Pengalaman Praktisi

Bahaya Membiarkan Keterikatan-Keterikatan Semakin Membesar

Oleh praktisi Gong Falun di Toronto

(Minghui.org) - Ketika saya terlibat dengan semakin dan semakin banyak proyek untuk membuktikan kebenaran Dafa, ketika penjualan tiket pertunjukan Divine Performing Arts Mid-Autumn Spectacular semakin dan semakin keras serta ketika laju pelurusan Fa semakin dan semakin dekat pada tahap akhir, saya merasa bahwa Xiulian memberikan saya syarat-syarat yang lebih tinggi dan lebih tinggi serta berbagai keterikatan hati saya juga tengah ditunjukkan semakin jelas. Bagaimana saya berjalan secara benar di jalur Xiulian saya yang serius? Kesadaran yang tiba-tiba mengenai bahaya membiarkan keterikatan-keterikatan hati semakin membesar telah memberikan saya suatu kesan yang sangat mendalam. Di dalam Xiulian, jika seseorang tidak meningkat, berarti ia mengalami kemunduran. Saya tidak ingin jatuh. Oleh karena itu, saya menuliskan pengalaman saya untuk berbagi dengan rekan-rekan praktisi serta berharap rekan-rekan praktisi dapat belajar dari pengalaman saya.

Awal mulanya

Sebuah peringatan baik dari seorang rekan praktisi telah mendorong saya menuliskan artikel ini. Peringatan ini membuat saya menemukan banyak keterikatan-keterikatan hati saya yang tadinya tersembunyi sangat dalam, sebagian darinya menjadi semakin buruk dan semakin buruk. Bagi orang Xiulian, keterikatan-keterikatan yang berkelanjutan dan terutama keterikatan-keterikatan yang semakin membesar adalah sangat berbahaya. Oleh karena itu, saya sangat menghargai praktisi ini yang telah mengingatkan saya.

Baru-baru ini, ketika saya sedang berbicara dengan seorang rekan praktisi tentang beberapa situasi Xiulian yang tidak menyenangkan dan beberapa kesengsaraan yang mereka alami, praktisi ini tiba-tiba menyampaikan kepada saya, "Ketika anda berbicara tentang kesengsaraan orang lain, anda kelihatannya memiliki suatu perasaan senang." (Sebenarnya maksud dari praktisi tersebut adalah bahwa saya merasa senang atas kemalangan-kemalangan pihak lain, tetapi ke luar dari kesopanan praktisi ini tidak menggunakan kata-kata yang berat). Saya bingung pada saat itu. Mengapa saya menimbulkan kesan semacam itu? Tidakkah itu menakutkan? Kata-kata ini benar-benar sangat mengejutkan saya. Saya memikirkannya semalaman dan menggali keluar beberapa keterikatan-keterikatan saya yang tersembunyi. Saya merasa pasti bahwa saya belum menggali keluar semua keterikatan-keterikatan saya dan beberapa di antaranya masih tersembunyi. Saya meminta rekan praktisi untuk memberi saya lebih banyak isyarat-isyarat. Terima kasih!

Mentalitas Pamer

Mentalitas pamer adalah keterikatan paling besar saya; ini juga salah satu yang sedang saya upayakan untuk dilepas tetapi saya belum mampu melepas sepenuhnya. Saya teringat ketika saya pertama mulai berkultivasi, Guru memberi saya suatu isyarat yang sangat jelas tentang hal ini di dalam sebuah mimpi. Di dalam mimpi, setiap orang sedang duduk melingkari Guru dan Guru tengah mengajar Fa. Ada suatu piala di sebelah Guru (kesan saya adalah piala itu merupakan satu penghargaan kepada Guru dari organisasi manusia biasa). Setelah pelajaran Fa, Guru mengambil piala dan bertanya, "Siapa yang menginginkan piala ini?" Pada saat itu, hanya saya dan rekan lain berdiri dengan penuh minat dan menginginkannya. Karena saya duduk dekat dengan Guru, Guru memberikan piala itu kepada saya.

Pada saat itu di dalam mimpi, saya merasakan keberuntungan dan berpikir bahwa Guru sedang memberi penghargaan pada saya. Saya bertanya kepada Guru dengan suara pelan, "Mengapa anda tidak menghendakinya?" Guru berkata kepada setiap orang, "Kenapa dalam Xiulian kita menghendaki nama dan keuntungan manusia biasa ini?" Di dalam mimpi, saya berdiri memegang piala dan tidak tahu harus berbuat apa. Saya benar-benar ingin memberikan piala itu kepada praktisi yang berdiri berbarengan dengan saya sebelumnya. Guru lalu berkata kepada saya, "Tidak masalah bagi anda untuk memilikinya karena anda telah mendapatkannya. Akan menjadi lebih baik jika anda dapat melepaskan keterikatan hati."

