Mengenang Kembali Ceramah Guru Agustus 1994 Di Yanji, Provinsi Jilin
Oleh praktisi Shan Yu dari Provinsi Jilin

(Minghui.org) Dapat menghadiri kelas ceramah Guru di Gelanggang Olah Raga Yanji pada bulan Agustus 1994, meninggalkan kenangan yang berharga, penuh keberuntungan.

Saya naik kereta ke Kota Yanji pada sore hari 20 Agustus 1994, ditemani putri saya. Setelah tiba dan membeli karcis masuk kelas ceramah pada jam 6:00 sore, kami duduk di bagian tenggara gedung itu. Saya memperkirakan sekitar 3,000 praktisi telah memenuhi gedung itu. Dari berbagai dialek dan ragam pakaiannya, saya tahu para praktisi ini telah berdatangan dari seluruh penjuru negeri.

Guru sangat sederhana dan berpakaian rapi. Kemeja putih lengan pendek membuat Guru terlihat sederhana dan sopan. Beliau duduk di bagian utara dari gedung itu. Ketika Guru berkata, "Saya Li Hongzhi," gedung olah raga yang sebelumnya gaduh tiba-tiba menjadi sunyi. Ketika Guru berkata, mereka yang dapat mengikuti kelas ceramah ini memiliki takdir pertemuan, saya merasa tergetar. Saya mengenang kembali suatu ketika di tahun 1992 ketika saya setengah terlelap, Sang Buddha dengan rambut keriting berwarna biru muncul di angkasa. Pada waktu itu, Beliau dengan tenang menatap saya. Saya tidak pernah bermimpi telah menjalin takdir pertemuan ini beberapa tahun sebelum saya memperoleh Fa.

Di antara banyak guru qigong di China, hanya Guru Li mengajar kami prinsip Sejati-Baik-Sabar. Menoleh ke belakang, saya menyadari bahwa Guru menggunakan berbagai cara membimbing mahluk hidup yang telah berjanji dengan Guru ribuan tahun yang lampau untuk berkumpul bersama. Oleh karena itu, mereka dapat belajar Fa dan berkultivasi, serta menyelamatkan mahluk hidup.

Selama hari pertama kelas ceramah, Guru memberi tahu para praktisi bahwa besok, Minggu 21 April, tiga kelas akan sekaligus diajarkan dan masing-masing kelas akan berlangsung sekitar dua jam. Mengingat terbatasnya sumber daya keuangan para praktisi dari daerah-daerah lain, Guru berkata akan mengajar tiga kelas dalam satu hari yang sebelumnya dijadwalkan untuk tiga hari. Kami mendapat kelas dari jam 9:00 pagi hingga 11:00 pagi. kemudian dari 4:00 sore hingga 8:00 malam. Oleh karena kelas ceramah Guru, banyak hotel dipenuhi dengan tamu. Disamping itu, saya ingin mengatakan ketika Guru pergi ke suatu tempat untuk mengajar, master qigong lain juga datang ke tempat itu untuk memberi ceramah. Kelas-kelas ini diselenggarakan hanya beberapa hari saja, dan biayanya seratus atau dua ratus Yuan. Sementara master qigong lain mengajar qigong untuk menyembuhkan beragam penyakit, kemudian mengutip lebih banyak bayaran. Guru mengajar sepuluh kelas ceramah dan biaya keseluruhan hanya empat puluh tiga Yuan. Praktisi-praktisi lama hanya perlu membayar separuhnya. Biaya kelas ceramah Guru merupakan yang paling rendah di China. Selama kelas ceramah, Guru memperlakukan semua praktisi sebagai pengikutnya. Guru tidak hanya memurnikan tubuh setiap praktisi tetapi mengajarkan mereka prinsip Fa dan bagaimana caranya meningkatkan xinxing (kualitas moral). Tambahan, Guru memberi kami Falun yang amat berharga. Uang betapapun besarnya tidak sebanding dengan belas kasih dan upaya Guru bagi kami.

Pada malam hari 22 Agustus, Guru mengajar Fa, menjelaskan hubungan antara qigong aliran Buddha dan agama Buddha. Sebelum kelas berakhir, Guru meminta semua praktisi berdiri agar Guru dapat memurnikan tubuh mereka. Guru mengucapkan suatu perintah – para praktisi di dibagian timur dan barat gedung itu masing-masing mengangkat kaki kiri atau kaki kanan, kemudian dihentakkan ke lantai. Dengan cara ini, di bawah kuasa supernormal Guru, para praktisi mengeluarkan qi penyakit mereka, dan tubuh mereka ditrasformasikan menjadi Tubuh Putih Murni, yang meletakkan suatu dasar bagi latihan mereka di kemudian hari. Akhirnya, Guru berbicara melalui mikrofon, meminta para praktisi yang bekerja di stasiun kereta api agar membantu membelikan beberapa tiket gerbong tempat tidur untuk perjalanan tanggal 27 April ke Beijing.

