Pengalaman Praktisi

Melepaskan Keterikatan Mentalitas Pamer, Mementingkan Diri Sendiri, Pengejaran terhadap Penghargaan Dan Ketergantungan Terhadap Orang Lain
oleh: Praktisi di China

(Minghui.org) Seorang manusia mengembangkan berbagai keterikatan hati seperti misalnya mentalitas pamer, perasaan puas diri dan mencari penghargaan dari orang lain. Karena kita berkultivasi di tengah masyarakat manusia biasa, kita menganggap wajar beberapa keterikatan hati itu dan merasa sulit untuk menemukannya.

Pada beberapa konferensi berbagi pengalaman di daratan China di tahun-tahun terakhir, yang telah disabotase oleh kejahatan dan yang telah membuat banyak praktisi ditahan, beberapa rekan praktisi yang diundang untuk berbicara semuanya menceritakan tentang dirinya sendiri. Ini menyebabkan para praktisi yang tidak dapat memandang hal-hal berdasarkan Fa memuja mereka sebagai teladan. Para pembicara ini, dikelilingi oleh pemuja seperti “Bulan dikelilingi bintang-bintang,” akan sulit memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik dan ingin memamerkan diri. Dalam proses tersebut, mereka menjadi begitu mementingkan diri sendiri. Meskipun para pembicara itu memiliki niat baik pada awalnya dan tidak bermaksud untuk memamerkan diri mereka sendiri, pada akhirnya mereka tidak dapat memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik. Ini adalah pemahaman pribadi saya, dan mungkin juga ada alasan-alasan tersembunyi lainnya.

Situasi ini memperingatkan saya, bahwa untuk menghindari keterikatan-keterikatan mentalitas pamer, mementingkan diri sendiri dan mencari penghargaan, kita harus mendiskusikan masalah ini tanpa membicarakan orang lain. Artinya, hanya berbicara mengenai pengalaman positif dan pelajaran negatif yang perlu kita pelajari darinya, tanpa menyebutkan nama para praktisi tersebut. Sebagai contoh, jika saya merasa pemahaman seorang rekan praktisi terhadap prinsip Fa tertentu dan perbuatannya membantu yang lainnya, saya akan berkata: “Pemahaman seorang rekan praktisi dalam aspek ini sangat membantu saya…” atau “Saya bertemu seorang rekan praktisi, yang caranya mengklarifikasi fakta baik…” Kadang-kadang ketika saya berbagi pemahaman dan perbuatan saya, saya tidak menyebutkan diri saya. Ini untuk mencegah keingintahuan para praktisi dan keinginan untuk melihat seorang Xiulian yang berkultivasi dengan baik.
Sesungguhnya, ini yang seharusnya kita lakukan di dalam mengkultivasikan perkataan kita, tidak membiarkan kejahatan mengambil keuntungan dari kekurangan apa pun. Sepanjang tahun-tahun ini dimana kejahatan telah menganiaya kita, sering kali ini disebabkan oleh tidak mengkultivasikan ucapan kita. Kejahatan mengambil keuntungan atas hal ini. Kita harus memperhatikan masalah ini dengan serius.

Dua hari yang lalu, saya mendengar dari praktisi A bahwa praktisi B memiliki beberapa materi klarifikasi fakta di rumahnya. Beberapa rekan praktisi terdekat pergi untuk mengambil materi tersebut dari rumahnya. Suami praktisi B telah ditahan beberapa kali. Dia ketakutan, ketika diketahui di antara polisi bahwa rumahnya telah dijadikan sasaran. Beberapa praktisi mungkin punya keterikatan mentalitas pamer yang tidak diketahui dan mereka mungkin tidak memperhatikan perkataan mereka terhadap rekan-rekan praktisi yang mereka percaya. Jika kita semua berbuat serupa, kejahatan akan mengambil keuntungan atas kelalaian tersebut.

Praktisi B dan suaminya hanyalah teman-teman saya. Melalui berbagi pemahaman dengan praktisi A, kita berpikir bahwa membicarakan masalah tanpa menyebutkan nama selama perbincangan kita adalah bukan hanya memperhatikan ucapan kita dan masalah keamanan, tetapi juga mencegah kita dari timbulnya pemujaan terhadap rekan yang lain dan keterikatan-keterikatan hati lainnya. Tujuan dari berbagi pengalaman adalah untuk peningkatan; peningkatan seseorang bisa terletak pada berbagi pengalaman dengan yang lainnya. Jika malahan keterikatan baru terbentuk selama berbagi pengalaman (bukannya peningkatan kita sendiri), maka tidak ada gunanya berbagi pengalaman.

Sebagai tambahan, kami berpikir bahwa kami seharusnya meminta praktisi B untuk memindahkan materi-materinya. Ini tidak saja menyangkut tanggung jawab terhadap seorang rekan praktisi tertentu, tetapi juga menyangkut keselamatan para praktisi yang mengambil materi klarifikasi dari rumahnya.

Ada banyak pelajaran dari masa lalu. Jika kita melakukan dengan baik, para praktisi yang ditahan tidak akan menderita karena cobaan dan kesengsaraan yang besar, orang lain tidak akan punya banyak perasaan takut, dan polisi yang menahan kita tidak akan berbuat lebih banyak karma untuk diri mereka sendiri. Jika dampak-dampak negatif ini dikurangi, akan lebih mudah untuk menghambat ketakutan manusia terhadap kejahatan dan dengan demikian dapat menyelamatkan mereka. Dari sudut pandang ini, kita sedang bertanggung jawab kepada Fa karena misi Shifu di dalam menyebarkan Fa adalah untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Kejadian ini juga menyingkap keterikatan kuat para praktisi akan ketergantungan, dengan rasa takut tersembunyi di dalamnya. Semua orang perlu mempertimbangkan apakah anda punya rasa takut atau tidak ketika materi-materi klarifikasi itu berada di rumah anda. Maka kita perlu berpikir tentang rekan-rekan praktisi yang membuat materi klarifikasi fakta tersebut! Bertanggung jawab kepada orang lain adalah juga bertanggung jawab kepada diri sendiri dan selanjutnya, bertanggung jawab kepada Fa. Shifu memberi tahu kita, Jalan Besar tanpa bentuk. Setiap orang harus menempuh jalurnya sendiri, maka kita harus melepaskan ketergantungan terhadap orang lain.

Jika pikiran sedang dikultivasikan, setiap kejadian dapat menjadi peringatan dan isyarat bagi kita.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2007/4/18/152962.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/4/30/85087.html