Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Hari-hari Saya di Pusat Penahanan Selama Penganiayaan terhadap Falun Dafa

15 Agu 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya lahir di tahun 90an. Saya menjadi seorang praktisi Falun Dafa ketika saya masih kecil tetapi berhenti berlatih setelah mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) memprakarsai penganiayaan terhadap Falun Gong. Lebih dari dua dekade kemudian, pada tahun 2021, saya kembali berlatih meskipun penganiayaan masih berlangsung. Setahun kemudian, pada bulan Mei 2022, saya dan suami saya yang praktisi ditangkap karena meningkatkan kesadaran tentang latihan dan penganiayaan. Saya ditahan di pusat penahanan selama lebih dari setahun. Berikut ini adalah apa yang saya alami selama waktu itu.

Meningkatkan Karakter Saya

Di pusat penahanan, saya berada di sel kecil bersama lebih dari 20 orang lainnya. Setiap orang harus tidur menyamping pada malam hari karena keterbatasan tempat. Jika anda pergi ke kamar mandi pada malam hari, ruang kecil anda akan terisi, dan anda tidak lagi punya tempat untuk tidur.

Ada berbagai macam aturan yang membatasi kebebasan narapidana. Kami harus mengepel lantai sel sepuluh kali sehari, karena tidak boleh ada rambut atau sisa makanan di lantai. Standar kebersihannya sangat ketat, dan pel diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori: untuk tempat nampan makanan, untuk lantai di bawah tempat nampan makanan, untuk bagian lantai lainnya di dalam sel, untuk tempat tidur, dan untuk kamar mandi. Jika seseorang melakukan kesalahan dan menggunakan alat pel yang salah, dia harus membayar alat pel baru dengan dananya sendiri.

Seorang narapidana bernama Bai bertugas memberikan tugas sehari-hari. Saat pertama kali sampai di sana, saya tidak tahu alat pel mana yang akan digunakan untuk apa. Dia memberi saya petunjuk yang salah, jadi saya menggunakan alat pel yang salah. Seorang narapidana yang bertugas mengawasi, memerintahkan saya untuk membeli alat pel baru. Saya tidak senang karena saya telah mengikuti instruksi Bai. Namun saya segera teringat apa yang Guru katakan dalam Ceramah 8, Zhuan Falun:

“Dalam berbagai gangguan Xinxing, anda mengalami kerugian. Dalam lingkungan yang sulit semacam ini, ditempa tekad anda, ditingkatkan Xinxing anda…”

Saya tahu sudah waktunya meningkatkan Xinxing, jadi saya setuju untuk mengganti alat pel. Bai merasa tidak enak mengenai hal itu dan menjelaskan kepada narapidana bahwa ini adalah hari pertama saya, dan memintanya untuk tidak menghukum saya.

Bai sangat keras pada saya tanpa alasan tertentu dan sering mengganggu saya. Jika seseorang menjatuhkan sehelai rambut ke lantai setelah seorang narapidana veteran membersihkannya, dia akan meminta siapa pun yang memiliki rambut itu untuk mengambilnya, dengan mengatakan bahwa kita harus menghormati kerja keras orang lain. Namun jika seseorang menjatuhkan rambutnya setelah saya membersihkan lantai, dia akan menyuruh saya membersihkan lantai lagi, bahkan setelah seseorang memberi tahu dia rambut siapa itu.

Ketika seseorang membersihkan dudukan toilet, Bai tidak pernah peduli untuk melihat bagaimana mereka melakukannya, atau apakah dudukan toilet tersebut benar-benar bersih. Jika tiba giliran saya untuk membersihkan dudukan toilet, dia akan berdiri di samping saya dan menyuruh saya menyikatnya tepat 30 kali.

Ada lebih dari 20 pasang sandal di dalam sel yang seharusnya diletakkan di samping dinding sisi timur, menghadap barat. Mereka seharusnya disusun berdasarkan ukuran dengan pasangan terbesar di sisi utara dan pasangan terkecil di sisi selatan. Ketika orang lain sedang bertugas, aturan ini tidak terlalu menjadi masalah. Ketika saya sedang bertugas, dia menyuruh saya menata ulang sandal itu berulang kali.

