Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Petugas Polisi: “Latihan Ini Luar Biasa! Silahkan Lanjutkan!”

2 Jan. 2025 |   Oleh Praktisi Falun Dafa di Provinsi Hebei, Tiongkok

(Minghui.org) Saya mulai berlatih Dafa pada 1996, dan saat ini saya berusia 61 tahun.

Pada musim panas tahun 2018, polisi yang bertanggung jawab di wilayah kami menghubungi suami saya dan memintanya agar saya mengambil foto diri untuk mereka. Saya merasa cemas dan berkata kepada suami, “Saya tidak akan mengambil foto itu. Mereka melanggar hukum dan menyerang privasi saya.”

Malam harinya, saya berlutut di depan foto Guru dan berkata, “Guru, saya memiliki pola pikir kompetitif yang kuat, dendam, dan ketakutan terhadap polisi. Jika saya bisa menyelamatkan mereka dengan cara ini, izinkan saya bertemu mereka. Saya tidak ingin mereka melakukan kejahatan terhadap Dafa dan pengikut Dafa. Ini juga bentuk belas kasih terbesar bagi mereka.”

Keesokan harinya, sekitar pukul 10:00 pagi, saat turun tangga untuk pergi bekerja, saya bertemu dengan dua polisi yang sedang naik ke atas.

Polisi yang lebih tua di antara mereka bertanya, “Lantai berapa anda tinggal?”

Saya memberi tahu lantai tempat saya tinggal.

Dia berkata, “Kami sedang mencari anda. Anda sudah berlatih Falun Gong lebih dari 20 tahun, bukan?”

Saya berpikir dalam hati bahwa sepertinya mereka datang untuk mendengar kebenaran. Saya menjawab, “Benar. Mari kita ke rumah saya dulu.” Saya mengundang mereka masuk dan berkata, “Tolong matikan kamera tubuh anda.”

Polisi yang lebih tua mematikannya, tetapi polisi yang lebih muda menolak.

Saya berkata dengan serius, “Matikan. Apakah anda memperlakukan saya seperti seorang kriminal?”

Polisi yang lebih tua bertanya, “Bolehkah kami tetap menghidupkan salah satunya?”

Saya menjawab, “Tidak.” Melihat bahwa tidak ada ruang untuk negosiasi, akhirnya polisi yang lebih muda mematikannya.

Polisi yang lebih tua bertanya, “Apakah anda masih berlatih?”

Saya menjawab, “Ya. Kalau tidak, saya sudah meninggal karena penyakit sejak lama.” Saya kemudian menceritakan kepada mereka bahwa sebelum berlatih Falun Gong, saya menderita lebih dari sepuluh penyakit, tetapi setelah berlatih, semua penyakit itu hilang.

Polisi yang lebih tua berdiri dan berjalan ke ruang makan, melihat ke arah kamar tidur, lalu keluar. Polisi yang lebih muda mengikutinya. Polisi yang lebih tua berkata, “Kami akan kembali nanti.”

Saya menjawab, “Silakan datang kapan saja.” Namun, saya belum sempat menceritakan kepada mereka tentang bagaimana saya belajar menghargai kebajikan, mengutamakan kebaikan, dan menjadi orang yang lebih baik setelah berlatih Dafa.

Pada musim panas 2019, polisi dari berbagai kantor setempat mulai mengganggu praktisi Dafa secara besar-besaran. Suatu sore, saya mendengar seseorang mengetuk pintu. Kali ini, dua polisi lain yang datang. Saat menghadapi mereka, saya tidak lagi memiliki dendam atau ketakutan akan penganiayaan. Saya mengundang mereka masuk dan meminta mematikan kamera tubuh mereka. Polisi yang lebih tua bertanya apakah saya masih berlatih. Saya menjawab ya, kemudian menceritakan perubahan fisik dan peningkatan moral saya setelah berlatih Dafa.

Saya memberi tahu mereka bahwa sebelum berlatih Dafa, saya menderita hepatitis B kronis dan kerusakan hati, yang membuat saya muntah bahkan setelah minum air. Saya juga mengalami mimisan parah sekali atau dua kali setahun, yang hanya bisa dihentikan dengan obat-obatan kuat. Saya mengalami sakit kepala, jantung berdebar, dan sesak napas sepanjang hari. Tubuh saya begitu lemah sehingga tidak bisa naik ke lantai dua atau mencuci kaus kaki sendiri. Namun setelah berlatih Dafa, semua penyakit itu hilang. Guru memberi saya kehidupan kedua, bahkan ketiga!

Saya menceritakan kepada mereka bahwa sebelum mulai berlatih Falun Gong, saya pernah menjabat sebagai kepala bagian keuangan di tempat kerja saya. Dulu ketika membeli sesuatu, saya sering membuat faktur dengan jumlah yang lebih besar dari pengeluaran yang sebenarnya. Setelah berlatih Dafa, saya tidak hanya berhenti membuat faktur lebih dari yang diperlukan, tetapi saya juga mulai membayar banyak hal dengan uang saya sendiri. Seorang direktur di sebuah firma akuntansi pernah mempekerjakan saya untuk membantu mereka mengaudit laporan keuangan mereka. Saya juga mengembalikan kartu hadiah yang diberikan kepada saya oleh banyak perusahaan yang sedang dalam auditing. Beberapa orang yang mendekati saya untuk meminta bantuan memberikan perhiasan emas, yang juga saya kembalikan.

Saya dianiaya pada 20 Juli 1999 karena berlatih Falun Gong, dan dipaksa meninggalkan pekerjaan saya. Saya harus mengambil pekerjaan sementara di sebuah perusahaan swasta. Awalnya, saya bekerja sebagai direktur keuangan di salah satu cabang, dan akhirnya menjadi direktur keuangan untuk grup perusahaan tersebut. Selama masa jabatan saya, saya tidak pernah menyalahgunakan posisi saya atau menggelapkan satu sen pun dari perusahaan. Bos saya sangat menghargai saya karena dianggap sebagai orang yang jujur.

tSaya memberi tahu polisi bahwa saya pernah tertabrak mobil pada Agustus 1999. Kepala saya membentur bagian bawah wiper kaca depan mobil—kaca depan mobil pecah, dan momentum jatuh saya membuat saya tersungkur ke tanah, tengkurap. Saya dibawa ke rumah sakit kota. Ketika saya tiba di rumah sakit, luka di kepala saya sudah berkeropeng, dan tidak lagi berdarah. Pengemudi itu menawari saya 1.000 yuan, yang tidak saya terima. Saya tidak menjalani pemeriksaan apa pun. Jika saya tidak berlatih Dafa, saya pasti akan memanfaatkan pengemudi itu. Saya akan menjalani pemeriksaan seluruh tubuh dan tinggal di rumah sakit untuk observasi dan perawatan. Bahkan jika saya tidak memeras pengemudi itu, biaya rawat inap kemungkinan akan mencapai 10.000 T.

Kedua polisi tersebut mendengarkan saya dengan saksama. Polisi yang lebih tua berkata, “Latihan ini luar biasa! Silakan lanjutkan!” Saya sangat bahagia untuk para polisi ini, karena mereka akhirnya memahami kebenaran tentang Falun Dafa.

Melalui interaksi saya dengan dua kelompok polisi tersebut, saya menyadari bahwa hubungan antara saya dan polisi bukan lagi sebagai pelaku dan korban penganiayaan, melainkan sebagai penyelamat dan yang diselamatkan. Saya sangat berterima kasih kepada Guru atas belas kasihnya yang luar biasa. Hanya dengan tekun berkultivasi dan menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup, kita dapat membalas kebaikan Guru!