Pengalaman Praktisi

Pemahaman Saya Yang Dangkal Tentang “Rendah Hati”

(Minghui.org) - Ketika melihat rekan-rekan praktisi yang menunjukkan sikap mementingkan diri sendiri, merasa diri lebih tinggi atau memerintah praktisi-praktisi lain, saya merasa sangat tidak enak, dan berpikir praktisi tersebut kurang rendah hati.

Maka saya bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya sungguh rendah hati? Kenapa saya merasa tidak senang? Kenapa saya marah atas tingkah laku para praktisi lain?”

Setelah mencari ke dalam, saya menemukan penyebabnya adalah karena saya menyukai kesopanan dari “rendah hati” dan saya lebih menyukai sikap rendah hati dengan nada rendah dan terkendali. Pada kenyataannya saya sendiri tidak rendah hati.

Sebagai contoh, jika seseorang memuji, saya tanpa banyak pikir akan berkata, “Saya tidak cukup baik.” Sesungguhnya, perkataan “Saya tidak cukup baik” hanyalah formalitas. Pikiran sebenarnya adalah: “Saya cukup baik.”

Di saat yang lain, ketika teman praktisi mengatakan kepada saya, berbagai artikel harus dituliskan, dan mereka meminta saya untuk mengambil tanggung jawab tersebut, saya langsung mengatakan, “Saya tidak cukup bagus.” Saya bahkan tidak pernah memikirkannya sebelum saya utarakan kata-kata itu. Saya terbiasa mengatakannya agar terlihat lebih rendah hati. Saya berpikir, “Untuk sebuah tugas penting, bagaimana bisa saya tidak bersikap rendah hati.” Kenyataannya, pikiran sesungguhnya di balik keragu-raguan adalah, “Saya cukup yakin dapat melakukannya.” Saya terkadang merasa puas diri karena dipercaya untuk mengemban sebuah tugas penting.

Kadang saya merasa rendah hati sebab saya tidak percaya diri dan merendahkan diri sendiri. Sebagai seorang praktisi Dafa, ini merupakan kurangnya keyakinan pada Guru dan Fa.

Di masa yang lalu, saya sering mengatakan praktisi A atau B memiliki keterikatan hati atau A dan B suka menutupi berbagai hal. Tetapi saya tidak pernah berpikir, kalau saya sendiri juga sering menutupi berbagai hal dan bahkan dipoles demikian halus sehingga sulit dikenali.

Karena saya tidak sungguh-sungguh rendah hati, maka saya merasa gusar ketika melihat rekan praktisi menganggap diri mereka lebih tinggi.

Saya menyadari bahwa karakteristik dari kerendahan hati merupakan wujud dari “Sejati Baik Sabar.” Hanya praktisi yang penuh belas kasih, kedamaian dan mudah memaafkan dapat sungguh-sungguh rendah hati di lubuk hati mereka. Tidak masalah dalam situasi apa--tengah mendapat pujian atau celaan, apakah mengerjakan tugas dengan baik atau tidak--dia dapat bersikap damai dan terbuka, tanpa gejolak pada hati mereka.

Karena anda memiliki berbagai keterikatan hati, maka anda tidak rendah hati. Ketika pikiran anda dipenuhi oleh mentalitas pamer, iri hati dan sifat bersaing, bagaimana bisa anda menjadi rendah hati?

Karenanya seorang praktisi haruslah rendah hati. Seorang praktisi yang memiliki cita-cita luhur harus menjadi semakin rendah hati dan rendah hati.

Mohon tunjukkan jika ada kesalahan. Terima kasih

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2008/8/8/183607.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/8/30/100229.html