Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Meningkatkan Xinxing Saya dengan Membantu Rekan Praktisi

15 Juli 2024 |   Oleh Huiwen, praktisi Falun Dafa di Provinsi Liaoning

(Minghui.org) Saya seorang praktisi Falun Dafa berusia 71 tahun. Saya mengunjungi seorang praktisi lanjut usia, Ailing, dan bertemu putrinya, Cilan, yang juga seorang rekan praktisi. Cilan menyebutkan seorang praktisi wanita, Danya, yang telah menderita karma penyakit dalam waktu lama dan mengalami kesulitan berjalan. Cilan bertanya apakah saya dapat meluangkan waktu untuk menemaninya mengunjungi Danya. Saya berpikir, “Saya memiliki jadwal yang padat dan tidak memiliki waktu luang. Namun karena dia yang meminta saya, ini bukanlah suatu kebetulan.” Rasa tanggung jawab muncul di hati saya, jadi saya setuju untuk mengatur waktu untuk mengunjungi Danya.

Danya memiliki tiga anggota keluarga, dan mereka semua adalah praktisi. Danya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2008 setelah ia memperoleh manfaat dari membaca materi klarifikasi fakta. Putrinya, Eimei, yang masih kuliah, segera memutuskan untuk berlatih, dan suaminya, Fan, mulai berlatih pada tahun 2015 setelah Danya dianiaya karena keyakinannya.

Setelah berbicara dengannya, kami merasa perlu membentuk kelompok belajar Fa di rumah Danya. Mengingat keluarga tersebut baru mulai berkultivasi belum lama ini, tidak akan banyak membantu jika kami hanya belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus beberapa kali bersama. Jika mereka dapat tekun belajar Dafa sebagai kelompok dalam waktu yang lama, mereka benar-benar dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap prinsip-prinsip Fa, yang merupakan hal terpenting.

Kami memutuskan untuk belajar Fa seminggu sekali. Tidak mudah bagi kami untuk pergi ke rumah Danya. Kami semua tinggal jauh darinya, terutama dua rekan praktisi yang harus berganti bus dua kali untuk sampai ke sana. Namun, mereka setuju untuk datang tanpa ragu-ragu. Sejak saat itu, saya tidak pernah meninggalkan kelompok belajar Fa ini. Saya telah hadir selama empat tahun, baik cerah maupun hujan. Hal itu sangat menantang selama pandemi ketika tidak ada layanan bus, dan dalam cuaca buruk saya akhirnya berjalan kaki ke rumahnya.

Danya sendiri merasa mengantuk saat belajar Fa dan tidak dapat menjaga telapak tangannya tetap tegak saat memancarkan pikiran lurus. Ia juga tidak dapat berdiri tegak saat melakukan latihan, dan terkadang terjatuh. Saat kami belajar bersama sebagai satu kelompok, Danya membaik. Namun, ia selalu melewatkan kata-kata saat membaca Fa. Saya mengoreksinya beberapa kali, tetapi ia masih melewatkan kata-kata yang sama di waktu berikutnya. Saat saya mengoreksinya lagi, ia akan berkata, “Saya tidak akan belajar lagi!”

Dia tidak pernah berbicara ketika kami bertukar pengalaman berdasarkan Fa, jadi saya tidak tahu tentang simpul di hatinya. Saya merasa cemas karena saya belum pernah bertemu dengan rekan praktisi seperti itu. Saya bertanya kepadanya, “Katakan apa yang ada di hati anda, dan mari kita bekerja sama untuk meningkat berdasarkan Fa dan keluar dari kesengsaraan secepat mungkin.”

Akhirnya dia berbicara dan berkata bahwa Guru akan menjaganya. Saya bahkan lebih khawatir setelah mendengar ini. Bukankah dia menunggu Guru untuk menyembuhkan penyakitnya, bukannya ingin meningkatkan Xinxing-nya? Tidak heran dia menderita kesengsaraan penyakit dalam waktu yang lama. Sulit untuk menghadapi praktisi seperti ini. Jika anda enggan untuk bersikap langsung kepada mereka, mereka tidak akan menerimanya. Namun, jika anda tidak menunjukkan masalah mereka, itu tidak akan membantu mereka, dan mereka tidak akan berubah. Saya tidak yakin apakah saya harus terus datang, dan ingin mencari alasan untuk meninggalkan kelompok itu. Saya sudah sibuk dan harus menghabiskan waktu ekstra untuk pergi ke sana. Banyak pikiran negatif muncul.