Saya juga satu-satunya orang yang harus berhadapan dengannya ketika saya bekerja, sehingga dia dapat melihat apa yang saya lakukan. Suatu kali saya lupa menghadap saat saya bekerja, dan dia memerintahkan saya untuk mengepel lantai selama sepuluh hari berikutnya. Saya tidak senang dengan hal itu, tapi saya tidak berdebat dengannya, mengetahui bahwa saya harus menjaga Xinxing saya sebagai seorang praktisi. Narapidana lain membela saya dan memberi tahu Bai bahwa dia tidak bersikap masuk akal. Untuk pertama kalinya, dia berubah pikiran. Saya tahu bahwa lingkungan membaik karena Xinxing saya meningkat.

Sebelum saya ditahan, saya menjalankan bisnis dan mempunyai beberapa karyawan. Saya selalu menjadi orang yang memberi perintah, dan sulit bagi saya untuk menghadapi banyak hal di pusat penahanan. Berkali-kali saya hampir kehilangan kesabaran, namun pada saat itu, saya teringat apa yang Guru katakan dalam “Apa yang Dimaksud Kesabaran?” dalam Petunjuk Penting untuk Gigih Maju:

“Kesabaran adalah kunci untuk meningkatkan Xinxing”

Saya kemudian diam dan tidak berdebat dengan Bai. Namun saya tetap berharap dia akan dipindahkan ke penjara untuk menjalani hukumannya. Dia pernah mengisi formulir tetapi tidak keluar karena beberapa kesalahan dokumen. Saya mencari ke dalam dan tahu bahwa saya belum melepaskan keterikatan saya pada keadilan yang dangkal. Saya berhenti merasa marah dan kesal dengan tuntutan dan pelecehannya yang tidak masuk akal. Setelah itu Bai berhenti bersikap keras terhadap saya dan segera dipindahkan ke penjara.

Setelah Bai pergi, narapidana lain mengatakan kepada saya bahwa saya telah menahan terlalu banyak hal darinya, dan mereka akan bertengkar dengannya jika dia menyerang mereka seperti yang dia lakukan terhadap saya. Saya memberi tahu mereka bahwa saya memiliki sifat pemarah sebelum berlatih Falun Dafa dan mudah tersinggung, serta prinsip-prinsip Falun Dafa telah mengajarkan saya toleransi dan bagaimana tetap tenang. Banyak narapidana menjadi penasaran dengan Falun Dafa dan membaca puisi Guru Hong Yin bersama saya. Beberapa orang yang menderita penyakit kronis merasakan kelegaan yang luar biasa dari gejala-gejala yang menyakitkan tersebut setelah mereka melafalkan kalimat keberuntungan “Falun Dafa baik, Sejati, Baik, Sabar adalah baik.” Salah satu dari mereka sembuh total dari masalah kesehatannya. Semua narapidana di sel menyaksikan kekuatan penyembuhan Falun Dafa.

Membalas Kebencian dengan Kebaikan

Sebelum saya mempunyai sandal sendiri pada hari pertama, seorang penjaga menyuruh saya memakai sandal Zhao untuk mandi. Ketika Zhao mengetahui sandalnya basah, dia memarahi saya. Saya meminta maaf dan meminjam beberapa tisu untuk mengeringkan sandal. Dia kemudian semakin marah dan benar-benar membentak saya. Penjaga itu membentaknya dan menyuruhnya diam. Benih dendam terhadap saya ditanam di diri Zhao.

Begitu saya mengenal tahanan lainnya, saya mulai mengklarifikasi fakta kepada mereka. Saya senang melihat banyak dari mereka mengetahui fakta kebenaran dan mematut diri dengan prinsip-prinsip Falun Dafa. Suatu hari dua narapidana memberi tahu saya bahwa Zhao telah melaporkan saya ke penjaga sel karena berbicara tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa, mengetahui bahwa penjaga dapat menempatkan saya di bawah pengawasan ketat, di sel isolasi, atau diborgol dan dibelenggu.