Setelah saya terjaga, saya belum jelas tentang keterikatan apa yang Guru ingin saya untuk lepaskan. Suami saya berkomentar setelah mendengar mimpi itu, "Pikirkanlah hal ini. Jika kamu benar-benar telah mendapatkan piala yang diberikan kepadamu oleh Guru, itu akan menjadi aneh jika kamu tidak menunjukkannya kepada seluruh dunia. Guru menginginkanmu untuk melepas mentalitas pamer."

Sejak itu, saya memutuskan untuk melepaskan mentalitas pamer saya yang kuat. Tetapi setelah banyak tahun, nampaknya bukan lenyap malah menjadi semakin kuat. Guru berkata di Zhuan Falun, "Mentalitas pamer semacam ini dapat terefleksi pada berbagai situasi, dalam berbuat baik juga dapat merefleksi mentalitas pamer." (Zhuan Falun)

Ketika saya menulis laporan-laporan, artikel-artikel dan artikel berbagi pengalaman, saya menulisnya dengan suatu mentalitas pamer yang kuat. Ketika saya mendengar rekan praktisi berkata, "Saya suka membaca pengalaman anda. Saya suka membaca laporan-laporan anda. Kenapa anda sudah lama tidak menulis? Berbagi pengalaman anda sangat menyentuh. Bagaimana jika menulis sebuah artikel tentang hal ini untuk mendorong semua orang. Bagaimana jika mengkoordinasikan hal ini karena anda dapat memotivasi rekan-rekan praktisi yang lain." Di tengah puji-pujian ini, mentalitas pamer saya sungguh-sungguh dipompa, bukan melepasnya. Oleh karena itu, ketika saya mendengar tentang situasi Xiulian rekan-rekan lain yang menemui banyak masalah, saya mempunyai mentalitas meremehkan mereka, berpikir bahwa saya lebih baik.

Perasaan Cemburu

Guru berkata,

"Perasaan cemburu adalah sebuah masalah sangat serius, karena ia langsung melibatkan masalah apakah kita dapat atau tidak berkultivasi sempurna. Jika perasaan cemburu tidak disingkirkan, segala hasil Xiulian manusia semua akan jadi sangat rapuh dan lemah. Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam berkultivasi, jika perasaan cemburu tidak disingkirkan tidak akan memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah sejati." (Zhuan Falun)

Setiap kali saya membaca alinea ini dari Fa, nampaknya saya bertekad untuk melepaskan mentalitas cemburu saya. Namun, saya berpikir bahwa di dalam aspek ini, keterikatan saya tidak begitu kuat. Saya berpikir bahwa saya lebih baik dibanding yang lain dan tidak banyak alasan bagi saya untuk cemburu pada rekan-rekan praktisi; mungkin mereka mempunyai lebih banyak kesempatan untuk cemburu terhadap saya.

Namun, faktanya tidaklah seperti apa yang saya pikirkan. Ketika saya mendengar rekan lain mengutarakan perkataan baik mengenai praktisi-praktisi lain, saya akan berkata tentang beberapa kekurangan rekan praktisi itu. Ketika saya melihat seorang rekan praktisi melakukan sesuatu yang baik, saya juga akan katakan beberapa kata-kata yang baik untuk praktisi tersebut tetapi di belakang, pikiran saya ada sedikit perasaan cemburu; saya akan berpikir bahwa jika saya yang melakukannya, saya akan melakukan secara lebih baik. Ketika saya melihat beberapa praktisi muda dan cantik, sebuah pemikiran muncul tanpa disadari, "Saya tidak lebih buruk dibanding anda saat masih muda." Ketika saya melihat beberapa praktisi menunjukkan kelembutan yang feminin (karena saya kekurangan itu), suatu pemikiran akan muncul, "Jangan lakukan hal ini kepada saya," dan seterusnya.

Semua keterikatan-keterikatan ini timbul di dalam Xiulian saya. Saya harus melepaskannya secepat saya menyadarinya. Jika tidak, mereka akan terakumulasi, membumbung dan pada akhirnya akan sangat berbahaya.

