(Minghui.org) Sepasang suami istri dijatuhi hukuman 1,5 tahun dan denda 4.000 yuan pada tanggal 24 Mei 2023 karena keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.
Tang Pingshun (pria) dan Ma Xiuyun (wanita), penduduk Distrik Chaoyang, Beijing, keduanya berusia 60-an, ditangkap di rumahnya pada tanggal 9 Juni 2022. Komputer, printer, buku-buku Falun Gong dan kalender kadaluwarsa dengan informasi tentang Falun Gong disita. Banyak dari barang-barang itu kemudian digunakan sebagai bukti penuntutan terhadap mereka.
Karena Pusat Penahanan Distrik Chaoyang menolak menerima pasangan tersebut karena pandemi, mereka dibebaskan dengan jaminan. Polisi melecehkan pasangan itu pada tanggal 6 Oktober 2022 dan memerintahkan mereka untuk tidak keluar untuk mempromosikan Falun Gong. Tak lama kemudian, pasangan itu memperhatikan dua orang yang berdiam di luar rumah untuk memantau mereka.
Enam hari kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Oktober, pasangan tersebut ditangkap oleh lebih dari dua puluh petugas. Mereka dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Chaoyang dan penangkapan mereka disetujui pada hari yang sama.
Putri pasangan tersebut, yang saat ini tinggal di luar Tiongkok, menelepon Kantor Polisi Taiyanggong pada tanggal 17 Oktober, menanyakan mengapa mereka menangkap orang tuanya. Polisi menolak memberikan penjelasan secara rinci, tetapi menyiratkan bahwa itu karena kontrol stabilitas selama Kongres ke-20 Partai Komunis, yang diadakan dari tanggal 16 hingga 22 Oktober.
Setelah Kongres ke-20 rezim berakhir, polisi masih menahan pasangan itu dan menyerahkan kasus mereka ke Kejaksaan Distrik Chaoyang pada tanggal 8 Desember 2022, mengutip penangkapan mereka sebelumnya pada tanggal 9 Juni 2022. Jaksa mendakwa mereka pada tanggal 6 Januari 2023 dan memindahkan kasus mereka ke Pengadilan Distrik Chaoyang.
Tang dan Ma hadir di Pengadilan Wenyuhe di Distrik Changyang pada tanggal 15 Maret 2023. Mereka berdua bersaksi untuk pembelaan mereka sendiri. Ma mengatakan dia dan suaminya tidak melemahkan penegakan hukum atau membahayakan masyarakat dengan berlatih Falun Gong. Dia menekankan bahwa upaya dia dan suaminya untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih perhatian dengan mengikuti prinsip Falun Gong Sejati-Baik-Sabar dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Kedua pengacara mereka membantah tuduhan terhadap mereka dan menuntut pembebasan mereka. Jaksa bersikeras bahwa tuduhannya terhadap pasangan itu benar.
Jaksa dan hakim juga berusaha memaksa pasangan itu untuk mengungkapkan siapa yang memberikan buku-buku Falun Gong kepada mereka, atau apakah mereka yang mencetak buku-buku itu sendiri. Mereka menolak untuk menjawab pertanyaan itu.
Hakim menghukum pasangan itu pada tanggal 24 Mei.
Sebelum hukuman terakhir mereka, baik Tang maupun Ma telah berulang kali menjadi sasaran karena keyakinan mereka. Ma, khususnya, tiga kali dijatuhi hukuman kerja paksa dengan total 6,5 tahun.
Ditangkap dua kali pada tahun 2000
Ma pergi ke Lapangan Tiananmen untuk memohon secara terbuka hak untuk berlatih Falun Gong pada bulan Agustus 2000 dan ditangkap. Dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Chaoyang selama 7 hari. Dia kembali ke Lapangan Tiananmen pada tanggal 1 Oktober tahun itu dan ditangkap lagi. Dia ditahan di pusat penahanan yang sama selama lima hari berikutnya.
Masa Kerja Paksa Pertama (1,5 Tahun) pada Tahun 2001
Ma dipanggil ke Kantor Polisi Taiyanggong untuk berdiskusi pada bulan Maret 2001, namun sesampainya di sana dia ditangkap dan langsung dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Chaoyang, di mana dia ditahan selama 28 hari. Polisi mengindikasikan bahwa mereka menahannya untuk mencegah dia mengajukan permohonan untuk Falun Gong selama "dua sesi" (dua pertemuan politik tahunan rezim komunis).
Pada bulan Mei 2001, dua wanita mengetuk pintunya dan mengaku sedang memeriksa saluran gas alam. Dia membuka pintu dan empat pria tiba-tiba muncul entah dari mana. Mereka menangkapnya dan membawanya ke sebuah rumah di daerah pedesaan di Kabupaten Huairou di Beijing. Ma melakukan mogok makan sebagai protes setiap hari selama lebih dari sepuluh hari penahanannya di sana.
