(Minghui.org) Adik perempuan saya dan putranya yang berumur dua setengah tahun datang mengunjungi keluarga kami beberapa hari yang lalu. Sepupu saya adalah anak yang cerdas, dan putri saya senang dengan kehadirannya. Tetapi, kadangkala sesuatu yang buruk dalam pikirannya muncul, dan dengan kedua tangannya ia mendorong putri saya hingga terjatuh, atau ia tanpa alasan menendang kaki putri saya. Putri saya, yang baru berusia setahun lebih, tak dapat melindungi diri dan hanya dapat menangis.

Kami semua mencoba mengingatkan anak itu secara baik-baik. Walaupun tidak sampai marah, kejadian itu masih mengusik saya, terutama karena ikatan perasaan terhadap anak saya. Ketika mereka pergi, saya bahkan punya rasa marah pada sepupu saya. Saya coba mencari ke dalam apa arti kejadian ini dan mengapa saya menyaksikan kejadian ini di rumah sendiri.

Istri saya bahkan juga sedikit marah, dan tiba-tiba berkata pada saya, "Lihat, ketika putri kita sudah lebih besar, kita perlu mengajarinya cara melindungi diri sendiri. Jika ada yang memukul, dia juga harus memukulnya. Jika ada yang menendang, dia harus tendang balik, dengan demikian tidak ada yang merugikannya.”

Pada saat itu, seketika lonceng peringatan terngiang di kepala, "Tunggu, tidakkah ini persis berbalikan  dengan yang Shifu ajarkan pada kami tentang cara mendidik anak?" Sungguh, Shifu berkata dalam Zhuan Falun:

“Di kala mendidik anak kecil, acap kali orang dewasa berharap agar kelak dia dapat mempunyai tempat berpijak di tengah manusia biasa, jadi sejak kecil sudah dididik: ‘Kamu perlu belajar cerdik sedikit.’ Dalam alam semesta kita ini, ‘cerdik’ itu sudah terlihat salah, karena prinsip kita adalah mengikuti keadaan secara wajar, harus memandang hambar pada kepentingan pribadi. Dengan begitu cerdik berarti berusaha mengejar kepentingan pribadi. ‘Siapa saja yang telah berbuat sewenang-wenang kepadamu, kamu cari gurunya, cari orang tuanya.’  ‘Kalau melihat uang kamu harus pungut,’ dengan cara ini dia dididik. Sejak kecil sampai dewasa bila anak ini makin banyak menerima hal-hal demikian, maka di dalam masyarakat manusia biasa dia berangsur-angsur kian memuncak sifat egoisnya, sehingga ia akan mengambil keuntungan atas kerugian orang lain, dia akan mengurangi De.”

Sekarang saya paham. Walau saya menerima prinsip ini pada tahapan teori, dulu saya tidak memikirkannya secara menyeluruh bagaimana mendidik anak saya, dan tidak betul-betul percaya bahwa cara itu adalah cara yng terbaik untuk mengajarnya. Dari kejadian ini, saya mengerti bahwa kami harus mengajar anak kami sesuai dengan Fa, tidak dengan qing (perasaan, sentimen) atau prinsip-prinsip tingkat manusia. Hanya dengan demikian kami dapat membantu anak-anak membangun fondasi yang kokoh bagi seluruh kehidupan mereka. Tentu saja, kami harus melindungi anak kami sebaik mungkin, tapi kami seharusnya tidak terlalu sensitif ketika mereka mengalami penderitaan atau kerugian, karena hal itu adalah juga bagian dari hidup, apakah demi mengurangi karma atau menghilangkan berbagai keterikatan hati.

* Qing: perasaan, sentiment
Fa: Hukum (alam semesta)

English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/9/27/111125.html