(Minghui.org) Saya mempunyai seorang paman, sepupu termuda dari ayah, yang tahun ini berusia 77 tahun. Dia adalah seorang petani, dulu adalah anggota Partai Komunis China (PKC).

Sejak buku “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” dipublikasikan, banyak orang yang telah memahami kebenaran mengundurkan diri dari PKC. Saya pergi ke rumah paman beberapa kali untuk membantunya memahami dan mengundurkan diri dari PKC, tapi dia memilih untuk tetap diam dan menolak untuk keluar dari PKC. Beberapa kali saya merasa bahwa paman sudah sangat dalam tercuci otaknya dan tidak dapat diselamatkan.

Setelah video pertunjukan kesenian Shen Yun 2009 tersedia, saya bawa video tersebut bersama dengan materi klarifikasi kebenaran ke rumah paman. Setelah kami selesai menonton DVD tersebut, paman mulai bercakap-cakap dengan saya untuk pertama kalinya.

Dia memberitahu saya tentang pengalamannya di masa lalu. Ketika PKC memulai gerakan “anti revolusi,” ketika itu paman berusia 18 tahun. Waktu itu slogan PKC adalah “Kalau anda mempunyai dendam kepada seseorang, anda dapat membalas dendam, kalau anda mempunyai keluhan terhadap seseorang, anda dapat mencari keadilan.” Karena hal inilah keinginan orang Tiongkok untuk berkelahi telah dibangunkan sampai pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contohnya, jika seseorang mempunyai masalah dengan orang lain, kemungkinan jalan keluar bagi orang pertama adalah dengan membunuh lawannya atau menyuruh orang lain melakukannya untuk mereka. Dimasa itu, setiap hari ada orang yang terbunuh. Seseorang bisa saja hari ini hidup, hari berikutnya tewas terbunuh. Pada masa teror itu, setiap orang merasa tidak aman.

Pada waktu itu, paman baru berusia 18 tahun dan penuh semangat. Untuk menunjukkan kesetiaannya pada Mao dan PKC, dia menjadi milisi dan menyaksikan bagaimana seseorang dibunuh. Itu adalah sesuatu yang tidak dapat ia lupakan. Sebagai seorang milisi, dia mempunyai tugas untuk dilakukan saat pelaksanaan hukuman mati. Tugasnya adalah mengikuti perintah pimpinan: “Jika seseorang berani mengganggu atau mencoba untuk mencegah pelaksanaan hukuman mati, seorang milisi harus menggunakan tombaknya untuk menusuk si pengacau.” Setiap milisi membawa sebuah tombak berumbai merah ketika sedang bertugas.

Orang yang di hukum mati bernama Ren Huanwen, adalah orang kedua di sebuah pabrik minyak. Metode yang akan digunakan sebagai hukuman mati disebut “memotong-motong tubuh.” Seseorang yang dibunuh dengan cara ini, bagian utama tubuh mereka dipotong. Algojo akan mengangkat bagian tubuh korban dan berteriak ketika setiap bagian tubuh korban dipotong.

“Tidaklah mudah untuk seseorang mati dengan cara seperti ini,” ujar paman. “Ketika Ren Huanwen sedang dipotong-potong, dia tidak mengeluarkan suara apapun. Hanya ketika pisau menusuk ke badannya, dia membuka mulutnya. Banyak darah kemudian menyembur keluar. Ketika itu Ren Huanwen tidak lagi memiliki bentuk manusia, tetapi dia masih hidup. Ketika mereka melihat dia tidak mati, algojo mulai mencabik keluar organ dalamnya sampai nafas terakhir Ren Huanwen.”

Mendengar kenangan paman, mata saya penuh dengan air mata. Dia melanjutkan, “Teman sebangsa saya yang menyedihkan, yang menderita kematian yang sangat menyakitkan, kehilangan nyawa oleh pisau yang dikendalikan oleh roh jahat merah PKC. Orang-orang hidup dalam ketakutan selama beberapa puluh tahun.” Saya bertanya kepada paman, “Itukah sejarah yang sebenarnya, seperti yang digambarkan dalam Sembilan Komentar?” Paman saya menjawab, “Situasinya bahkan lebih buruk dan lebih mengerikan dari yang digambarkan di dalam Sembilan Komentar.” Saya sekarang mengerti mengapa orang-orang ketakutan dan seringkali melarikan diri ketika praktisi mencoba untuk membantu mereka mengundurkan diri dari PKC. Ketakutannya sangat dalam tertanam di hati rakyat Tiongkok melalui teror berpuluh-puluh tahun yang disebarkan oleh PKC.

Paman berkata, “Kadang-kadang anak muda menanyakan saya apakah PKC benar-benar jahat? Saya selalu menjawab bahwa saya sudah tua, saya tidak bisa mengingat masa lalu.... Tetapi, saya tidak berani memberitahu orang-orang fakta sebenarnya!”

PKC menginginkan rakyat Tiongkok melupakan sejarah mereka dan secara aktif menghapusnya. Di bawah kekuasaan PKC, generasi tua takut untuk menceritakan kebenaran. Di masa kini, generasi muda tidak akan tahu sejarah pembunuhan oleh PKC karena mereka tidak mengalami hal-hal itu. Ini yang PKC inginkan. Inilah alasan mengapa PKC memblokir media dan internet, karena kebohongan terus berlangsung.

Saya mengerti ketakutan paman saya. Saya juga mengerti belas kasih Guru, Guru mengetahui penderitaan rakyat Tiongkok di bawah kekuasaan PKC. Fa Buddha adalah tanpa batas. Saya benar-benar berharap semua orang Tionghoa mengerti fakta sebenarnya, memusnahkan roh jahat PKC agar dapat terselamatkan, dan menyambut masa depan yang cerah.