(Minghui.org) Guna memperingati pasca Bom Bali 2007, Bali menyelenggarakan Vestival Kuta Karnival yang diselenggarakan setahun sekali yang juga merupakan salah satu iven Internasional yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memulihkan citra pariwisata Bali yang sempat puruk di mata Internasional.

Yang paling meriah adalah disaat acara penutupan Vestival Kuta Karnival yang ke V pada 9 September 2007. Pawai yang berjarak kurang lebih 7 km dari jam 15.00 Wita sampai selesai pun digelar. Pawai yang mengambil start sekaligus garis finish di OSO pantai Kuta Bali telah mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Sesuai dengan tema pawai yaitu “kedamaian,” akhirnya Falun Dafa juga dipilih oleh panitia dari 62 peserta untuk memeriahkannya. 

Dengan prinsip “Sejati-Baik-Sabar” Falun Dafa mendapatkan sambutan yang hangat dan meriah dari para penonton baik dari masyarakat setempat maupun masyarakat Internasional. Sekitar 200 lebih praktisi Falun Dafa Bali memerankan fungsinya masing-masing. Barisan terpanjang pawai membuat para penonton menjadi heran dan kagum serta ada yang mengatakan ternyata ada banyak orang yang berlatih Falun Dafa, walaupun yang ikut dalam barisan pawai belum seberapa dibandingkan dengan keseluruhan praktisi yang ada di daerah Bali.


Barisan genderang pinggang


Marching bendera praktisi cilik




Spanduk Falun Dafa dan “Sejati-Baik-sabar”


Tari pita praktisi cilik


Tari kipas praktisi cilik


Tari selendang praktisi cilik remaja


Tari kipas praktisi dewasa


Tari bidadari


Para penonton bertepuk tangan


Polisi menerima cindera mata lotus kertas


Wisatawan menerima cindera mata

Di barisan terdepan tampak tarian naga sebagai pembuka jalan, kemudian disusul dengan spanduk Falun Dafa bersama dengan tulisan “Sejati-Baik-Sabar” yang dipegang oleh tiga praktisi cilik Bali. Simbolis buku Zhuan Falun (buku panduan Falun Dafa) besar yang diiringi oleh tabuhan gendrang pinggang yang membuat haru para penonton dan para praktisi. Barisan praktisi cilik bali tidak ketinggalan, mereka turut mengiringi barisan gendrang pinggang dengan permainan marching benderanya. Puluhan barisan spanduk Falun Dafa yang bertuliskan “Sejati-Baik-Sabar” tampak harmonis yang diiringi oleh para penari praktisi cilik seperti tari naca, tari pita, tari lotus dan tari selendang. Nampaknya semangat para praktisi cilik tidak bisa dikalahkan oleh praktisi dewasa, apalagi ditambah lagi dengan tepuk tangan meriah dari para penonton. Tarian kipas yang sungguh memukau penonton tampak dibelakangnya yang dipadukan dengan tari bidadari dengan musik surgawinya. Selain menari juga ada bidadari yang sepanjang jalan membagi-bagikan cindera mata berupa lotus kertas yang berisi tentang pengenalan singkat tentang Falun Dafa. Lalu barisan ditutup oleh pasukan pembawa bendera kebesaran Falun Dafa.


Penonton mengambil gambar

Falun Dafa telah memasyarakat di Pulau Dewata ini, Falun Dafa sudah tidak asing lagi bagi mereka walaupun masih ada yang belum mengetahui secara jelas tentang apa sebenarnya Falun Dafa yang merupakan senam dan meditasi kesehatan yang sangat populer dan telah menyebar ke delapan puluh negara di dunia. Banyak wisatawan yang secara antusias mengambil gambar sebagai rasa kagumnya dengan barisan Falun Dafa.

Diakhir pawai beberapa orang menghampiri para praktisi dan menanyakan apa itu Falun Dafa yang sebenarnya. Kemudian praktisi menjelaskan dengan sabar juga menjelaskan keadaan praktisi yang ada di daratan China yang selama ini masih tertindas hanya karena melebihi keanggotaan partai komunis di tahun 1997. Ada juga wisatawan asal Switzerland yang telah mengetahui dengan jelas akan fakta yang sebenarnya dan mengakui bahwa Falun Dafa telah menyebar ke seluruh negara.