(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa dan orang-orang yang berhati nurani dari seluruh dunia merayakan Hari Falun Dafa Sedunia pada 13 Mei tahun ini. Untuk memperingati hari istimewa ini, situs web Minghui telah menerbitkan serangkaian laporan dan ucapan selamat dari Tiongkok dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Masyarakat India yang telah membaca laporan-laporan merayakan ulang tahun ke-32 diperkenalkannya Falun Dafa ke masyarakat mengungkapkan harapan dan penghargaan mereka yang tulus, dengan mengatakan bahwa liputan tersebut telah “memberi semangat,” “menggembirakan,” dan menawarkan “harapan” di era moral yang merosot ini.
Kerabat Praktisi: Pengakuan Dampak Positif dari Falun Dafa
Sanjana Wadadekar, 25 tahun, seorang warga India yang tinggal di Wales, mengatakan bahwa liputan Minghui tentang Hari Falun Dafa Sedunia menyampaikan pesan moral bagi dunia, terutama bagi rezim Tiongkok.
Ibu Sanjana berlatih Falun Dafa, dan dia secara pribadi menyaksikan perubahan ibunya yang menginspirasi dari sakit ke sehat. Dia mengatakan pengalaman ini telah “memperdalam” keyakinannya terhadap Falun Dafa.
Sanjana berkata, “Mengamati perjalanan spiritual ibu saya dari dekat, saya telah menyaksikan secara langsung transformasi ajaib yang terjadi dalam hidupnya. Peningkatan kesejahteraannya, kedamaian batinnya, dan kesadarannya akan tujuan yang diperbarui adalah bukti dampak mendalam dari Falun Dafa. Melihat perubahan positif seperti itu telah memperkuat keyakinan saya pada prinsip ‘Sejati, Baik, Sabar,’ dan kekuatannya untuk membawa perubahan positif dan bermakna dalam hidup kita.”
Dia berkata, “Saya sangat berterima kasih kepada Guru Li Hongzhi [pencipta Falun Dafa] karena telah memperkenalkan Falun Dafa kepada dunia.”
Dia mengatakan bahwa laporan Minghui menyoroti “perkembangan yang menggembirakan” mengenai dukungan internasional yang diterima Falun Dafa dari berbagai negara, yang pada gilirannya menunjukkan “pengakuan kolektif atas manfaat spiritual dan kultivasi moral dalam masyarakat.”
Dia berkata, “Dukungan global ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mendalami dan menerima ajaran Falun Dafa, dan juga berpotensi mengarah pada transformasi pribadi dan masyarakat secara luas.”
Sanjana percaya bahwa liputan Minghui menandakan “pengakuan atas dampak positif” prinsip moral Falun Dafa terhadap individu dan komunitas. Dukungan dunia seperti itu, dia melanjutkan, “sangat penting dalam melawan penindasan dan penyiksaan yang dilakukan pemerintah Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong (juga disebut Falun Dafa).”
Sanjana Wadadekar, seorang perancang busana asal India di Wales.
Merujuk pada laporan Minghui tentang beberapa pejabat yang menyatakan dukungan mereka terhadap Falun Dafa dengan mengibarkan bendera untuk menghormatinya. Sanjana mengatakan peristiwa ini menunjukkan “kontras” antara penindasan yang terus dilakukan oleh rezim Tiongkok terhadap Falun Gong sejak tahun 1999 dan dukungan yang ditunjukkan oleh banyak orang di berbagai negara.
Dia berkata, “Tindakan pemerintah Tiongkok, seperti merobohkan spanduk dan poster [Falun Dafa], mencerminkan upaya berkelanjutan untuk mengekang kebebasan berkeyakinan dan menekan pesan positif Falun Dafa. Ketika negara-negara secara terbuka menghormati dan mengakui Falun Dafa, hal itu merupakan bukti yang kuat terhadap pelanggaran hak asasi manusia [oleh PKT].”
