jarinya.

Sekitar jam 5 sore, polisi membawa Zhou ke dalam mobil polisi dan menuju ke Pusat Penahanan Kota Dalian. Seorang petugas memukul kepalanya dan menamparnya dengan sepatu ketika dia mencoba mengambil dokumen kasusnya dari petugas lain.

Zhou merasa pusing ketika dia menjalani pemeriksaan fisik yang diwajibkan di pusat penahanan. Polisi mengakui bahwa itu karena mereka memukulnya. Seorang petugas menambahkan, “Saya tidak hanya akan memukulmu, saya juga akan menyiksamu.”

Zhou ditahan selama sebulan. Bekas borgol yang ketat masih sangat hitam saat dia dilepaskan.

Dihukum 3,5 Tahun Setelah Penangkapan pada tahun 2013

Zhou sedang merawat cucunya yang baru lahir di rumah pada 18 Juli 2013, ketika polisi menerobos masuk dan menangkapnya. Mereka bertanya apakah dia masih berlatih Falun Gong. Dia mencoba mengklarifikasi fakta kepada mereka, namun mereka menolak mendengarkan dan membawanya pergi. Dia kemudian dijatuhi hukuman 3,5 tahun dan dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada tanggal 1 April 2014.

Zhou disiksa dan dipaksa bekerja tanpa bayaran di penjara. Akibatnya, dia menderita banyak penyakit, termasuk detak jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Pelecehan yang Berlanjut Setelah Pembebasan dari Penjara

Pada 18 dan 20 April 2017, hanya beberapa bulan setelah Zhou dibebaskan, polisi mengganggu dia dan keluarganya sebanyak dua kali melalui telepon. Pada 21 April tahun itu, mereka mengganggunya untuk ketiga kalinya di rumah dan memutus kabel Internetnya.

Polisi juga melacak anggota keluarga Zhou beberapa kali tanpa sepengetahuannya dan memerintahkan mereka untuk menandatangani pernyataan melepaskan Falun Gong atas namanya. Tidak jelas apakah mereka mematuhinya.

Karena pelecehan tanpa henti, kesehatan Zhou semakin memburuk selama bertahun-tahun. Dia meninggal pada malam 8 Mei 2024.

Laporan Terkait:

Dilaporkan pada bulan Maret 2024: 13 Praktisi Falun Gong Meninggal Akibat Penganiayaan

Dilaporkan pada Februari 2024: 10 Praktisi Falun Gong Meninggal Akibat Penganiayaan

Dilaporkan pada bulan Januari 2024: 13 Praktisi Falun Gong Meninggal Akibat Penganiayaan