Guru benar-benar tidak berbicara seperti atasan terhadap kami, bahkan memperlakukan semua praktisi sebagai teman. Walaupun lelah melakukan kelas ceramah keliling di seluruh negeri, Guru pertama-tama memperhatikan kebutuhan para praktisi dari Beijing yang menyertainya. Sikap Beliau yang memikirkan orang lain terlebih dahulu amat menyentuh para praktisi dan diri saya. Perbuatan Guru mengingatkan saya sekarang agar memikirkan mahluk hidup disaat mengklarifikasi fakta dan menyarankan mereka untuk mundur dari Partai Komunis China.

Malam hari 23 Agustus, Guru menyebutkan di dalam ceramah-Nya bahwa para praktisi Falun Gong seharusnya tidak menggunakan Zhouyi (kitab meramal) dan Bagua (delapan diagram). Guru berkata harus memastikan untuk “berkultivasi tunggal." Saya berpemahaman walaupun Zhouyi dan Bagua merupakan budaya prasejarah, mereka merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti, yang telah mengalami perubahan selama beberapa ratus juta tahun terakhir, sehingga Zhouyi juga telah berubah. Informasi pada Zhouyi sudah ketinggalan jaman dan tidak akurat. Disamping itu mengandung berbagai hal dari master qigong lain dan kami tidak dapat menggunakannya.

Malam itu, ketika orang-orang meminta saya untuk meramal nasib mereka, saya berkata saya tidak lagi melakukan hal itu. Saya dapat merasakan bahwa Guru telah membersihkan mahluk merasuk (futi) dari tubuh saya dan memasang Falun yang senantiasa berputar pada diri saya.

Pada 24 Agustus, saya menderita diare tiga kali, tetapi saya tetap bersemangat. Di masa lalu, saya mengidap penyakit flu pencernaan (gastroentreritis), selama belasan tahun dan saya harus memperhatikan diet, bagaimana saya hidup dan berpakaian. Jika saya melalaikan hal-hal tersebut, saya merasa tidak nyaman pada perut, menderita diare, dan menjadi lesu. Di masa lalu, sakit kepala putri saya selalu mengganggunya. Setelah menghadiri kelas ceramah Guru beberapa kali kepalanya terasa jernih.

Pada 25 Agustus hujan sangat lebat. Satu jam sebelum kelas ceramah Guru dimulai, hujan lebat berhenti. Orang-orang dari berbagai daerah pergi mendengarkan kelas ceramah Guru. Saya ingat orang-orang dari berbagai latar belakang hadir. Beberapa bikhu muda, mengenakan jubah dan pembungkus kaki berwarna putih. Beberapa wartawan dari CCTV (stasiun televisi negara), dan beberapa lagi orang tua berjenggot. Beberapa orang adalah pendeta aliran Dao yang dapat meramalkan masa depan. Orang-orang dengan tulus datang belajar Dafa.

Pada akhir kelas ceramah di malam hari 26 Agustus, Guru secara langsung mengajar kami lima perangkat latihan gerakan. Kami sangat berbahagia mempelajarinya dan sangat bersemangat. Pada awalnya, Guru mempersilakan para praktisi yang menyertai-Nya menyebarkan Fa, mengajar kami empat perangkat gerakan, lalu Guru berkeliling untuk memperbaiki gerakan kami secara langsung. Beberapa praktisi mengambil foto-foto, dan yang lain merekam peristiwa dengan camcorder-nya. Putri saya dan saya secara cermat belajar latihan dari Guru. Keluarga kami yang terdiri tiga orang hingga hari ini masih terus berkultivasi. Latihan Gong merupakan suatu bagian dari Dafa yang sangat penting. Oleh karena itu, sekali pun kami sangat sibuk dengan pekerjaan dan kadang-kadang hanya mempunyai sedikit waktu untuk tidur, kami masih meluangkan waktu untuk melakukan latihan. Melakukan latihan Gong, belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus kini menjadi bagian penting dari hidup kami, membantu kami mengatasi kemalasan dan selalu ingat bahwa kami adalah praktisi Dafa. Sebagai tambahan, melakukan tiga hal dengan baik membuat kami lebih bersemangat, memberikan kami kebijaksanaan dan keberanian di dalam menjelaskan kebenaran serta menyelamatkan mahluk hidup.

