Kanada: Mengenang Permohonan Damai 25 April, Praktisi Falun Gong Menjelaskan Fakta Kebenaran di Kota Sibuk Toronto

(Minghui.org) Pada tanggal 25 April 2008, praktisi Falun Gong membentuk “Tembok Raksasa Kebenaran” di kota sibuk Toronto untuk menjelaskan tentang penindasan terhadap Falun Gong di China yang telah berlangsung sembilan tahun. Praktisi menyerukan masyarakat internasional untuk mengutuk kekejaman Partai Komunis China (PKC) dan membantu menghentikan penindasan.


Praktisi menjelaskan fakta kebenaran tentang penindasan terhadap Falun Gong kepada warga Toronto


Para praktisi Falun Gong membentuk “Tembok Raksasa Kebenaran” di Toronto


Banyak orang menandatangani petisi yang diprakarsai oleh CIPFG untuk mengakhiri penindasan terhadap Falun Gong

Di Jalan Bloor, Toronto, praktisi membentangkan spanduk dengan tulisan “Falun Dafa Baik,” “Falun Dafa adalah Aliran Ortodoks,” “Falun Dafa Membantu Ratusan Juta Orang Tetap Sehat dan Ramah,” “Hentikan Genosida terhadap Praktisi Falun Gong,” dan “Kekejaman Pengambilan Organ Praktisi yang Masih Hidup Sedang Terjadi di Kamp-kamp Kerja Paksa di China.” Banyak pejalan kaki berhenti untuk membaca tentang penindasan tersebut.

Zhang Zhaojin, juru bicara Asosiasi Falun Dafa Toronto, mengatakan bahwa Tembok Raksasa Kebenaran mempunyai makna. “Masyarakat dan pemerintahan Barat menghormati permohonan dan protes damai praktisi Falun Gong. Mereka menganggap apa yang dilakukan oleh praktisi sama dengan apa yang dilakukan oleh Dr. Martin Luther King Jr.”

Zhang Rongxuan secara pribadi ikut serta dalam permohonan damai pada 25 April 1999. Ia berkata, “Saya berdiri tepat di depan gerbang gedung kantor pemerintahan pusat. Kami meminta sebuah lingkungan yang damai dan adil bagi latihan kami dan secara resmi mempublikasikan buku-buku Falun Dafa. Semua orang tenang. Setelah kami pergi, di sana tidak ada satu potong pun kertas atau puntung rokok di lantai.”

Zheng dan semua keluarganya berlatih Falun Gong. Ia mengatakan bahwa Departemen Keamanan Umum di China memulai investigasinya terhadap Falun Gong pada 1998. Menurut Zheng, biro keamanan umum setempat di Provinsi Liaoning, dimana ia berasal, memobilisasi pejabat untuk menyusup kedalam kelompok Falun Gong dan kegiatan mereka. “Banyak pejabat polisi menyamar. Mereka berpura-pura menjadi praktisi dan bergabung didalam belajar dan latihan bersama. Mereka mengumpulkan informasi pribadi praktisi. Beberapa pejabat menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan Falun Gong dan mengungkapkan identitas mereka kepada praktisi. Bahkan mereka memberitahu praktisi, karena Falun Gong percaya pada ‘Sejati-Baik-Sabar,’ bahwa Falun Gong mutlak tidak dapat diterima oleh PKC, sebab PKC tidak membolehkan kepercayaan apapun.”

“Setelah permohonan damai pada 25 April, praktisi setempat berusaha menjelaskan fakta-fakta tentang latihan tersebut kepada umum. Namun, polisi terus-menerus mengikuti dan mengganggu koordinator Falun Gong setempat. Bahkan polisi memotret dan merekam praktisi saat mereka sedang melakukan latihan.”

Zheng percaya bahwa PKC menangkap praktisi di Kota Tianjin dan bagaimanapun juga menjebak praktisi pergi ke Beijing untuk permohonan lebih lanjut. Media negara, corong Beijing, kemudian melaporkan bahwa para praktisi ini adalah pembangkang bengis. Permohonan di Beijing menjadi sebuah alasan untuk memicu penindasan.

Gina, seorang praktisi Falun Gong dari Rumania, mulai berlatih tiga tahun yang lalu. “Penindasan PKC terhadap Falun Gong sudah berlangsung sembilan tahun dan memalukan bagi umat manusia. Praktisi Falun Gong memiliki standar moral yang tinggi dan teguh pada latihannya, itulah mengapa mereka menahan penindasan kejam ini dan teguh memberitahu orang-orang tentang kebenaran penindasan dengan cara yang damai. Keyakinan mereka pada ‘Sejati-Baik-Sabar’ terus menuntun mereka dan menarik banyak orang untuk bergabung bersama mereka pada masa penindasan ini.”

Huaman, seorang pejalan kaki, memberitahu reporter, “Saya tidak tahu ada penindasan kejam ini sedang terjadi di China selama sembilan tahun sampai saya melihat foto-foto ini. Saya terkejut pada Abad 21 ini masih ada orang yang dianiaya karena keyakinan mereka. Saya akan berusaha untuk membantu.”

Seorang pembuat film mengetahui tentang penindasan Falun Gong lima tahun yang lalu. Eyang dari seorang teman kelas pembuat film dianiaya karena mereka berlatih Falun Gong. Pembuat film itu berkata, “Saya terkejut melihat penindasan masih terjadi. Saya ingin melakukan riset terhadap masalah ini dan membuat sebuah dokumenter untuk membantu publik memahami penindasan ini.”

Banyak pejalan kaki menandatangani petisi untuk menyerukan agar dihentikan penindasan tersebut. Petisi tersebut diprakarsai oleh CIPFG, Koalisi Penyelidikan Penganiayaan terhadap Falun Gong.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2008/4/26/177283.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/4/30/96877.html