Para praktisi Dafa semestinya telah menjadi matang setelah mereka melewati tempaan melalui begitu banyak penderitaan selama sepuluh tahun terakhir. Akan tetapi, dalam banyak hal, para praktisi tidak dapat membentuk satu kesatuan tubuh yang kuat oleh karena kurang berkoordinasi serta kerjasama. Nampaknya hal ini disebabkan karena tidak ada kecocokan di antara para koordinator, antara praktisi dengan koordinator, dan di kalangan para praktisi sendiri. Di antara para praktisi, tentu ada momen-momen yang harmonis ketika mereka terilhami oleh ceramah-ceramah Shifu, akan tetapi, mereka segera mundur kembali pada perilaku lama mereka. Dengan demikian, mereka tidak dapat membuat terobosan besar dalam menyelamatkan makhluk hidup.                     

(Minghui.org)

Penyebab utama masalah ini adalah karena para praktisi kurang memiliki pikiran lurus. Dari apa yang saya dapat lihat, dengar, dan alami sendiri, alasan mengapa hal ini bisa terjadi karena para praktisi tersebut tidak dapat  saling bertenggang rasa terhadap kekurangan maupun kelemahan rekan-rekan lain. Mereka tidak dapat saling membantu atau tidak dapat mempertahankan hati yang berbelas kasih. Pada awalnya, ketika praktisi melihat kekurangan dan kelemahan praktisi lainnya, dia akan segera mengomentari bagaimana rekan ini tidak melakukannya dengan baik atau berkultivasi kurang gigih. Praktisi yang dikritik tersebut akan bereaksi dan memberikan kritikan balasan, menciptakan ketidakharmonisan di kalangan praktisi. Seiring perjalanan waktu dan kedewasaan, para praktisi telah menghindari suasana yang saling kritik mengkritik karena mereka sadar bahwa seorang kultivator seharusnya tidak memiliki konflik. Meskipun jalinan mereka pada permukaan nampak tenang, namun di kalangan para praktisi tidak seutuhnya dapat melepaskan pendapat mereka tentang  satu sama lainnya, dan mereka tidak dapat memenuhi kriteria seorang praktisi ketika berhadapan dengan konflik. Khususnya ketika mereka mendapat gangguan iblis, keterikatan mereka akan terungkap secara nyata.         

Alasan mengapa para praktisi tidak henti-nentinya melancarkan kritikan satu sama lain dalam waktu lama tanpa menyingkirkan perbedaan-perbedaan adalah karena para praktisi tersebut telah gagal mencari ke dalam. Mengapa kita dapat memandang hambar ketika manusia biasa menyerobot kepentingan kita? Mengapa kita tidak mampu berbelas kasih terhadap kekurangan rekan-rekan praktisi? Mungkin anda akan berkata bahwa manusia biasa berbeda dengan kita, dan ketika kekurangan mereka diungkap, bukankah ini juga merupakan sebuah ujian bagi kita untuk dilewati? Shifu mengatakan bahwa konflik di antara praktisi adalah ujian dan konflik-konflik ini akan membantu kita untuk menyingkirkan berbagai keterikatan kita. Alasan mengapa masalah ini masih tetap eksis di antara kita karena kita belum cukup matang dalam kultivasi kita dan kita selalu tidak dapat mencari ke dalam secara konsisten. Kita tidak berhasil memperlakukan rekan praktisi kita dengan belas kasih. Hati kita masih tertutup dan belum cukup lapang. Dan xinxing (watak, kualitas moral) kita masih belum demikian tinggi.        

Waktu tidak akan menunggu kita dan pelurusan Fa akan segera berakhir. Jika kita gagal membentuk satu kesatuan tubuh karena kita tidak dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik, akan apa jadinya makhluk hidup yang kita telah berjanji untuk menyelamatkannya? Bukankah mereka akan tersingkirkan? Bukankah kita bersalah merintangi Shifu dalam meluruskan Fa? Saya pribadi berpikir bahwa rekan praktisi hendaknya tidak saling menyerang satu sama lain. Kita harus membuka hati dan berbagi pengalaman serta memperlakukan rekan praktisi dengan belas kasih. Pertama-tama kita harus menemukan permasalahan di antara diri kita sendiri, kemudian melakukan dengan baik apa yang semestinya kita lakukan. Dengan demikian kita dapat lebih baik membantu Shifu di masa pelurusan Fa dan menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup.     

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/9/14/208222.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/9/20/110985.html