Mentalitas Menutupi-nutupi

Ketika saya menulis semakin banyak artikel-artikel berbagi pengalaman, beberapa praktisi menjadi lebih berkeinginan berbagi dengan saya. Saya lalu berpikir bahwa pemahaman saya terhadap prinsip-prinsip Fa itu cukup baik. Ketika beberapa praktisi datang berbagi dengan saya, saya akan menggunakan prinsip-prinsip Fa untuk meyakinkan mereka. Sebenarnya, ketika saya mencari ke dalam secara lebih mendalam, saya menemukan bahwa di satu sisi, saya sedang menggunakan kata-kata Guru untuk membuat persyaratan-persyaratan bagi orang lain; di sisi lain, saya sedang menutupi semua keterikatan-keterikatan hati dan kekurangan-kekurangan saya. Saya khawatir bahwa yang lain akan berpikir bahwa pemahaman saya belum jelas dan saya takut yang lain akan mengetahui bahwa Xiulian saya tertinggal jauh di belakang kata-kata saya.

Oleh karena itu, ketika saya berkomentar pada yang lain, saya mengatakannya seolah-olah itu berdasarkan pada Fa. Namun, saya akan menghindari topik ketika diskusi menyentuh sifat-sifat dasar saya. Saya merasa lega ketika saya membicarakan tentang praktisi-praktisi lain yang tengah melewati kesulitan-kesulitan, karena saya benar-benar menutupi semua kekurangan-kekurangan saya sendiri, merasakan bahwa pikiran saya adalah seimbang karena beberapa rekan praktisi yang lain tidaklah sebaik saya.

Tidak Mengkultivasi Pembicaraan Saya

Suatu hari, seorang rekan praktisi berbagi bersama dengan saya untuk beberapa saat. Pada akhirnya ia berkata dengan penyesalan, "Saya habis sudah. Saya sudah mengatakan kepadamu segalanya dan seluruh dunia akan tahu tentangnya." Pada waktu itu, saya mulai menyadari bahwa kultivasi mulut saya sangatlah buruk. Ketika ia berkata demikian, saya tetap tidak ingin menerimanya dan masih mencari alasan-alasan. Saya berkata, "Barangkali semakin banyak anda cemaskan bahwa saya akan menceritakan kisah-kisah anda kepada yang lain, saya mungkin akan mempunyai kecenderungan untuk melakukannya. Lepaskan keterikatan anda dan saya mungkin tidak akan mengatakan kepada siapapun." Saya telah mencari ke luar dengan kata-kata yang kedengarannya masuk akal.

Guru berkata,

"Yang kita sebut kultivasi pembicaraan adalah nama dan kepentingan di tengah manusia biasa yang tidak sanggup dilepas dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan nyata praktisi Xiulian dalam masyarakat, atau gosip tidak berguna antar pengikut sesama aliran, atau sebab keterikatan hati yang mendorong untuk berpamer diri, atau menyiarkan sejumlah gosip pinggir jalan, atau terhadap suatu urusan masyarakat yang dibicarakan dengan sangat bersemangat, sangat ingin membicarakan, menurut saya ini semua adalah keterikatan hati manusia biasa. Pada segala aspek ini, saya rasa kita pantas untuk berkultivasi mulut, ini yang kita sebut kultivasi pembicaraan." (Zhuan Falun)

Saya ingat ketika Marching Band kita pergi ke Ottawa untuk ambil bagian dalam sebuah pawai. Beberapa praktisi bertanya pada saya, "Kenapa anda tidak pergi?" (Sebelumnya saya selalu pergi dengan Marching Band untuk meliput berita). Ketika saya mendengar banyak praktisi bertanya mengapa saya tidak pergi, saya menjawab, "Saya tidak bisa memainkan instrumen-instrumen, apa yang bisa saya lakukan jika saya pergi?" Seorang rekan praktisi berkelakar, "Bualanmu boleh juga." Semua orang tersenyum. Jika itu terjadi sebelumnya, saya mungkin akan menyikapi hal ini sebagai suatu lelucon biasa dan lalu membiarkannya berlalu dengan sebuah derai tawa selesai; Saya bahkan mungkin akan memandangnya sebagai pujian.

Namun, sebagai praktisi, apa pun juga yang kita temui bukanlah suatu kebetulan. Saya bertanya pada diri saya pada saat itu, "Haruskah saya sungguh-sungguh berkultivasi pembicaraan mulai sekarang?" Sifat saya adalah: saya akan katakan apa pun juga yang saya pikirkan, bukan masalah apakah itu baik, tidak baik, lucu atau tidak lucu; Saya hanya mengatakannya tanpa mempertimbangkan apakah yang lain dapat menerimanya atau apakah itu akan menyakiti orang lain. Saya biasa melontarkan segalanya dari dada saya dengan segala cara.

