(Minghui.org) Artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” yang ditulis oleh Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa, adalah artikel yang paling banyak dibaca di Minghui.org pada 2023. Artikel ini mendapat penayangan 70% lebih banyak dibandingkan artikel kedua yang paling banyak dibaca, “Xiulian Dafa adalah Serius,” yang juga ditulis oleh Guru Li dan dimaksudkan secara khusus untuk membimbing kultivasi praktisi Falun Dafa.
Artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” diterbitkan pada 20 Januari 2023, sebelum Tahun Baru Imlek. Guru Li menulis, “Tahun Baru seharusnya saya sampaikan kata-kata gembira yang Anda suka dengar, tetapi bahaya yang saya lihat terus mendekati umat manusia selangkah demi selangkah. Untuk itu para Dewa-Buddha memohon saya untuk memberikan beberapa patah kata yang hendak disampaikan para Dewa kepada makhluk hidup di dunia, setiap kalimat adalah rahasia langit, tujuannya agar manusia mengetahui fakta kebenaran, dan memberikan kesempatan lagi kepada manusia agar terselamatkan.”
Artikel yang paling banyak dibaca pada 2022 dan 2021 adalah artikel Guru Li “Kepada Konferensi Fa Ceko-Slovakia” (2022) dan “Sadarlah” (2021). “Kepada Konferensi Fa Ceko-Slovakia” memiliki jumlah penayangan yang sama dengan “Xiulian Dafa adalah Serius,” dan “Sadarlah” menerima 49% lebih banyak penayangan dibandingkan “Kepada Konferensi Fa Ceko-Slovakia.”
Perbedaan jumlah penayangan mencerminkan berbagai topik yang menjadi fokus praktisi Falun Dafa, yang merupakan salah satu dari tiga kelompok utama pembaca situs web ini. Dua kelompok lainnya adalah orang-orang yang tertarik mempelajari Falun Dafa dan pejabat rezim komunis yang berpartisipasi dalam penganiayaan di Tiongkok. Popularitas “Mengapa Ada Umat Manusia” yang bukan merupakan artikel yang ditujukan untuk praktisi, mencerminkan minat yang kuat dari masyarakat umum.
Hadiah untuk Umat Manusia
Joel Etienne, pengacara di Toronto, Kanada, mengatakan artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” adalah hadiah Tahun Baru terbaik bagi umat manusia.
Etienne mengatakan dia dipenuhi dengan kegembiraan dan kebahagiaan saat dia membaca “Mengapa Ada Umat Manusia.” “Saya merasakan ini merupakan suatu berkah bagi kami menerima artikel ini,” jelasnya. “Saya pikir itu beresonansi. Saya pikir itu sangat penting.”
Artikelnya memang tidak panjang, tapi keluarga Etienne menghabiskan waktu berjam-jam mendiskusikannya. Etienne berkata, “Ini menunjukkan kepada anda kekuatan dan kepedulian dari setiap kata dan pentingnya setiap kata yang menyertainya.” “Ini membuka sebuah teka-teki yang sangat rumit.” Dia bersyukur bisa mendapatkan pokok utama tersebut.
Joel Etienne dan keluarganya
Hyunjeon Hong dari Korea Selatan menghadiri diskusi di Toko Buku Tianti pada 19 Maret 2023, setelah membaca artikel tersebut. Dia mengatakan artikel itu menyoroti pentingnya bersikap baik. “Kita harus menghormati Dewa dan membantu satu sama lain. Artikel tersebut dapat menjadi panduan bagi masyarakat untuk kembali ke watak yang baik. Saya terus membacanya dan mencoba menghafalnya.”
Hyunjeon Hong berkata bahwa membaca “Mengapa Ada Umat Manusia” dapat membantu orang bersikap baik kepada orang lain.
Chen Lina, anggota dewan kota di Kaohsiung, Taiwan, sangat terinspirasi setelah membaca artikel tersebut. “Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, 'Apa tujuan manusia di dunia ini?' Tapi tidak ada yang bisa menjelaskannya dengan jelas. Di banyak agama, sedikit banyak terdapat pembahasan mengenai topik ini, namun semuanya bersifat abstrak. Guru Li adalah orang pertama yang menjelaskan masalah ini dengan sangat jelas.”
