Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Renungan dari Sepuluh Tahun Kultivasi Saya

21 Sep. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Wilayah Teluk San Francisco

(Minghui.org) Salam kepada Guru yang terhormat! Salam kepada rekan praktisi!

Saat saya berusia 30-an saya fokus pada karir dan berjuang mewujudkan impian Amerika saya. Sepuluh tahun yang lalu saya berkesempatan berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh Radio Sound of Hope, di mana saya bertemu teman yang berlatih Falun Dafa. Melalui dirinya, saya mengenal Dafa.

Mengenang kembali sepuluh tahun belakangan membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup, meski jalannya bergelombang, saya tidak pernah ragu. Saya bersyukur atas perlindungan Guru, yang membuat saya bisa menghadapi tantangan baru, membuat terobosan dalam kultivasi, dan menyingkirkan keterikatan.

Berpartisipasi dalam Tian Guo Marching Band

Selama pandemi COVID, banyak praktisi pindah dari Wilayah Teluk karena berbagai alasan, termasuk sejumlah anggota Tian Guo Marching Band. Saya rasa, marching band ini membutuhkan orang, dan saya harus bergabung untuk mengisi kekosongannya. Saya tidak mempunyai latar belakang musik maupun cara memainkan instrumen. Meski saya tahu mempelajari satu instrumen akan membutuhkan waktu–hal yang menjadi kekurangan saya–pikiran ini menjadi semakin menguat. Saya tidak bisa menahan diri untuk menghubungi koordinator.

Pengaturan dibuat agar saya mempelajari klarinet, dan dengan bantuan dari rekan praktisi, saya menerima klarinet kualitas bagus. Saat praktisi itu menyerahkan klarinet kepada saya, dia dengan serius berkata, “Klarinet ini sudah menganggur selama tiga tahun dan memerlukan seseorang untuk mengembalikan semangatnya. Saya harap Anda bisa membantunya menjalankan tujuan hidupnya lagi.” Saat dia mengatakan hal ini, rasanya seperti Guru menginstruksikan kepada saya untuk berpartisipasi dalam Tian Guo Marching Band.

Saya ingat sebelum resmi bergabung dalam marching band, anggota baru diminta untuk lulus ujian dalam empat lagu pawai agar bisa berpartisipasi dalam pawai berikutnya. Kami harus merekam video kami sendiri memainkan empat lagu pawai. Selama rekaman, kami harus bergerak sesuai irama dengan metronom dan tidak bisa melihat partitur. Keempat lagu harus dimainkan dengan benar agar bisa lulus. Saya rasa ujian ini akan mudah karena ada sisa waktu dua minggu sebelum pawai. Saya yakin bisa melakukannya. Jadi, saya berlatih empat lagu tersebut selama lebih dari satu jam setiap hari, dengan semangat merekam dan menyelesaikannya.

Namun, saya tidak mengantisipasi kesulitannya. Meskipun saya pikir bisa memainkannya, begitu saya mulai bergerak sesuai irama, tangan dan kaki saya tampak tidak terkendali. Pikiran saya terfokus pada irama, yang membuat saya lupa partiturnya, dan tidak bisa menghasilkan suara apa pun. Butuh waktu beberapa saat untuk membiasakan diri bergerak sambil bermain, tetapi tekanan dari rekaman membuat situasinya semakin buruk. Saya terus membuat kesalahan. Setelah mencoba berkali-kali, saya mulai merasa cemas dan tidak sabar. Hampir dua jam kemudian, saya masih belum bisa memainkan lagu tanpa kesalahan, jadi saya harus mencoba lagi keesokan harinya.

Dua minggu berlalu, dan akhirnya saya selesai merekam keempat lagu dan mengirimkannya. Hanya dua hari tersisa sebelum pawai. Namun, ketua seksi memberitahu saya bahwa bagian ini tidak lulus karena saya tidak memainkan nada kedelapan bertitik dengan benar. Saya harus memainkannya lagi dan merekamnya. Anda bisa bayangkan bagaimana perasaan saya. Perasaan kesal, tidak sabar, dan frustrasi semuanya melonjak. Saya merasa sedih. Membayangkan untuk menghadap kamera lagi, membuat saya merasa tidak nyaman. Suatu pikiran terlintas di benak saya: mungkin saya tidak akan berpartisipasi dalam pawai itu.

Namun saya segera menepis pikiran negatif ini. Saya mulai mencari ke dalam diri dan mengingat kembali pemikiran saya dalam dua minggu terakhir. Sewaktu merekam, saya tidak sabaran, jengkel, dan takut akan masalah dan kesulitan. Saya ingin cepat-cepat sukses. Bukankah ini adalah manifestasi budaya Partai Komunis Tiongkok?