Saya ingat sekali kami pergi ke Kota New York. Kendaraan saya dengan tujuh tempat duduk penuh sementara kendaraan lain dengan lima tempat duduk hanya ada tiga orang. Saya meminta satu orang yang duduk di kendaraan saya pindah ke kendaraan lain tetapi tidak ada yang mau. Alasannya adalah dengan bersama di dalam kendaraan saya mereka bisa tertawa di sepanjang jalan. Pada malam hari, mereka lebih suka tidur di lantai dibanding pergi ke kamar karena mereka ingin mendengarkan "bualan" saya. Semakin banyak rekan praktisi berterima kasih pada saya, semakin banyak keterikatan hati saya timbul. Akhirnya, saya membuat mereka tertawa terbahak-bahak dan saya menikmati perasaan puas diri pada saat yang sama.

Sebenarnya, pembicaraan santai penuh canda semacam ini telah menyingkap banyak keterikatan-keterikatan hati saya: egoisme, pamer, puas diri dan tidak memikirkan yang lain. Bicara canda ini juga membawa keluar rintangan-rintangan besar dan kesengsaraan pada Xiulian saya pada saat yang sama. Tetapi saya masih merasa puas ketika yang lain berterima kasih pada saya bahwa saya mampu menceritakan kisah-kisah dan menulis artikel-artikel. Itu adalah suatu situasi yang sangat berbahaya bagi saya. Oleh karena itu, saya memahami bahwa Guru telah memberi saya sebuah isyarat melalui kata-kata rekan praktisi, "Saya harus mengkultivasikan pembicaraan saya."

Ketika rekan yang lain sedang melewati kesengsaraan, pembicaraan yang tidak saya kultivasikan tidak memberi mereka dukungan; malahan menciptakan kesengsaraan yang lebih besar bagi mereka. Oleh karena itu, kultivasi pembicaraan sangatlah bermanfaat, tanpa ada kerugian bagi pihak lain dan diri sendiri. Saya harus sungguh melakukan dengan upaya keras untuk mengkultivasi pembicaraan saya dengan baik.

Kesimpulan

Guru berkata,

"Oleh sebab itu bila anda menjumpai penderitaan, itu justru adalah kesempatan anda untuk meningkatkan diri, jika anda sanggup mencari ke dalam, itu justru adalah sebuah kesempatan anda untuk melewati ujian kesulitan, dan memasuki suatu kondisi yang baru. Mengapa tidak memandang secara demikian? Saat menjumpai penderitaan lalu mendorongnya ke luar. Telah saya katakan, sekalipun timbul perdebatan karena menyangkut masalah kalian dalam membuktikan kebenaran Fa dan menyelamatkan makhluk hidup, atau mendengar kata-kata yang tidak enak di telinga, semua itu adalah untuk anda meningkatkan diri, karena peningkatan anda adalah nomor satu, tanpa peningkatan anda apa pun tidak ada yang patut dibicarakan, juga tidak patut membicarakan penyelamatan makhluk hidup. Tanpa peningkatan anda, tanpa anda mencapai kesempurnaan, makhluk hidup yang anda selamatkan hendak pergi ke mana? Siapa yang mau menerima? Mengapa tidak memandang masalah secara demikian? Tentu saja, di tengah manusia biasa, untuk mencapai sempurna dalam segala hal adalah sangat sulit, jika benar-benar dapat setiap saat bertahan demikian, setidaknya pada masalah krusial, pada masalah penyelamatan makhluk hidup dan berbagai masalah Xiulian bukankah harus berpandangan demikian?” ("Ceramah Fa pada Konferensi New York 2008")

Guru sudah menjelaskan hal ini dengan jelas kepada kita. Jika kita tetap tidak mencari ke dalam dalam Xiulian kita sendiri, dapatkah kita membuktikan kebenaran Dafa dengan baik? Apakah kita pantas menerima upaya Guru untuk menyelamatkan kita? Sudah cukupkah kita melakukan untuk diri kita sendiri? Saya ingin berterima kasih kepada rekan praktisi yang saya sebutkan pada awal artikel ini, karena telah menyadarkan saya dan memberi saya peluang untuk melihat ke dalam diri, mencari kekurangan-kekurangan saya. Saya berharap ini juga sebuah kesempatan bagi saya untuk meningkat.

Mohon tunjukkan setiap kekeliruan. Terima kasih untuk semuanya!

Chinese http://minghui.ca/mh/articles/2008/7/10/181786.html
English http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/8/18/99925.html