(Minghui.org) - Sekitar pukul 19.30 waktu setempat, tepatnya hari Sabtu malam 27 September 2008, anak-anak Sekolah Minghui Bali turut mengisi acara panggung hiburan Pameran Pasar Raya Nusa Dua selama satu jam. Mereka menampilkan berbagai macam tarian surgawi yang cukup memukau para penonton. Tepuk tangan yang meriah dari para penonton turut memeriahkan dan menyemangati para penari cilik itu.

Di atas panggung yang berukuran kira-kira 4 x 6 meter persegi itu, anak-anak Sekolah Minghui Bali menampilkan tari Pita, tari Lotus, tari Selendang, tari Kipas, tari Harmoni, dan lagu-lagu yang bernuansa Mandarin seperti “Meng Xing dan Wei Ni Er Lai.” Tidak ketinggalan, pemain Genderang Pinggang dari praktisi dewasa Falun Dafa turut memeriahkan acara tersebut dengan tarian gendrang panggungnya. Di kedua sisi kanan dan kiri panggung terlihat empat orang anak minghui laki-laki sedang memegang spanduk yang bertuliskan “Falun Dafa dan Sejati-Baik-Sabar” selama pertunjukan.

Bersamaan dengan itu, guru Sekolah Minghui selaku pembawa acara tersebut memperkenalkan kepada para penonton tentang keberadaan Sekolah Minghui, yang mana Sekolah Minghui adalah sekolah mingguan yang mata pelajarannya lebih menekankan pada peningkatan moral dan spritual anak yang berdasarkan atas prinsip alam semesta,”Sejati-Baik-Sabar.”

Di Sekolah Minghui, anak-anak juga diajarkan untuk mendalami salah satu Qigong peninggalan kebudayaan tradisional Tiongkok kuno yang disebut dengan Falun Gong atau disebut juga Falun Dafa. Guru Sekolah Minghui itu juga menceritakan penganiayaan yang dialami oleh para praktisi Dafa di daratan China dari tahun 1999 sampai sekarang. Ia menyampaikan bahwa banyak anak-anak yang menjadi yatim-piatu karena kehilangan kedua orang tuanya. Orang tua mereka dianiaya hingga meninggal karena mempertahankan keyakinannya terhadap prinsip “Sejati-Baik-Sabar.”

Kemudian acara diawali dengan permainan gendrang pinggang yang dibawakan oleh 50-an lebih praktisi dewasa dan beberapa anak Minghui School. Delapan orang praktisi dewasa menampilkan tarian gendrangnya di atas panggung dan yang lainnya mengiringi dari bawah panggung. Dengan diiringi oleh Musik Falun Dafa Hao dan Xi Qing, serta ketukan genderang pinggang yang harmonis dan menggelora, membuat para penonton berdatangan untuk menyaksikan acara ini.

Setelah gendrang pinggang, kemudian disusul dengan tari Pita yang dibawakan oleh anak-anak usia 7-9 tahun, lucu sekali. Dilanjutkan dengan tari Lotus oleh anak-anak usia 9-10 tahun. Tarian kemudian diselingi oleh lagu Meng Xing oleh seorang anak Minghui usia 10 tahun, suaranya yang merdu membuat kagum para penonton.

Usai lagu Meng Xing, kemudian dilanjutkan dengan tari selendang yang dikombinasikan dengan tari lotus, setelah itu disusul dengan tari kipas yang dibawakan oleh anak-anak Minghui remaja, yang kemudian diselingi dengan lagu Wei Ni Er Lai oleh salah seorang guru vocal Sekolah Minghui. Terakhir adalah tari Harmoni yang dibawakan oleh delapan anak remaja dengan kostum warna-warni dan seorang guru tari dari sekolan Minghui yang bersal dari Jepang.

Secara keseluruhan, para penonton merasa terhibur dengan pertunjukan tarian surgawi yang dibawakan oleh anak-anak Sekolah Minghui Bali. Diakhir acara, disaat para penari menuruni panggung, salah seorang penari dihampiri oleh salah seorang teman sekelasnya di SMP dan menyatakan kagum atas tarian yang dibawakannya. Ia berkata,”Hai, tarian yang engkau bawakan tadi bagus sekali, tari apa namanya?” Dengan tersenyum penari remaja itu menjawab,”Tari Kipas.” Ada juga penonton yang mengusulkan agar gendrang pinggangnya tampil lagi, akan tetapi waktu yang diberikan kepada panitia panggung sudah habis.