Saya menyadari bahwa berpartisipasi dalam Tian Guo Marching Band membutuhkan kekuatan mental dan tekad saat mempelajari alat musik dari nol demi mencapai tingkat tertentu dalam waktu singkat; bila tidak, akan sulit untuk bertahan. Pemikiran ini berasal dari keyakinan yang kuat pada Guru dan Fa serta kultivasi harian yang gigih. Saya memperlakukan perekaman keempat lagu tersebut sebagai formalitas dan tidak menyadari bahwa langkah ini adalah proses kultivasi diri saya. Langkah ini dapat menentukan apakah saya lulus ujian, menjadi anggota band dan bergabung dengan anggota band untuk menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup. Betapa sakralnya langkah ini! Saya harus segera memperbaiki sikap saya dan menghadapi ujian ini dengan kesungguhan dan pikiran lurus yang kuat.

Jadi, saya dengan sabar melatih not bertitik berulang kali sampai saya bisa memainkannya dengan benar. Ketika saya akhirnya mengirimkan rekaman video, waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Keesokan harinya, saya diberitahu bahwa saya dapat mengikuti parade.

Berdiri bersama dengan anggota band lainnya saling berdampingan, saya mengangkat klarinet saya tinggi-tinggi, berbaris dengan bangga. Penonton pawai di kedua sisi melambaikan tangan dan bersorak kepada kami sambil mengambil foto. Mereka sangat senang mendengar suara indah Falun Dafa. Pada saat itu, semua kesulitan sebelumnya berubah menjadi manis. Saya bisa merasakan bahwa Guru telah mendorong saya maju, memungkinkan saya untuk menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup melalui partisipasi dalam Tian Guo Marching Band.

Menerima Tantangan Baru

Selama promosi Shen Yun pada tahun 2022, penyelenggara Shen Yun setempat mendapatkan dua kesempatan wawancara yang langka dengan stasiun TV arus utama. Kami berharap wawancara ini akan membantu penonton untuk lebih memahami arti dan makna Shen Yun serta meningkatkan penjualan tiket. Karena saya sebelumnya telah berpartisipasi dalam beberapa wawancara tentang Shen Yun di stasiun radio, koordinator utama meminta saya untuk melakukan wawancara TV. Meskipun saya setuju, saya merasakan banyak tekanan.

Salah satu dari dua wawancara TV tersebut adalah siaran langsung, yang berlangsung selama lima hingga enam menit. Yang satunya lagi direkam sebelumnya. Saya merasa gugup ketika membayangkan menghadap kamera. Dari pengalaman masa lalu, saat lensa kamera yang terlihat seperti mata besar, menatap saya, pikiran saya menjadi kosong, dan saya mungkin lupa apa yang ingin saya katakan. Terlebih lagi, bahasa Inggris bukan bahasa ibu saya, dan kali ini adalah siaran langsung, sehingga tidak boleh ada kesalahan. Saya berpikir, jika saya tidak tampil dengan baik, apa yang akan dipikirkan oleh rekan-rekan praktisi tentang saya? Apakah itu akan berdampak negatif pada Shen Yun?

Saya segera menyadari bahwa ini adalah keterikatan yang sedang berperan karena saya mencoba fokus pada perasaan dan reputasi saya. Sebagai seorang praktisi, dasar saya dalam melakukan apapun haruslah tanpa pamrih, bertujuan untuk membuktikan kebenaran Fa dan menyelamatkan makhluk hidup, tidak terikat pada apakah saya dapat melakukannya dengan baik atau tidak. Saya harus melakukannya dengan baik.

Saya mulai memikirkan detailnya. Saya harus menyarankan pertanyaan wawancara untuk ditanyakan oleh pembawa acara dan apa yang ingin saya katakan tentang Shen Yun sehingga orang-orang terinspirasi untuk membeli tiket. Saya dengan hati-hati membaca tentang sembilan karakteristik Shen Yun, menonton video di situs web Shen Yun, dan mempelajari bahasa yang digunakan oleh para pemain Shen Yun untuk memperkenalkan Shen Yun dan tanggapan dari para penonton. Saya menghabiskan banyak waktu untuk mengatur pikiran saya dan memikirkan apa yang ingin saya katakan. Melalui video tanggapan penonton, saya semakin paham dampak global Shen Yun dan kekuatannya untuk menyelamatkan orang.

