(Minghui.org) Zhao Yan, seorang wanita berusia 78 tahun yang tinggal di Kota Suining, Provinsi Sichuan, didakwa karena berlatih Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999. Dia sedang menunggu diadili.
Ini bukan pertama kalinya Zhao menjadi sasaran karena keyakinannya. Dia menghadapi gangguan secara terus-menerus dari polisi setempat selama bertahun-tahun dan suaminya hidup dalam ketakutan. Penyakit paru-parunya semakin memburuk dan dia meninggal pada tahun 2023.
Dakwaan terbaru Zhao berasal dari perjalanan yang dia lakukan ke Chengdu (ibu kota Provinsi Sichuan) untuk mengunjungi putrinya. Dia dijadwalkan naik kereta api untuk pulang ke rumah pada tanggal 17 November 2023, namun ditangkap di Stasiun Kereta Chengdu Timur pada hari itu setelah petugas keamanan menemukan flash drive dan uang kertas dengan informasi Falun Gong di bagasinya. Mereka membawanya ke kantor polisi di stasiun kereta dan menginterogasinya.
Polisi memanggil putri Zhao dan memerintahkan dia untuk menemani mereka mengantar Zhao kembali ke Kota Suining. Polisi Chengdu dan rekan-rekan mereka dari Kantor Polisi Jalan Jiefu di Suining menggerebek rumah Zhao sebelum mereka membebaskannya dengan jaminan.
Dua petugas wanita berseragam mengetuk pintu rumah Zhao setelah pukul 10:00, tanggal 5 Desember 2023. Mereka mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk memeriksanya. Salah seorang dari mereka mengeluarkan ponsel dan mulai memotret Zhao.
Kedua petugas itu pergi namun segera menelepon putra Zhao untuk memperingatkan dia agar mengawasi ibunya untuk memastikan dia tidak keluar untuk membagikan materi informasi Falun Gong. Mereka juga mengatakan akan meneleponnya sebulan sekali.
Polisi Chengdu menelepon putri Zhao pada tanggal 11 Desember 2023 dan memerintahkan dia masuk dan menandatangani beberapa dokumen.
Dua petugas pria dan dua orang dari Komite Jalan Yanshi di Distrik Chuanshan, Kota Suining, termasuk sekretaris Duan dan bawahannya Zhang, mengganggu Zhao di rumahnya pada tanggal 17 April 2024. Mereka memaksanya untuk memberikan nomor ponselnya dan pasword Wifi. Mereka mengambil gambar routernya. Mereka juga menelepon putranya dari waktu ke waktu untuk menanyakan situasinya.
Polisi Chengdu menyerahkan kasus Zhao ke Kejaksaan Transportasi Kereta Api Chengdu, yang segera mendakwanya.
Zhao, yang tinggal sendirian, menghadapi persidangan sambil harus menghadapi penyakit mata yang parah dan masalah mobilitas.