Saya menolak untuk merasa takut, dan memilih untuk mengklarifikasi fakta, karena itu adalah hal yang paling benar untuk dilakukan. Saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan kekuatan lama yang ingin mengganggu saya dalam menyelamatkan orang, dan meminta Guru membantu saya membuat semuanya berjalan lancar. Saya berharap saya bisa mencegah Zhao mengembangkan opini negatif tentang Falun Dafa karena ketegangan di antara kami.

Suatu hari Zhao kalah dalam perkelahian dengan narapidana lain, yang mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan baginya. Dia duduk di tempat tidur dan menangis. Dia membuat keributan, dan penjaga menjadi kesal dan menyuruhnya untuk melupakannya. Tak seorang pun di sel menyukainya dan berusaha menghiburnya karena dia mengganggu semua orang. Beberapa bahkan mengolok-oloknya. Merasa rentan, Zhao bergumam bahwa dia tidak ingin hidup lagi. Saya pergi dan duduk di sampingnya, memegang tangannya, dan menghiburnya. Tak seorang pun di sel dapat mempercayai apa yang mereka lihat—di sini saya bersikap baik dan sabar kepada orang yang baru saja melaporkan saya. Sikap Zhao terhadap saya berubah hari itu. Ajaran Falun Dafa memberi saya kebijaksanaan dan pengampunan yang diperlukan dalam situasi tersebut. Semua orang di sel menyetujui apa yang saya lakukan dan berhenti melaporkan saya karena mengklarifikasi fakta.

Dalam Belenggu dan Borgol

Semua narapidana diharuskan menghafal peraturan pusat penahanan, tapi saya menolak. Saya menolak untuk mengakui pengaturan kekuatan lama, karena peraturan tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang telah melakukan kejahatan, dan berlatih Falun Dafa bukanlah sebuah kejahatan. Saya juga bersikeras melakukan latihan di sel setiap hari, dan seseorang melaporkan saya ke kepala penjaga.

Para penjaga memborgol dan membelenggu saya yang dihubungkan dengan rantai pendek sepanjang 10 cm (4 inci). Saya tidak bisa meluruskan punggung dan harus berjalan membungkuk sepanjang waktu. Jika saya ingin menggunakan toilet, seseorang harus membantu saya. Berada dalam posisi yang tidak wajar itu memberikan banyak tekanan pada tubuh saya dan menyebabkan saya kesakitan.

Setelah penjaga melakukan itu, tiba waktunya semua orang keluar untuk mencari udara segar. Saya menunjukkan kepada semua orang bagaimana saya diperlakukan dan meneriakkan fakta tentang penganiayaan brutal, mulai dari kebohongan bakar diri di Tiananmen hingga pengambilan organ secara paksa. Saya berteriak dengan seluruh kekuatan yang saya miliki selama setengah jam. Kepala penjaga mencoba menghentikan saya tetapi saya tidak mundur. Saya meneriakkan semua yang saya tahu. Dalam pikiran saya, saya tidak perlu lagi memperhatikan keselamatan karena mereka sudah tahu bahwa saya adalah seorang praktisi. Tidak ada yang dapat menghalangi saya pada saat itu, dan saya melakukan apa yang harus dilakukan seorang praktisi: mengklarifikasi fakta.

Apa yang saya lakukan memicu perbincangan di pusat penahanan. Seorang tahanan yang dipindahkan ke sel kami berkata kepada saya, “Semua orang di sel saya berpikir bahwa apa yang anda katakan sangat masuk akal.” Salah satu teman satu sel saya bertemu dengan narapidana lain ketika dia berada di pengadilan untuk sidang. Narapidana mengatakan kepadanya, “Praktisi Falun Dafa di sel anda berbicara dengan baik.” Direktur pusat penahanan berbicara dengan saya tentang kejadian tersebut. Saya mengambil kesempatan ini untuk mengklarifikasi fakta kepadanya. Dia mendengarkan semua yang saya katakan dan mengatakan kepada saya, “Saya dapat melihat bahwa anda adalah orang yang baik dan masuk akal.” Saat itu, saya pikir penderitaan pahit ini tidak sia-sia karena memberi saya kesempatan untuk menyadarkan orang-orang akan kebenaran.