Melihat pola pikir saya yang salah, Guru memberi saya petunjuk beberapa kali. Namun, pada awalnya saya tidak menyadari bahwa itu adalah petunjuk. Saya juga tidak memahami petunjuk tersebut pada kali kedua, jadi saya bertahan pada pemikiran-pemikiran saya. Petunjuk ketiga dari Guru menyadarkan saya, dan saya menyadari bahwa saya salah, sangat bersalah. Saya malu pada diri sendiri karena telah membiarkan Guru mengkhawatirkan saya lagi. Saya buru-buru menyatukan kedua telapak tangan (dalam bentuk heshi) untuk berterima kasih kepada Guru atas bimbingan yang penuh kasih.

Saya menenangkan diri dan mulai mencari ke dalam diri. Melalui perilaku Danya, saya menemukan keterikatan saya untuk tidak menerima kritik, mencari kenyamanan, takut diganggu, takut menderita, egois, memandang rendah orang lain, mencari ke luar, dan menghindari konflik. Saya juga menemukan keegoisan saya yang sangat tersembunyi. Di permukaan, saya cemas untuk Danya, berharap dia bisa keluar dari kesengsaraan dengan cepat. Namun jauh di lubuk hati, niat saya adalah agar saya tidak perlu membuang-buang waktu untuk pergi ke sana. Itu berarti lebih sedikit masalah dan kerja keras bagi saya.

Namun pola pikir ini tidak membantu rekan praktisi tersebut. Ia malah membantu saya! Saya bersyukur bahwa Guru menyadarkan saya dengan palu yang berat. Saya dengan tulus berterima kasih kepada Danya karena telah membantu saya menemukan masalah saya sehingga saya dapat segera memperbaiki diri dan menyingkirkan semua keterikatan yang merugikan, serta mengejar kemajuan pelurusan Fa Guru.

Setelah xinxing saya membaik, saya pun tenang dan bersedia untuk tetap berada di kelompok belajar Fa, karena ini adalah bentuk yang Guru minta untuk kita ikuti. Saya sungguh-sungguh ingin bersama Danya, membantunya menghadapi kesengsaraannya, menyelesaikan konflik kami, dan meningkatkan diri berdasarkan Fa. Saya tidak lagi merasa cemas. Saya ingin mendukungnya apa pun yang terjadi. Kami belajar Fa dengan tekun setiap minggu dan keadaan menjadi semakin baik. Tanpa menyadarinya, kami telah bersama selama dua tahun.

Suami Danya, Fan, harus mengurus semua urusan keluarga sendirian, selain mengurus istrinya. Danya tidak memiliki asuransi kesehatan atau tunjangan pengangguran. Putri mereka tidak memiliki pekerjaan tetap dan memperoleh sejumlah uang dengan menjadi guru privat anak-anak. Keluarga tersebut bergantung pada uang pensiun Fan untuk menutupi biaya rumah tangga. Fan adalah tulang punggung keluarga. Namun, suatu pagi ia tiba-tiba meninggal dunia. Keterkejutan yang tiba-tiba ini memperburuk keadaan. Danya dan Eimei merasa sulit menerima kematiannya.

Rekan-rekan praktisi mengetahui berita tersebut dan datang untuk membantu mengatasi dampaknya. Mereka berbagi pemahaman mereka dengan ibu dan anak tersebut berdasarkan Fa, untuk menenangkan mereka secara emosional. Mereka juga menyelesaikan beberapa kesulitan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menunjukkan kekuatan praktisi Dafa sebagai satu tubuh, dan medan tanpa pamrih dari pengikut Dafa.

Kematian mendadak Fan merupakan pukulan berat bagi Danya. Ia menangis sepanjang hari, dan upaya kami untuk menghiburnya tidak membantu. Kondisi fisiknya semakin memburuk, dan ia akhirnya terbaring di tempat tidur. Putrinya, Eimei, tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah sejak ia masih kecil dan tidak tahu cara memasak. Saya berinisiatif untuk mengajarinya cara membuat makanan sederhana, dan praktisi lain membantunya membeli bahan makanan.