“Dukungan tersebut meningkatkan kesadaran global, memberikan tekanan pada pemerintah Tiongkok untuk mengubah kebijakannya, dan memberikan dukungan moral dan politik kepada mereka yang menderita penganiayaan. Selain itu, pengakuan internasional terhadap nilai-nilai positif Falun Dafa—Sejati, Baik, Sabar—mendorong gerakan global yang lebih luas menuju hak asasi manusia dan kebebasan spiritual, sehingga mempersulit rezim yang menindas untuk bertindak tanpa mempertanggungjawabkan.”
Praktisi Baru: Sebuah Platform yang “Menumbuhkan Harapan”
Mitali Borkar, 34 tahun, dari Maharashtra, mengapresiasi laporan Minghui yang berjudul “Senator Negara Bagian New York Mengeluarkan Proklamasi untuk Mengenali Hari Falun Dafa Sedunia (Bagian 1).”
Dia mengatakan bahwa membaca laporan yang menyoroti para pejabat yang maju untuk menghormati Falun Dafa “menumbuhkan harapan” dan juga membuktikan upaya yang dilakukan oleh praktisi Falun Dafa dari seluruh dunia untuk menjunjung tinggi moralitas dan menghentikan penganiayaan yang terjadi di Tiongkok.
Mitali berkata, “Ini menekankan pentingnya kesadaran dan solidaritas global dalam memerangi pelanggaran hak asasi manusia dan mempromosikan kebebasan berkeyakinan.”
Mitali Borkar, 34 tahun, seorang manajer akun e-niaga dari Maharashtra.
Mitali, yang baru-baru ini mulai membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa, mengatakan nilai-nilai moral Falun Dafa, Sejati, Baik, Sabar “tidak lekang oleh waktu dan dapat diterapkan secara universal.”
Dia berkata, “Mereka sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang adil, damai, dan penuh kasih sayang, yang menjadikan mereka sangat penting dalam dunia yang kompleks dan terpecah saat ini. Prinsip-prinsip dasar ini mendorong individu untuk bertindak secara etis, membantu membina hubungan positif, dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.”
Pensiunan Bankir: Laporan Minghui Adalah “Sikap Syukur”
Viswanathan, 64 tahun, dari kota Bengaluru, telah berlatih Falun Dafa sejak tahun 2010.
Dia mengatakan hatinya “diliputi kegembiraan” melihat banyak sekali ucapan dan laporan yang dipublikasikan di situs web Minghui pada kesempatan Hari Falun Dafa Sedunia ke-25. Dia menyebut ucapan selamat ini sebagai “Sikap syukur kepada Guru Li Hongzhi atas belas kasihnya dalam melakukan semua yang telah Guru lakukan untuk praktisi Falun Dafa dan umat manusia secara keseluruhan.”
Vishwanathan menemukan artikel berjudul “Kanada: Orang Tiongkok Terinspirasi untuk Mundur dari PKT Selama Perayaan Hari Falun Dafa Sedunia di Toronto (Bagian 3).” Dia mengatakan sangat menggembirakan melihat orang-orang Tiongkok dapat mengetahui fakta sebenarnya selama acara di luar negeri dan bersemangat untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Namun katanya, masih banyak lagi, termasuk masyarakat dunia, yang masih belum menyadari apa yang sedang terjadi di Tiongkok.
Dia berkata, “Dalam banyak kasus, praktisi Falun Dafa dipukuli dengan sangat brutal ketika ditahan di penjara Tiongkok sehingga mereka cacat seumur hidup. Pengambilan organ secara paksa [dari praktisi Falun Dafa yang masih hidup] [yang disetujui oleh PKT] yang didokumentasikan dalam banyak kasus adalah [begitu kejamnya] tak terlukiskan, dan sungguh menyayat hati. Ketika seseorang benar-benar memahami sifat PKT, mundur dari Partai adalah respons yang wajar. Kita hanya bisa merasa menyesal karena dikaitkan dengan pemerintahan seperti itu.”
Dia merasa “bersemangat” membaca laporan tentang pengumuman dan penghargaan yang diberikan kepada Falun Dafa oleh pemerintah di seluruh dunia dalam menghadapi penganiayaan selama 25 tahun yang terjadi di Tiongkok.
Dia berkata, “Saya menghargai hati di baliknya. Tindakan kecil apa pun akan berdampak besar dalam situasi seperti ini.”