(Minghui.org) Praktisi dan pendukung Falun Dafa menggelar rapat umum di National Mall dekat Gedung DPR AS pada tanggal 11 Juli untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan yang telah berlangsung selama 25 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Beberapa anggota kongres dan pejabat tinggi menyampaikan pidato di rapat umum tersebut, dan sejumlah anggota parlemen AS mengirimkan ucapan selamat melalui video atau surat dukungan.
Permohonan damai di National Mall dekat Gedung Capitol AS pada tanggal 11 Juli
Praktisi Chen Jingyu berbicara di rapat umum, menyerukan PKT untuk membebaskan saudara perempuannya, Chen Jinghui, dan praktisi lain yang dipenjara.
Para Senator dan Perwakilan DPR mengirimkan surat dan video yang mendesak PKT untuk menghentikan penganiayaan sebelum peringatan 25 tahun.
Dari kiri ke kanan dan atas ke bawah:
Baris pertama: Senator James Risch dari Idaho, Senator Todd Young dari Indiana, Senator Roger Marshall dari Kansas, Perwakilan Sam Graves dari Missouri.
Baris kedua: Perwakilan Rob Wittman dan Gerald “Gerry” Connolly dari Virginia, Perwakilan Bill Pascrell Jr. dari New Jersey, Perwakilan Dan Newhouse dari Washington, Perwakilan French Hill dari Arkansas.
Baris ketiga: Perwakilan Scott Perry dari Pennsylvania, Perwakilan Young Kim dari California, Perwakilan Nancy Mace dari South Carolina Mace, Perwakilan Blaine Luetkemeyer dari Missouri, dan Perwakilan Eleanor Holmes Norton dari Washington, DC.
Anggota Kongres Pat Ryan: Penganiayaan PKT Tidak Dapat Ditoleransi
Anggota DPR Pat Ryan menyampaikan pidato pada rapat umum tersebut.
Anggota Kongres Pat Ryan mengatakan dalam pidatonya bahwa ia senang bertemu kembali dengan para praktisi dan penyelenggara. Mereka telah bekerja tanpa lelah untuk hari yang luar biasa dan bersatu ini. Ia mengatakan bahwa partisipasi mereka dalam acara ini di tengah terik matahari membuktikan keyakinan mereka yang teguh pada Falun Gong (Falun Dafa).
“Kita hadir di sini hari ini untuk membuat pernyataan yang jelas bahwa Amerika Serikat secara bipartisan mendukung komunitas Falun Gong, mendukung kebebasan, mendukung kebebasan beragama, dan menentang serangan langsung Partai Komunis Tiongkok terhadap kebebasan beragama tersebut.”
Anggota Kongres Ryan mengatakan bahwa keteguhan praktisi dalam nilai-nilai Sejati, Baik, dan Sabar adalah contoh yang dapat dipelajari oleh semua orang, terutama di masa-masa sulit ini. Ia berkata, “Oleh karena itu, saya bangga menjadi mitra setia Falun Gong dan menjadi salah satu sponsor Undang-undang Perlindungan Falun Gong. Disahkannya Undang-undang Perlindungan Falun Gong mengirimkan pesan yang jelas dan lantang kepada Partai Komunis Tiongkok. Perilaku mengerikan PKT terhadap Falun Gong tidak akan ditoleransi. Kita harus terus bersatu untuk meminta pertanggungjawaban para pedagang organ atas kejahatan mereka yang keji.”
"Saya akan terus berbicara tanpa ragu atau keberatan terhadap pembatasan dan penganiayaan hak asasi manusia, serta kebebasan menjalankan agama," katanya. "Saya telah bersumpah untuk melindungi dan mendukung anggota komunitas Falun Gong yang dianiaya."
