Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mencari ke Dalam dan Menghindari Pengakuan terhadap Ilusi di Permukaan

11 Sep. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Dalam beberapa tahun terakhir, saya merasa bahwa situs web Minghui adalah platform tempat Guru menunjukkan belas kasih dan kepedulian yang luar biasa kepada para pengikut. Pengalaman kultivasi rekan-rekan praktisi yang menyentuh hati mengungkapkan pemahaman mendalam mereka tentang Fa dan bagaimana mereka melakukan tiga hal dengan baik di lingkungan masing-masing. Melalui situs web Minghui, Guru juga memungkinkan para pengikut untuk melihat perubahan dalam proses pelurusan Fa dan kondisi kultivasi para pengikut Dafa.

Saya ingin berbagi bagaimana saya telah mencari ke dalam dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan Xinxing (kualitas moral) saya.

Mengatasi Karma Penyakit

Sebelum berkultivasi, saya dirundung dan tersiksa oleh berbagai penyakit. Pada usia 11 tahun, saya didiagnosis menderita skoliosis idiopatik. Setelah itu saya didiagnosis menderita artritis reumatoid, miokarditis virus, suplai darah ke otak tidak mencukupi, rinitis, faringitis, dan neurosis lambung. Saya tidak bisa makan atau tidur dengan baik. Saya terus-menerus merasa pusing dan merasakan nyeri di sekujur tubuh. Saya sering pergi ke rumah sakit namun merasakan nyeri yang luar biasa.

Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998. Dalam waktu kurang dari sebulan, saya bisa duduk tanpa nyeri. Sakit punggung saya berhenti, dan saya bisa makan makanan apa pun, hangat atau dingin. Dulu saya butuh waktu satu jam untuk berjalan, yang bagi orang normal hanya butuh 10 menit, tetapi sekarang saya bisa menaiki tangga tanpa masalah. Pada hari pernikahan sepupu saya, saya mengendarai sepeda ke tempat resepsi, yang membuat semua orang takjub. Sejak saat itu, saya terbebas dari penyakit. Selama lebih dari 20 tahun, saya tidak minum satu pil obat pun. Saya telah tenggelam dalam kebahagiaan dan kegembiraan setiap hari.

Namun, akhir-akhir ini saya sering merasakan nyeri di tangan, lengan, punggung, dan kaki. Sebuah pikiran buruk terlintas di benak saya, “Mungkinkah spondylosis serviks saya kambuh?” Saya segera menyangkal pikiran ini dan segera memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkannya. Saya berkata pada diri sendiri, “Saya adalah murid Guru Li Hongzhi. Guru mengatur jalur kultivasi saya, dan saya menyangkal dan melenyapkan pengaturan lainnya. Saya hanya mengikuti jalur kultivasi yang diatur oleh Guru.”

Saya terbangun suatu pagi dengan rasa sakit di sekujur tubuh. Saya berkata kepada diri sendiri, “Apa pun yang terjadi, saya harus tetap tekun menyelesaikan latihan. Betapa pun tidak nyamannya perasaan saya, saya tidak boleh menunda tiga hal. Saya harus keluar untuk mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan orang. Ini semua adalah ilusi. Jika kejahatan membuat saya menderita, saya akan membuatnya semakin menderita; jika kejahatan membuat saya merasa sakit, saya akan membalas semua rasa sakit itu kepadanya. Karena apa yang saya lakukan adalah hal yang paling lurus di seluruh alam semesta—menyelamatkan makhluk hidup adalah misi dan tanggung jawab saya. Itu adalah persyaratan Guru bagi para pengikut, dan siapa pun yang mengganggu berarti melakukan kejahatan.” Dengan tekad ini, saya berulang kali menyingkirkan gangguan dan dengan tegas melangkah keluar dari rumah.

Ketika saya keluar untuk mengklarifikasi fakta, saya tidak merasakan sakit. Saya sangat memahami bahwa Guru telah menanggung karma untuk saya lagi. Saya perlu menggunakan alat yang telah Guru berikan kepada para murid—mencari ke dalam—untuk menyingkirkan gangguan yang memengaruhi tubuh saya. Saya tidak bisa selalu membiarkan Guru kita yang penuh kasih menanggung dan berkorban untuk saya, karena hal itu akan membuat saya tidak layak menjadi pengikut sejati.