Chen Lina, anggota dewan kota di Kaohsiung, Taiwan
Adik perempuan dari seorang praktisi Falun Dafa di Tiongkok juga berbagi pemikirannya setelah membaca artikel tersebut.
“Saya anak bungsu di keluarga saya. Dari sekolah menengah pertama hingga universitas, saya selalu unggul. Saya dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki kehidupan yang relatif bahagia dan status sosial tertentu, jadi saya menjalani kehidupan yang tenang dan damai.
“Setelah Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa pada 1999, saya tidak bisa lagi menikmati hidup yang nyaman. Kakak perempuan saya adalah praktisi dan telah dianiaya berkali-kali oleh PKT karena tidak melepaskan keyakinannya. Saya bahkan berharap saudara perempuan saya berhenti berlatih karena saya pikir tidak ada seorang pun yang bisa melawan pemerintahan yang kuat itu. Saya berpikir, ketika seseorang berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, bukankah bodoh jika dia tidak beradaptasi? Namun, saya tidak pernah memaksa kakak saya untuk berhenti berlatih. Saya melihat bagaimana dia menjadi tidak mementingkan diri sendiri setelah mulai berlatih Falun Dafa dan kesehatannya meningkat.
“Lebih dari 20 tahun telah berlalu, dan hati saya naik turun karena penganiayaan. Setiap kali kakak saya dianiaya, saya ikut terlibat. Bahkan sekarang, nomor telepon saya diawasi oleh personel PKT, yang mengganggu saya dari waktu ke waktu. Dari awal merasa gugup karena kakak saya akan ditangkap hingga kemudian merasa takut bahwa dia akan dipukuli hingga meninggal, saya mempunyai kekhawatiran dan rasa sakit yang tak terhitung jumlahnya. Namun, melihat kakak saya, apa yang bisa saya katakan? Orang-orang yang berlatih Falun Dafa tidak menentang PKT. Mereka hanya memperingatkan orang-orang, 'PKT akan segera runtuh. Jika anda mundur dari organisasi PKT, anda tidak akan terlibat.' Apakah ini salah?
“Ketika pandemi ini dimulai pada 2020, saya pikir PKT pada akhirnya akan terpecah belah. Namun banyak dari mereka yang meninggal adalah rakyat biasa, dan PKT masih terus melakukan kejahatan terhadap orang-orang. Tahun demi tahun telah berlalu, dan saya menjadi sedikit mati rasa: Kapan PKT akan runtuh? Kapan saya tidak harus hidup dalam ketakutan? Akhirnya, Jiang Zemin meninggal, dan kemudian sejumlah besar personel tingkat tinggi PKT juga mulai meninggal.
“Saya dengan senang hati menunggu PKT binasa! Pada Tahun Baru Imlek [2023] ini, kakak perempuan saya menunjukkan artikel, ‘Mengapa Ada Umat Manusia' yang ditulis oleh pencipta Falun Dafa, yang ditujukan kepada seluruh umat manusia. Saya tercengang: Ah, jadi manusia memang seperti ini! Saya masih hidup saat ini hanya karena saya cukup beruntung bisa bertemu Falun Dafa hari ini dan diselamatkan. Semuanya telah diatur oleh Dewa. Menjadi manusia sungguh merupakan sebuah anugerah.
‘Mengapa Ada Umat Manusia’ mengungkapkan kisah nyata manusia dan membantu saya memahami siapa kita dan mengapa kakak saya mampu bertahan dengan keyakinannya. Kakak mengatakan bahwa Guru telah memberitahukan semuanya kepada praktisi Falun Dafa lebih dari 20 tahun yang lalu. Segala sesuatu yang praktisi lakukan adalah untuk menyelamatkan orang-orang. Ini tidak ada hubungannya dengan politik atau kekuasaan politik.”