(Minghui.org) Seorang penduduk Kabupaten Jidong, Provinsi Heilongjiang berusia 83 tahun telah ditangguhkan dana pensiunnya sejak Januari 2020, beberapa bulan setelah dia menjalani hukuman dua tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, latihan jiwa dan raga yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999.
Kantor Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Kabupaten Jidong (HRSSB) menangguhkan dana pensiun Ren Shouzhi sebagai upaya agar dia membayar kembali tunjangan pensiun yang dikeluarkan selama dua tahun masa hukuman penjara (Mei 2017 – Mei 2019), dengan total 149.796,48 yuan (6.241,52 yuan per bulan * 24 bulan). Karena dia menolak untuk mematuhi, HRSSB mengeluarkan pemberitahuan pada September 2021, memerintahkan dia untuk membayar kembali jumlah yang lebih rendah, 137,313,44 yuan.
Ren masih menolak untuk membayar, karena pensiunnya adalah aset yang diperolehnya secara sah. HRSSB kemudian mengajukan gugatan terhadapnya pada Februari 2023 dan menyebut putranya sebagai salah satu tergugat. Putranya membayar pada HRSSB tanpa sepengetahuan Ren, dan bagian dari perjanjian tersebut adalah menyisihkan uang dari rekening pensiun istrinya untuk membayar kembali “utang pensiunnya”.
Ren mengajukan gugatan balasan terhadap HRSSB, namun ditolak. Dia diberitahu bahwa kasusnya telah selesai dan dia hanya dapat mengajukan mosi untuk mempertimbangkan kembali kasusnya. Dia melakukannya, namun pengadilan setempat menolak untuk mendaftarkan mosinya dan malah membekukan rekening pensiun istrinya pada Agustus 2023.
Bahkan berdasarkan perhitungan HRSSB sendiri, tunjangan pensiun yang ditangguhkan dari Januari 2020 hingga Juli 2023, sebesar 268.385,36 yuan (=43 bulan * 6.241,52 yuan per bulan tanpa mempertimbangkan penyesuaian biaya hidup terhadap pensiun), seharusnya lebih dari cukup untuk membayar kembali 149.796,48 yuan yang awalnya mereka coba dapatkan kembali dari Ren. Namun mereka tetap menekan pengadilan untuk membekukan rekening pensiun istrinya.
Ren curiga hanya ada satu penjelasan, yaitu HRSSB dan pengadilan terus melakukan penganiayaan finansial terhadapnya hanya karena keyakinannya yang teguh pada Falun Gong.
Ren, yang pensiun dari Departemen Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolah Teknik Dewasa Kabupaten Jidong, dibebaskan dari penjara pada Mei 2019, namun pensiunnya ditangguhkan pada Januari 2020 oleh HRSSB. Dia mengajukan banyak permintaan agar pensiunnya dipulihkan, namun HRSSB, Biro Banding Kabupaten Jidong, dan Komite Urusan Politik dan Hukum Kabupaten Jidong semuanya mengabaikannya.
Pada April 2021, Pemerintah Kabupaten Jidong mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh HRSSB, biro keuangan, biro pendidikan, biro urusan sipil, biro peradilan, Komite Inspeksi dan Pengawasan Disiplin, dan Departemen Organisasi Komite Partai Kabupaten.
Dalam pertemuan tersebut diputuskan bahwa HRSSB beralasan dalam menangguhkan dana pensiun Ren berdasarkan “Kebijakan 69” yang dikeluarkan oleh badan pengawasnya di tingkat pemerintah pusat. Kebijakan tersebut melarang pensiunan menerima tunjangan pensiun selama masa hukuman penjara, namun mengizinkan mereka menerima sejumlah subsidi setelah menjalani hukuman. Oleh karena itu, para peserta pertemuan juga memutuskan untuk memberikan subsidi bulanan kepada Ren sebesar 604 yuan.
Pada September 2021, HRSSB mengeluarkan keputusan untuk menarik kembali pembayaran pensiun sebesar 137.313,44 yuan yang diberikan kepada Ren antara Maret 2018 dan Desember 2019, yang mencakup sebagian dari hukuman dua tahun hukumannya (Mei 2017 – Mei 2019) dan tujuh bulan setelah dia dibebaskan dari penjara. Tidak jelas mengapa hukuman 22 bulan tersebut tidak mencakup seluruh masa hukuman penjaranya ketika lembaga tersebut mencoba menerapkan kebijakan yang disebutkan di atas. Mereka memerintahkan dia mengembalikan uang itu dalam sepuluh hari.
Ren menolak untuk mematuhinya karena pensiunnya adalah aset yang diperolehnya secara sah, dan tidak ada undang-undang di Tiongkok yang mencabut tunjangan pensiun bagi pensiunan.
HRSSB mengajukan gugatan perdata terhadap Ren ke Pengadilan Kabupaten Jidong pada 10 Februari 2023. Putra Ren ditetapkan sebagai salah satu tergugat, karena agensi tersebut menuduh bahwa pemuda tersebut telah menghabiskan dana pensiun ayahnya. Tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung tuduhan itu.