Ia juga bercerita tentang menonton Shen Yun tahun lalu, “Pertunjukan itu merupakan demonstrasi yang spektakuler dan inspiratif tentang mengapa kita harus melestarikan kekayaan seni dan budaya serta sejarah kepercayaan tradisional Tiongkok dalam komunitas Falun Gong, dan mengapa praktisi Falun Gong sangat berkomitmen pada kedamaian batin, mengapa mereka berhak hidup bebas dan tanpa rasa takut.”
Direktur Staf CECC: Pengambilan Organ Secara Paksa oleh PKT Sungguh Mengerikan
Piero Tozzi, Direktur Staf Komisi Eksekutif Kongres untuk Tiongkok (CECC), menyampaikan pidato pada rapat umum tersebut.
Piero Tozzi, Direktur Staf Komisi Eksekutif Kongres untuk Tiongkok (CECC), berbicara atas nama Anggota Kongres Chris Smith dari New Jersey, Ketua CECC, dan Senator Jeff Merkley dari Oregon, Wakil Ketua CECC.
Ia mengatakan selama 25 tahun, Falun Gong telah memperingatkan mereka yang mau mendengarkan tentang bahaya racun Partai Komunis Tiongkok. Penganiayaan terhadap Falun Gong menyingkapkan sifat sebenarnya dari rezim tersebut.
Ia mengatakan dari semua pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan yang dilakukan terhadap Falun Gong, pengambilan organ secara paksa adalah yang paling mengerikan. Praktisi Falun Gong adalah target pertama pengambilan organ oleh PKT.
Ia menyebutkan bahwa ia bertemu dengan dua anggota keluarga praktisi Falun Gong yang dianiaya. “Ayah Zhou You, Zhou Deyong, yang tercantum dalam basis data tahanan politik CECC kami, ditahan pada bulan April 2021, dan sejak itu dijatuhi hukuman delapan tahun penjara. Kesehatannya memburuk, dan ia kehilangan hampir semua giginya.
“Keponakan Kang Shuzhi, Hou Lijun, telah dipenjara sejak tahun lalu. Ia melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan terhadap Falun Gong, dan karenanya, ia dijatuhi hukuman yang lebih berat, termasuk pemukulan, dilarang tidur, dan dipaksa duduk di kursi selama berjam-jam. Ketika keluarganya mengungkap penganiayaan tersebut, ia menerima hukuman yang lebih berat lagi, dan sejak itu ia menghilang.”
Ia menyatakan bahwa atas nama dan dengan izin anggota keluarga Zhou Deyong dan Hou Lijun, CECC menyerukan kepada PKT untuk membebaskan kedua korban ini.
Komisioner USCIRF: Mengecam Penganiayaan PKT
Komisaris USCIRF Asif Mahmood berpidato di rapat umum tersebut
Asif Mahmood, seorang Komisaris Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS (USCIRF), mengatakan dalam pidatonya bahwa dalam 25 tahun sejak PKT mulai menganiaya Falun Gong, situasi kebebasan beragama di Tiongkok telah memburuk, dan praktisi Falun Gong telah menanggung beban penganiayaan PKT.
Ia berkata, “Pihak berwenang Tiongkok telah tanpa henti melecehkan, mengawasi, mendenda, menahan, memenjarakan, menolak perawatan medis, dan menyiksa hingga tewas para praktisi Falun Gong karena kegiatan keagamaan dan advokasi mereka yang blak-blakan. Bahkan ada laporan bahwa pihak berwenang Tiongkok telah terlibat dalam pengambilan organ paksa terhadap praktisi Falun Gong.”
Ia mengatakan USCIRF mengutuk sekeras-kerasnya penindasan brutal PKT terhadap praktisi Falun Gong.
Presiden Yayasan Peringatan Korban Komunisme: Kejahatan Mengerikan Pengambilan Organ Secara Paksa
Dr. Eric Patterson, Presiden dan CEO dari Victims of Communism Memorial Foundation, berpidato di rapat umum tersebut
Dr. Eric Patterson berkata pada bulan Juli 1999, PKT memutuskan untuk benar-benar menindak, dan kita telah melihat penindasan selama 25 tahun. Kita telah melihat hal-hal seperti pembunuhan di luar hukum, pemenjaraan, kejahatan mengerikan berupa pengambilan organ manusia.