Perbuatan baik itu sungguh menyentuh dan mengagumkan. Kami segera melanjutkan belajar Fa untuk membantu Danya dan Eimei bangkit dari kesedihan mereka sesegera mungkin. Kami menyemangati mereka untuk mengatasi kesengsaraan ini dengan pikiran lurus dan tidak terintimidasi oleh kesulitan yang mereka hadapi. Ailing dan saya bergantian belajar Fa dengan ibu dan anak itu. Ailing belajar Zhuan Falun dengan mereka, sedangkan saya belajar ceramah-ceramah Fa Guru agar mereka dapat meningkat lebih cepat (ini pemahaman saya). Kami belajar Fa, berasimilasi dengan prinsip-prinsip Dafa, dan memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan gangguan kejahatan.

Atas berkah Guru dan bimbingan Dafa, Eimei berangsur-angsur menjadi lebih mantap, dan ia meningkat pesat sebagai seorang praktisi. Wajahnya yang sedih menghilang. Ia belajar memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ia mengatasi banyak kesulitan, dan sekarang dapat mengurus ibunya secara mandiri. Ia juga terus pergi keluar untuk mengajar siswa guna menghidupi keluarganya.

Selain itu, dia juga mulai mencetak materi klarifikasi fakta, dan kami pergi untuk membagikan informasi tersebut kepada orang-orang dan membantu mereka mengetahui kebenaran tentang penganiayaan. Meskipun saya tidak bisa berada di rumah Danya sepanjang hari, saya sering menyempatkan waktu dan membantu semampu saya sambil melakukan tiga hal dengan baik sendiri. Kita semua adalah murid Guru Li Hongzhi dan harus bertanggung jawab dalam membantu satu sama lain.

Eimei berkata dengan penuh pengertian, “Saya sangat sibuk dan lelah setiap hari dan hanya punya sedikit waktu untuk tidur, tetapi saya masih bersemangat. Tubuh ibu saya sangat berat, tetapi saya bisa menggerakkannya dengan tubuh saya yang kecil. Sungguh menakjubkan! Guru membantu saya dan memberi saya kekuatan dan kebijaksanaan. Saya bersyukur atas penyelamatan Guru yang penuh belas kasih. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan praktisi atas bantuan mereka dalam banyak hal. Di masa mendatang, saya akan percaya teguh kepada Guru dan Dafa, dan berlatih dengan tekun sampai akhir.”

Melihat Eimei segera bangkit dari kesengsaraan ini dan menjadi dewasa, saya merasa bahwa praktisi Falun Dafa adalah orang-orang yang paling bahagia dan beruntung di dunia.

Waktu berlalu begitu cepat sehingga kami telah belajar Fa bersama selama dua tahun. Saya menyadari bahwa Guru telah mengatur agar saya memperbaiki Xinxing dan menderita di lingkungan yang unik ini sehingga saya dapat meningkat secepat mungkin. Ini memberi saya kesempatan langka untuk menyingkirkan semua jenis keterikatan dan konsep manusia. Saya telah menyingkirkan keterikatan takut diganggu, takut menderita, tidak menerima kritik, dan memandang rendah orang lain. Sekarang saya dapat bertahan ketika menghadapi sesuatu, mencari ke dalam diri ketika menghadapi konflik, mempertahankan kesabaran, dan berpikir demi orang lain.

Saya berterima kasih kepada Guru atas belas kasih dan bimbingan Guru. Saya berlutut untuk berterima kasih atas penyelamatan Guru. Saya ingin menghargai lingkungan khusus ini dan kesempatan untuk belajar dan berlatih Fa bersama rekan-rekan praktisi. Di waktu mendatang, kita akan belajar Fa bersama, mengultivasi diri kita sendiri, dan melakukan dengan baik tiga hal yang Guru minta dari kita.

Tingkat pemahaman saya terbatas. Mohon koreksi jika ada yang tidak sesuai dengan Fa.

Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan-rekan praktisi!