Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Belanda: Orang-orang di Hoofddorp dan Amstelveen Belajar tentang Falun Dafa dan Penganiayaan di Tiongkok

4 Sep. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Belanda

(Minghui.org) Praktisi mengadakan kegiatan di Hoofddorp dan Amstelveen pada tanggal 17 dan 24 Agustus 2024, untuk memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan selama 25 tahun yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap latihan tersebut.

Hoofddorp adalah kota utama di kotamadya Haarlemmermeer. Praktisi mendirikan stan informasi Falun Dafa di distrik bisnis Marktlaan. Mereka memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan membagikan brosur. Banyak pejalan kaki berhenti untuk mengobrol dengan praktisi guna mempelajari lebih lanjut.

Stan praktisi di Marktlaan.

“Tolong bantu putri saya mundur dari PKT!”

Seorang wanita Tiongkok dan kedua putri kembarnya mampir dan mengatakan bahwa seorang praktisi di Tiongkok telah memberi tahu dia kebenaran tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa dan membantunya mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya.

Seorang praktisi mengingatkannya untuk tidak mempercayai kebohongan dan propaganda PKT dan memberitahunya tentang “Batu Karakter Tersembunyi” di Guizhou, Tiongkok, yang di atasnya terukir “Partai Komunis Tiongkok Akan Binasa.” Wanita itu memberi tahu kedua putrinya untuk mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya. Mereka menuliskan nama mereka dan mengatakan bahwa mereka ingin mundur dari Partai.

Seorang praktisi memberi wanita itu salinan ceramah Guru, “Mengapa Ada Umat Manusia,” dan dia dengan hati-hati menaruhnya di tas tangannya. Kemudian dia berkata, “Putri tertua saya masih di Tiongkok. Dia juga harus mundur dari PKT! Tolong bantu dia mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya!”

Praktisi itu menjelaskan bahwa seseorang harus setuju untuk mundur. Wanita itu meninggalkan pesan suara untuk putrinya yang memberi tahu dia betapa pentingnya untuk mundur dari PKT.

“Terima kasih telah memberi tahu saya fakta sebenarnya tentang Falun Dafa! Saya doakan yang terbaik untuk anda semua!”

Praktisi memperagakan latihan dan memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa di Amstelveen pada tanggal 24 Agustus 2024, dan banyak orang berhenti untuk berbicara dengan mereka.

Penduduk setempat dan wisatawan mengobrol dengan praktisi di Amstelveen dan mempelajari tentang Falun Dafa.

Dorin Laponder tinggal di Amstelveen. Setelah membaca spanduk, ia menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan. Ia berkata, “Apa yang dilakukan PKT tidak dapat ditoleransi! Saya harus menandatangani petisi. Saya adalah anggota sejumlah organisasi kemanusiaan. Saya harus menghentikan hal-hal seperti pengambilan organ hidup secara paksa. Terima kasih telah memberi tahu kami tentang hal ini. Saya berharap yang terbaik untuk anda semua!”

Seorang wanita Tionghoa di kursi roda mendatangi stan informasi praktisi dua kali agar ia dapat mendengar lebih banyak tentang Falun Dafa. Ia berkata bahwa ia mengagumi kebaikan dan kegigihan praktisi dalam memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa.

Sepasang suami istri lansia, P. Brom dan W. Golslijla mendatangi stan dan menandatangani petisi. Mereka berkata bahwa mereka mendatangi stan setelah membaca brosur dan mengetahui tentang penganiayaan. Praktisi berterima kasih kepada mereka dan berkata, “Tanda tangan anda akan membantu menghentikan PKT menganiaya praktisi Falun Dafa di Tiongkok.” Brom berkata dengan sungguh-sungguh, “Ya, tanda tangan ini sangat penting, saya tahu!”

P. Brom dan W. Golslijla menandatangani petisi untuk membantu mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Dafa. Brom berkata, “Tanda tangan ini sangat penting.”

Lima mahasiswa internasional dari Jerman, Singapura, dan Selandia Baru menandatangani petisi.

Mahasiswa internasional menandatangani petisi.

“Saya ingin memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan tersebut.”

Paraipan Zorban dari Dunkirk, Prancis, terkejut dengan gambar-gambar di papan poster tentang praktisi yang disiksa secara brutal, bahwa staf medis di penjara dan rumah sakit Tiongkok terlibat dalam pengambilan organ hidup-hidup. Ia menandatangani petisi dan mengatakan akan memberi tahu komunitasnya tentang hal ini. Sebagai seorang Kristen, ia juga akan berdoa bagi orang-orang Tiongkok yang dianiaya.

Seorang wanita Belanda datang ke bilik petisi dan berkata, “Bolehkah saya mengambil beberapa brosur lagi? Ada 300 orang di komunitas saya. Saya ingin menaruh brosur-brosur ini di tempat umum dan memberi tahu mereka tentang Falun Dafa dan penganiayaan ini.”