Ia berkata, “Jadi, apa visi kita untuk hari-hari mendatang? Pertama, keadilan, akuntabilitas atas kejahatan yang dilakukan terhadap minoritas agama di Tiongkok. Kedua, visi positif tentang kebebasan, kebebasan beragama, dan kebebasan publik lainnya bagi semua warga Tiongkok. Jadi, pada peringatan ke-25 ini, kami berdiri bersama anda dalam solidaritas, dan kami menantikan hari di mana kita akan melihat perubahan tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga kebebasan beragama bagi semua orang di seluruh dunia.”
Penasehat Hukum Alliance Defending Freedom (ADF) International: Penderitaan Falun Gong Sangat Berat
Sean Nelson, Penasihat Hukum Alliance Defending Freedom (ADF) International, berpidato di rapat umum tersebut.
Sean Nelson, Penasihat Hukum Alliance Defending Freedom (ADF) International, berkata, “Banyak orang mengatakan PKT telah melancarkan perang terhadap keyakinan, dan Falun Gong adalah korban pertama dari perang tersebut 25 tahun yang lalu. Begitu banyak pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan beragama yang mengerikan dan berat telah memengaruhi begitu banyak komunitas agama di Tiongkok. Teknik-teknik tersebut dimulai pada Falun Gong.”
Ia mengecam pengambilan organ oleh PKT, salah satu kejahatan paling keji, dan menyebutkan Undang-undang Perlindungan Falun Gong, yang disahkan dengan suara bulat di DPR. Ia berharap undang-undang itu akan segera dibahas oleh Senat, karena RUU itu akan membawa pertanggungjawaban nyata kepada Partai Komunis di Tiongkok.
“Selama lebih dari 25 tahun, Falun Gong telah menderita dalam segala hal yang dapat dibayangkan," kata Nelson. "Hari ini, kami berdiri bersama anda. Kami berdiri bersama masyarakat anda. Kami menyerukan diakhirinya penindasan ini, diakhirinya penyiksaan, diakhirinya pemenjaraan, dan dimulainya era baru kebebasan bagi Falun Gong, dan bagi semua kelompok agama di Tiongkok.”
Presiden Christian Freedom International: Menentang Penganiayaan PKT terhadap Falun Gong
Wendy Wright, Presiden Christian Freedom International, menyampaikan pidato pada rapat umum tersebut.
Wendy Wright, Presiden Christian Freedom International, berkata, “Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk berada di sini bersama anda hari ini. Anda telah menjadi contoh bagi banyak dari kami, yang telah menentang kekejaman yang terjadi di Tiongkok. Kami mendukung anda dalam menentang kekejaman yang terjadi terhadap Falun Gong, umat Kristen, Uighur, dan lainnya yang telah dianiaya oleh komunis Tiongkok tanpa hukuman.”
Ia mengatakan bahwa DPR baru-baru ini meloloskan HR 4132, yang memberikan sanksi kepada orang asing yang terlibat dalam pengambilan organ secara tidak sukarela yang terjadi di Tiongkok. Ia mendorong para praktisi untuk terus mengadvokasi undang-undang tersebut.
“Saya ingin meluangkan waktu sejenak sekarang, saat ini juga, untuk mengenang mereka yang sedang dianiaya oleh komunis Tiongkok, Falun Gong, umat Kristen, Uighur, dan lainnya yang saat ini ditahan di penjara, mengalami kekerasan fisik. Kita berdoa untuk kesembuhan mereka, kita berdoa agar mereka dapat dipersatukan kembali dengan keluarga mereka, dan kita berdoa untuk keadilan. Keadilan bagi mereka dan keadilan bagi mereka yang melakukan kekejaman,” katanya.
