(Minghui.org) Kadang ada semacam perasaan ketika mendengar berbagi pengalaman sesama rekan praktisi atau membaca artikel rekan praktisi, merasa pengenalan Wu (kesadaran) rekan praktisi dan tingkatannya sungguh baik! Namun, jika membandingkan antara diri sendiri dengan rekan praktisi, hanya terpaut sedikit saja. Jangan melihat perbedaan sedikit pada permukaan, namun tingkatan pada dimensi mikrokospis justru terpaut ribuan kilometer jauhnya.

Mengingat masa-masa ketika masih menjadi koordinator, dalam kurun waktu yang cukup panjang para rekan praktisi selalu senang mendengarkan beberapa patah kata dari saya. Dan setiap kali memberi kata-kata wejangan, bukan hanya beberapa patah kata semata, melainkan panjang lebar dan sangat menarik, sehingga tercipta suasana yang sangat hidup. Terutama pada saat berinteraksi, melihat tatapan mata dan mimik wajah yang penuh dengan kekaguman, hati saya sungguh merasa sangat nyaman, lama kelamaan rekan-rekan praktisi pun mengatakan bahwa saya telah berkultivasi dengan baik, dapat memahami Fa, tingkatan saya sudah tinggi. Akan tetapi, benarkah demikian? Pada saat kondisi hati tenang, mengingat kembali keadaan seperti itu, dalam hati ada sekelumit kegetiran: pada permukaan memang terlihat secara serius melakukan hal ini dan hal itu demi Dafa (kenyataannya memang serius dalam mengerjakannya). Namun, tanpa sadar, yang timbul justru adalah sifat alam semesta lama yang membuktikan kebenaran diri sendiri, menonjolkan diri sendiri, dan memamerkan diri sendiri. Dan hal-hal “manusia” yang ada di dalam ini, seberapa banyak yang bisa dilihat oleh rekan praktisi? Keseriusan Xiulian (kultivasi) tidak dilihat pada permukaan, melainkan seberapa kokoh kriteria Fa dapat ditanamkan di dalam hati. Begitu banyak ceramah Fa Shifu, saya merasa semua yang dikatakan adalah tingkatan yang berbeda yang harus dicapai oleh semua makhluk di alam semesta baru, dan tingkatan ini harus disadari (Wu) dengan cara berkultivasi secara nyata setiap saat, jika dapat Wu maka akan dapat mengikuti tuntutan kriteria Shifu terhadap para praktisi pada masa yang berbeda. Kadangkala, satu hal yang sama dikerjakan oleh banyak orang bersamaan, namun hati masing-masing orang mempunyai perbedaan yang sangat besar.

Hari ini, pada saat berkesempatan untuk bertukar pengalaman lagi dengan rekan praktisi, saya sangat memperhatikan “aku” saya yang sewaktu-waktu muncul dari dalam diri saya, sementara memperhatikan setiap ‘Nian (pikiran)’ dan setiap perkataan apakah lebih dahulu mempertimbangkan orang lain dan Dafa, meskipun hal ini kelihatan tingkatannya hanya terpaut sedikit saja, akan tetapi saya justru sudah menjalaninya selama bertahun-tahun.

Kemarin malam sebelum tidur, saya sempat menelepon seorang pelanggan, nyonya direktur yang cantik ini berkata kepada saya bahwa suaminya sedang dinas keluar kota, di rumahnya hanya ada dia seorang diri. Pada waktu itu, hati saya sedikit bimbang. Sebenarnya, tidak ada hal penting yang perlu dibicarakan, tapi anehnya saya sempat berbicara di telepon dengannya selama setengah jam lebih. Akhirnya saya kuatkan hati untuk menutup telepon. Apakah ada keinginan untuk bersama dengannya? Bukan! Lalu mengapa harus berbicara sekian lamanya? Seandainya ia adalah seorang pria atau seorang wanita yang berparas jelek, apakah saya tetap memperlakukannya demikian? Selama ini, saya merasa bahwa untuk masalah perasaan (Qing) ini, saya sudah dapat mengatasinya dengan baik. Namun, sebenarnya tidaklah demikian, hanya saja saya masih belum menemui masalah yang nyata. Dalam “Dao Zhong” (didalam Dao), Shifu pernah mengatakan, “Memandang tapi tidak melihat, tidak tergoda tidak tergoyahkan. Mendengar tapi tidak menyimak, sulit mengacaukan hati.” Saya memahami tingkatan yang dimaksud oleh Shifu, saya hanya terpaut sedikit saja dari tingkatan itu. Namun demikian, saya merasa selisih sedikit ini tidak mudah untuk dilewati, kadangkala justru terasa seolah terpaut ribuan kilometer jauhnya.

