Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Keluarga di Shandong Mengalami Pelecehan Tanpa Henti karena Berlatih Falun Gong

5 Nov. 2024 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Sebuah keluarga di Kota Weifang, Provinsi Shandong, telah mengalami 25 tahun pelecehan tanpa henti sejak rezim komunis Tiongkok mulai menganiaya keyakinan mereka, Falun Gong, pada Juli 1999.

Sebelum sidang pleno tahunan Kongres Rakyat Nasional dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok pada Maret 2024, petugas dari Kantor Polisi Kota Qingzhou menelepon Li Zuping dan memerintahkannya untuk melapor kepada mereka dengan membawa surat keterangan bebas penjara milik suaminya, Xian Chunwei.

Xian dan Li sebelumnya ditangkap pada 6 Januari 2016 dan dijatuhi hukuman masing-masing 4 dan 3,5 tahun pada 6 September 2016. Setelah Xian dibebaskan pada awal tahun 2020, ia terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari pelecehan terus-menerus dari polisi. Karena tidak dapat menemukannya, polisi sering menelepon Li dan mengintimidasinya.

Polisi kembali menelepon Li pada 30 Agustus 2024 dan meminta nomor telepon Xian. Li menolak memberi tahu mereka. Pada hari yang sama, polisi juga mendatangi rumah saudara perempuan Xian dan mencoba mendapatkan nomor telepon dan keberadaannya, tetapi tidak berhasil.

Sekelompok petugas mengetuk pintu rumah Li keesokan harinya. Dia tidak ada di rumah, dan ayahnya, yang tinggal bersamanya, tidak dapat membuka pintu karena keterbatasan geraknya. Polisi mengetuk pintu rumah tetangga Li, yang juga menolak untuk membuka pintu. Polisi menunggu beberapa saat di lantai bawah dan kembali untuk menggedor pintu rumah Li lagi. Mereka melakukannya beberapa kali di pagi hari dan akhirnya pergi ketika tidak ada seorang pun yang membuka pintu pada percobaan terakhir mereka sekitar pukul 1 siang.

Pintu rumah Li Zuping rusak parah setelah ditendang oleh polisi.

 

Pintu depan Li.

Selain itu, ibu Li, Shan Shuyun, juga sering mengalami pelecehan karena berlatih Falun Gong dan hidup dalam ketakutan terus-menerus. Setiap kali mendengar orang berjalan di lorong gedung apartemen mereka, ia menjadi gugup dan menahan napas, takut polisi akan datang lagi untuk mendobrak pintu mereka. Saat menonton TV, ia selalu mengecilkan volume suara seminimal mungkin, sehingga ia dapat mendengar suara apa pun di luar. Ia juga terus-menerus memeriksa apakah pintu depan terkunci. Tekanan mental yang terus-menerus itu memengaruhi kesehatannya, dan ia meninggal dunia pada Oktober 2014.

Laporan Terkait:

Weifang Judge Cuts Off Defense Attorneys: “You Are Not Seeing the Trend of the Trial”

Tiga Terminologi Kerja Paksa Tn. Xian Chunwei