Setelah saya diborgol dan dibelenggu selama tujuh hari, kepala penjaga memerintahkan saya untuk menulis surat permintaan maaf. Teman satu sel lainnya mengatakan kepada saya bahwa jika saya mengakui bahwa saya gagal mengikuti perintah maka belenggu dan borgol akan dilepas. Mengetahui bahwa saya hanya akan lulus ujian jika saya mengklarifikasi fakta kepada kepala penjaga, saya menulis enam halaman tentang bagaimana saya dan suami meningkatkan standar kesehatan dan moral kami karena latihan ini. Dua hari kemudian kepala penjaga memanggil saya ke kantornya. Dia berkata, “Kami semua memiliki hati, dan cerita anda menyentuh hati kami semua.” Dia melepaskan borgolnya dan dengan lembut mengusap tanda merah di pergelangan tangan saya. Sejak saat itu sikapnya terhadap saya berubah total.

Bentuk Lain Penganiayaan

Melihat bagaimana reaksi saya setelah diborgol dan dibelenggu, teman satu sel saya tahu bahwa selama mereka tidak mengganggu latihan saya, saya mudah bergaul dan sangat ramah. Akibatnya, lingkungan positif terhadap Falun Dafa tercipta di dalam sel.

Penganiayaan kembali terjadi dalam bentuk lain. Persidangan terhadap seorang Kristen di sel kami mengungkapkan bahwa dia telah mengubah dua teman satu sel lainnya menjadi Kristen. Pihak berwenang menyebutnya “menyebarkan agama sesat.” Orang Kristen disuruh berdiri diam selama 30 hari, kecuali saat dia makan dan tidur. Kepala penjaga sangat marah sehingga dia menempatkan semua orang di sel kami di bawah pengawasan ketat selama 15 hari, yang berarti kami tidak boleh mencuci atau mandi selama hari-hari musim panas itu, dan kami harus berdiri diam sepanjang hari kecuali kami sedang makan atau tidur. Ketika semua orang menyalahkan orang Kristen itu, mengutuknya, dan bersikap sangat tidak ramah terhadapnya, saya mengulurkan tangan membantu dia, dan dia sangat tersentuh.

Kepala penjaga memerintahkan penjaga sel untuk menulis pernyataan untuk menjamin bahwa tidak ada seorang pun yang menyebarkan keyakinan agama apa pun, dan semua orang di sel harus menandatanganinya. Saya tahu bahwa kekuatan lama menggunakan kejadian ini, yang tampaknya tidak ada hubungannya dengan saya, untuk memaksa saya menandatangani pernyataan jaminan. Saya menolak untuk menandatanganinya. Narapidana lain khawatir saya akan diborgol dan dibelenggu lagi, dan berkata, “Anda tidak membuat masalah. Tidak apa-apa untuk menandatanganinya, jangan khawatir. Penjaga mungkin akan menghukum kami jika tanda tangan anda hilang.” Saya berkata, “Saya yang akan disalahkan. Katakan saja kepada kepala penjaga bahwa saya bersikeras untuk tidak menandatangani, dan saya tidak akan membuat siapa pun mendapat masalah.” Ketika penjaga sel menyerahkan pernyataan kepada kepala penjaga, kepala penjaga berkata dengan enteng, “Memangnya akan terjadi hal apa jika ada tanda tangan yang hilang. Pejabat pengawas mungkin tidak akan membaca pernyataan itu.” Saya lulus ujian lagi.

Catatan Penutup

Saya menyadari bahwa pusat penahanan adalah lingkungan kultivasi yang sangat kompleks. Di tempat yang kecil ini, orang-orang saling berhubungan erat, dan konflik terjadi secara tiba-tiba dan sering terjadi. Konflik-konflik ini semuanya sepele, seperti siapa yang punya lebih banyak ruang di tempat tidur, siapa yang sedikit bermalas-malasan, siapa yang membuang lebih banyak waktu, dan lain-lain. Ini adalah tempat di mana seorang praktisi dapat menunjukkan betapa dia berbeda dari orang-orang biasa. Tanpa kekuatan yang diberikan Falun Dafa kepada saya, saya tidak akan berhasil dalam lingkungan seperti itu. Saya sangat berterima kasih kepada Guru.