Saya melihat ke dalam diri saya dan menemukan alasan yang digunakan oleh kejahatan untuk menganiaya saya. Saya tidak tekun melakukan latihan kedua selama satu jam setiap hari. Ini adalah satu keterikatan besar yang memungkinkan kejahatan menemukan alasan untuk menganiaya saya. Saya merasa malu karena gagal menyelesaikan tugas yang mudah seperti itu! Saya bertekad untuk melakukannya selama satu jam setiap hari tanpa kecuali.

Suka Cita Mencari ke Dalam

Suatu malam, saya bermimpi dengan jelas. Adik laki-laki saya dan saya sedang berjalan, dan adik perempuan saya ada di depan kami. Saya memanggilnya, tetapi dia seperti tidak mendengar dan terus berjalan. Saya menyuruh adik laki-laki saya untuk memanggilnya, tetapi apa pun yang saya katakan, dia juga sepertinya tidak mendengar—dia hanya memasang wajah kosong. Kegelisahan saya membuat saya terbangun. Adegan dari mimpi itu terus terputar dalam pikiran saya, dan saya tidak dapat memahami apa artinya.

Sebuah pikiran muncul di benak saya: Lepaskan sentimentalitas! Hanya dengan melepaskan sentimentalitas anda dapat melangkah maju. Jangan terjerat dalam emosi.

Saya menyadari bahwa saya memang terlalu sentimental, selalu memikirkan orang ini atau orang itu. Awal tahun ini, saya telah memilih hari yang baik dan mengundang saudara-saudara saya ke rumah saya untuk reuni, tetapi tidak seorang pun dari mereka datang. Saya akhirnya mengerti—mereka membantu saya melepaskan sentimentalitas. Saya sangat berterima kasih kepada mereka! Saya memutuskan untuk membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Saya tidak akan memaksakan apa pun atau terjerat atau terganggu oleh sentimentalitas.

Beberapa hari yang lalu, saya meminta suami saya untuk melakukan sesuatu, dan dia menjadi sangat tidak sabar. Meskipun saya menahan diri untuk tidak berdebat dengannya, saya berpikir, "Anda bermain dengan ponsel sepanjang hari dan menjadi marah ketika diminta melakukan tugas sekecil itu." Setiap beberapa hari, dia akan menyebutkan sesuatu yang saya lakukan yang membuatnya kesal. Awalnya saya berpikir, "Katakan apa pun yang anda mau." Sekarang saya menyadari bahwa apa pun yang telah terjadi telah menargetkan hati saya. Saya perlu memegang standar yang lebih tinggi pada diri saya sendiri dan mencari ke dalam diri sendiri tanpa syarat.

Saat saya mencari ke dalam diri sendiri, saya menyadari bahwa suami saya telah membantu saya melepaskan keinginan untuk mendengar kata-kata yang menyenangkan. Bagaimana saya bisa menyalahkannya? Saya seharusnya bersyukur.

Selama sesi belajar Fa, saya pernah mengoreksi seorang rekan praktisi yang telah melakukan kesalahan saat membaca. Praktisi itu menjawab, "Mengapa anda tersenyum? Apa maksudmu dengan itu?" Saya menjelaskan bahwa saya tidak bermaksud apa-apa dengan senyuman saya, tetapi dia tidak senang.

Ketika saya tiba di rumah, saya pikir rekan praktisi ini benar-benar tidak masuk akal. Keesokan harinya, saya terus merenungkan kejadian itu dan menyadari bahwa saya perlu memperluas kapasitas saya untuk memahami. Saya menemukan bahwa latihan saya untuk mencari ke dalam diri sendiri bersifat kondisional. Saya merasa nyaman mencari ke dalam diri sendiri jika saya menyadari kesalahan saya, tetapi tidak nyaman jika saya merasa telah melakukan kesalahan. Saya menyadari bahwa saya harus mencari ke dalam diri sendiri tanpa syarat, terlepas dari apakah saya tampak benar atau salah di permukaan.

Kata-kata Guru terngiang di telinga saya:

“Bertengkar dan berkelahi dianggap sebagai kebahagiaan;”
(“Kultivasi dalam Misteri,” Hong Yin)

Tiba-tiba saya terbangun seolah dari mimpi: Jangan berkelahi atau berdebat; peliharalah hati yang penuh belas kasih dan pola pikir yang harmonis dan ukur segalanya berdasarkan Fa.