Beberapa hari setelah dia dibebaskan, dia ditangkap lagi dan dibawa ke Pusat Pendidikan Hukum Beijing (pusat pencucian otak). Banyak praktisi Beijing lainnya juga dibawa ke sana pada waktu yang sama.
Ma pergi ke Lapangan Tiananmen pada tanggal 1 Oktober 2001 dan diikuti oleh petugas berpakaian preman, yang segera menangkapnya dan membawanya ke Kantor Polisi Tiananmen. Dia kemudian dipindahkan ke Departemen Kepolisian Tuanjiehu, di mana seorang petugas menampar wajahnya lebih dari sepuluh kali.
Petugas Kantor Polisi Taiyanggong kemudian menjemputnya dan menahannya di ruang bawah tanah di Distrik Chaoyang. Liu Renshun, seorang agen dari Kantor 610 Distrik Chaoyang, dan seorang petugas polisi ditugaskan untuk mengawasinya sepanjang waktu. Keduanya menderita pilek dan demam dan tidak tahan lagi dengan ruang bawah tanah yang lembap. Mereka memindahkan Ma ke panti jompo sekitar dua minggu kemudian dan menahannya di sana selama lebih dari setengah bulan. Dia kemudian dipindahkan ke Pusat Penahanan Distrik Chaoyang dan satu bulan kemudian dia dijatuhi hukuman satu setengah tahun kerja paksa.
Karena Ma menolak bekerja sama dengan penjaga kamp kerja paksa, dia digantung di pergelangan tangannya selama tujuh hari dan dipukuli setiap hari. Para penjaga tidak memberinya makanan atau air. Mereka juga tidak mengizinkan dia menggunakan kamar kecil, mereka memaksanya buang air di celana. Setelah menurunkannya pada hari kedelapan, para penjaga menelanjanginya di depan orang banyak dan membawanya ke ruang cuci.
Masa Kerja Paksa Kedua (2,5 Tahun) pada Tahun 2005
Ma ditangkap di rumahnya pada tanggal 30 Maret 2005 dan langsung dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Chaoyang. Dia kemudian dijatuhi dua setengah tahun kerja paksa. Ma melakukan latihan Falun Gong di Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing dan dipaksa duduk di kursi tinggi dari pukul 05:30 sampai 02:00 keesokan harinya. Selama tiga bulan, dia tidak diberi makan yang cukup dan tidak diperbolehkan mandi, berganti pakaian, atau menghubungi keluarganya. Kemudian ia dipindahkan ke Tim Tiga untuk melakukan pekerjaan tak berbayar, antara lain mengangkut kotoran sapi, menyiapkan pakan babi, dan menyiram tanaman.
Masa Kerja Paksa Ketiga (2,5 Tahun) pada tahun 2008
Ma ditangkap lagi pada tanggal 23 Mei 2008 dan rumahnya digeledah. Dia dijatuhi 2,5 tahun kerja paksa pada tanggal 19 Juni tahun itu. Sebuah kamp kerja paksa di Beijing menjualnya ke Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Hubei untuk melakukan kerja gratis. Karena dia menolak melepaskan Falun Gong, dia dipaksa berdiri di bawah terik matahari selama berjam-jam dari jam 6 pagi sampai tengah malam. Dia juga dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang tidak dibayar.
Pengawasan Sepanjang Waktu
Ma ditahan di penjara setempat selama 30 hari pada tahun 2017 karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Dia kemudian ditahan di pusat pencucian otak sebelum dibebaskan. Bahkan ketika dia dan istrinya tidak dalam tahanan, mereka diawasi dengan ketat, terutama pada hari-hari yang dianggap sensitif oleh rezim komunis.
Pada tanggal 8 Mei 2017, pasangan itu mencatat dua pria berusia 20-an mengintai di luar rumah mereka. Orang-orang itu mengikuti mereka ketika mereka keluar. Staf panitia jalan juga mendatangi rumah mereka untuk mengganggu mereka. Kedua pria itu masih tetap di sana sampai tanggal 16 Mei tahun itu.
Pada tanggal 1 Oktober 2017, pasangan itu melihat orang-orang di luar rumah mengawasi mereka lagi sepanjang waktu. Hal yang sama terjadi lagi selama “dua sesi” 2018 mulai bulan Maret, dan sekitar 25 April 2019 (peringatan ke-20 sejak 10.000 praktisi Falun Gong mengajukan permohonan secara damai di luar Kantor Permohonan Dewan Negara di Beijing pada tahun 1999).
Laporan terkait:
Pasangan Beijing Menghadapi Pengadilan Karena Berlatih Falun Gong
Police in the Beijing Assignment Department Sexually Assault Female Dafa Practitioners
Account of the Persecution I Witnessed in Beijing Dispatch Center and Women's Labor Reform Camp