Sore hari ketika masuk kerja, seorang pelanggan lain (juga seorang wanita cantik yang sudah kenal lama) sedang bersitegang dengan salah seorang staf penjualan kami mengenai masalah harga barang yang dibelinya, begitu melihat saya datang, kedua tangannya pun langsung merangkul lengan saya, tubuhnya setengah menempel pada saya, sikapnya langsung berubah manja pada saya, dan berbicara dengan nada manja, merayu saya agar memberikan kemudahan padanya, begitu banyak mata yang saat itu memandang saya. Meskipun saya bersikap lurus pada waktu itu, namun di dalam hati saya tersirat keinginan agar wanita itu lebih lama lagi menyandarkan tubuhnya pada bahu saya.

Xiu (kultivasi), apa itu Xiu…? Pada saat sejumlah masalah datang secara tiba-tiba, sungguh dapat melihat selisih di dalam hati kita ini. Pada saat itu adalah pertempuran antara Lurus dan Sesat! Jika saja pada saat itu tidak ada suatu ‘daya kuat’ atau ‘daya tuntas’ untuk langsung melangkah di atas Fa, maka selamanya akan terus berada pada kondisi “manusia.” Ada rekan praktisi yang berkata, bahwa saya sudah tidak memiliki hati terhadap seks lagi, justru kadangkala saat berjalan-jalan dan melihat lawan jenis yang berwajah cantik, selalu saja tidak tahan untuk lebih lama meliriknya. Sesungguhnya, satu lirikan ini saja sudah cukup, inilah yang disebut tingkatan dan perbedaan. Mungkin “materi satu lirikan” ini belum sepenuhnya dihilangkan, sehingga kita tidak akan dapat kembali ke jati diri yang asli. Bukankah di dalam agama Buddha juga ada sebuah cerita mengenai seorang gadis yang telah berhasil kultivasi, namun jatuh merosot kembali karena pada saat menjelang pergi, ia masih menoleh kembali melihat ibunya yang memohon agar melihat sang ibu untuk terakhir kali? Saya berpendapat bahwa cerita ini dipersiapkan bagi para praktisi Dafa sekarang ini, apa itu tingkatan? Sama sekali tidak boleh ada sedikit pun manipulasi dan kandungan air. Para praktisi Dafa adalah teladan bagi para makhluk di alam semesta baru, Wei De (keperkasaan De, De adalah semacam materi putih hasil dari perbuatan baik atau mengalami kesengsaraan; kebajikan) eksis bersamaan dengan alam semesta, setiap langkah peningkatan dan terpenuhinya kriteria tingkatan harus mempunyai kualitas sama dengan emas 24 Karat, dapatkah diperlakukan dengan tidak serius?