Setelah menyusun naskah, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengekspresikan konten yang telah disiapkan sehingga saya dapat berbicara secara alami dan lancar kepada pembawa acara saat kami berada di depan kamera. Saya tahu menghafal naskah saja tidak cukup; saya perlu melatih jawaban saya berulang kali melalui beberapa wawancara tiruan untuk membangun kepercayaan diri. Saya meminta rekan praktisi dan anggota keluarga untuk bergiliran melakukan simulasi wawancara dengan saya, di mana mereka mengajukan pertanyaan, dan saya menjawab.  

Saya gugup dan jawaban saya terlalu panjang, jadi saya merevisi naskahnya berulang kali dan mempertimbangkannya. Untuk merespons secara ringkas, jelas, dan lancar tanpa kehilangan ketulusan terhadap pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pembawa acara, saya terus-menerus melatih naskah dalam pikiran saya. Saya berlatih sambil berjalan, mengemudi, dan bahkan saat mandi. Saya terus memancarkan pikiran lurus saat sedang bersiap untuk membersihkan medan dan menghilangkan gangguan. Saya merasa bahwa Guru telah menyingkirkan banyak substansi buruk dalam diri saya.

Saya tiba di studio pada hari siaran langsung dijadwalkan. Karena siaran langsung, peralatan pengambilan gambarnya sangat canggih. Tidak hanya ada satu kamera di depan saya seperti yang saya bayangkan, tetapi beberapa kamera seperti robot yang meluncur di jalur yang berbeda, merekam narasumber dari berbagai sudut. Pembawa acara tidak mengikuti pertanyaan yang saya berikan, namun dengan penuh semangat mengatakan kepada saya bahwa dia sejak lama ingin menonton Shen Yun dan senang bisa tahu lebih banyak tentang pertunjukan Shen Yun melalui wawancara ini. Wawancara selama enam menit itu berjalan dengan lancar. Saya ingat kalimat terakhir saya yang mengajak penonton untuk menonton Shen Yun karena ini adalah pertunjukan yang sudah lama mereka tunggu-tunggu.

Setelah saya melakukan wawancara langsung, wawancara pra-rekaman kedua jauh lebih mudah.

Guru berkata,

“Bukan, karena sisi anda yang telah dikultivasi dengan baik itu tahu segalanya, bagaimana melakukannya juga boleh saja, bagaimanapun anda melakukan, pekerjaan-pekerjaan tersebut semua juga dapat dilakukan dengan baik, oleh sebab itu anda dengan mempunyai sebuah pemikiran sudah cukup. Tahu bagaimana melakukan, maka anda lakukanlah, ketika anda melakukan, kebijakan anda akan terus-menerus berdatangan. Karena pada saat itu sisi anda yang telah dikultivasi dengan baik akan bertalian menjadi satu dengan diri anda di sini. Itu adalah Dewa, mampu dalam segala hal. Dengan demikian masalah kecil itu tentu dalam sekejap dapat dicairkan, kebijakan segera datang, itu tidaklah sama. Jika tidak teratasi, sampai waktunya Shifu juga akan memberikan kebijakan bagi anda. (Tertawa).” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Wilayah Metropolitan New York,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 3)

Melalui pengalaman ini, saya merasakan dukungan Guru, yang memungkinkan saya untuk mengatasi tantangan psikologis dan dengan berani menerima tantangan baru. Saya yakin jalan yang diatur oleh Guru adalah yang terbaik. Saya juga belajar bagaimana mempromosikan Shen Yun dengan lebih baik, mendapatkan peningkatan dalam kultivasi melalui proses tersebut.

Membimbing Praktisi Muda dan Memperkuat Pikiran Lurus

Lingkungan utama kultivasi saya adalah dengan keluarga di rumah. Suami saya, orang Barat, percaya pada Yesus dan meskipun dia tidak mengganggu saya berlatih Falun Dafa, dia juga tidak mendukungnya. Dia juga tidak mendukung kultivasi kedua putri kami, jadi kami biasanya belajar Fa dan melakukan latihan ketika dia tidak di rumah.

Adalah tanggung jawab dan misi saya untuk membimbing para pengikut muda dengan baik. Ketika mereka masih sangat muda, saya mengajari mereka latihan, dan mereka senang belajar Fa bersama saya. Meskipun mereka hanya melakukannya saat saya ingatkan, di bawah perlindungan Falun Dafa, prinsip-prinsip Fa perlahan-lahan berakar di dalam hati mereka, menjaga mereka tetap sehat. Sebagai seorang ibu, saya membimbing mereka untuk menggunakan prinsip-prinsip Fa dalam mengatasi kesulitan serta membedakan benar dan salah di tengah masyarakat yang kacau saat ini. Saya mengingatkan mereka untuk belajar Fa dan melakukan latihan ketika mereka merasa tidak enak badan. Saya ingin berbagi satu contoh.

