(Minghui.org) Pada tanggal 19 dan 20 Juli 2024, praktisi dari Tokyo, Osaka, Nagoya, Fukuoka, dan Sapporo mengadakan rapat umum di depan kedutaan dan konsulat masing-masing daerah untuk memprotes penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok. Mereka meminta Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk mengakhiri penganiayaan yang telah berlangsung selama 25 tahun dan berharap lebih banyak negara dan orang akan bergabung dengan mereka untuk mengutuk penganiayaan PKT dan bertindak untuk menghentikan kekejaman tersebut.
Pada tanggal 19 Juli, praktisi pergi ke Konsulat Tiongkok di Osaka untuk menyampaikan tuntutan mereka. Praktisi Fukuoka pergi ke Konsulat Tiongkok di Fukuoka, memajang spanduk yang menyerukan pengakhiran penganiayaan, meskipun hari itu angin besar dan hujan.
Para praktisi melakukan aksi damai di depan Konsulat Tiongkok di Osaka pada tanggal 19 Juli.
Para praktisi melakukan aksi damai di depan Konsulat, Pusat Fukuoka pada tanggal 19 Juli.
Menyerukan PKT untuk Segera Melepaskan Kerabat Mereka dan Semua Praktisi Falun Gong yang Ditahan Secara Ilegal
Pada tanggal 20 Juli, praktisi pergi ke Kedutaan Besar Tiongkok di Tokyo untuk menyampaikan tuntutan mereka secara damai. Praktisi Zhang Yiwen dan kerabat Zhang Shuhui di Tiongkok baru-baru ini ditangkap. Mereka membentangkan spanduk yang menyerukan perhatian dari masyarakat internasional dan menuntut agar PKT segera membebaskan kerabat mereka dan semua praktisi Falun Gong yang ditahan secara ilegal.
Zhang Yiwen (tengah) membaca surat protes di depan Kedutaan Besar Komunis Tiongkok.
Zhang Yiwen membacakan surat di depan kedutaan besar Tiongkok. Ibunya, Wang Lingyan, seorang praktisi Falun Gong di Kota Baoji, Provinsi Shaanxi, ditahan secara ilegal oleh polisi pada tanggal 11 April tahun ini. Ia dibawa dari rumahnya dan ditahan di Pusat Penahanan No. 2 Kota Baoji. Ia telah didakwa secara resmi oleh departemen keamanan publik dan menghadapi hukuman. Keluarganya belum dapat bertemu dengan Wang, dan pengacaranya hanya menemuinya satu kali. Rincian pertemuan tersebut tidak diketahui.
Dalam suratnya, Zhang Yiwen menggambarkan betapa sakitnya ibunya sebelum ia berlatih Falun Gong. Setelah penganiayaan dimulai, ia dianiaya berkali-kali. Zhang mengatakan bahwa pengalaman ibunya hanyalah puncak gunung es dari banyak praktisi Falun Gong yang dianiaya.
Zhang Shuhui (tengah) beraksi di depan Kedutaan Besar Tiongkok.
Bibi Zhang Shuhui, Zhong Fangqiong, seorang praktisi Falun Gong di Chengdu, ditangkap oleh polisi dari Kantor Polisi Selatan di Distrik Xindu, Chengdu pada tanggal 27 Juni 2024. Ia ditahan di Pusat Penahanan Kota Chengdu. Zhang Shuhui berkata, “...kebebasan untuk percaya pada Falun Gong di Tiongkok juga harus dilindungi. Tidak ada hukum dalam konstitusi Tiongkok yang menyatakan bahwa berlatih Falun Gong adalah ilegal. Zhong tidak melanggar hukum apa pun dan harus segera dibebaskan.”
Praktisi di Tokyo memperagakan latihan di sebuah taman.
Nguyen (pria), seorang praktisi dari Tokyo, berkata, “Saya mulai berlatih Falun Gong pada tahun 2019. Dulu saya memiliki banyak masalah kesehatan dan kebiasaan buruk. Setelah berlatih, saya menyingkirkan kebiasaan buruk, dan penyakit saya pun hilang. Hati membaik, emosi membaik, dan keluarga saya menjadi harmonis. Saya belajar memperlakukan teman, keluarga, dan masyarakat dengan baik, dan pekerjaan saya pun menjadi lebih mudah.”
Ruan (pria) berkata, “Saya datang ke sini untuk memberi tahu orang-orang bahwa Falun Dafa Baik! Sejati-Baik-Sabar Baik! Falun Gong bermanfaat bagi orang-orang dan tidak merugikan siapa pun. Tujuan saya yang lain adalah memberi tahu orang-orang tentang fakta sebenarnya tentang penganiayaan terhadap Falun Gong.”
Praktisi Nagoya membentangkan tiga spanduk di depan Konsulat Tiongkok, menyerukan PKT untuk menghentikan penganiayaan 25 tahun terhadap Falun Gong.
Pada pukul 11 pagi tanggal 20 Juli, praktisi di Nagoya berkumpul di depan Konsulat Tiongkok dan membentangkan tiga spanduk: “Falun Dafa,” “Falun Gong—Memprotes 25 Tahun Penganiayaan,” dan “Hentikan Penganiayaan Falun Gong,” yang menyerukan PKT untuk menghentikan penganiayaan.
Nguyen Thi Huy (wanita), yang berpartisipasi dalam acara tersebut, mengatakan, “Sekarang, semakin banyak orang yang melihat sifat jahat PKT, dan setiap orang memilih apa yang dapat mereka lakukan untuk mengungkap perbuatan PKT. Meskipun cuaca hari ini panas, praktisi membentangkan spanduk di depan Konsulat Tiongkok untuk menyerukan pengakhiran penganiayaan.”
Nguyen berkata, “Polisi yang menjaga ketertiban di sini tahu bahwa kami melakukan aksi dengan damai dan rasional, dan sikap mereka terhadap kami menjadi semakin baik. Khususnya, pengesahan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong baru-baru ini oleh DPR Amerika Serikat telah membuat kami merasa bahwa penganiayaan akan segera berakhir.
Pada tanggal 20 Juli, praktisi mengadakan acara di depan Konsulat Tiongkok di Sapporo untuk mengungkap penganiayaan yang telah berlangsung selama 25 tahun.