Kelas ceramah terakhir diadakan malam hari 27 Agustus. Mengingat bahwa praktisi-praktisi dari tujuh belas provinsi dan kota perlu mengejar kereta ke Beijing, Guru memulai kelas pada jam 5:00 sore (dari rencana sebelumnya jam 6:00 sore). Selama satu jam pertama, Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan para praktisi. Ketika Guru membaca pertanyaan yang saya ajukan, Guru membaca satu alinea kemudian berkata, "Anda perlu memikirkan kembali setelah anda pulang." Saya mengingat-ingat kata-kata ini dalam hati dan di dalam kultivasi saya. Ketika saya menemukan berbagai kesulitan, saya mengambil Fa Guru sebagai pedoman. Saya mencari jawaban dari dalam Fa dan melihat ke dalam diri untuk menilai pikiran dan tindakan-tindakan saya, bertanya pada diri sendiri apakah sudah sesuai dengan Fa.

Pada akhir pengajaran Fa, atas permintaan para praktisi, Guru memperlihatkan isyarat tangan (shouyin) besar. Guru duduk di atas meja bertaplak putih, dalam posisi sila ganda. Shouyin besar terlihat sangat indah. Saya merasakan Falun berputar di mana-mana, sangat menakjubkan.

(Baru-baru ini, ketika menyaksikan pertunjukan "Turunnya Raja-Raja Surga" yang dibawakan oleh Divine Performing Arts, saya memperhatikan bahwa isyarat tangan yang digunakan oleh Raja dari segala Raja-Raja sebagian berasal dari isyarat tangan besar Guru. Saya menyadari bahwa Guru telah menaruh banyak upaya ke dalam hasil karya Divine Performing Arts yang amat mengesankan dan dalam menyelamatkan mahluk hidup).

Ketika kelas ceramah berakhir, sejumlah praktisi mempersembahkan Guru panji-panji sutera untuk menyatakan penghargaan mereka. Para praktisi Tionghoa Korea dari daerah Yanbian berpakaian rapi dan membungkuk pada Guru lalu mempersembahkan panji sutera kepada Guru. Guru juga memberi mereka sebuah panji sutera, disertai tepuk tangan gemuruh dari hadirin. Saya juga amat gembira. Saya berpikir bagaimana Guru telah bekerja tak kenal lelah, mengunjungi berbagai wilayah pegunungan terpencil untuk menyebarkan Fa, dan mengeluarkan semua energinya demi kepentingan kultivasi kami.

Kami senantiasa mengingat di dalam benak kami dan tidak akan pernah mengecewakan Guru. Sebagai tambahan, kami akan berkultivasi tunggal dan selalu mencoba berasimilasi dengan Fa,

"Hati merupakan jalan untuk sukses berkultivasi,
Jadikan penderitaan sebagai perahu untuk mengarungi Dafa nan tak bertepi"
("Falun Dafa" – Hong Yin / versi terjemahan dari buku ‘Falun Gong’)
Tepuk tangan bergemuruh. Guru mendonasikan 7.000 Yuan dari biaya kelas kepada Palang Merah di daerah Yanbian. Melalui sikap ini, Guru telah menyatakan kepeduliannya pada kerusakan karena cuaca dingin dan banjir pada tahun 1993. Kemudian Guru berkata Ia berharap kami akan berkultivasi dengan teguh setelah kami pulang. Di tengah gemuruh tepuk tangan, Guru membuat shouyin besar, tampaknya sebagai suatu penghargaan bagi ketulusan kami.

Putri saya dan saya meninggalkan gelanggang olah raga menuju bagian utara stasiun kereta. Saya berpikir, "Guru benar-benar telah bekerja keras dan harus mengejar kereta ke Changchun tidak lama sesudahnya. Harapan para teman saya untuk mengambil foto dengan Guru. Saya tidak yakin jika mereka akan memiliki kesempatan." Secepat pemikiran ini muncul, saya memperhatikan Guru tengah memandang para praktisi, menatap saya. Saya segera berpikir, "Apakah Guru telah mengetahui apa yang sedang saya pikirkan?" Belakangan, teman-teman ini bercerita ketika mereka makan di sebuah rumah makan di depan stasiun kereta, Guru mengambil botol air mineral dan berjalan mendekati mereka. Mereka bersorak, "Salam, Guru Li!" Guru mengetahui mereka adalah praktisi-praktisi yang bekerja di stasiun kereta dan yang telah membantu untuk membeli tiket-tiket gerbong tempat tidur. Guru dengan gembira berfoto dengan mereka. Keinginan teman-teman saya akhirnya terkabul.

Karena suatu urusan, saya tidak kembali ke rumah malam itu dan tidak punya kesempatan berfoto dengan Guru. Namun, saya mengetahui Guru senantiasa sedang menjaga kami setiap hari.

Chinese http://minghui.org/mh/articles/2008/5/14/178442.html

English http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/5/27/97679.html