Ren diberitahu untuk hadir di pengadilan pada 16 Februari 2023 namun sidang dibatalkan pada menit-menit terakhir. Dia kemudian tidak mendengar kabar terbaru. Dia memeriksa situs web pengadilan pada 14 Maret dan melihat bahwa status kasusnya terdaftar sebagai “selesai.” Dia menelepon pengadilan dan mengetahui bahwa putranya telah membayar pada HRSSB tanpa sepengetahuannya. HRSSB setuju untuk mencopot putra Ren sebagai salah satu terdakwa dengan syarat pengadilan menyisihkan uang dari rekening pensiun istri Ren, Li Jinhui. HRSSB mengejar Li dengan alasan bahwa dialah yang mengelola rekening pensiun Ren selama dia dipenjara. Nama mediator Li Mingshan tertulis di kertas pertimbangan.
Ren kemudian mengajukan gugatan balasan terhadap HRSSB karena menangguhkan pensiunnya dan melanggar Konstitusi, UU Ketenagakerjaan, UU Perundang-undangan, dan UU Asuransi Sosial. Pengadilan Kabupaten Jidong menolak untuk mendaftarkan gugatannya dan mengatakan kepadanya bahwa kasus tersebut telah selesai dan dilaporkan ke Pengadilan Tinggi Provinsi. Oleh karena itu, satu-satunya pilihan hukumnya adalah mengajukan mosi untuk mempertimbangkan kembali kasusnya.
Ren mengajukan mosinya ke Pengadilan Kabupaten Jidong pada 10 Juni 2023. Dia menunjuk mediator Li sebagai terdakwa. Ia meminta agar pengadilan membatalkan hasil pertimbangan Li, membatalkan gugatan perdata HRSSB terhadapnya [hal ini tampaknya tidak perlu karena gugatan tersebut secara otomatis dibatalkan ketika putranya menyelesaikan masalah dengan penggugat], dan memerintahkan HRSSB untuk mengembalikan dana pensiunnya dan membayar kembali tunjangan yang ditangguhkan dari Januari 2020 hingga Juni 2023, totalnya 262.143,84 yuan (= 42 bulan * 6241,52 yuan per bulan).
Namun Pengadilan Kabupaten Jidong menolak untuk mendaftarkan mosinya.
Seorang hakim bermarga Jin dari Divisi Penegakan Keputusan Pengadilan Kabupaten Jidong memanggil Ren ke pengadilan pada 28 Juni 2023 dan memberi tahu dia bahwa pengadilan akan mulai mengambil uang dari rekening pensiun istrinya.
Ren segera mengajukan permintaan untuk menghentikan penyitaan gaji tersebut. Dia menekankan bahwa dia seharusnya tidak pernah dipenjara karena keyakinannya, apalagi menghadapi penangguhan pensiun dan melihat istrinya juga terlibat. Dia juga menyerahkan rekam medis dan tagihan medis istrinya untuk menunjukkan bagaimana dia berjuang membayar perawatan medis untuk berbagai masalah kesehatannya, termasuk tekanan darah tinggi, beberapa infark otak, kerusakan hati, aterosklerosis koroner, penyakit jantung, dan hiperplasia tulang yang parah pada sendi lutut.
Pengadilan mengabaikan Ren dan membekukan rekening pensiun istrinya pada Agustus 2023. Dia menelepon hakim Jin dan hakim Jin mengatakan bahwa pengadilan telah memutuskan untuk memberikan istrinya pembayaran satu kali sebesar 7.200 yuan sebagai subsidi, dan sisanya rekening pensiunnya akan dibekukan untuk membayar kembali “utang pensiunnya”. Istrinya hanya mendapat tunjangan pensiun bulanan sebesar 1.500 yuan, yang berarti dia hanya menerima 40% (7.200 yuan) dari jumlah tahunannya (18.000 yuan), dan 60% sisanya disita oleh pengadilan.
Ren berkata bahwa 7.200 yuan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi untuk mencari perawatan medis, termasuk operasi penggantian lutut mahal yang dibutuhkan istrinya. Dia meminta untuk bertemu dengan Jin, tetapi Jin menggunakan berbagai alasan untuk menolaknya.
Ren kemudian menelepon supervisor Jin, Liu Jing dan meminta untuk bertemu. Liu berkata, “Rekening pensiun istri anda dibekukan! Lalu apa! Biarkan orang yang menangani kasus ini [mengacu pada Jin] melapor kepada saya.”
Jin kemudian menjawab telepon Ren dan mengatakan HRSSB menekannya untuk membekukan rekening pensiun istri Ren. Terlihat jelas bahwa dia berusaha mengalihkan kesalahan kepada HRSSB, yang menyatakan bahwa pengadilan hanya melaksanakan keputusannya.
Educator Imprisoned for Two Years Following Eighth Arrest for His Belief