Seorang Anak Laki-Laki Norwegia Berubah Setelah Ia Berlatih Falun Dafa
Oleh praktisi Falun Dafa dari Norwegia

(Minghui.org) Ola adalah seorang pelajar SMA yang berusia 18 tahun. Ketika ia berumur sembilan tahun, ia mulai berlatih seni bela diri, yang ia tekuni selama sembilan tahun. Empat tahun yang lalu orang tua Ola mulai berlatih Falun Dafa. Ia mengikuti contoh orangtuanya dan membaca buku Zhuan Falun. Akan tetapi, pada mulanya ia tidak sungguh-sungguh berkultivasi.

Satu setengah bulan yang lalu, Ola mulai sungguh-sungguh berkultivasi. Ia berkata, "Sekarang saya adalah praktisi Falun Dafa yang sejati dan saya akan bersikap sebagaimana mestinya sebagai seorang praktisi Dafa."


Ola yang berusia 18 tahun pada sebuah kegiatan klarifikasi fakta

Setelah dengan serius berlatih selama satu setengah bulan, Ola mulai menyadari makna dari pemahaman prinsip Fa berikut: "Kunci di dalam kultivasi adalah meningkatkan Xinxing (watak, kualitas moral)." Ia berkata, "Dulu, saya ingin orang lain merasakan bahwa saya adalah penting dan saya melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian orang lain. Terlebih lagi, saya sangat memperhatikan arus perkembangan. Sekarang saya telah membuang pikiran-pikiran ini dan hati saya yang paling dalam merasa lega. Saya menjadi tenang dan perangai saya yang tidak baik telah lenyap. Saya juga dapat memikirkan orang lain terlebih dahulu, sebab saya memahami mengapa saya berada di sini dan sekarang saya mempunyai suatu pemahaman hidup yang lebih mendalam."

Selama satu setengah bulan terakhir, Ola telah membuat perubahan besar di dalam cara berpikir dan perilakunya. Orang tua dan teman-temannya semuanya telah melihat. Orang-orang yang ada di sekitarnya juga telah melihat bahwa ia telah berubah menjadi orang yang berbelas kasih dan penuh kedamaian. Ibunya juga telah melihat bahwa Ola bahkan mulai membantunya dalam pekerjaan rumah tangga.

Begitu Ola memutuskan untuk sungguh-sungguh berkultivasi, ia melepaskan latihan seni bela diri walaupun ia telah mendalaminya selama sembilan tahun. Ia merasakan berlatih seni bela diri akan menimbulkan mentalitas bersaing, sedangkan pikiran seperti ini seharusnya dilepaskan oleh seorang praktisi Xiulian. Ia merasakan bahwa kultivasi merupakan hal yang paling penting di dalam hidupnya.

Sekarang Ola menyikapi apa pun yang terjadi di dalam hidupnya sebagai ujian pada jalur kultivasinya. Ketika konflik terjadi, Ola tidak merasa terganggu sama sekali, malahan memperlakukannya sebagai suatu kesempatan yang baik untuk menempa hatinya. Sebelum menjadi seorang praktisi Xiulian, ia selalu mempertimbangkan segala hal secara subyektif, dari sudut pandangnya sendiri. Akan tetapi, setelah berlatih Falun Dafa, ia telah belajar untuk menimbang segala hal dengan prinsip alam semesta ‘Sejati-Baik-Sabar.’

Selama satu setengah bulan Ola telah belajar Fa dan melakukan latihan Gong setiap hari. Ia telah membaca buku Zhuan Falun empat kali dan juga telah membaca ceramah-ceramah Guru lainnya. Ia mulai untuk mengklarifikasi fakta di sekolahnya dan bahkan memperkenalkan Falun Dafa kepada teman-teman sekelasnya. Ia mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis China terhadap rekan-rekan praktisi Falun Dafa di China. Ia mendapat dukungan dari wali kelasnya, sehingga ia berniat untuk pergi ke semua kelas untuk mengklarifikasi fakta kepada rekan-rekan siswa yang lain. Setelah beberapa dari teman-teman Ola mengetahui fakta tentang penganiayaan, mereka membantu Ola untuk mengklarifikasi fakta. Guru mereka mengusulkan bahwa para siswa sebaiknya menulis surat dan menghimbau kepada Ketua Komite Olimpiade Norwegia agar menyatakan keprihatinan mereka tentang penganiayaan Falun Gong di China.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2008/4/20/176861.html

English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/5/3/96986.html