Para Penumpang Di Sebuah Kapal Menyaksikan Keajaiban Dafa

(Minghui.org) Sehari setelah Festival Perahu Naga tahun 2001, sebuah kapal yang membawa lebih dari seribu penumpang dari Shanghai menuju Wuhan hampir mengalami bahaya terbalik dekat wilayah Chizhou. Banyak penumpang kapal ini masih mengingat dengan jelas peristiwanya. Saat berada di tengah Sungai Changjiang, kapal dihadang badai dan ombak ganas, kapal terombang-ambing hampir terbalik. Seorang praktisi muda dengan putrinya yang berumur sekitar tujuh tahun ikut menumpang. Dia merangkapkan kedua telapak tangannya di depan dada (dalam pose heshi) dan dengan lantang memohon bantuan kepada Guru Li. Segera badai dan ombak ganas mereda sehingga kapal menjadi stabil kembali. Lebih dari seribu penumpang di atas kapal itu selamat.

Baru-baru ini saya bertemu dengan praktisi muda ini dan dia menceritakan kejadiannya.

Praktisi itu berasal dari Desa Dafasi, Kota Wuxue di Provinsi Hubei. Ketika dia berusia 12 tahun, seorang biksu agama Buddha melihatnya dan meminta untuk melihat telapak tangan kanannya. Biksu melihat dengan mata ketiganya ada sekuntum bunga lotus di telapak tangannya. Biksu itu heran dan berkata, "Saudari kecil, saya seharusnya memanggil anda Guru. Anda akan mendapat Buah Sejati, Buah Status yang sangat tinggi di masa datang. Akan ada dewa sejati yang akan turun menyelamatkan anda." Sepuluh tahun kemudian, dia diperkenalkan pada Falun Dafa dan menjadi seorang praktisi yang berkultivasi ‘Sejati-Baik-Sabar.’

Pada saat kejadian, dia tengah melafal Fa di tengah kabin kelas lima. Sekitar pukul 1:00 siang, setelah kapal melewati wilayah Chizhou, cuaca dan langit cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap, hujan deras dan angin kencang menderu. Badai ganas dan ombak besar menyebabkan kapal terombang-ambing. Kemudian kapal tiba-tiba mulai miring ke samping. Para penumpang sangat ketakutan, mereka dalam bahaya besar, mulai menangis dan menjerit-jerit meminta bantuan.

Pada saat kritis ini, praktisi menyadari hanya hanya Guru yang bisa menyelamatkan semua orang di kapal. Dia merangkapkan kedua telapak tangan, membentuk pose heshi dan dengan lantang berteriak, "Guru, mohon selamatkan semua orang di atas kapal ini!" Para penumpang yang lain mengamatinya dan merasa sangat heran, melihat permohonannya dijawab. Kurang dari tiga puluh detik, kapal kembali kepada posisinya yang normal, angin dan ombak reda, hujan berhenti dan matahari bersinar kembali. Segalanya kembali cerah seperti sebelum badai.

Para penumpang di kabin naik mendatanginya dan bertanya, "Apakah anda dewa besar? Mengapa kapal kembali normal ketika anda melakukan ini [heshi], dan menyelamatkan kami semua?" Setelah ucapan ini, lebih dari seratus orang berlutut dan bersujud kepadanya, menyatakan terima kasih karena telah menyelamatkan mereka.

Dia segera menggerakkan tangannya dan meminta orang-orang agar tidak melakukan hal itu. Dia menjelaskan, "Jangan berterima kasih kepada saya. Silakan berterima kasih kepada Guru saya. Saya seorang praktisi Falun Gong dan Guru saya menyelamatkan mahluk hidup. Saya melakukan Heshi untuk minta agar Guru menyelamatkan kita. Guru sayalah yang telah menyelamatkan kita semua di kapal ini!" Orang-orang disadarkan kepada kebenaran, bahwa Falun Dafa sungguh sebuah Fa Buddha serta memberikan penyelamatan kepada semua mahluk hidup! Orang-orang menyebarkan kabar ini di seluruh kapal dan dalam waktu singkat semua orang di atas kapal mengetahui bahwa Guru Li Hongzhi telah menyelamatkan hidup mereka.

Para penumpang dari kabin lainnya termasuk awak kapal semua datang menemui praktisi. Kabin kelas lima di mana praktisi itu berada, penuh sesak dengan orang-orang, bahkan sampai di lorong.

Para penumpang yang menyaksikan apa yang yang terjadi semua memuji Dafa. Banyak yang bertanya kepada praktisi di mana dia tinggal karena mereka ingin bersujud di depan foto Guru di rumahnya untuk menyatakan terima kasih karena telah menyelamatkan hidup mereka. Mempertimbangkan penganiayaan yang masih berlanjut dan keselamatan para praktisi lain, praktisi ini dengan halus menolak. Namun, dua perempuan muda memaksa akan mengunjunginya. Kemudian, mereka menempuh perjalanan jauh dari provinsi lain dan membawa minyak nabati serta memberi kertas wangi sebagai hadiah. Mereka secara tulus bersujud di depan foto Guru Li di rumah praktisi, dan berterima kasih kepada Guru Li karena telah menyelamatkan hidup mereka.

Chinese http://minghui.ca/mh/articles/2008/5/14/178415.html
English http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/6/5/97892.html