Anak perempuan saya yang berusia 12 tahun tiba-tiba merasa kedinginan, mengalami gejala pilek, dan kemudian mulai demam dan sakit kepala. Dia merasa sangat tidak nyaman hingga menangis. Suami saya sangat cemas karena anak-anak jarang merasa tidak enak badan, dan kali ini dia mengalami demam tinggi. Suami mendesak saya untuk membawanya ke UGD. Saya pikir itu tidak perlu; saya merasa dia hanya menghilangkan karma. Suami memaksa saya, mengatakan jika saya tidak membawanya ke UGD, dia yang akan membawanya. Saya pikir, jika dia membawanya ke UGD, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Namun melihat putri saya begitu tidak nyaman, saya merasa bimbang.

Jadi, saya bertanya kepada putri saya apakah dia ingin pergi ke rumah sakit. Dia bilang tidak. Saya berkata, kalau begitu mari kita membaca “Lunyu” bersama-sama. Saya memegang tangannya dan membaca Fa. Dia merasa sangat tidak nyaman dan dengan enggan mendengarkan saya membaca. Pada saat itu, suami saya masuk dan berkata, “Saya beri waktu sepuluh menit untuk bersiap-siap ke rumah sakit.”

Saya menenangkan putri saya, mengingatkannya untuk tetap kuat. Jika dia tidak ingin pergi ke UGD, satu-satunya cara adalah melakukan latihan. Kami memiliki waktu sepuluh menit, cukup untuk melakukan latihan perangkat ketiga, “Metode Menghubungkan Kedua Kutub.” Dia merasa terlalu tidak nyaman untuk bangun dari tempat tidur tetapi tidak menolak saran saya. Dia selalu merasa lebih baik setelah melakukan satu atau dua set latihan. Kali ini, saya harus menggunakan pikiran lurus yang kuat untuk membujuknya bangun. Dengan enggan dia bangun dari tempat tidur, dan ketika suami tidak ada di kamar, kami mulai berlatih. Dia menangis sambil menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah karena dia merasa sangat tidak nyaman. Saya berkata pada diri sendiri untuk tidak terpengaruh oleh tampilan di permukaan. Dengan Guru mengawasinya, saya menyemangatinya untuk menyelesaikan latihan. Sepuluh menit itu terasa sangat lama. Saya takut tergerak oleh Qing, jadi saya memejamkan mata, melakukan latihan perangkat ketiga bersamanya, dan mempertahankan pikiran lurus.

Setelah menyelesaikan latihan ketiga, putri saya tiba-tiba tersenyum dan berkata bahwa dia merasa lebih baik. Saat itu, suami saya masuk dan bertanya apakah kami sudah siap. Saya mengambil termometer dan mengukur dahinya, dan suhunya normal, tidak ada demam. Saya terkejut dan dengan penuh semangat menunjukkan termometer kepada suami. Dia bahkan lebih terkejut lagi, tetapi, melihat senyum putri kami, dia kagum dan memutuskan untuk tidak pergi ke UGD. Guru benar-benar menjaga pengikut muda sepanjang waktu. Karena keajaiban ini, putri saya semakin percaya pada Guru dan Fa. Selama musim panas ini, dia secara sukarela bangun pagi setiap hari untuk mendengarkan ceramah Guru dan melakukan latihan.

Kesimpulan

Ini adalah beberapa pengalaman kultivasi saya selama dua tahun terakhir. Saya sangat merasakan betapa mendesaknya waktu, dan tanggung jawab berat dalam menyelamatkan manusia. Sebagai pengikut Dafa, kita adalah harapan bagi makhluk hidup, jadi saya harus memanfaatkan setiap detik untuk belajar Fa dengan baik dan, melalui kultivasi yang tulus dan kokoh, menerobos keterikatan hati, dengan berani menghadapi tantangan yang berbeda, dan memikul tanggung jawab yang baru. Saya harus berbuat lebih banyak dan dengan cepat demi memenuhi gelar “pengikut Dafa” selama periode pelurusan Fa.

Terima kasih Guru dan rekan-rekan praktisi. Jika ada yang tidak sesuai dengan Fa, mohon koreksinya.

(Dibacakan saat Konferensi Fa di San Francisco Tahun 2024)