Pernah sekali, saya bertanya pada seorang rekan praktisi, “Sudahkah Anda pergi menemui rekan praktisi XXX?” Ia menjawab, “Belum.” Saya tanyakan lagi mengapa demikian? Ia berkata, “Ada sesuatu di dalam hati saya yang mengganjal, tidak ingin menemuinya.” Lalu saya bertanya lagi, “Apakah kebencian di masa lalu masih belum juga dapat dilepaskan? Atau ada silang pendapat dan tidak ada kesepakatan?” Ia menjawab, “Semuanya bukan. Pokoknya ada sesuatu yang mengganjal di hati yang tidak jelas apa itu sebenarnya.” Saya mengetahuinya, bahwa ‘sesuatu yang tidak jelas apa itu sebenarnya’ adalah secuil perasaan saja, namun pada pandangan mikrokospis mungkin itu adalah sebuah gunung, sehingga ‘Nian’ tersebut akan mengikuti perkataan dan prilaku Anda, dan kemudian mampu mengombang-ambingkan Anda. Apakah Anda dapat menjelaskan seberapa besar perbedaan tingkatan antara sikap ‘berhadapan dengan lapang dada’ dengan sikap ‘ada secuil ganjalan di dalam hati’ dalam pandangan mikrokospis? Selain itu, saat saya berinteraksi dengan sesama rekan praktisi, saya mendapati bahwa di antara sesama rekan praktisi pun telah terbentuk semacam ‘kelompok’ tertentu. Seolah-olah para praktisi yang ada ‘di dalam kelompok’ begitu akrab dan bisa membicarakan apa pun, meskipun ada perselisihan namun perselisihan tersebut juga mudah sekali diselesaikan, sementara para praktisi lainnya yang berada ‘di luar kelompok’ sama sekali berbeda, karena masa pemahaman atau dalam melakukan suatu hal terdapat perbedaan atau perselisihan, sehingga terciptalah celah, meskipun tahu kita tidak boleh terjerumus dalam perangkap kekuatan lama, dan harus menghilangkan celah ini, akan tetapi, tidak ada seorang pun yang mau melangkah lebih dahulu! Perasaan itu ditahan di dalam hati, sementara mulut masih mengatakan, “Saya tidak ada masalah dengan XXX. Shifu pernah mengatakan tidak boleh ada celah! Kalau pun ada celah itu adalah kesalahan mereka. Apa yang saya lakukan sudah di atas Fa, apanya yang salah?” Memang benar, kadangkala saya pun mengalami keadaan yang sama. Kesulitannya adalah pada saat berada di dalam situasi seperti ini tidak Xiu (kultivasi) ke dalam, dan dalam jangka waktu yang lama terseret oleh pandangan “manusia” itu. Jika dapat segera mencari ke dalam, dan segera melepaskan semua hal “manusia” yang terdapat di balik “Aku” itu, maka sungguh akan didapati tingkatan itu akan menjadi jauh berbeda.

Menulis sampai disini, saya teringat sekali waktu saya bertukar pengalaman dengan seorang rekan praktisi yang telah terbuka Tianmu (Mata Ketiga). Sebelumnya, saya pernah beberapa kali tukar pengalaman dengannya. Ada sejumlah pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok praktisi yang dipimpinnya. Saya berpendapat bahwa yang mereka lakukan tidak berada di atas Fa, tidak boleh dilakukan demikian. Pada waktu itu, saya merasa bahwa yang saya pahami (Wu) adalah di atas prinsip Fa, dan bertanggung jawab terhadap Fa, serta bertanggung jawab terhadap sesama praktisi. Namun, ia tidak dapat menerimanya, dan suatu kali yang paling parah, terjadilah percekcokan di antara kami. Setelah kejadian tersebut, meskipun sudah berkali-kali saya berusaha mencari ke dalam, tetap saja saya beranggapan bahwa sayalah yang benar. Untuk jangka waktu yang sangat lama, saya tetap bersiteguh akan ‘kebenaran’ itu. Sesungguhnya, di antara benar dan tidak benar ini,  saya telah melangkah di atas jalan yang diatur oleh kekuatan lama, dan terciptalah celah yang amat lebar itu. Kemudian, saya berulang kali menyimak ceramah Shifu di Australia, yang membuat saya sadar bahwa ‘akar’ permasalahan tersebut terletak pada diri saya sendiri. Shifu pernah mengatakan kepada kita semua agar tidak memperebutkan hal-hal ‘manusia’ itu. Setelah mampu meletakkan hal manusia barulah kita bisa mendapatkan hal-hal dewa. Jika dapat menunjuk kesalahan orang lain dengan hati yang bersih dan penuh dengan belas kasih, maka orang tersebut akan tergugah perasaannya hingga menitikkan air mata, akan beranggapan bahwa Anda sangat memahami dirinya, dan pantas untuk dipercaya. Sekali lagi, saya terguncang membacanya, Xiulian, selama ini siapakah yang saya Xiulian ini...? Hati saya sungguh tidak bersih. Pada saat bertukar pengalaman masih terdapat banyak unsur yang menonjolkan diri sendiri, membenci orang lain, menunjuk Anda begini Anda begitu...... Begitu kuatnya unsur ‘manusia’ tersembunyi di dalam, bagaimana mungkin orang lain dapat menerimanya? Tidak berasimilasi dengan Fa, kata-kata yang terucapkan pun tidak akan mengandung kekuatan Fa, juga tidak akan mampu meyakinkan orang lain.