Direktur Eksekutif Komite untuk Hak Asasi Manusia di Korea Utara: Dukung Hak dan Kebebasan Praktisi Falun Gong
Greg Scarlatoiu, Direktur Eksekutif Komite untuk Hak Asasi Manusia di Korea Utara, berpidato di rapat umum tersebut.
Greg Scarlatoiu, Direktur Eksekutif Komite untuk Hak Asasi Manusia di Korea Utara, berkata, “Pertama-tama, izinkan saya mengungkapkan kekaguman mendalam saya terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok, di Amerika Serikat, dan di tempat lain di dunia. Bagi kami, para pembela hak asasi manusia yang terlibat dalam begitu banyak perjuangan berat melawan tirani dan penindasan, anda benar-benar menjadi panutan yang tangguh.”
Meskipun ada kampanye represif dan kejam PKT untuk membasmi latihan spiritual kuno ini yang berakar pada tradisi Tiongkok yang autentik dan nilai-nilai universal selama ribuan tahun termasuk Sejati, Baik, dan Sabar, para praktisi tetap bertahan. Seperempat abad setelah dimulainya kampanye besar-besaran PKT dan pembersihan yang bertujuan untuk memusnahkannya, Falun Gong tetap bertahan dan berjuang.
Ia berkata, “Kami memperjuangkan hak dan kebebasan praktisi Falun Gong di Tiongkok dan sekitarnya. Saya adalah salah satu dari banyak orang yang merasa ngeri dengan kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan PKT terhadap praktisi Falun Gong. Pengambilan organ secara paksa secara sistematis khususnya mengguncang hati nurani umat manusia. Sebagai pembela hak asasi manusia, saya merasa gembira mengetahui bahwa DPR telah meloloskan HR 4132, Undang-undang Perlindungan Falun Gong. Dan saya berharap dan berdoa agar Undang-undang tersebut akan disahkan di Senat dan disahkan menjadi undang-undang.
“Di tengah kesulitan yang besar, merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa untuk berdiri di samping kalian, saudara-saudari Falun Gong. Ketahanan dan kegigihan kalian adalah mercusuar harapan sejati bagi kita semua.”
Presiden Pusat Layanan Global Pengunduran Diri dari PKT: PKT Sedang Dibuang ke Tempat Sampah Sejarah
Yi Zhongyuan, Presiden Pusat Layanan Global untuk Pengunduran Diri dari PKT, berpidato di rapat umum.
Yi berkata, “Hari ini, saya merasa sangat terhormat untuk berbicara atas nama Pusat Layanan Global untuk Pengunduran Diri dari Partai Komunis Tiongkok guna berbagi dengan anda berita baik bahwa lebih dari 432 juta orang Tiongkok telah meninggalkan Partai Komunis Tiongkok, dan afiliasinya. Selamat kepada 432 juta orang Tiongkok atas keberanian mereka dalam memilih kebebasan dan masa depan yang cerah.
"Seperti yang dapat kita lihat, dengan 432 juta warga Tiongkok yang telah keluar dari PKT, gerakan Tuidang (gerakan keluar dari PKT) yang signifikan ini telah membawa perubahan sosial yang mendasar di Tiongkok saat ini. Partai Komunis Tiongkok sedang dalam proses tersapu ke tempat sampah sejarah.
“Kami mendesak masyarakat internasional untuk mendukung gerakan Tuidang, untuk mendukung pilihan rakyat Tiongkok untuk kebebasan. Sekarang saatnya untuk mengakhiri penganiayaan brutal PKT terhadap Falun Gong; saatnya untuk mengakhiri penganiayaan PKT terhadap semua orang Tiongkok; saatnya untuk mengakhiri rezim paling jahat di dunia. Mari kita bekerja sama dan bersiap untuk dunia yang lebih baik tanpa PKT.”