Pada saat saya benar-benar meluruskan kembali diri sendiri, setelah ada sedikit peningkatan, dalam suatu kesempatan yang kebetulan, saya bertemu kembali dengan rekan praktisi yang terbuka Tianmu itu. Waktu itu kami berbincang-bincang dengan akrab, saling menunjukkan kekurangan masing-masing. Dengan didasari tanggung jawab terhadap Fa, dan hati yang memikirkan kebaikan sesama rekan praktisi, saya tuangkan semua yang hendak saya katakan. Waktu itu, di dalam hati saya ada semacam gelombang hangat yang dahsyat yang sarat dengan belas kasih dan penuh perhatian mengalir di dalam sanubari saya. Setiap perkataan saya sangat bersih dan tulus, tidak ada satu pun unsur ‘aku’ di dalamnya. Pada akhirnya, rekan praktisi tersebut menggenggam tangan saya dan sambil berlinang air mata dan penuh haru, rekan tersebut berkata pada saya, “Saya juga seorang yang sedang Xiulian, saya juga harus melewati ujian ini, saya juga salah, semua perkataan Anda ini memang sangat benar sekali. Saya sangat senang Anda mengatakan semua ini kepada saya dengan cara seperti ini...” Saat itu, hampir saja saya menangis. Dan di dalam hati saya, selain hanya memikirkan kebaikan bagi rekan tersebut, tidak ada satu pun lagi hal-hal lain, yang ada hanyalah satu perasaan saja yaitu tenang dan damai.

Memang benar, untuk masalah yang sama telah dua kali kami bertukar pendapat, namun hasilnya sungguh sangat berbeda. Apa makna di balik semua ini? Dalam Xiulian, saya benar-benar telah melihat, kadangkala meskipun pada permukaannya tingkatan itu terlihat seolah-olah hanya terpaut sedikit saja, akan tetapi Anda harus memberikan pengorbanan yang sangat besar untuk dapat mengikuti satu langkah itu saja!

Setiap kali melihat kembali rekaman video ceramah Shifu, “Ceramah Fa untuk praktisi Australia,” saya selalu tersentuh dengan kondisi pada saat itu. Dengan satu tangan Shifu menunjuk dada, dengan ekspresi damai, perkataan serius dan hati tenang mengatakan: “Xiulian... Xiulian... Sesungguhnya adalah diri sendiri yang meningkat. ...... Adalah hati Anda ini yang sesungguhnya meningkat, adalah Anda ini yang meningkat untuk dapat menjadi dewa.” Setiap kali saya melihat ceramah ini, saya selalu merasa sedih dan menitikkan air mata. Shifu sungguh terlalu banyak dan terlalu banyak yang telah Shifu berikan pada semua praktisi, belas kasih Shifu sungguh tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata manusia, hati Shifu yang senantiasa cemas melihat Xinxing (watak, kualitas moral) para praktisi yang terlalu lambat peningkatannya, sering kali hal ini membuat saya merasa malu dan tidak tenang. Akhir kata, waktu tidak akan menunggu lagi, saya pasti akan berusaha keras berkultivasi sebaik-baiknya, agar tidak menyia-nyiakan jasa Shifu! Harus semakin menjadi dewasa di atas prinsip-prinsip Fa, harus mematut diri dengan kriteria “Mencapai Kesempurnaan.” Secara serius menghadapi setiap hari yang sudah semakin terbatas ini, setiap hal dan setiap ‘Nian’. Pada saat akhir Xiulian tersebut telah tiba nanti, saya akan berkata dengan tulus, “Sebesar inilah yang mampu saya lakukan, tidak ada lagi penyesalan, saya telah melakukan segala sesuatu yang pernah saya katakan yang mampu untuk saya lakukan!”

Sumber: Minghui